Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PANCASILA

SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

DOSEN PENGAMPU :
Katarina Leba, S.Ag., M.Th.
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Ahmad Ramanda Albaiqi


Uswatun Khasanah
Diya Meri W
Alya Fauziyah
Viona Reza M
Siti Lailatul M
Citra Al Karina
PANCASILA KELAS 18

UPT BS MKU
UNIVERSITAS JEMBER
2015/2016

KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT, shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat
kami

mampu

menyelesaikan

tugas

limpahan rahmat-Nya

makalah ini guna memenuhi

tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila.


Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan
yang kami hadapi, namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan
bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi
dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang pengamalan dan penerapan sila keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber informasi, referensi dan berita. Makalah ini kami
susun dengan berbagai rintangan baik itu yang datang dari diri kami
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama

pertolongan

dari

Allah

akhirnya

makalah

ini

dapat

terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para
mahasiswa Universitas Jember. Kami sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen
pembimbing, kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan
makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca.
Jember, 23 September 2015

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG MASALAH

Pancasila merupakan dasar falsafah Negara Republik


Indonesia secara resmi tercantum didalam alenia ke-empat
Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yang ditetapkan
oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Pancasila yang
disahkan sebagai dasar negara yang dipahami sebagai
sistem filsafat bangsa yang bersumber dari nilai-nilai
budaya bangsa. Sebagai ideologi, nilai-nilai Pancasila sudah
menjadi

budaya

dalam

kehidupan

bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara di Indonesia.


Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan
teknologi saat ini nilai-nilai luhur pancasila diindikasikan
mulai

dilupakan

masyarakat

Indonesia.

Sendi-sendi

kehidupan di masyarakat sudah banyak yang tidak sesuai


dengan nilai-nilai luhur Pancasila.
Adapun perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai luhur
Pancasila
pelacuran,

misalkan

saja

penyimpangan

penyalahgunaan
seksual

(homo,

narkoba,
lesbian,

biseksual, pedofil, sodomi, zina, seks bebas, transeksual),


tindak kriminal atau kejahatan (perampokan, pencurian,
pembunuhan,

pengrusakan,

pemerkosaan,

dan

lain

sebagainya), gaya hidup (wanita bepakaian minimalis di


tempat umum, pria beranting, suka berbohong, dsb).
Penyimpangan-penyimpangan tersebut tidak sejalan
dan bahkan bertentangan dengan ajaran yang terkandung
didalam Pancasila. Sebagai ideologi negara, Pancasila
sebenarnya sudah mengatur prinsip-prinsip tata kehidupan
masyarakat Indonesia, berupa nilai-nilai luhur budaya
bangsa yang dapat dijadikan pedoman bagi seluruh rakyat
Indonesia

untuk

mencapai

kemajuan

dalam

hidup

berbangsa dan bernegara. Karena itu mestinya senantiasa


menjadi acuan digunakan sebagai pedoman tingkah laku
bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Melihat kenyataan yang terjadi dimasyarakat melalui
makalah

ini

penulis

ingin

mengungkapkan

betapa

pentingnya membaca, memahami dan mengaplikasikan


Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa permasalahan-permasalahan

yang

berkaitan

dengan butir sila ke-5 ?


2. Bagaimana tanggapan atas suatu pernyataan ?
3. Apa
yang
harus
dilakukan
agar
masyarakat
memperoleh apa yang menjadi haknya ?
4. Sikap apa yang seharusnya dikembangkan agar nilainilai Sila V dapat diwujudkan dalam kehidupan seharihari?
5. Apa contoh-contoh pelanggaran sila V dalam berbagai
aspek ?
6. Bagaimana

tanggapan

ketidakadilan yang terjadi!

terhadap

setiap

praktek

7. Apakah nilai-nilai luhur bangsa (Butir Sila V) masih


dihayati/dihidupi oleh masyarakat Indonesia khususnya
generasi muda saat ini?
8. Apa masih bisa disebut manusia Pancasilais?

