Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN KELOMPOK 7

Koagulasi Darah Serta Perhitungan Sel Darah


Merah dan Sel Darah Putih
Miftahur Rohmah (1511100061)
Jurusan Biologi, Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: miftahur11@mhs.bio.its.ac.id

AbstrakHematologi adalah ilmu tentang darah dan


jaringan pembentuk darah yang merupakan salah satu
sistem organ terbesar dalam tubuh. Tujuan dilakukannya
praktikum ini adalah untuk mengetahui waktu yang
dibutuhkan untuk koagulasi, mengetahui faktor-faktor
terjadinya koagulasi, dan menghitung jumlah sel darah
merah dan sel darah putih dengan menggunakan bilik
hitung. Probandus yang digunakan adalah probandus pria
dan perempuan dengan berat badan yang berbeda. Untuk
sel darah dihitung dengan hemasitometer dan
pengambilannya menggunkan pipet thoma. Waktu
koagulsi darah peling cepat adalah perempuan dan
semain ringan berat badan maka semakin lama waktu
koagulasi darah. Jumlah eritrosit pria lebih banyak
daripada perempuan dan jumlah eritrosit lebih banyak
daripada jumlah leukosit.
Kata KunciEritrosit, hemasitometer, hematologi, koagulasi,
leukosit

I. PENDAHULUAN
EMATOLOGI adalah ilmu tentang darah dan jaringan
pembentuk darah yang merupakan salah satu sistem
organ terbesar dalam tubuh [1]. [2] mendefinisikan
hematologi sebagai studi tentang darah dan organ pembentuk
darah. Darah membentuk 6 sampai 8% dari berat tubuh total
dan terdiri dari sel-sel darah yang tersuspensi di dalam suatu
cairan yang darah disebut plasma [1]. Darah terdiri dari
sekitar 45% komponen sel dan 55% plasma. Komponen sel
tersebut adalah sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit), dan keeping darah (trombosit). Eritrosit berjumlah
99% dari total komponen sel, sisanya 1% sel darah putih dan
platelet. Plasma terdiri dari 90% air dan 10% sisanya dari
protein plasma, elektrolit, gas terlarut, berbagai produk
sampah metabolism, nutrient, vitamin dan kolesterol. Protein
plasma terdiri dari albumin, globulin dan fibrinogen [3].
Fungsi utama darah adalah untuk transportasi; sel darah
merah tetap berada dalam sistem sirkulasi dan mengandung
pigmen pengangkut oksigen hemoglobin. Sel darah putih
bertanggung jawab terhadap pertahanan tubuh dan diangkut
oleh darah ke berbagai jaringan tempat sel-sel tersebut
melakukan fungsi fisiologiknya. Trombosit berperan

mencegah tubuh kehilangan darah akibat pendarahan dan


melakukan fungsi utamanya di dinding pembuluh darah.
Protein plasma merupakan pengangkut utama zat gizi dan
produk sampingan metabolic organ-organ tujuan untuk
penyimpanan atau ekskresi [1].
Oleh karena itu, praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan
untuk menentukan lama waktu darah yang dibutuhkan untuk
koagulasi, mengetahui faktor-faktor terjadinya koagulasi, dan
menghitung jumlah sel darah merah dan sel darah putih
dengan menggunakan bilik hitung.
II.METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Praktikum Hematologi dan koagulasi darah ini dilakukan
pada hari Rabu 19 Maret 2014 pada pukul 07.30 WIB
selesai dan dilaksanakan di Laboratorium Zoologi, Jurusan
Biologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu
timbangan, jarum Franke, tusuk gigi, hemasitometer, kaca
objek, kaca penutup, mikroskop, stopwatch, hand tally
counter, kapas dan tissue.
Sedangkan bahan-bahan yang diperlukan antara lain darah
probandus, larutan Hayem, larutan Turk, NaCl dan alkohol
70%.
Cara Kerja
Pada praktikum ini melipuri tiga percobaan yaitu koagulasi
darah, perhitungan eritrosit dan perhitungan leukosit. Cara
kerja dari masing-masing percobaan tersebut adalah sebagai
berikut :
a.

