A. Pendahuluan
Pendidikan memiliki tujuan untuk mengajarkan siswa dan membantu siswa
mengintegrasikan keterampilan, pengetahuan dan sikap untuk mengembangkan
pemahaman yang lebih baik dari konsep. Guru fokus pada pengajaran keterampilan
ilmu seperti fakta, konsep dan teori. Guru mendorong siswa dalam pembelajaran aktif
dengan melakukan penyelidikan ilmiah. Berdasarkan Aktamis & Ergin (2008), bahwa
keterampilan proses sains diperlukan untuk menghasilkan dan menggunakan informasi
ilmiah untuk melakukan penelitian ilmiah dan memecahkan masalah.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menyelidiki hubungan antara
keterampilan proses sains dan sikap terhadap ilmu pengetahuan, hubungan gender (jenis
kelamin) dan lingkungan terhadap tingkat pengetahuan tentang keterampilan proses
sains dan sikap terhadap ilmu pengetahuan pada siswa sekolah menengah pertama di
Palestina. Guru hanya berkonsentrasi pada penilaian prestasi akademik tetapi tidak
terhadap sikap siswa atau juga keterampilan proses sains. Keterampilan dasar proses
sains keterampilan seperti keterampilan mengamati, menggunakan angka dan
mengklasifikasikan merupakan dasar untuk akusisi keterampilan proses sains yang
terintegrasi (Skamp, 1988). Sedangkan Harlen (1999), mengungkapkan bahwa
keterampilan proses sains dikenal sebagai keterampilan prosedural, eksperimental dan
menyelidiki ilmu atau kemampuan ilmiah.
Pada pendahuluan terlalu banyak teori yang diulas, konsep dari mengapa
keterampilan proses tersebut diteliti pada sekolah menengah pertama kurang diuraikan
dalam pendahuluan. Didalam pendahuluan disebutkan dalam contoh bahwa guru
berkonsentrasi secara eksklusif pada penilaian prestasi akademik saja tetapi tidak pada
keterampilan proses sains dan hubungan antar siswa itu sendiri. Sepenggal kalimat ini
yang menjadi dasar atas penelitian yang diukapkan dalam pendahuluan jurnal
keterampilan proses sains dan sikap terhadap ilmu pengetahuan alam pada siswa SMP.
Seharusnya
kejadian
atau
permasalahan yang secara umum-spesifik yang terjadi di SMP yang ada di palestina,
bagaimana cara keterampilan proses itu diterapkan sehingga menghasilkan sikap ilmiah
pada siswa yang nantinya juga akan meningkatkan hasil kognitif siswa.
Hubungan antar variabel pada (Keterampilan Proses Sains dan sikap) tidak
di uraikan dalam pendahuluan. Dalam pendahuluan juga hanya menerangkan dasar
klasifikasi dan keterampilan ilmiah yang terintegrasi, dimana perincian tersebut
seharusnya diletakkan pada tinjauan pustaka. Dalam pernyataan permasalahan
dijelaskan bahwa yang pertama guru mengevaluasi dan kedua menyetujui karena
keterampilan berfikir dan keterampilan proses sains itu membuang-buang waktu dan
tenaga mereka. Yang seharusnya kalimat pernyataan permasalahan sebaiknya
digabungkan
kedalam
uraian
pendahuluan
sebagai
acuan
pembuka
untuk
Rurmusan masalah dijelaskan berdasarkan latar belakang yang telah dirincikan dalam
permasalahan yang terjadi di palestina, untuk rumusan masalah sudah benar dimana
pertanyaan penelitian bersifat mengukur objek penelitian dan mengetahui sejauh mana
Keterampilan Proses Sains dan sikap dapat dikembangkan dalam lingkup SMP yang ada
dipalestina. Rumusan masalah tersebut ditujukan untuk penelitian survei.
C. Metodologi Penelitian
Untuk menjawab tujuan penelitian, peneliti melakukan penelitian untuk
mengevaluasi keterampilan proses sains dan sikap siswa terhadap ilmu pengetahuan,
meneliti efek dari jenis kelamin dan lingkungan tempat tinggal terhadap sikap pada ilmu
pengetahuan, dan menguji hubungan antara keterampilan proses sains dan sikap
terhadap ilmu pengetahuan di siswa sekolah menengah pertama. Jenis penelitian yang
digunakan yaitu penelitian kuantitatif.
Populasi penelitian terdiri dari semua siswa kelas menengah atas di
Kabupaten Tulkarm, Palestina. Sampel diambil secara acak bertingkat dari 159 siswa
(72 laki-laki dan 87 perempuan) terpilih (20% dari populasi) untuk penelitian ini dari
kota dan desa. Semua siswa yang berpartisipasi dalam penelitian ini dipilih secara acak.