1.3

TUJUAN

1. Diharapkan agar generasi muda bangsa Indonesia


dapat

mengamalkan

sila-sila

pancasila

dalam

kehidupan sehari-hari, khususnya sila kelima dalam


kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2. Untuk mengetahui pengertian dari Pancasila.
3. Untuk mengetahui nilai nilai yang terkandung dalam
sila kelima Pancasila.
4. Untuk mengetahui contoh nyata penyimpangan nilai
nilai sila kelima Pancasila.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

PENGERTIAN PANCASILA

Pancasila artinya lima dasar atau lima asas yaitu


nama dari dasar negara kita, Negara Republik Indonesia.
Pancasila sendiri di tetapkan menjadi dasar negara kita
sejak

18

agustus

1994.

Sebagai

nilai-nilai

bernegara,berpemerintahan, dan bermasyarakat. Hal ini


berarti bahwa semua tingkah laku dan tindakan pembuatan
harus dijiwai dan merupakan pencatatan dari semua sila
Pancasila.
Pancasila adalah dasar Negara dan ideologi Negara
yang

wajib

di

pahami,diamalkan,dipertahankan

oleh

seluruh warga Negara Indonesia.Usaha ini akan berhasil


apabila seluruh warga Negara memiliki sikap positif

dan

setia terhadap pancasila.

2.2

TANGGAPAN

TERHADAP

SUATU

PERNYATAAN
Struktur

ekonomi,

politik,

sosial,

budaya

menyebabkan orang tidak dapat memperoleh apa yang


telah menjadi haknya, atau tidak dapat memperoleh
bagian yang wajar dari kekayaan masyarakat/Negara.
Menurut pendapat kami, memang benar bahwa
struktur

ekonomi,

politik,

sosial

dan

budaya

adalah

penyebab umum sebagian orang tidak dapat memperoleh


apa yang sudah menjadi haknya. Seperti kami ambil
contoh

yaitu

bantuan

dari

pemerintah

(bbm).

Yang

mendapat bantuan seperti itu malah yang kaya , budaya


yang hal demikian tidak hanya terjadi pada golongan yang
berada dalam kondisi ekonomi menengah ke bawah akan
tetapi juga menjadi budaya yang terjadi pada golongan
masyarakat pada kondisi ekonomi menengah ke atas.
Sedangkan yang miskin tidak mendapatkan bantuan
tersebut, hal ini berkaitan dengan politik dimana terkadang

orang-orang berkaitan dengan hal tersebut menggunakan


kekuasaannya

hanya

pada

golongan

mereka

sendiri.

Sehingga menimbulkan ketidakmerataan penyaluran dana


yang menjadi hak orang lain. Hal ini akan terus terjadi
secara terus-menerus apabila antar pihak yang berkaitan
tidak melakukan kerja sama yang baik.
Artinya antara pemerintah dan masyarakat harus
melakukan kerja sama yang baik. Apabila usaha keras
dilakukan hanya salah satu pihak misalnya hanya dari
pihak

rakyat

saja

tanpa

adanya

dukungan

dari

pemerintahan maka ketidakadilan tersebut akan tetap


terjadi.
Dalam kasus ini pemerintah memiliki wewenang
untuk

menentukan

kebijakan-kebijakan

yang

mempengaruhi strukutur ekonomi politik, sosial budaya,


sementara rakyat walaupun bisa protes tetap saja tidak
memiliki wewenang untuk mengambil kebijakan.
2.3

TINDAKAN

AGAR

MASYARAKAT

MENDAPATKAN HAKNYA
2.3.1 Keadilan Sosial
Membahas tentang hak yang diperoleh oleh
masyarakat, maka hal tersebut tidak jauh dengan nilai
keadilan. Nilai keadilan tidak hanya terdapat dalam sila
kelima pancasila, namun juga terdapat dalam sila kedua
pancasila yakni Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Keadilan maupun sosial memiliki makna yang
terpisah satu sama lain. Sosial berasal dari bahasa latin
dari kata socius yang memiliki arti kawan atau teman dan
dalam arti luasnya berarti persaudaraan dalam pergaulan
hidup manusia. Sedangkan keadilan berakar dari kata

