Modul Mektan
Modul Mektan
BUKU PRAKTIKUM
MEKANIKA TANAH
DAFTAR ISI
BAGIAN 1
BAB 1
Atterberg Limits
BAB 2
Specific Gravity
BAB 3
Hydrometer
BAB 4
Sieve Analysis
BAB 5
Compaction
BAB 6
BAB 7
Permeability
BAGIAN 2
BAB 8
Hand Boring
BAB 9
BAB 10
BAB 11
Consolidation Test
BAB 12
BAB 13
BAGIAN 3
BAB 14
Swelling Test
BAB 15
BAB 1
ATTERBERG LIMITS
A.
LIQUID LIMIT
1.1.
PENDAHULUAN
Alat Cassagrande
Can
Spatula
Mangkuk porselin
Air suling
Oven
Botol penyemprot
b. Bahan
Cair
Plastis
Semi Plastis
BATAS
PLASTIS
BATAS CAIR
Gambar 1.1
Solid
BATAS SUSUT
Semakin ke kanan diagram di atas, kadar airnya semakin sedikit. Batas cair
ini ditentukan dengan percobaan memakai alat cassagrande. Alat ini
dikembangkan oleh Cassagrande dan besarnya batas cair ditentukan pada
ketukan ke-25.
w1 w2
100%
w2 w3
(1.1)
dengan :
1.2.
= kadar air
w1
w2
w3
= berat can
PRAKTIKUM
Gambar 1.2
4. Jalankan alat cassagrande dengan kecepatan konstan 2 putaran perdetik dan tinggi jatuh 1 cm, dilakukan hingga tanah tepat merapat
sepanjang 0.5 inch. Pada saat itu hentikan alat cassagrande dan jumlah
ketukan dicatat (gambar 1.3)
5. Timbang can terlebih dahulu, lalu ambil sebagian tanah dalam mangkuk
HASIL PRAKTIKUM
II
III
IV
Jumlah ketukan
Berat can
Berat air
Kadar air
W(y)
82
81
W (%)
80
79
78
77
y = Ln(x) +
76
75
74
0
10
20
30
40
50
60
Jumlah ketukan
N
LL Wn
25
0.121
(1.2)
keterangan :
LL
= liquid limit
Wn
N = jumlah ketukan
LL1 = %
LL2 = %
LL3 = %
LL4 = %
LL5 = %
Jumlah ketukan
Wn (%)
LL (%)
LLrata-rata =
Kesalahan relatif =
LLcara1 LLcara2
100% = %
LLcara1
FI = WN=100 WN=10
(1.3)
B.
PLASTIC LIMIT
1.1
PENDAHULUAN
Pelat kaca
Container
Spatula
Mangkuk porselin
Air suling
Oven
IP = LL PL
(1.4)
Kadar air tanah dalam keadaan aslinya biasanya terletak antara batas plastis
dan batas cair. Rumus yang digunakan sama seperti persamaan (1.1):
W
w1 w2
100%
w2 w3
dengan :
= kadar air
10
PRAKTIKUM
Gambar 1.5
11
container agar berat total container seperti pada saat menimbang berat
tanah basah sebelumnya.
1.2.3 Perbandingan dengan ASTM
12
1.3
HASIL PRAKTIKUM
Can No.
w1 (gr)
w2 (gr)
Berat Can
w3 (gr)
w2 w3 (gr)
Berat air
w1 w2 (gr)
Kadar air
W=
w1 w2
x100%
w2 w3
Plastic Index
IP = LL PL
(1.5)
=
13
C.
SHRINKAGE LIMIT
1.1
PENDAHULUAN
Raksa
Shrinkage limit adalah kadar air pada batas keadaan semi plastis dan beku. Di
dalam laboratorium, shrinkage limit didefinisikan sebagai batas dimana tidak akan
terjadi perubahan volume pada massa tanah, apabila kadar airnya dikurangi. Pada
tahapan ini tanah mengering tanpa diikuti perubahan volume. Batas susut
ditunjukkan dengan kadar air tanah pada tahap mengering dan tidak terdapat
perubahan/pengurangan volume.
Rumus yang digunakan :
SL
ww wd Vw Vd w 100%
wd
(1.6)
dengan :
Vw
Vd
14
SR
wd
100%
Vd
(1.7)
15
1.2
PRAKTIKUM
16
Vw
w Hg
Hg
w2 w1
Hg
(1.8)
** Menghitung volume tanah kering :
Gambar 1.6
Vw
w Hg s w Hg
Hg
(1.9)
1.2.3 Perbandingan dengan ASTM
17
vaseline dan diisi tanah diketukketuk agar tidak tersisa gelembung udara
di dalamnya. Sedangkan menurut standar ASTM D-427, coated dish hanya
digoyanggoyangkan.