Koagulasi Darah
Berat
masing-masing
praktikan
ditimbang
menggunakan timbangan badan untuk menentukan
probandus yang akan diambil darahnya. Setelah itu
dipilih 3 probandus dengan kriteria 1 laki-laki, dan 2
perempuan yang mempunyai berat badan terendah dan
tertinggi. Darah dari ketiga probandus diambil secara
bergiliran. Sebelumnya, permukaan ujung jari ke-3 dan
ke-4 dari setiap probandus dibersihkan dengan alkohol
70%. Jari yang akan diambil darahnya tersebut kemudian
dipijat-pijat. Ujung jari kemudian ditusuk menggunakan
jarum Franke lalu dipijat-pijat hingga darahnya keluar.

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN KELOMPOK 7


Darah yang keluar pada tetesan pertama dan kedua
dihapus menggunakan tissue. Tetesan darah ketiga
diteteskan pada ujung kaca objek dan perhitungan waktu
stopwatch dimulai ketika darah mulai keluar dari ujung
jari. Tetesan darah tersebut kemudian ditarik-tarik
menggunakan tusuk gigi hingga terbentuk benangbenang fibrin. Setelah itu dicatat waktunya saat mulai
terlihat benang-benang fibrin.
b. Perhitungan Eritrosit
Disiapkan alat yang akan digunakan yaitu mikroskop
stereo dan hemasitometer. Dipilih 2 probandus dengan
kriteria 1 laki-laki dan 1 perempuan dengan berat badan
tertinggi. Sebelumnya, counting chamber dibersihkan
dahulu dengan menggunakan tissue dan aquades. Pipet
thoma dibersihkan dengan cara dibilas dengan larutan
NaCl 0.9%. Pipet thoma yang digunakan untuk sel
perhitungan eritrosit ini adalah pipet thoma dengan
skala 101 dan mempunyai initi gelas berwarna merah.
Ujung jari ke-3 atau ke-4 probandus diolesi dengan
alkohol 70% sambil dipijat-pijat. Kemudian ujung jari
ditusuk dengan jarum Franke. Kemudian jari tersebut
dipijat hingga darahnya keluar. Tetesan darah pertama
dihapus menggunakan tissue dan darah yang keluar
selanjutnya dihisap dengan pipet thoma hingga
mencapai skala 1. Lalu larutan Hayem dihisap hingga
mencapai skala 101. Ujung pipet kemudian ditutup dan
dikocok selama 2 menit. 2 tetes pertama larutan dalam
pipet thoma dibuang kemudian diteteskan pada tepi
chounting chamber yang sudah diberi kaca penutup dan
dibiarkan merata. Kemudian diamati di bawah
mikroskop dan dihitung jumlah sel darah erah di ruang
R counting chamber. Kemudian, sel darah merah
dihitung dalam tiap mm 3 menggunakan rumus :

c.

Perhitungan Leukosit
Disiapkan alat yang akan digunakan yaitu ikroskop
stereo dan hemasitometer. Dipilih 2 probandus dengan
kriteria 1 laki-laki dan 1 perempuan dengan berat
badan tertinggi. Sebelumnya, counting chamber
dibersihkan dahulu dengan menggunakan tissue dan
aquades. Pipet thoma dibersihkan dengan cara dibilas
dengan larutan NaCl 0.9%. Pipet pengencer yang
digunakan untuk sel perhitungan eritrosit ini adalah
pipet pengencer yang memiliki skala 11 dan
mempunyai initi gelas berwarna putih. Ujung jari ke-3
atau ke-4 probandus diolesi dengan alkohol 70%
sambil dipijat-pijat. Kemudian ujung jari ditusuk
dengan jarum Franke. Kemudian jari tersebut dipijat
hingga darahnya keluar. Tetesan darah pertama
dihapus menggunakan tissue dan darah yang keluar
selanjutnya dihisap dengan pipet thoma hingga
mencapai skala 1. Lalu larutan Hayem dihisap hingga
mencapai skala 11. Ujung pipet kemudian ditutup dan
dikocok selama 2 menit. 2 tetes pertama larutan dalam