adil yang artinya memperlakukan dan memberikan


sesuatu hal yang telah menjadi haknya baik terhadap diri
sendiri, terhadap sesama manusia, terhadap Tuhan
maupun terhadap lingkungan alam, tidak berat sebelah
serta tidak memihak.
Jadi keadilan adalah hal yang berisi tuntutan agar
orang memperlakukan sesamanya sesuai dengan hak dan
kewajibannya. Dari uraian tersebut, maka jelaslah bahwa
keadilan sosial memberi perimbangan antara hak dan
kewajiban antar sesama, memberi kebahagiaan untuk
semua orang, tidak ada penindasan dan penghinaan serta
pemerataan dalam segala bidang kehidupan material
maupun spiritual dalam arti keadilan itu tidak hanya untuk
golongan atas, tetapi juga untuk golongan bawah.
2.3.2 Struktur Ekonomi, Politik dan Sosial
Budaya
Indonesia adalah Negara yang memiliki aneka
keberagaman suku bangsa, budaya, agama, bahasa dan
lain sebagainya. Saat ini kesenjangan sosial dan ekonomi
telah terbentuk di Indonesia dan tumbuh di tengah
tengah kehidupan masyarakat nusantara. Kesenjangan
tersebut meliputi golongan yang mempunyai modal,
berpendidikan serta berpengaruh dari kota kata besar
dengan golongan yang termasuk melarat serta
berpendidikan (Nasikun, 1995: 48).
Pendapat Nasikun tersebut didukung oleh Hefner
(2005: 75) yang menyatakan bahwa Indonesia memiliki
struktur sosial yang majemuk dengan berbagai agama dan
lebih dari 300 grup etnis. Struktur sosial yang demikian

tersebut, sangatlah rawan timbulnya perpecahan dan


konflik dalam masyarakat.
Negara Indonesia dikenal dengan Negara agraris dan
maritim. Sebagian besar penduduk Indonesia bermata
pencaharian sebagai petani dan nelayan karena hal itu
didukung dengan luasnya lahan untuk bertani dan luasnya
perairan Indonesia. Sektor pertanian yang selama ini telah
menjadi punggung perekonomian Indonesia telah tergeser
dengan sektor industri yang semakin berkembang pesat
tidak hanya di kota kota besar tetapi juga di desa desa.
Sekarang ini banyak lahan pertanian yang beralih
dijadikan pembangunan industri. Karena hal inilah
sekarang fenomena urbanisasi setiap tahun selalu
meningkat. Penduduk desa beralih ke kota untuk mencari
pekerjaan. Namun, karena minimnya pengalaman dan
pendidikan yang dimiliki sekaligus terbatasnya lapangan
pekerjaan, membuat mereka kesulitan mendapat kerja dan
akhirnya menjadi pengangguran. Selain itu, meluasnya
pengaruh globalisasi membuat masyarakat menjauhi
kegiatan ekonomi yang tradisional.
Dalam bidang politik saat inipun tidak menunjukkan
sikap yang merakyat. Banyak partai politik yang berdiri,
tetapi hanya mementingkan kepentingan golongan saja.
Para wakil rakyat saat ini terkesan hanya bermain. Korupsi,
kolusi dan nepotisme semakin marak terjadi. Hak hak
rakyat dilupakan dan diabaikan. Sudah terlihat jelas bahwa
memang struktur ekonomi, politik dan sosial budaya
memyebabkan masyarakat kehilangan haknya.
Lalu apa yang harus dilakukan agar masyarakat
memperoleh apa yang menjadi haknya?

