Anda di halaman 1dari 14

Bagian Keempat

GD2211 IHG 2

Reduksi Data Sudut,

Asimut dan Jarak


Dosen : Kosasih Prijatna
Wedyanto Kuntjoro

PENENTUAN POSISI
Satelit
SLR, GPS, Galileo, GLONASS, INSAR

Astronomik
Pengamatan bintang/matahari, VLBI

Terestrial
Polar, Poligon, Triangulasi, Triangulasi,
dsb.

Inersial

Fotogrametrik

Metode Terestrial
Hitungan penentuan posisi secara geodetik berdasarkan data
jarak dan sudut (horisontal dan vertikal) dapat dilakukan di :
Permukaan bumi (3D)
sistem koordinat toposentrik sistem koordinat geodetik
data sudut dipengaruhi oleh efek gravimetrik

Pemukaan ellipsoid referensi (2D)


sistem koordinat geodetik
data sudut dan jarak dipengaruhi efek gravimetrik dan geometrik

Bidang proyeksi peta (2D)


sistem koordinat proyeksi peta sistem koordinat geodetik
data sudut dan jarak dipengaruhi oleh efek proyeksi peta

Sebelum hitungan posisi, perlu proses


reduksi data

Arah (Asimut) & Sudut Horisontal


Ketika mengukur arah atau sudut horisontal, sumbu vertikal alat
theodolit pada kedudukan berimpit dengan arah vektor gayaberat.
Arah vektor gayaberat tidak berimpit dengan normal ellipsoid.

Agar arah atau sudut horisontal mengacu ke ellipsoid referensi,


arah dan sudut tersebut harus dikoreksi dengan efek defleksi
vertikal.
Selain itu, untuk posisi target bidik di atas ellipsoid, titik target
dan proyeksinya di permukaan ellipsoid tidak terletak pada
bidang normal yang sama apabila dilihat dari alat theodolit (skewnormal correction).
Demikian pula, arah ke titik target seharusnya adalah arah garis
geodesik, bukannya arah irisan normal (koreksi irisan
normal-geodesik).

SkewNormal Correction h
2

h2
h

sin 12 cos 12 cos

h2 = tinggi geodetik titik P2


12 = asimut sisi P1P2
2 = lintang geodetik titik P2

Mm=

M +M
1

2
M1 dan M2 masing-masing
adalah radius lengkung meridian
pada titik P1 dan P2

Koreksi Irisan NormalGeodesik g


22

e s cos
g =

m sin 2
12

12Nm
s = jarak P1 ke P2
m +

Nm = N 1 + N
2

N1 dan N2 masing-masing
adalah radius lengkung
irisan normal di P1 dan P2

Koreksi Efek Defleksi Vertikal


= (1 sin 12 1 cos 12 )cot z
1,1 = komponen defleksi
vertikal di P1

z = sudut zenit dari titik


P1 ke P2

Total Koreksi Asimut/Sudut Horisontal


Asimut
id

ia

= u + h + g +
12
12

P2

12

P1

12 = asimut sisi P1P2 ukuran

Sudut
Horisontal
id

ia

P2

123 = 13 12

u
123 = sudut horisontal ukuran

P1

123

u
123 = 123 + (h13 h12 ) + (g13 g12 ) + (13 12 )

P
3

Sudut Zenit
Hasil pengukuran sudut zenit hanya dipengaruhi oleh efek gravimetrik.

Agar sudut zenit mengacu ke arah normal ellipsoid, sudut tersebut


harus dikoreksi oleh efek defleksi vertikal.
= defleksi vertikal

12

zu

h
ay

ra

12

12

12

1,1 = komponen defleksi vertikal di P1

lo

r
m

a g

s
l

12

z12 = sudut zenit ukuran di P1

topografi

12

u + ( cos + sin
=z

P1
t

P2

12 = asimut geodetik sisi P1P2

Jarak Ruang
Dalam hal ini reduksi
dilakukan dari jarak ruang l ke
jarak di permukaan ellipsoid S
S = R = 2R sin

dengan :

12

2
l h
lo =

h1

+R1 +

lo
2R

h = h2 h1
R 1 + R2
R=
2

h2

R1 dan R2 masing-masing adalah radius Euler


di titik-titik P1 dan P2

Reduksi dari Ellipsoid ke Permukaan Bumi


Sudut dan jarak yang diperoleh dari data koordinat geodetik atau
peta, nilainya tidak sama dengan sudut dan jarak di permukaan bumi.
Pada beberapa kasus perlu dilakukan hitungan untuk mereduksi sudut
dan jarak dari koordinat geodetik ataupun dari peta ke sudut dan jarak di
permukaan bumi.
Contoh :- pengecekan alat ukur
- stake out
Prosedur reduksi dapat dilakukan dengan menggunakan inversi dari
rumus-rumus reduksi yang telah dibahas sebelumnnya.

Anda mungkin juga menyukai