p6 k17
p6 k17
PERCOBAAN 6
COMMON BASIS
7.1
Tujuan Percobaan
1.
2.
3.
4.
5.
7.2
, 270k,
7.3
Gambar Rangkaian
Keterangan :
RL = 20k, 33k, 100 k, 180 k, 270k, 680k
7.4
Langkah Percobaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
7.5
Data Percobaan
Tabel 7.1 Hasil percobaan Common Basis
No
Frekuensi
(kHz)
Gambar Grafik
Rd()
RL()
Vi (mV)
VO (V)
56
20K
880
3.6
56
33K
880
3.9
56
100K
880
4.08
56
180K
880
4.4
56
270K
880
4.8
56
680K
880
6.2
7.6
Dasar Teori
Penguat common base (CB) merupakan bentuk aplikasi dari rangkaian prasikap
tegangan konfigurasi transistor CB yang bekerja pada daerah aktif. Pada daerah kerja
aktif, persambungan kolektor diberi prategangan balik (Junction C bernilai negatif) dan
persambungan emitter diberi prategangan maju (Junction E bernilai positif).
Penguat basis
memiliki nilai yang cukup tinggi (hampir sama dengan harga konfigurasi CE) sedangkan
nilai bati arusnya kurang dari.Untuk nilai Ri memiliki nilai yang sangat kecil sedangkan
nilai Ro memiliki nilai yang sangat besar daripada ketiga konfigurasi yang
lain.Penggunaan konfigurasi CB diperalatan elektronik berfungsi sebagai penyearah
(match) sumber berimpedansi rendah dengan beban berimpedansi tinggi yang di
gerakannya atau juga dapat berfungsi sebagai penguat tak terinversi(non inverting
amplifier)dengan bati tegangan yang lebih dari satu .Konfigurasi ini juga dapat digunakan
sebagai sumber arus tetap misalnya sebagai rangkaian lejang atau rangkaian sweep
(sweep circuit)untuk mengisi kapasitor secara linier.
Dalam Rangkaian Common Base, emitter sebagai input, collector sebagai output,
dan base sebagai ground.
-VEE
VIn
+VCC
Ke tingkat berikutnya
Gambar diatas melukiskan penguat basis yang ditanahkan atau basis bersama. Catu
VEE membias forward dioda emitter, dan catu VCC membias reverse dioda kolektor. Arus
emitter DC sama dengan tegangan pada resistor emitter dibagi dengan resistansi. Dalam
symbol:
IE
VEE VBE
RE
Tegangan kolektor ke tanah sama dengan tegangan catu VCC dikurangi penurunan
pada resistor kolektor.
VC VCC I C RC
Vout iC rC
Re
VIn
ZIn
RE
Ic
ZIn(emiter)
VOut
rC
v out iC rC
vin
ie re
z in RE r ' e
Atau
z in r ' e
Karena
RE
r' e
I E 1mA
Io
Ii
Vs Vi
Rd
VL
RL
Bati tegangan
Av
Vo
Vi
Rm
Vo
Vo
Av .Ri
Ii (Vi / Ri )
Transkonduktivitas(Gm)
Gm
Io (Vo / Rl ) Av
Vi
Vi
Rl
RL
(karena
I L =I o )
= RL//(RC+10K)
(3,9 K +10 K ).20 K
= (3,9 K +10 K )+2 0 K
= 8200
9,52.106 +4,9.104
4,99.104
I L I O
=
Ii
Ie
Dengan memasukkan nilai Vo (sama dengan -iC.RL) di persamaan (2)
I o=hfb . I i +hob (I o . RL ' )=hfb. I i hob . I o RL '
I o+ hob . I o RL '=hfb . I i
I o (1+ hob . R L ')=hfb . I i
Io
hfb
=
I i (1+hob . R L ' )
Sehingga
A I=
Io
hfb
=
I i (1+ hob . R L ') ..............(3)
AI
(0,98)
1+0,34. 106 .8200
AI
0.98
1+19,77.104
AI
= 0,977
Vi Ve
=
Ii Ie
Vi hib . Iihrb . ( Io . R L )
=
Ii
Ii
Vi
Io
'
=hibhrb . . R L
Ii
Ii
Langkah selanjutnya dengan mengganti
Vi
Ii
dengan Ri dan
Io
Ii
dengan
AI di persamaan di atas.