2
pipet thoma dibuang kemudian diteteskan pada tepi
chounting chamber yang sudah diberi kaca penutup
dan dibiarkan merata. Kemudian diamati di bawah
mikroskop dengan perbesaran 1000 kali dan dihitung
jumlah sel darah erah di ruang W counting chamber.
Kemudian, sel darah merah dihitung dalam tiap mm 3
menggunakan rumus :

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Koagulasi Darah
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan lama waktu
darah yang dibutuhkan untuk koagulasi dan untuk
mengetahui faktor-faktor terjadinya koagulasi. Berat
masing-masing praktikan ditimbang menggunakan
timbangan badan untuk menentukan probandus yang akan
diambil darahnya. Setelah itu dipilih 3 probandus dengan
kriteria 1 laki-laki, dan 2 perempuan yang mempunyai
berat badan terendah dan tertinggi. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh berat badan dan jenis kelamin
terhadap lama koagulasi darah. Darah dari ketiga
probandus diambil secara bergiliran. Sebelumnya,
permukaan ujung jari ke-3 dan ke-4 pada lengan kiri dari
setiap probandus dibersihkan dengan alkohol 70% untuk
mensterilkan jari sehingga sampel darah yang diperoleh
tidak terkontaminasi karena alkohol dengan konsentrasi
70% efektif memecah protein yang ada dalam
mikroorganisme [4] sehingga umum dipakai untuk
sterilisasi. Digunakan jari pada lengan kiri karena lapisan
epidermisnya lebih tipis dan aliran darah pada lengan
sebelah kiri lebih tinggi karena letak jantung yang agak di
sebelah kiri. Jari yang akan diambil darahnya tersebut
kemudian dipijat-pijat. Ujung jari kemudian ditusuk
menggunakan jarum Franke lalu dipijat-pijat hingga
darahnya keluar. Darah yang keluar pada tetesan pertama
dan kedua dihapus menggunakan tissue karena darah yang
keluar ini merupakan plasma darah yang terdiri dari 90%
air sehingga dikhawatirkan darah yang didapat sukar
membeku. Tetesan darah ketiga diteteskan pada ujung kaca
objek dan perhitungan waktu stopwatch dimulai ketika
darah mulai keluar dari ujung jari. Tetesan darah tersebut
kemudian ditarik-tarik menggunakan tusuk gigi hingga
terbentuk benang-benang fibrin. Benang-benang fibrin ini
menunjukkan bahwa darah mulai mengalami koagulasi.
Setelah itu dicatat waktunya saat mulai terlihat benangbenang fibrin.
Koagulasi adalah penurunan daya larut molekul-molekul
protein atau perubahan bentuk dan cairan (sol) menjadi
bentuk padat atau semi padat (gel) [5]. Koagulasi darh
yaitu
proses
dimana
komponen
cairan
darah
ditransformasikan menjadi material semisolid yang
dinamakan bekuan darah. Bekuan darah tersusun terutama
oleh sel-sel darah yang terperangkap dalam jarring-jaring

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN KELOMPOK 7


fibrin. Fibrin adalah suatu protein yang tidak larut dan
berupa benang berbentuk semacam jarring-jaring [6].
Mekanisme pembekuan darah dimulai dari faktor
eksternal pembuluh darah. Tromboplastin (membrane
lipoprotein) yang dilepas oleh sel-sel jaringan yang rusak
mengaktivasi protrombin (protein plasma0 dengan bantuan
ion kalsium untuk membentuk trombin. Trombin kemudian
mengubah fibrinogen yang dapat larut menjadi fibrin yang
tidak dapat larut.benang-benang fibrin membentuk bekuan
atau jarring-jaring fibrin yang menangkap sel darah merah
dan trombosit serta menutup aliran darah yang melalui
pembuluh darah yang rusak [7].
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembekuan darah
yaitu fibrinogen, protrombin, tromboplastin, ion kalsium,
proakselerin (faktor labil), prokoventrin (akselerator
konversi serum protrombin, faktor antihemofilik, plasma
tromboplastin (faktor Christmas), faktor Stuart-Prower,
anteseden tromboplastin plasma, faktor Hageman dan
faktor penstabilan fibrin yang merupakan faktor intrinsik.
Sedagkan faktor ekstrinsik meliputi nutrisi, berat badan,
jenis kelamin, aktifitas, tingkat kesehatan, jumlah
trombosit, suhu tubuh dan suhu lingkungan [7].
Hasil pengamatan yang diperoleh pada praktikum ini
seperti pada tabel 1.
Tabel 1. Lama koagulasi darah