Langkah paling sederhana adalah dimulai dari kesadaran


diri sendiri, tidak peduli status sosial seseorang di atas
atau dibawah haruslah tetap dihargai dan dihormati.
Keadilan dalam pemenuhan hak masyarakat di segala
bidang akan terwujud apabila orang menyadari akan
pentingnya keadilan itu sendiri bagi kehidupan, bukan
hanya sekedar menyadarinya namun mengamalkannya.
Selain itu, jika kita merasa menjadi orang yang
mampu dalam segi material maupun spiritual hendaknya
selalu membiasakan berbagi apa yang kita miliki dengan
sesama.Untuk mewujudkan keadilan sosial sangat
diperlukan adanya keterbukaan. Keterbukaan yang
berisikan kebebasan informasi agar masyarakat
mengetahui struktur ekonomi, politik dan sosial budaya
yang tidak adil. Dengan adanya keterbukaan akan lebih
memudahkan membangun kesadaran masyarakat untuk
ikut aktif dalam membongkar ketidakadilan sosial dan
menggantinya dengan struktur yang lebih adil.
Adapun langkah langkah yang harusnya dapat
dilakukan pemerintah yaitu:
1. Memelihara kepentingan umum daripada
kepentingan golongan
2. Realisasi pembangunan yang benar benar dapat
dilaksanakan dan berguna serta dinikmati oleh
seluruh lapisan masyarakat
3. Pemerataan dalam segala aspek ( pemenuhan
kebutuhan pokok rakyat,memperoleh pendidikan dan
pelayanan kesehatan, pembagian pendapatan,
kesempatan kerja serta usaha, kesempatan untuk
aktif dalam pembangunan terutama pada generasi

muda dan kaum wanita serta penyebaran


pembangunan di seluruh wilayah tanah air).
2.4

SIKAP YANG HARUS DIKEMBANGKAN PADA

SILA KELIMA UNTUK DITERAPKAN DI


KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Sila kelima pancasila keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia memiliki makna pokok dari keadilan
yaitu hakikat kesesuaian dengan hakikat adil. Sila kelima
pancasila didasari dan dijiwai oleh keempat sila lainnya
yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan dan kerakyatan.
Hal ini mengandung hakikat makna bahwa keadilan adalah
sebagai akibat adanya Negara kebangsaan dari manusia
manusia berketuhanan Yang Maha Esa. Sila keadilan sosial
adalah tujuan dari keempat sila lainnya.
Secara ontologis, hakikat keadilan sosial juga
ditentukan oleh adanya hakikat keadilan sebagaimana
terkandung dalam sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil
dan beradab.. menurut Notonagoro. Hakikat keadilan yang
terkandung dalam sila kedua yaitu keadilan yang
terkandung dalam hakikat manusia monopluralis yaitu
manusia yang adil terhadap diri sendiri, terhadap sesama
dan terhadap Tuhan. Penjelmaan dari keadilan
kemanusiaan monopluralis menyangkut manusia sebgaai
makhluk hidup dan makhluk sosial. Dengan demikian
keadilan sosial didasari oleh sila kedua.
Atas dasar uraian diatas, lalu bagaimanakah sikap
yang harus dikembangkan? Sikap yang harus
dikembangkan pada diri kita harus mencakup 3 keadilan
yang terwujud dalam kehidupan bersama yaitu:
1. Keadilan Distributif

Suatu hubungan keadilan antara Negara terhadap warga


negaranya, dalam arti pihak Negara yang wajib memenuhi
keadilan dalam bentuk keadilan membagi, dalam bentuk
kesejahteraan, bantuan, subsidi serta kesempatan dalam
hidup bersama didasarkan atas hak dan kewajiban.
2. Keadilan Legal (Keadilan Bertaat)
Hubungan keadilan antar warga Negara tehadap Negara
dan dalam hal ini pihak wargalah yang wajib memenuhi
keadilan dalam bentuk mentaati peraturan perundang
undangan yang berlaku dalam Negara.
3. Keadilan Komulatif
Keadilan antara warga satu dengan warga lainnya secara
timbal balik. Keadilan ini bertujuan untuk memelihara
ketertiban masyarakat dan kesejahteraan bersama.
2.5

