Koagulasi Darah Serta Perhitungan Sel Da
Koagulasi Darah Serta Perhitungan Sel Da
I. PENDAHULUAN
EMATOLOGI adalah ilmu tentang darah dan jaringan
pembentuk darah yang merupakan salah satu sistem
organ terbesar dalam tubuh [1]. [2] mendefinisikan
hematologi sebagai studi tentang darah dan organ pembentuk
darah. Darah membentuk 6 sampai 8% dari berat tubuh total
dan terdiri dari sel-sel darah yang tersuspensi di dalam suatu
cairan yang darah disebut plasma [1]. Darah terdiri dari
sekitar 45% komponen sel dan 55% plasma. Komponen sel
tersebut adalah sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit), dan keeping darah (trombosit). Eritrosit berjumlah
99% dari total komponen sel, sisanya 1% sel darah putih dan
platelet. Plasma terdiri dari 90% air dan 10% sisanya dari
protein plasma, elektrolit, gas terlarut, berbagai produk
sampah metabolism, nutrient, vitamin dan kolesterol. Protein
plasma terdiri dari albumin, globulin dan fibrinogen [3].
Fungsi utama darah adalah untuk transportasi; sel darah
merah tetap berada dalam sistem sirkulasi dan mengandung
pigmen pengangkut oksigen hemoglobin. Sel darah putih
bertanggung jawab terhadap pertahanan tubuh dan diangkut
oleh darah ke berbagai jaringan tempat sel-sel tersebut
melakukan fungsi fisiologiknya. Trombosit berperan
Koagulasi Darah
Berat
masing-masing
praktikan
ditimbang
menggunakan timbangan badan untuk menentukan
probandus yang akan diambil darahnya. Setelah itu
dipilih 3 probandus dengan kriteria 1 laki-laki, dan 2
perempuan yang mempunyai berat badan terendah dan
tertinggi. Darah dari ketiga probandus diambil secara
bergiliran. Sebelumnya, permukaan ujung jari ke-3 dan
ke-4 dari setiap probandus dibersihkan dengan alkohol
70%. Jari yang akan diambil darahnya tersebut kemudian
dipijat-pijat. Ujung jari kemudian ditusuk menggunakan
jarum Franke lalu dipijat-pijat hingga darahnya keluar.
c.
Perhitungan Leukosit
Disiapkan alat yang akan digunakan yaitu ikroskop
stereo dan hemasitometer. Dipilih 2 probandus dengan
kriteria 1 laki-laki dan 1 perempuan dengan berat
badan tertinggi. Sebelumnya, counting chamber
dibersihkan dahulu dengan menggunakan tissue dan
aquades. Pipet thoma dibersihkan dengan cara dibilas
dengan larutan NaCl 0.9%. Pipet pengencer yang
digunakan untuk sel perhitungan eritrosit ini adalah
pipet pengencer yang memiliki skala 11 dan
mempunyai initi gelas berwarna putih. Ujung jari ke-3
atau ke-4 probandus diolesi dengan alkohol 70%
sambil dipijat-pijat. Kemudian ujung jari ditusuk
dengan jarum Franke. Kemudian jari tersebut dipijat
hingga darahnya keluar. Tetesan darah pertama
dihapus menggunakan tissue dan darah yang keluar
selanjutnya dihisap dengan pipet thoma hingga
mencapai skala 1. Lalu larutan Hayem dihisap hingga
mencapai skala 11. Ujung pipet kemudian ditutup dan
dikocok selama 2 menit. 2 tetes pertama larutan dalam
2
pipet thoma dibuang kemudian diteteskan pada tepi
chounting chamber yang sudah diberi kaca penutup
dan dibiarkan merata. Kemudian diamati di bawah
mikroskop dengan perbesaran 1000 kali dan dihitung
jumlah sel darah erah di ruang W counting chamber.
Kemudian, sel darah merah dihitung dalam tiap mm 3
menggunakan rumus :
Berdasarkan tabel diatas, waktu koagulasi darah pada lakilaki lebih lambat daripada perempuan. Perempuan dengan
berat badan terendah memiliki waktu koagulasi yang lebih
lama. Berat badan mempunyai hubungan berbalikan dengan
overanticoagulant dengan kata lain semakin rendah berat
badan maka semakin lambat terjadinya koagulasi. Lama
waktu koagulasi dari ketiga probandus berkisar antara 3-4
menit menunjukkan angka yang wajar karena jika waktu
koagulasi melebihi 6 menit kemungkinan probandus
menderita penyakit tertentu.
B. Perhitungan Eritrosit dan Leukosit
Disiapkan alat yang akan digunakan yaitu mikroskop stereo
dan hemasitometer. Dipilih 2 probandus dengan kriteria 1
laki-laki dan 1 perempuan dengan berat badan tertinggi
untuk mengetahui perbedaan jumlah eritrosit pada laki-laki
dan perempuan. Sebelumnya, counting chamber dibersihkan
dahulu dengan menggunakan tissue dan aquades. Pipet thoma
dibersihkan dengan cara dibilas dengan larutan NaCl 0.9%
untuk membersihkan sisa darah yang masih tersisa dalam
3
pipet thoma. Larutan NaCl 0,9% merupakan larutan
fisiologis yang tidak mempengaruhi sel darah merah [8].
Pipet thoma yang digunakan untuk sel perhitungan eritrosit
ini adalah pipet thoma dengan skala 101 dan mempunyai initi
gelas berwarna merah [9]. Sedangkan untuk pipet thoma
yang digunakan untuk mengencerkan leukosit memiliki skla
11 dan mempunyai inti gelas berwarna putih [9]. Ujung jari
ke-3 atau ke-4 probandus diolesi dengan alkohol 70% sambil
dipijat-pijat untuk mensterilkan jari sehingga sampel darah
yang diperoleh tidak terkontaminasi karena alkohol dengan
konsentrasi 70% efektif memecah protein yang ada dalam
mikroorganisme [4] sehingga umum dipakai untuk sterilisasi.