Berdasarkan tabel diatas, waktu koagulasi darah pada lakilaki lebih lambat daripada perempuan. Perempuan dengan
berat badan terendah memiliki waktu koagulasi yang lebih
lama. Berat badan mempunyai hubungan berbalikan dengan
overanticoagulant dengan kata lain semakin rendah berat
badan maka semakin lambat terjadinya koagulasi. Lama
waktu koagulasi dari ketiga probandus berkisar antara 3-4
menit menunjukkan angka yang wajar karena jika waktu
koagulasi melebihi 6 menit kemungkinan probandus
menderita penyakit tertentu.
B. Perhitungan Eritrosit dan Leukosit
Disiapkan alat yang akan digunakan yaitu mikroskop stereo
dan hemasitometer. Dipilih 2 probandus dengan kriteria 1
laki-laki dan 1 perempuan dengan berat badan tertinggi
untuk mengetahui perbedaan jumlah eritrosit pada laki-laki
dan perempuan. Sebelumnya, counting chamber dibersihkan
dahulu dengan menggunakan tissue dan aquades. Pipet thoma
dibersihkan dengan cara dibilas dengan larutan NaCl 0.9%
untuk membersihkan sisa darah yang masih tersisa dalam

3
pipet thoma. Larutan NaCl 0,9% merupakan larutan
fisiologis yang tidak mempengaruhi sel darah merah [8].
Pipet thoma yang digunakan untuk sel perhitungan eritrosit
ini adalah pipet thoma dengan skala 101 dan mempunyai initi
gelas berwarna merah [9]. Sedangkan untuk pipet thoma
yang digunakan untuk mengencerkan leukosit memiliki skla
11 dan mempunyai inti gelas berwarna putih [9]. Ujung jari
ke-3 atau ke-4 probandus diolesi dengan alkohol 70% sambil
dipijat-pijat untuk mensterilkan jari sehingga sampel darah
yang diperoleh tidak terkontaminasi karena alkohol dengan
konsentrasi 70% efektif memecah protein yang ada dalam
mikroorganisme [4] sehingga umum dipakai untuk sterilisasi.
Kemudian ujung jari ditusuk dengan jarum Franke.
Kemudian jari tersebut dipijat hingga darahnya keluar.
Tetesan darah pertama dihapus menggunakan tissue dan
darah yang keluar selanjutnya dihisap dengan pipet thoma
hingga mencapai skala 1. Lalu larutan Hayem dihisap hingga
mencapai skala 101. Untuk leukosit, darah diseot hingga
skala 1 lalu larutan Turk dihisap hingga skala 11. Larutan
Hayem merupakan larutan isotonis yang digunakan sebagai
pengencer darah dalam perhitungan sel darah merah. Larutan
Hayem terdiri dari sodium chloride yang berfungsi untuk
menjaga osmolaritas, sodium sulphate yang berfungsi untuk
mencegahagregasi sel darah merah, mercuric chloride
berfungsi sebgai pengawet/pelindung dan air destilsasi
sebagai pelarut. Sedangkan larutan Turk terdiri dari asam
asetat yang menyebabkan penghancuran/perusakan sel darah
merah (hemolisis), pewarna Gentian violet sebagai pewarna
nucleus sel darah putih dan air destilasi sebagai pelarut [10].
Ujung pipet kemudian ditutup dan dikocok selama 2 menit. 2
tetes pertama larutan dalam pipet thoma dibuang kemudian
diteteskan pada tepi chounting chamber yang sudah diberi
kaca penutup dan dibiarkan merata. Kemudian diamati di
bawah mikroskop dan dihitung jumlah sel darah merah di
ruang R counting chamber sedangkan sel darah putih di
ruang W counting chamber. Karena ukuran sel darah merah
yang lebih kecil dari sel darah putih yaitu berukuran 6-9 mm.
Tabel 2. Perhitungan eritrosit dan leukosit