PELANGGARAN SILA KELIMA DIBERBAGAI

BIDANG
2.5.1 Analisis Pelanggaran
Sila

keadilan

sosial

bagi

seluruh

rakyat

Indonesia yang merupakan sila ke lima dari Pancasila


ternyata dalam pelaksanaanya sudah tidak sesuai dengan
kondisi dan harapan rakyat Indonesia saat ini.
Cita-cita nasional bangsa Indonesia adalah untuk
menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Walaupun
cita-cita tersebut sudah dicanangkan sejak Indonesia
merdeka, namun pada kenyataanya pencapaiannya masih
sangat jauh dari yang diharapkan.
Perjuangan menuju keadilan dan kesejahteraan sosial
ternyata memang masih banyak kendala. Salah satu faktor
yang menjadi penghambat terbentuknya masyarakat yang
adil dan makmur tersebut adalah kurang ditegakannya
keadilan

disemua

lini

kehidupan

masyarakat

dalam

bernegara. Karena jika keadilan ditegakkan dengan baik,

maka kesejahteraan dan kemakmuran suatu negara akan


tercipta.
Sila ke-5, yang seharusnya sudah terlaksanakan
dengan baik dalam kehidupan, justru pada prakteknya,
pelaksanaan dari sila tersebut tidak sesuai dengan kondisi
rakyat Indonesia saat ini, dimana masih ada praktek
diskriminasi dari para penguasa. Menanggapai masalah
tersebut dalam tulisan ini ada empat hal yang ingin saya
paparkan yaitu mengenai bukti penerapan keadilan dalam
bidang hukum, kesehatan, pendidikan dan ekonomi, yang
dirasa

mempunyai

masalah

kompleks

terhadap

implementasi dari sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat


Indonesia.
1. Bidang Hukum
Hukum memang harus ditegakkan tetapi keadilan
terhadap hukum tersebut juga harus ditegakkan. Contoh
kecil yang menggambarkan bukti ketidakadilan hukum di
Indonesia

ini

adalah

banyaknya

kasus

korupsi

yang

menyeret pejabat publik seperti kepala daerah, anggota


legislatif, para anggota kabinet dan politisi partai politik
yang merugikan negara sampai milyaran rupiah, tetapi
hukuman yang diberikan tidak sebanding dengan apa yang
telah diperbuat dan kadang walaupun sudah divonis
sebagai tersangka masih saja bisa pergi kemana-mana
bahkan sampai keluar negeri.
Sedangkan jika kasusnya menimpa rakyat miskin
seperti

yang

pernah

menimpa

nenek

Minah

yang

tersandung kasus pencurian 2 buah Kakao justru hukuman


yang diterima tidak sebanding dengan apa yang diperbuat.
Dari sini menggambarkan bahwa hukum yang ada itu
hanya berlaku untuk orang-orang miskin saja, sedangkan

untuk orang kaya atau pejabat publik hukum itu tidak


terlalu ditegakkan dengan benar. Sehingga hukum itu
dapat diibaratkan sebagai pisau, lancip dibawah dan
tumpul diatas.
Padahal dalam UUD 1945 Pasal 28D Ayat (1) Tentang
Hak Asasi Manusia hasil amandemen disebutkan bahwa
setiap

orang

perlindungan,

berhak

dan

atas

kepastian

pengakuan,
hukum

yang

jaminan,
adil

serta

perlakuan yang sama dihadapan hukum. Tetapi pada


kenyataanya jauh dari apa yang diharapkan, ini menjadi
bukti bahwa keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia belum
sepenuhnya bisa ditegakkan dengan baik.
2. Bidang Kesehatan
Buruknya layanan kesehatan masih menjadi keluhan
dikalangan masyarakat yang kurang mampu di Indonesia.
Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek, mulai dari
antrean yang panjang, kerumitan dalam mengurus syaratsyarat administrasi, bahkan tidak jarang yang mendapat
penolakan dari berbagai rumah sakit. Hingga pungutan liar
untuk memperoleh pengobatan gratis juga masih terjadi.
Buruknya pelayanan kesehatan yang diterima rakyat
miskin

menjadi

potret

bahwa

keadilan

belum

bisa

ditegakkan dengan baik. Tapi disisi lain, orang kaya atau


orang yang mempunyai jabatan/pangkat tinggi justru
mendapatkan pelayanan yang istimewa. Padahal dalam
UUD 1945 pasal (28) H ayat (2) tentang Hak Asasi Manusia
menyebutkan bahwa setiap orang berhak mendapat
kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai
persamaan dan
rakyat

miskin

keadilan.