Kemudian ujung jari ditusuk dengan jarum Franke.
Kemudian jari tersebut dipijat hingga darahnya keluar.
Tetesan darah pertama dihapus menggunakan tissue dan
darah yang keluar selanjutnya dihisap dengan pipet thoma
hingga mencapai skala 1. Lalu larutan Hayem dihisap hingga
mencapai skala 101. Untuk leukosit, darah diseot hingga
skala 1 lalu larutan Turk dihisap hingga skala 11. Larutan
Hayem merupakan larutan isotonis yang digunakan sebagai
pengencer darah dalam perhitungan sel darah merah. Larutan
Hayem terdiri dari sodium chloride yang berfungsi untuk
menjaga osmolaritas, sodium sulphate yang berfungsi untuk
mencegahagregasi sel darah merah, mercuric chloride
berfungsi sebgai pengawet/pelindung dan air destilsasi
sebagai pelarut. Sedangkan larutan Turk terdiri dari asam
asetat yang menyebabkan penghancuran/perusakan sel darah
merah (hemolisis), pewarna Gentian violet sebagai pewarna
nucleus sel darah putih dan air destilasi sebagai pelarut [10].
Ujung pipet kemudian ditutup dan dikocok selama 2 menit. 2
tetes pertama larutan dalam pipet thoma dibuang kemudian
diteteskan pada tepi chounting chamber yang sudah diberi
kaca penutup dan dibiarkan merata. Kemudian diamati di
bawah mikroskop dan dihitung jumlah sel darah merah di
ruang R counting chamber sedangkan sel darah putih di
ruang W counting chamber. Karena ukuran sel darah merah
yang lebih kecil dari sel darah putih yaitu berukuran 6-9 mm.
Tabel 2. Perhitungan eritrosit dan leukosit
1.
2.
R1 = 45
R2 = 46
R3 = 59
R4 = 72
R5 = 87
n e = 45 + 46 + 59 + 72 + 87 = 309/5 = 61,8
P = 100 X
Jumlah SDM = n e x P x 50
= 61,8 x 100 x 50
= 309000
DAFTAR PUSTAKA
R.A. Sacher,dan Richard A. McPherson. Tinjauan Klinis Hasil
Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta: Buku Kedokteran EGC (2004)
[2] R.I. Handin, Samuel E. Lux, and Thomas P. Stossel. Blood: Principles
and Practice of Hematology Volume 1. USA: Lippincott Williams &
Wilkins (2003)
[3] E.J. Corfin. Handbook of Pathophysiologi Third Edition.USA: William &
Wilkins (2008)
[4] Uliyanti, dan Henry Larashanty. Perbandingan Efektivitas Sterilisasi
Alkohol 70%, Inframerah, Autoklaf dan Ozon terhadap Pertumbuhan
Bakteri Bacillus subtilis. Jurnal Sain Vet. Vol. 25 No. 1 Th. 2007.
Yogyakarta (2007)
[5] E. Purwaningsih. Cara Pembuatan Tahu dan Manfaat Kedelai. Jawa
Barat: Ganeca Exact (2003)
[6] W. Handayani dan Andi Sulistyo Hariwibowo. Asuhan Keperawatan
pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba
Medika (2008)
[7] Ethel Sloane. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC (2004)
[8] Williams E.S, Thorne E.T, Kwiatkowski D.R. Lutz K, and Anderson S.L.
Comaparative vaginal cytology of the estrous cycle of blac-footed ferrets
(Mustela nigripes), Siberian polecats (M. eversmani), and domestic ferrets
(M. putorius furo). Journal Vet Diagn Invest 4: 38-44 (1992)
[9] H. S. W. Nugroho. Laboratorium Klinik 1: Pemeriksaan Hematologi.
Ponorog
[10] Pal, G. K, Pal P. Textbook of Practical Physiologi Second Edition.
Chennai: Orient Longman Private Ltd (2005)
[11] Madigan, Michael T et al. Biology of Microorganism Tenth Edition. New
York: Southern Illnois University Carbondale (2003)
[12] J. Adds, Erica Larkcom, Ruth Miller, and Robin Sutton. Tools,
Techniques, and Assessment in Biology: A Course Guide for Student and
Teachers. London: Nelson Thornes Ltd (1999)
[1]
LAMPIRAN
Lampiran I
Perhitungan Sel Darah Merah dan Sel Darah Putih
A. Penentuan jumlah sel darah merah (SDM) dalam setiap
mm3adalah :
Volume kotak R = 1/20 x 1/20 x 1/10 mm 3 = 1/14000 mm
Jumlah SDM = n e x P x 50
Keterangan :
n e = jumlah SDM dalam 5 kotak R
P = besarnya pengenceran
50 = 1/volume kotak R (4000) dibagi jumlah bujur sangkar (5
kotak R = 80).
2.
Lampiran II
2.
5
E. Larutan Turk disedot hingga skala 11
F. Larutan diteteskan pada hemasitometer
Lampiran III
Foto Perlakuan
A. Koagulasi darah
A
B
C
Keterangan :
A. Ujung jari ke-3 atau ke-4 ditusuk dengan jarum
Franke
B. Darah diteteskan pada kaca objek
C. Darah ditarik2 dengan tusuk gigi dan dicatat
waktunya
Keterangan:
A. Ujung jari ke-3 atau ke-4 ditusuk dengan jarum
Franke
B dan C. Disedot dengan pipet thoma hingga skala 1
D. Larutan Hayem disedot hinga skla 101