I.PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Transformasi sektor pertanian ke sektor industri bagi negara sedang
berkembang seperti Indonesia tidaklah dapat dihindarkan. Indonesia merupakan
negara yang sedang beranjak dari negara agraris menuju negara industri yang maju,
maka peranan sektor pertanian masih tetap mewarnai kemajuan di sektor industri,
karena itulah diperlukan suatu kondisi struktur ekonomi yang seimbang antara bidang
industri yang kuat dengan dukungan pertanian yang tangguh.
Industri yang maju tidak terlepas dari rangkaian kegiatan yang dapat
menghasilkan barang dan jasa, usaha kecil mikro, dan menengah adalah usaha
ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau
badan usaha. Usaha kecil mikro bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung, yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi, salah satunya adalah
industri yang mengolah kedelai menjadi barang konsumsi.
1.2.Rumusan Masalah
1.2.1. Sejarah kacang kedelai
1.2.2.Produksi kacang kedelai
1.2.3.Pengolahan kacang kedelai secara tradisional dan modern
1.3.Tujuan Penulisan
1.3.1 untuk dapat mengetahui tentang sejarah kacang kedelai
1.3.2. untuk dapat mengetahui tentang produksi kacang kedelai
1.3.3 untuk dapat mengetahui tentang pengolahan kacang kedelai tradisional/modern
1.4.Metode Penulisan
Metode penulisan yang di gunakan untuk penulisan makalah ini yaitu jurnal,
buku referensi dan media internet
: Plantae
Devisio (devisi)
Subdivisio (subdivisi)
Kelas
: Dicotiledoneae
Ordo (bangsa)
: Polypetales
Familia (suku)
: Leguminoceae (kacang-kacangan)
Subfamili
: Papillionoideae
Genus (marga)
: Glycine
Spesies
soya (L.) sieb & Zucc. atau Soya max atau S. hipsida. (Rukmana dan
Yuniarsih, 1996).
III.PEMBAHASAN
3.1.Sejarah Kacang Kedelai (Glycine max (L.) Merill.)
Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh
manusia sejak 2.500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya perdagangan antar
negara pada abad ke-19, menyebabkan tanaman kedelai juga ikut tersebar ke berbagai
negara tujuan perdagangan tersebut, yaitu Jepang, Korea, Indonesia, India, Australia,
dan Amerika. Kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-16. Awal mula
penyebaran dan pembudidayaan kedelai yaitu di pulau Jawa, kemudian berkembang
ke pulau-pulau lainnya (Sumarno, 1983).
3.2.Produksi Kacang Kedelai
produktivitas kedelai di tingkat petani masih rendah, rata-rata 1.3 ton/ha dengan
kisaran 0.6-2.0 ton/ha, sedangkan potensi hasilnya bisa mencapai 3.0 ton/ha. Senjang
produktivitas yang sangat besar tersebut memberikan peluang bahwa peningkatan
produksi melalui peningkatan produktivitas di tingkat petani masih bisa dilakukan.
Hal tersebut telah dibuktikan oleh Kementerian Pertanian, dimana dari laporan Balai
Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian (2012) bahwa selama
kurun waktu 93 tahun (19182012), pemerintah Indonesia telah melepas 73 varietas
kedelai. Upaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas kedelai salah satunya
dengan perluasan wilayah tanam. Namun, upaya peningkatan produktivitas kedelai
tidak hanya perluasan wilayah tanam, tetapi juga penggunaan varietas unggul.
Varietas unggul sangat menentukan tingkat produktivitas tanaman dan merupakan
komponen teknologi yang relatif mudah diadopsi petani (Zanetta, Waluyo dan
Karuniawan 2013).
kedelai rata-rata mencapai 631 ribu ton, sedangkan ekspor rata-rata hanya sebesar
2300 ton per tahun.
Pengolahan Tempe
Tempe merupakan makanan tradisional yang telah lama dikenal di Indonesia.
Didalam SNI No. 01-3144-1992 tempe didefiniskan sebagai produk makanan hasil
fermentasi biji kedelai oleh kapang tertentu, berbentuk padatan kompak dan berbau
khas serta berwarna putih atau sedikit keabu-abuan.
Tempe dibuat dengan cara fermentasi atau peragian dengan menggunakan
bantuan kapang golongan Rhizopus. Pembuatan tempe membutuhkan bahan baku
kedelai. Melalui proses fermentasi, komponen-komponen nutrisi yang kompleks pada
kedelai dicerna oleh kapang dengan reaksi enzimatis dan dihasilkan senyawasenyawa yang lebih sederhana (Cahyadi,2007)
1. Jenis tempe
Jenis tempe bermacam-macam, tergantung pada jenis bahan baku yang
digunakan. Beberapa jenis tempe yang ada dan cukup banyak dibuat di
Indonesia dapat dilihat dalam Tabel 1.
2. Kandungan gizi
Tempe berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas, sehingga
menghambat
proses
penuaan
dan
mencegah
penyakit
degeneratif
10
pengukusan,
penambahan
inokulum/peragian,
pengemasan,
dan
11
Hal penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan soygurt adalah jenis
karbohidrat dalam susu kedelai sangat berbeda dengan karbohidrat yang terdapat
pada susu sapi. Karbohidrat yang ada pada susu kedelai terdiri golongan
oligosakarida dan polisakarida sedangkan karbohidrat pada susu sapi adalah laktosa.
Oleh karena itu perlu ditambahkan sumber gula diantaranya yang biasa digunakan
adalah sukrosa, glukosa, laktosa pada susu skim (Koswara, 1995).
Menurut Yusmarini et. al (1998) di dalam Yusmarini dan Efendi (2004),
mengemukakan bahwa apabila susu kedelai langsung diinokulasi tanpa penambahan
gula tidak akan menghasilkan soygurt yang berkualitas baik hal ini ditandai dengan
masih tingginya nilai pH dan tidak terjadi penggumpalan protein. Diagram alir proses
pembuatan soygurtdapat dilihat pada Gambar 2
12
IV. KESIMPULAN
Kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-16. Awal mula penyebaran
dan pembudidayaan kedelai yaitu di pulau Jawa, kemudian berkembang ke
pulau-pulau lainnya
Kedelai yang dibudidayakan sebenarnya terdiri atas paling tidak dua spesies
yaitu Glycine max (disebut kedelai putih, yang bijinya bisa berwarna kuning,
agak putih, atau hijau) dan Glycine soja (kedelai hitam, berbiji hitam).
Pengolahan kacang kedelai yaitu dijadikan tempe dan soygurt
DAFTAR PUSTAKA
13
Aman dan Harjo. (1973). Perbaikan Mutu Susu Kedelai di dalam Botol. Bandung :
Departemen Perindustrian Bogor
Cahyadi, W., 2007. Kedelai, Alternatif Pemasok Protein. http://www.conectique.com
(17 Januari 2010)
Gani, J. A., 2000. Kedelai Varietas Unggul Baru. Penerbit Instlasi Penelitian Dan
Pengkajian Teknologi Pertanian Mataram, Mataram.
Koswara, S. 1995. Teknologi Pengolahan Kedelai. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Astawan, made dan Wahyuni, 1991, Teknologi Pengolahan Pangan Tepat Guna,
Akademi Pressindo, Jakarta
Rukmana R, Yuyun Yuniarsih. 1996. Kedelai. Kanisius. Yogyakarta
Santoso Budi Hieronymus. (1994). Susu dan Yogurt Kedelai. Yogyakarta : Kanisius
Suprapti, L. 2003. Pembuatan Tempe. Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Winarno, F.G. 1984. Bahan Pangan Terfermentasi. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor
14