masih

Tetapi

banyak

pada

kenyataannya

mendapatkan

diskriminasi dari pihak rumah sakit.

perlakuan

3. Bidang Pendidikan
Masalah lain yang memperlihatkan ketidakadilan
dalam dunia pendidikan yaitu ketidakmampuan warga
miskin untuk memperoleh pendidikan yang layak, sehingga
banyak anak-anak Indonesia yang tidak mampu untuk
sekolah karena biaya sekolah yang dirasa memberatkan.
Oleh sebab itu pemerintah seharusnya memprioritaskan
warga miskin Indonesia dengan memberikan pendidikan.
Sehingga anak-anak yang kurang mampu tersebut dapat
mengenyam pendidikan yang layak dibangku sekolah
seperti anak-anak pada umumnya.
Selain masalah tersebut terdapat masalah-masalah
yang lain yang harus diperhatikan oleh pemerintah salah
satunya adalah pendidikan untuk anak-anak di daerah
pedalaman atau di daerah perbatasan, pemerintah dinilai
hanya memprioritaskan pendidikan untuk daerah-daerah
yang sudah maju saja, sementara untuk pendidikan di
daerah-daerah pedalaman cenderung diabaikan. Banyak
anak-anak
pendidikan

di

daerah pedalaman yang membutuhkan

formal,

bahkan

hanya

untuk

sampai

kesekolahan saja mereka sampai harus rela berjalan atau


menyeberangi sungai yang jaraknya sangat jauh dari
tempat tinggalnya.
4. Bidang Ekonomi
Keadilan dalam bidang ekonomi di negara kita belum
bisa terwujud sebagaimana yang telah diharapkan dalam
Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila. Justru masalah
yang paling miris di bidang ekonomi yaitu masalah
kemiskinan. Kemiskinan ini menjadi bukti dari penegakkan
keadilan yang tidak sempurna padahal dalam konstisusi
telah

ditetapkan

bahwa

fakir

miskin

dan

anak-anak

terlantar dipelihara oleh negara, tapi pada kenyataanya

malah menyimpang dari apa yang telah ditetapkan pada


konstitusi, fakir miskin dan anak-anak terlantar dibiarkan
keliaran dijalan-jalan untuk mengemis, bahkan mereka
tidur di bawah kolong jembatan hanya dengan beralaskan
kardus bekas.
Masalah lain yang mencerminkan tidak adanya
keadilan dalam bidang ekonomi adalah pengeksploitasian
terhadap buruh-buruh pabrik untuk bekerja selama berjamjam tetapi dengan tingkat upah yang sangat rendah.
Sehingga dari eksploitasi tersebut perusahaan memperoleh
keuntungan yang sangat besar, karena perusahaan bisa
mempekerjakan buruh yang murah dan yang mau bekerja
keras untuk kemajuan perusahaanya. Itulah sedikit potret
mengenai bukti dari implementasi dari sila ke-5 yang tidak
sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini.
5. Bidang Budaya
Kehidupan masyarakat papua dengan masyarakat
jakarta tentulah sangat berbeda, yang penduduknya juga
merupakan penduduk Indonesia juga, tetapi kehidupan
mereka sangat jauh berbeda. Masih banyak masyarakat
papua yang memakai koteka, pembangunan di derah
tersebut juga tidak merata. Kita bandingkan saja dengan
kehidupan masyarakat di Jakarta, banyak orang-orang
memakai pakaian yang berganti-ganti model, banyak
bangunan menjulang tinggi.
2.5.2 Upaya Pemecahan
Diperlukan