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah eritrosit pada


laki-laki lebih banyak daripada perempuan, sedangkan
jumlah leukosit pada perempuan lebih banyak dari laki-laki.
Menurut [7] jumlah eritrosit pada laki-laki sehat rata-rata
adalah 4,2 sampai 5,5 juta sel per kubik. Sedangka pada
perempuan sehat rata-rata jumlah sel darah merah adalah 3,2
sampai 5,2 juta sel per milimeter kubik. Untuk jumlah normal
sel darah putih adalah 7000 sampai 9000 per mm 3 [7].
Hemasitometer terdiri dari kaca gelas dengan ukira yang
tepat dan akurat. Hemasitometer juga bisa digunakan untuk
menghitung mikroorganisme pada medium cair [12]. Prinsip
kerjanya adalah menghitung langsung jumlah sel di bawah

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN KELOMPOK 7


perbesaran mikroskop. Bentuknya terdiri dari 2 counting
chamber yang masing-masing memiliki garis-garis
mikroskopis pada permukaan kaca. Metode ini reltif cepat
digunakan untuk menghitung suspensi sel dengan konsentrasi
rendah. Namun, kekurangannya adalah tidak dapat
digunakan untuk mengamati sel yang berukuran sangat kecil,
tingkat validitas rendah, dan sulit untuk membedakan antara
sel hidup dengan sel yang mati [11].
IV. KESIMPULAN
Lama waktu koagulasi darah dapat dipengaruhi oleh jenis
kelamin, dan berat badan. Proses koagulasi darah lebih cepat
terjadi pada perempuan. Semakin rendah berat badan maka
semakin lambat terjadinya koagulasi. Jumlah sel eritrosit
lebih banyak daripada leukosit. Jumlah sel darah merah lakilaki lebih banyak daripada perempuan.

1.

2.

R1 = 45
R2 = 46
R3 = 59
R4 = 72
R5 = 87
n e = 45 + 46 + 59 + 72 + 87 = 309/5 = 61,8
P = 100 X
Jumlah SDM = n e x P x 50
= 61,8 x 100 x 50
= 309000

DAFTAR PUSTAKA
R.A. Sacher,dan Richard A. McPherson. Tinjauan Klinis Hasil
Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta: Buku Kedokteran EGC (2004)
[2] R.I. Handin, Samuel E. Lux, and Thomas P. Stossel. Blood: Principles
and Practice of Hematology Volume 1. USA: Lippincott Williams &
Wilkins (2003)
[3] E.J. Corfin. Handbook of Pathophysiologi Third Edition.USA: William &
Wilkins (2008)
[4] Uliyanti, dan Henry Larashanty. Perbandingan Efektivitas Sterilisasi
Alkohol 70%, Inframerah, Autoklaf dan Ozon terhadap Pertumbuhan
Bakteri Bacillus subtilis. Jurnal Sain Vet. Vol. 25 No. 1 Th. 2007.
Yogyakarta (2007)
[5] E. Purwaningsih. Cara Pembuatan Tahu dan Manfaat Kedelai. Jawa
Barat: Ganeca Exact (2003)
[6] W. Handayani dan Andi Sulistyo Hariwibowo. Asuhan Keperawatan
pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba
Medika (2008)
[7] Ethel Sloane. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC (2004)
[8] Williams E.S, Thorne E.T, Kwiatkowski D.R. Lutz K, and Anderson S.L.
Comaparative vaginal cytology of the estrous cycle of blac-footed ferrets
(Mustela nigripes), Siberian polecats (M. eversmani), and domestic ferrets
(M. putorius furo). Journal Vet Diagn Invest 4: 38-44 (1992)
[9] H. S. W. Nugroho. Laboratorium Klinik 1: Pemeriksaan Hematologi.
Ponorog
[10] Pal, G. K, Pal P. Textbook of Practical Physiologi Second Edition.
Chennai: Orient Longman Private Ltd (2005)
[11] Madigan, Michael T et al. Biology of Microorganism Tenth Edition. New
York: Southern Illnois University Carbondale (2003)
[12] J. Adds, Erica Larkcom, Ruth Miller, and Robin Sutton. Tools,
Techniques, and Assessment in Biology: A Course Guide for Student and
Teachers. London: Nelson Thornes Ltd (1999)