Pada metode ASTM alat yang dipakai untuk menampung tanah adalah
mangkuk porselin yang mempunyai diameter 1.75 inch dan tinggi 0.5
inch, sedangkan dalam percobaan di dalam laboratorium dipakai coated
dish.
18
1.3
HASIL PRAKTIKUM
ww+c (gr)
wc (gr)
ww = ww+c - wc
wd+c (gr)
wd = wd+c - wc (gr)
wHg+c (gr)
wHg (gr)
wHg / 13.53
wHg+s (gr)
(wHg+s) (wHg+s)
(wHg) / 13.53
Shrinkage Limit
SL
KShrinkage Ratio
SR
(gr)
wHg+s (gr)
e
terangan :
ww wd Vw Vd w 100%
wd
...
wd
100%
Vd
19
...
100%
...
ww wd Vw Vd w 100%
wd
...
wd
100%
Vd
...
100%
...
SLdish1 SLdish2
2
... ...
2
SRdish1 SRdish2
2
... ...
2
=
REFERENSI
Lambe T.W. Soil Testing For Engineers. John Willey and Sons. New York.
1951.
Punmia, B.C. Soil Mechanic and Foundation. Standard Book House. Delhie.
1981.
Wesley, LD. Mekanika Tanah. Badan Penerbit Pekerjaan Umum. 1977.
20
BAB 2
SPECIFIC GRAVITY
2.1.
PENDAHULUAN
Water Pycnometer"
AASHTO T 100 "Specific Gravity of Soils"
SNI 1964:2008 "Cara Uji Berat Jenis Tanah"
2.1.2. Maksud dan Tujuan Percobaan
Mendapatkan nilai specific gravity dari butiran tanah, yaitu perbandingan
berat isi tanah dan berat isi air suling pada suhu 4C.
Oven
Kompor Listrik
Termometer
b. Bahan
Sampel tanah lolos saringan No. 4 sebanyak 500 gram, kering oven
Air suling
21
(2.1)
Dimana:
Gs
= spesifik gravity
(2.2)
Dimana:
ws
= berat tanah
Vs
= volume tanah
(2.3)
Dimana:
= berat air
= volume air
Dalam percobaan, volume tanah (Vs) selalu harus diusahakan sama dengan
volume air (Vw), sehingga Vw = Vs dan persamaan 2.1. menjadi sebagai
berikut:
(2.4)
22
Percobaan specific gravity ini dilakukan pada kondisi suhu TC, sehingga
nilai tersebut harus dikoreksi dengan faktor koreksi , sehingga rumus 2.4
tersebut menjadi:
(2.5)
Dimana:
= berat tanah
= berat air
Temperatur
(C)
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Hubungan Kerapatan
Relatif Air
0.99862
0.99843
0.99823
0.99802
0.99780
0.99757
0.99733
0.99708
0.99682
0.99655
0.99627
0.99598
0.99568
Faktor Koreksi
Suhu,
1.0004
1.0002
1.0000
0.9998
0.9996
0.9993
0.9991
0.9989
0.9986
0.9983
0.9980
0.9977
0.9974
23
Gs
2.65 - 2.67
2.67 - 2.70
2.70 - 2.80
2.75 - 3.00
1.0+ - 2.60
Pasir
Pasir kelanauan
Lempung anorganik
Tanah dengan mika dan besi
Tanah organik
Sumber: Bowles (2001)
2.2.
PRAKTIKUM
empat
buah
pycnometer
yang
telah
dibersihkan
dan
dikeringkan.
2. Untuk bahan uji digunakan sampel tanah sebanyak 400 gram lolos
saringan No. 40 ASTM dan sudah dikeringkan dalam oven selama 24
jam dengan temperatur 110 5C (230 9 F).
2.2.2. Jalannya Percobaan
1. Isi pycnometer dengan air suling sebanyak 500 ml dan timbang beratnya
sehingga didapatkan berat air dan berat pycnometer (wbw).
2. Catat suhu air dalam pycnometer dengan menggunakan termometer.
3. Kembalikan air dalam pycnometer ke dalam wadah awalnya, kemudian
bersihkan dan keringkan kembali pycnometer.
4. Masukkan sampel tanah masing-masing sebanyak 100 gram ke dalam
empat pycnometer secara hati-hati (diusahakan tidak ada butiran tanah
yang
menempel
pada
dinding
leher
pycnometer
karena
akan
24
Sampel tanah yang digunakan adalah seberat 25 gram untuk botol labu
dan 10 gram untuk stop erred bottle.
Dididihkan
Sampel tanah yang dipakai 100 gram, lolos saringan No. 40 ASTM dan
kering oven.
25
26
2.3.
HASIL PRAKTIKUM
(2.6)
Dimana:
Ww
= berat air
ws
Sampel 1
Ww
= ws = wbw - wbws
= ... + ... - ...