upaya

yang

tidak

mudah

untuk

menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera, paling


tidak untuk menciptakan hal tersebut perlu ada kesadaran
dari

masing-masing

individu

untuk

merubahnya,

jika

perubahan itu bisa terlaksana dengan baik tentunya


keadilan itu akan dapat dengan mudah tercipta, baik dalam
bidang hukum, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lainlainnya.
Untuk menciptakan keadilan yang merata seperti
yang tercermin dalam Pancasila tepatnya sila ke-5, peran
dari pemerintah untuk mengupayakan hal tersebut sangat
diperlukan. Agar implementasi dari sila tersebut dapat
benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan
bukan malah merugikan masyarakat.
Sebagai contoh dalam bidang kesehatan, pemerintah
membebaskan

biaya

kesehatan

dan

mengutamakan

pelayanan kesehatan terhadap warga yang kurang mampu,


meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi
warga yang kurang mampu serta meningkatkan partisipasi
dan konsultasi kesehatan terhadap warga yang kurang
mampu.
2.6

NILAI-NILAI LUHUR BANGSA YANG MASIH

DIHAYATI/DIHIDUPI

OLEH

MASYARAKAT

INDONESIA KHUSUSNYA GENERASI MUDA


Pancasila merupakan pencerminan jiwa kebangsaan
Indonesia. Nilai nilai yang terkandung didalamnya
sangatlah luhur. Pancasila dirancang sedemikian rupa
sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Penerapan
nilai luhur sila kelima ini erat hubungannya dengan hak dan
kewajiban kita sebagai makhluk sosial. Makna dalam sila
kelima ini adalah adanya kemakmuran yang merata bagi
seluruh rakyat dimana seluruh kekayaan diperguanakan
untuk kebahagiaan bersama dan melindungi yang lemah.

Contoh realisasi penerapannya pada generasi muda


yang paling sederhana adalah bersikap adil terhadap
teman, tidak membedakan status sosial diantara teman,
menghormati hak hak orang lain, mengembangkan
perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan serta gotong royong (dalam hal ini contohnya
adalah mengikuti berbagai kegiatan organisasi di
lingkungan kampus sehingga menumbuhkan semangat
kekeluargaan yang didalamnya setiap anggota diberi tugas
yang sesuai dengan kapasitas kemampuan masing
masing), suka memberi pertolongan kepada orang lain
agar dapat berdiri sendiri, tidak menggunakan hak milik
orang lain untuk usaha usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain serta suka menghargai hasil karya
orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
Namun ternyata dalam kenyataannya sila kelima
masih memiliki banyak kekurangan. Perwujudan suatu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia setelah 70
tahun merdeka masih belum maksimal sekaligus
merupakan sila yang diabaikan oleh penyelenggara Negara
Kesatuan Republik Indonesia dari saat kemerdekaan 17
Agustus 1945 sampai dengan saat ini. Telah dijelaskan
sebelumnya bahwa banyak sekali pelanggaran yang
dilakukan terhadap sila kelima pancasila ini.
2.7
MANUSIA PANCASILAIS
Manusia pancasilais adalah insan insan yang tetap
teguh mengamalkan butir butir pancasila. Seseorang
dapat dikatakan seorang manusia pancasilais jika mampu
menbawakan dirinya pada posisi yang tepat, sesuai hak

dan keawajibannya. Seorang manusia pancasilais harus


mampu menempatkan dirinya menjadi rekan sesama
manusia sekaligus menjadi hamba Tuhan pada saat yang
bersamaan.
Setelah menganalisis berbagai hal yang berkaitan
dengan butir butir sila kelima pancasila, kami
mendapatkan kesimpulan bahwa saat ini masyarakat
Indonesia sudah tidak pantas disebut menjadi seorang
manusia yang pancasilais. Hal tersebut dikarenakan
banyaknya pelanggaran pelanggaran yang terjadi hingga
saat ini. Bukan hanya pada sila kelima pancasila namun
merata pada seluruh sila pada pancasila.
Saat ini pancasila hanyalah slogan. Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme, penyalahgunaan budaya asing,
penganiyaan, pencabulan dan masih banyak lagi
pelanggaran lainnya yang terus berkobar di Indonesia.
Banyak sekali penindasan yang masih terjadi. Orang kaya
menindas orang miskin. Majikan menganiaya
pembantunya, penindasan antar umat beragama, guru
menganiaya muridnya dan lain sebagainya. Atas dasar
inilah masyarakat Indonesia tidak pantas disebut sebagai
manusia pancasilais.

BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Kesimpulan yang kami sepakati bersama adalah pada
masa ini, nilai nilai yang terkandung dalam sila kelima
pancasila sudah terlupakan dan terabaikan oleh seluruh
elemen baik itu masyarakat maupun pemerintah. Tidak
hanya sila kelima pancasila tetapi pelanggaran juga
terjadi terhadap keempat sila lainnya. Sangat
disayangkan nilai nilai pancasila yang diambil dari
kepribadian bangsa yang seharusnya mudah diterapkan
tetapi pada kenyataannya hanya sebatas teori saja
tanpa pangamalan.
3.2
SARAN

Dari penjelasan yang kami tuliskan diatas mengenai sila

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia kami telah


menarik kesimpulan mengenai isi dari makalah ini. Isi dan
kesimpulan yang kami tulis bisa saja berubah apabila
ditemukan data yang lebih akurat dan valid dari yang telah
ada dalam makalah kami ini. Karena itu janganlah terlalu
berpegang pada makalah ini yang tentunya memiliki banyak
kekurangan, baik yang diketahui ataupun tidak diketahui,
maka bacalah juga makalah, buku, artikel ataupun bacaan lain
yang berhubungan dengan materi yang kami bahas ini yang
tentunya akan menambah pengetahuan kita bersama dalam
pengamalan dan penerapan butir butir pancasila.

DAFTAR PUSTAKA

Kaelan.2002.Pendidikan Pancasila.Yogyakarta:Paradigma.
Kaelan.2010.Pendidikan Pancasila.Yogyakarta:Paradigma.
Hardani, Djoko Pontjo.2011.Bahan Kulian Pendidikan
Pancasila.Jember:UPT BS MKU Universitas Jember.
Kaelan, Zubaidi Achmad.2012.Pendidikan
Kewarganegaraan.Yogyakarta:Paradigma.
www.gurupendidikan.com/pengertian-pancasila-menuru-para-ahli/
diakses pada tanggal 23 September 2015 pukul 20.31 WIB
pancasila2013.weebly.com/pengertian-pancasila.html diakses pada
tanggal 23 September 2015 pukul 21.03 WIB

https://politikbersihcerdassantun.wordpress.com/2013/0
4/07/keadilan-sosial-bagi-seluruh-rakyat-indonesia
diakses pada tanggal 25 September 2015 pukul
11.07 WIB
https://leonardoansis.wordpress.com/goresan-penasahabatku-yono/keadilan-dalam-bidang-ekonomi
diakses pada tanggal 25 September 2015 pukul
14.15 WIB
http://www.indonesiainvestments.com/id/budaya/politik/ikhtisar-strukturpolitik/item385 diakses pada tanggal 25 September
2015 pukul 14.33 WIB
http://juwita.blog.fisip.uns.ac.id/2012/05/29/strukturdan-fungsi-politik/ diakses pada tanggal 25
September 2015 pukul 14.57 WIB
http://pancasila.weebly.com/penerapan-sila-dalamkehidupan.html diakses pada tanggal 27 September
2015 pukul 19.11 WIB
http://melatiputri.web.ugm.ac.id/2014/12/01/buktipelanggaran-terhadap-5-sila-pancasila-2/ diakses
pada tanggal 27 September pukul 19.32 WIB
http://implementasi-nilai-pancasila12345.blogspot.co.id/
diakses pada tanggal 27 September 2015 pukul
20.01 WIB
http://budisansblog.blogspot.co.id/2012/06/merajutmanusia-pancasilais.html diakses pada tanggal 27
September 2015 pukul 20.31 WIB

Anda mungkin juga menyukai