Sampel ini dinilai mewakili karakteristik populasi target. Karakteristik (jenis kelamin
dan tempat tinggal) dari sampel ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1 distribusi dari sampel penelitian
kota
desa
total
laki-laki
35
37
72
perempuan
54
33
87
basic
item kemampuan
integrasi
proses sains
1, 2
3, 4
5, 6
7, 8
9, 10
observasi
mengukur
klasifikasi
prediksi
komunikasi
proses sains
11, 12
13, 14
15, 16
17,18
kontrol variabel
hipotesis
eksprerimentasi
interpretasi data
untuk menyelidikiki hubungan variabel (Keterampilan Proses Sains dan sikap) terhadap
ilmu pengetahuan alam SMP di palestina.
D. Hasil Penelitian
1. Hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan keterampilan proses sains siswa SMP di
Palestina.
Tabel 3. Rerata, Standart Deviasi dan Presentasi dari Komponen Skill
Seperti yang telah terlihat di tabel 4, pada skill observasi merupakan skill
dengan nilai rerata paling tinggi yaitu 1,63 dan standart deviasinya 0,55. Sedangkan
pada memprediksi memiliki nilai tertinggi kedua yaitu 1,50 dengan standart deviasi
sebesar 0,68. Demikian juga dengan skill mengukur tertinggi ketiga dengan rerata
sebesar 1,40 dengan standart deviasi sebesar 0,68.
Pada tabel 3 mengungkapkan bahwa rerata dari keterampilan proses sains
terhadap ilmu pengetahuan menunjukkan kemampuan observasi, memprediksi dan
mengukur menjadi kemampuan yang paling mudah bagi siswa. Siswa menunjukkan
keterampilan tersebut merupakan keterampilan yang mudah dibanding keterampilan
lainnya. Sedangkan pada kemampuan mengontrol variabel paling rendah, peneliti
menganggap bahwa siswa memiliki sedikit pengalaman dan kesulitan menggendalikan
variabel dan ekspreimen. Temuan ini karena guru melakukan pembelajaran dengan cara
metode tradisional.
mengembangkan keterampilan proses sains siswa. Temuan seperti ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan Al-rabaani (2014) dan Ozgelen (2012) yang menyatakan
bahwa pembelajaran tradisional tidak dapat mengembangkan keterampilan proses sains
siswa.
a. Perbedaan level pengetahuan keterampilan proses sains dilihat dari jenis kelamin.
Tabel 4. t-tes perbedaan rerata dari level pengetahuan dari keterampilan proses sains
dilihat dari jenis kelamin.
bekerja dalam bisnis, siswa dikota tidak tertarik bekerja di pemerintahan, dan ini mengurangi
minat dalam pendidikan pada umumnya dan keterampilan proses sains khususnya.
a. Hasil level sikap terhadap ilmu pengetahuan dilihat dari jenis kelamin.
Tabel 7. t-tes rerata perbedaan dari level sikap terhadap ilmu pengetahuan dilihat dari
jenis kelamin.
Peneliti menggunakan t-tes untuk menganalisis data angket dari sikap siswa
terhadap ilmu pengetahuan dilihat dari jenis kelamin. Hasil dapat terlihat pada tabel 7
yaitu pada siswa laki-laki didapat hasil rerata sebesar 3,23 dan siswa perempuan
mendapat rerata sebesar 3,40. Hasil menunjukkan sikap terhadap ilmu pengetahuan
dilihat dari jenis kelamin lebih baik pada siswa perempuan. Hasil pada tabel 8
menunjukkan hasil uji t sebesar 1,49 dengan p>0,05. Nilai P lebih dari 0,01. Hal ini
berarti hasil tidak signifikan dalam sikap siswa terhadap ilmu pengetahuan karena jenis
kelamin. Hal ini karena siswa di palestina, siswa laki-laki dan siswa perempuan berasal
dari kelas yang sama. Mereka mengalami kondisi belajar mengajar yang sama.
b. Hasil level sikap terhadap ilmu pengetahuan dilihat dari tempat tinggal siswa.
Tabel 8. t-tes rerata perbedaan dari level sikap terhadap ilmu pengetahuan dilihat dari
tempat tinggal siswa.
F. Pertanyaan
Apakah ada pengaruh latar belakang pendidikan orang tua bisa mempengaruhi
keterampilan proses sains siswa dan sikap siswa terhadap ilmu pengetahuan?
G. Referensi
Al-rabaani, A. (2014). The acquisition of science process skills by Omanis preservice social studies teachers. European Journal of Educational Studies,
6(1), 13-19.
Aktamis, H., & Ergin, O. (2008). The effect of scientific process skills education on
students scientific creativity,science attitudes and academic achievements.
Paper presented at Asia-Pacific Forum on Science Learning and teaching.
June 2008.
Harlen, W. (1999). Purposes and procedures for assessing science process skills.
Assessment in Education, 6(1), 129-144.
http://dx.doi.org/10.1080/09695949993044
Ozgelen, S. (2012). Students science process skills within a cognitive domain
framework. EURASIA Journal of Mathematics, Science& Technology
Education, 8(4), 283-292. http://dx.doi.org/10.12973/eurasia.2012.846a
Skamp, K. (1988). Teaching Primary science constructively. (3rd ed). Australia:
Cengage Learning Australia Pty Limited.