Disusun oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Keperawatan Anak dengan judul
Typhoid dan Atresia Ani pada Anak.Ucapan terima kasih juga tak lupa kami haturkan kepada
Bapak Wahyudi selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Anak.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisanini, untuk itu kritik
dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca sekalian, agar kedepannya kami mampu
memperbaiki dan menjadi lebih baik.
Terima kasih.
Purwokerto, 14 Januari 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang
terkontaminasi
kuman
salmonella
typhosa sehingga
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian typhoid?
2. Apa saja etiologi dari penyakit typhoid?
3. Bagaimana patofisiologi dari penyakit typhoid?
4. Apa manifestasi klinis dari penyakit typhoid?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Demam thypoid adalah suatu penyakit infeksi pada usus halus yang menimbulkan
gejala-gejala sistemik yang disebabkan oleh Salmonella Thyposa,Salmonella Parathypi
A,B,dan C.(Suratum, 2010).
Demam tifoid (enteric fever) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada
pencernaan, dan gangguan kesadaran (Nursalam dkk.,2005, hal 152).
Demam tifoid merupakan penyakti infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam
satu minggu atau lebih desertai gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa
gangguan kesadaran. (Rampengan, 2007).
B. Etiologi
Etiologi demam thypoid dan demam parathypoid adalah salmonella thypi,salmonella
parathypi A,salmonella thypi B dan salmonella thypi C.Wujud dari bakteri tersebut
adalah berupa basil gram negatif, bergerak dengan rambut getar, tidak berspora, dan
mempunyai tiga macam antigen yaitu antigen O (somatik yang terdiri atas zat kompleks
Bakteri salmonella
Malaise
Nafsu makan
berkurangterdapat
lipopolisakarida),
antigen H (flegella),
dan antigen VI. Dalam
serum penderita,
zat (aglutinin) terhadap ketiga macam antigen tersebut. Kuman tumbuh pada suasana
Lewat
aerob dan fakultatif anaerob pada
suhumakanan
15-41C (optimum 37C) dan pH pertumbuhan 6Intake makanan turun
8. Faktor pencetus lainnya adalah lingkungan, sistem imun yang rendah, feses, urin,
makanan atau minuman yang terkontaminasi, fomitus, dan lain-lain.
Saluran pencernaan
Metabolisme turun
C. Patofisiologi
Lambung
Kuman salmonella thypi masuk ke dalam
tubuh aktivitas
melalui
mulut dengan
Intoleransi
Gangg
nutrisi kurang
dari keb tubuh
Peradangan lokal meningkat
makanan dan air yang tercemar.Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung
Usus halus
dan sebagian lagi masuk ke dalam usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque
peteri di ileum terminalis yang mengalami perforasi.Di tempat ini komplikasi dengan
menembus kelamina propra terus masuk ke aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe
mesentrial dan juga mengalami
hipertropi. Setelah
melewati kelenjar limfe
Inflamasi
Peristaltik usus turun
berperan pada
Hipotalamus
Pembuluh limfe
Tdk terdengar
bising
usus zat
patogenesis,salmonella thyposa merangsang
sintesis dan
pelepasan
Komplikasi
Bakteri berkembang di hati dan limfe
Gangguan termogulasi
Nyeri tekan
Nyeri akut
E. Manifestasi Klinis
a. Masa tunas demam thypoid berlangsung 10-14 hari.
b. Minggu I : Keluhan dan gejala-gejala dengfan penyakit infeksi akut pada
umumnya
demam,nyeri
kepala,pusing,nyeri
otot,anoreksia,mual,muntah,
konstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut,batuk dan epistaksis, pada
pemeriksaan hanya didapatkan peningkatan suhu badan.
c. Minggu II : Gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam,bradikardi
relatif,lidah
khas
(kotor
di
tengah,tepi
dan
ujung
merah
dan
b.
distal ileum.
c.Ileus paralitik
2. Komplikasi ekstraintestinal
a. Komplikasi kardiovaskuler
Kegagalan sirkulasi perifer (sumbatan sepsis),miokarditis,trombosit.
b. Komplikasi darah :
Anemia hemolitik,trombosmopenia dan atau disseminuted intravaskuler
coaguction (D : C) dan sindrom uremia hemotolik
c.
d.
e.
f.
g.
G. Penatalaksanaan
Pengobatan demam thypoid terdiri atas 3 bagian yaitu :
a. Perawatan
Tirah baring absolut sampai minimal tujuh hari dari bebas demam atau dari 14
hari.Tujuan dari tirah baring adalah untuk menjaga tidak terjadinya komplikasi
perdarahan di usus (perforasi).Mobilisasi klien dilakukan secara bertahap sesuai
dengan pulihnya kekuatan klien.
b. Diet
- Diet yang sesuai ,cukup kalori dan tinggi protein
- Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.
- Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.
- Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7 hari.
c. Obat-obatan
- Kloramfenikol. Dosis yang diberikan adalah 4 x 500 mg perhari, dapat diberikan
a.