[1]

LAMPIRAN
Lampiran I
Perhitungan Sel Darah Merah dan Sel Darah Putih
A. Penentuan jumlah sel darah merah (SDM) dalam setiap
mm3adalah :
Volume kotak R = 1/20 x 1/20 x 1/10 mm 3 = 1/14000 mm
Jumlah SDM = n e x P x 50
Keterangan :
n e = jumlah SDM dalam 5 kotak R
P = besarnya pengenceran
50 = 1/volume kotak R (4000) dibagi jumlah bujur sangkar (5
kotak R = 80).

Eritrosit probandus 1 (Mas Andi)


R1 = 62
R2 = 55
R3 = 30
R4 = 98
R5 = 82
n e = 62 + 55 + 30 + 98 + 82 = 327/5 = 65,4
P = 100 X
Jumlah SDM = n e x P x 50
= 65,4 x 100 x 50
= 327000
Eritrosit probandus 2 (Mifta)

B. Penentuan jumlah sel darah merah (SDM) dalam setiap


mm3adalah :
Volume kotak W = x x 1/10 mm 3 = 1/160 mm
Jumlah sel darah putih = n L x P x 2,5
Keterangan :
n L = jumlah SDP dalam kotak W
P = besarnya pengenceran
2,5 = 1/volume kotak W (160) dibagi jumlah bujur
sangkar (4 kotak = 64)
1.

2.

Leukosit probandus 1 (Mas Andi)


R1 = 20
R2 = 27
R3 = 8
R4 = 11
n L = 20 + 27 + 8 + 11 = 66/4 = 16,5
P = 10 X
Jumlah SDM = n L x P x 2,5
= 16,5 x 10 x 2,5
= 412,5
Eritrosit probandus 2 (Mifta)
R1 = 54
R2 = 52
R3 = 43
R4 = 29
n L = 54 + 52 + 43 + 29 = 178/4 = 44,5
P = 10 X
Jumlah SDM = n L x P x 2,5
= 44,5 x 10 x 2,5
= 1112,5

Lampiran II

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN KELOMPOK 7


Diskusi
1.

2.

5
E. Larutan Turk disedot hingga skala 11
F. Larutan diteteskan pada hemasitometer

Apakah yang dimaksud dengan heparin ? Apa


fungsinya ?
Heparin adalah substansi yang membuat darah tidak
bergumpal yang diproduksi oleh tubuh kita sendiri.
Organ yang banyak memproduksi heparin adalah
paru-paru, hati, dan endotel. Sebagai obat
antikoagulan, heparin hanya diberikan per injeksi.
Buatlah skema terjadinya pembekuan darah ?

Lampiran III
Foto Perlakuan
A. Koagulasi darah

A
B
C
Keterangan :
A. Ujung jari ke-3 atau ke-4 ditusuk dengan jarum
Franke
B. Darah diteteskan pada kaca objek
C. Darah ditarik2 dengan tusuk gigi dan dicatat
waktunya

B. Perhitungan Eritrosit dan Leukosit

Keterangan:
A. Ujung jari ke-3 atau ke-4 ditusuk dengan jarum
Franke
B dan C. Disedot dengan pipet thoma hingga skala 1
D. Larutan Hayem disedot hinga skla 101

Anda mungkin juga menyukai