Ri=hibhrb .(AI ) . R L'
'
hfb
(1+ hob . R L ' )
diperoleh
Ri=hib+ hrb .(
Ri=hib(
hfb
'
L
(1+hob . R )
) . R L'
hrb .hfb
)
1
.............................(5)
+hob
R L'
((
Ri=hib
hrb . hfb
+ Rd
1
+ hob
RL'
5.104 .0,98
28
+56
1
+ 0,34.106
8200
88.00
Vo Vo
=
Vi Ve
Io . R L'
Vi
( Vo=I o . R L ' )
Vi
Ii
AI . R L'
Ri
hib
((
AV =
hfb
(1+hob . R L ') ) dan Ri (sama dengan
hrb . hfb
+ Rd
1
) dan menyederhanakannya maka menjadi,
+hob
RL '
hfb. RL'
hib+ Rd +(ho . Rd+ hib. hobhrb . hfb) RL'
hfb . RL '
hib+ Rd +( ho . Rd+ h)RL '
AV =
0,98.8200
6
4
28+56+( 0,34.10 .56+ 4,99.10 ) 8200
AV =91.06
Tegangan Keluaran
AV =
Vo
Vi
Vo= AV .Vi
88.00 . 0.88
80.1V
Vo
Vo
=
Io (hfb . I i +hob . V o ) ......................(6)
Ii=
hrb .Vo
( Rs+ hib)
Ro=
Ro=
(Rs+ hib)
hfb . hrb+ ( Rs+ hib ) hob
Ro=
(Rs+hib)
Rs .hob+ hib. hobhfb. hrb
Ro=
(Rs+ hib)
Rs .hob+ h
56+ 28
56. 0,34.106 + 4,99.104
161987,041
Rm=0,977.88.00
Rm=86
Transkonduktans (Gm)
Gm=
AI
Ri
Gm=
0,977
88,00
Gm=0.0111
RL ()
RL ()
AI
Ri ()
AV
Vo (V)
20000
8200
0,977
88,00
91,06
80,1
0,00049
33000
9780
0,976
88,77
107,6
94,68
100000
12203.6
0,975
89,95
132,4
180000
12903.5
0,975
90,29
270000
13219.4
0,975
680000
13621.5
0,975
7.7.2.1
Rm
Gm
161987,041
85,9
0,0110
0,00049
161987,041
86,6
0,0109
116,51
0,00049
161987,041
87.7
0,0108
139,4
122,67
0,00049
161987,041
88,03
0,0107
90,44
142,6
125,48
0,00049
161987,041
88.17
0,0108
90,64
146,6
129,00
0,00049
161987,041
88,37
0,0107
Hubungan RL terhadap Vo
Ro ()
RL ()
Vo (V)
20000
80,1
33000
94,68
100000
116,51
180000
122,67
270000
125,48
680000
129,00
7.7.2.2
Hubungan RL terhadap Av
RL ()
AV
20000
33000
100000
180000
270000
680000
91,06
107,6
132,4
139,4
142,6
146,6
Berdasarkan tabel 7.4 terlihat bahwa semakin besar nilai RL, maka
semakin besar pula nilai AV (Voltage Gain). Hal ini berarti RL berbanding lurus
dengan AV sesuai dengan RL yang juga berbanding lurus dengan Vo.
7.7.2.3
Hubungan RL terhadap Ai
RL ()
AI
20000
33000
100000
180000
270000
680000
0,977
0,976
0,975
0,975
0,975
0,975
7.7.1
7.7.2
dengan Hybrid
Dari data percobaan yang telah didapat dan data perhitungan
yang sudah dilakukan, dapat kita bandingkan nilai Vout terukur dan
terhitung.
Tabel 7.7 Hubungan RL dan AI
RL ()
Vo ukur (V)
3,6
3,9
4,08
4,4
4,8
6,2
20000
33000
100000
180000
270000
680000
Vo hitung (V)
80,1
94,68
116,51
122,67
125,48
129,00
Berdasarkan table 7.7 serta gambar di atas dapat kita lihat nilai antara Vout
ukur dan Vout hitung memiliki selisih yang sangat jauh. Hal ini dapat disebabkan
oleh kesalahan dalam pengukuran, kesalahan pengambilan data, kurang presisi alat
ukur, atau pemasangan komponen yang kurang tetap. Namun, terlihat bahwa
keduanya
menunjukan
nilai
yang
sama-sama
meningkat
seiring
dengan
meningkatnya nilai resistor yang digunakan. Hal ini berarti praktikum telah sesuai
teori bahwa penguat common base berguna untuk menguatkan tegangan. Maka,
kemungkinan besar, perbedaan yang mencolok dari kedua data dikarenakan nilai
resistor yang tertera tidak sesuai dengan nilai yang terukur.
7.1 Kesimpulan
1. Rangkaian penguat common base adalah rangkaian penguat yang berguna sebagai
penguat tegangan
2. Nilai Voltage Gain penguat common base relatif tinggi seiring semakin besarnya
tahanan beban
3. Rangkaian penguat common base tidak cocok menjadi penguat arus
4. Rangkaian penguat common base memiliki Rm tinggi yang berarti penguat ini
cenderung memiliki arus kecil, sedangkan tegangannya besar
5. Rangkaian penguat common base memiliki nilai Gm yang rendah, hal ini berarti
penguat ini dengan tegangan masukan kecil, tegangan keluaran cenderung lebih besar
dan arusnya kecil.
6. Rangkaian penguat common base memiliki nilai Ri yang sangat kecil dan nilai Ro
sangat besar.
7. Perbedaan hasil analisis dengan hybrid dengan tanpa hybrid memiliki perbedaan
yang cukup besar, hal ini disebabkan karena nilai parameter hybrid yang merupakan
tetapan memungkinkan perhitungan yang akurat.
8. Nilai perhitungan yang tidak tepat sama dapat disebabkan oleh kesalahan saat
pengambilan data (alat ukur kurang presisi)
9. Nilai tahanan beban berbanding lurus dengan nilai tegangan output membuktikan
bahwa common base merupakan penguat tegangan
10. Perbedaan nilai tegangan keluaran pengukuran dan penghitungan dapat terjadi
dikarenakan kesalahan pengambilan data