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan SGOT dan SGPT
b. Pemeriksaan feses : untuk melihat adanya lendir dan darah yang dicurigai akan
bahaya perdarahan usus dan perforasi
c. Uji Widal : untuk mendeteksi adanya bakteri Salmonella Thypi
d. Pemeriksaan darah tepi : untuk melihat tingkat leukosit dalam darah, adanya
leucopenia
e. Pemeriksaan urin : untuk melihat adanya bakteri Salmonella Thypi dan leukosit
f. Pemeriksaan sumsum tulang : untuk mendeteksi adanya makrofag
g. Serologis : untuk mengevaluasi reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi
(aglutinin)
I. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas klien
Meliputi nama,, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, suku/bangsa, agama,
status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit, nomor register dan diagnosa
medik.
b.
Keluhan utama
c.Keluhan utama demam tifoid adalah panas atau demam yang tidak turunturun, nyeri perut, pusing kepala, mual, muntah, anoreksia, diare serta
penurunan kesadaran.
d.
Riwayat penyakit sekarang
Peningkatan suhu tubuh karena masuknya kuman salmonella typhi ke dalam
tubuh.
e.Riwayat penyakit dahulu
Apakah sebelumnya pernah sakit demam tifoid.
f. Riwayat penyakit keluarga
g.
Apakah keluarga pernah menderita hipertensi, diabetes melitus.
h.
Pola-pola fungsi kesehatan
- Pola nutrisi dan metabolism
Klien akan mengalami penurunan nafsu makan karena mual dan muntah
saat makan sehingga makan hanya sedikit bahkan tidak makan sama sekali.
- Pola eliminasi
Eliminasi alvi. Klien dapat mengalami konstipasi oleh karena tirah baring
lama. Sedangkan eliminasi urine tidak mengalami gangguan, hanya warna
urine menjadi kuning kecoklatan. Klien dengan demam tifoid terjadi
peningkatan suhu tubuh yang berakibat keringat banyak keluar dan merasa
haus, sehingga dapat meningkatkan kebutuhan cairan tubuh.
- Pola aktivitas dan latihan
Aktivitas klien akan terganggu karena harus tirah baring total, agar tidak
terjadi komplikasi maka segala kebutuhan klien dibantu.
- Pola tidur dan istirahat
Pola tidur dan istirahat terganggu sehubungan peningkatan suhu tubuh.
- Pola persepsi dan konsep diri
Biasanya
terjadi
kecemasan pada
orang
tua terhadap
keadaan
penyakit anaknya.
- Pola sensori dan kognitif
Pada penciuman, perabaan, perasaan, pendengaran dan penglihatan
umumnya tidak mengalami kelainan serta tidak terdapat suatu waham pad
klien.
- Pola hubungan dan peran
Hubungan dengan orang lain terganggu sehubungan klien di rawat di rumah
sakit dan klien harus bed rest total.
-
i. Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Hipertermi berhubungan dengan invasi kuman ke dalam usus halus
b. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan proses
infeksi pada usus halus
c. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d kerusakan mukosa usus
d. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan tubuh
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Dx 1 : Hipertermi berhubungan dengan invasi kuman ke dalam usus halus
Tujuan : Suhu tubuh kembali normal
Kriteria hasil :
- tidak demam
- tanda-tanda vital dalam batas normal
- Suhu tubuh normal (36-37C)
- Ekspresi wajah ceria
Intervensi
1)
2)
3)
4)
5)
Intervensi
1)
2)
3)
4)
5)
6)
keadaan hangat
7) Beri nutrisi dengan diet lunak, tinggi kalori tinggi protein
8) Anjurkan kepada orang tua klien/keluarga untuk memberikan makanan
yang disukai
9) Anjurkan kepada orang tua klien/keluarga untuk menghindari makanan
yang mengandung gas/asam
10) Kolaborasi Berikan antiemetik, antasida sesuai indikasi
c. Dx 3 : Gangguan rasa nyaman nyeri b/d kerusakan mukosa usus
Tujuan : nyeri berkurang/hilang
Kriteria Hasil :
- Tidak ada keluhan nyeri
- Wajah tampak tampak rileks
- Ekspresi wajah ceria
- TTV dalam batas normal
Intervensi :
1)
2)
3)
4)
5)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demam thypoid adalah suatu penyakit infeksi pada usus halus yang menimbulkan
gejala-gejala sistemik yang disebabkan oleh Salmonella Thyposa,Salmonella Parathypi
A,B,dan C.
Penatalaksanaan typhoid diperlukan perawatan seperti tirah baring, diet, dan
pemberian obat-obatan seperti kloramfenikol, antibiotic,dll.
DAFTAR PUSTAKA
Betz, Cealy L. & Linda A. Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisi ke-3.
Jakarta : EGC.
Brunner dan Suddart.2002.Buku Ajar Ilmu Keperawatan Medikal Bedah,Edisi8.
EGC.Jakarta.
Doenges,Marylin,E.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Penerbit EGC.Jakarta.
Markel E.K,Vaye M.1981.Medikal Parasitologi.Citra Aditya Bakti.
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita.Yogyakarta : Fitramaya
Sudarti.2010. Kelainan dan Penyakit Pada Bayi dan Anak.Yogyakarta : Nuha Medika
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Sri Kurnianianingsih (ed),
Monica Ester (Alih Bahasa). edisi ke-4. Jakarta : EGC.