= ...
Gs
= ... x
= ...
Sampel 2
Ww
= ws = wbw - wbws
= ... + ... - ...
= ...
Gs
= ... x
= ...
Buku Praktikum Mekanika Tanah
27
Sampel 3
Ww
= ws = wbw - wbws
= ... + ... - ...
= ...
Gs
= ... x
= ...
Sampel 4
Ww
= ws = wbw - wbws
= ... + ... - ...
= ...
Gs
= ... x
= ...
Nilai specific gravityrata-rata
= =
Kesalahan Relatif
Sampel 1
1 =
|
|1
1 = %
Sampel 2
2 =
|
|2
28
2 = %
Sampel 3
3 =
|
|3
3 = %
Sampel 4
4 =
|
|4
4 = %
Kesalahan Relatifrata-rata
+ + +
= 1 2 4 3 4
= %
2.4.
REFERENSI
Bowles, Joseph E. "Engineering Properties of Soils and Their Measurement"
4th edition. McGraw Hill. New York. 2001.
Lambe T.W. Soil Testing For Engineers. John Willey and Sons. New York.
1951.
Punmia, B.C. Soil Mechanic and Foundation. Standard Book House.
Delhie.1981.
Wesley, LD. Mekanika Tanah. Badan Penerbit Pekerjaan Umum. 1977.
29
BAB 3
HYDROMETER
3.1.
PENDAHULUAN
Gelas ukur
Stopwatch
Oven
Termometer Celcius
Gelas belimbing
30
b. Bahan
2 2
9
( )
2
menjadi
9..
= 22
(3.1)
dengan:
V
= diameter butiran ( cm )
Hukum ini hanya berlaku jika : 0.0002 mm < D < 0.2 mm.
Jumlah sampel yang dipergunakan harus jauh lebih sedikit dari pada
butiran yang dipakai (5 %) ini dilakukan agar tidak terjadi interferensi
selama pengendapan berlangsung. Menurut Bowles, hydrometer tipe
31
(3.2)
= 1 + 0.5 (2 /A)
(3.3)
dengan:
v
= waktu
Vb
L1
= dapat dilihat pada tabel 3.5 sesuai pembacaan hydometer tipe 152 H
dan dikoreksi terhadap miniskus
(3.4)
dengan:
CT
32
% = 100%
(3.5)
100%
. 1.65
(3.6)
(3.7)
= (
1) 2.65
= (
)980
menjadi
(3.8)
keterangan :
-
Setelah % finer dan D yang saling terkait telah dihitung, maka didapat suatu
grafik distribusi butiran. Dari grafik ini akan didapat D10, D30 dan D60.
D10 = diameter yang koresponding dengan lolosnya butiran sebanyak
10% (%finer = 10%)
D30 = diameter yang koresponding dengan lolosnya butiran sebanyak
30% (%finer = 30%)
D60 = diameter yang koresponding dengan lolosnya butiran sebanyak
60% (%finer = 60%)
Sehingga koefisien keseragaman (CU) kita bisa dapatkan dengan rumus:
= 60
10
(3.9)
33
30 2
(3.10)
10 60
1 < CC < 3, dapat dianggap suatu range untuk tanah yang bergradasi baik.
Berikut merupakan tabel yang digunakan pada perhitungan analisis butiran
metode hidrometer. Semua tabel (3.13.5) bersumber dari Engineering
Properties of Soil and Their Measurement (Bowles, 2001).
Temp.
(C)
4
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Unit weight
of water,
g/cm3
1.00000
0.99897
0.99880
0.99862
0.99844
0.99823
0.99802
0.99780
0.99757
0.99733
0.99708
0.99682
0.99655
0.99627
Viscosity
of water,
poise*
0.01567
0.01111
0.01083
0.01056
0.01030
0.01005
0.00981
0.00958
0.00936
0.00914
0.00894
0.00874
0.00855
0.00836
29
30
0.99598
0.99568
0.00818
0.00801
Gs of soil
solids
Correction
factor
Temp.
(C)
CT
2.85
2.80
2.75
0.96
0.97
0.98
2.70
2.65
0.99
1.00
2.60
2.55
2.50
1.01
1.02
1.04
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
1.10
- 0.90
- 0.70
- 0.50
- 0.30
0.00
+0.20
+0.40
+0.70
+1.00
+1.30
+1.65
+2.00
+2.50
29
30
+3.05
+3.80
34
Temp. (C)
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Gs of Soil Solids
2.50
0.0151
0.0149
0.0148
0.0145
0.0143
0.0141
0.0140
0.0138
0.0137
0.0135
0.0133
0.0132
0.0130
0.0129
0.0128
2.55
0.0148
0.0146
0.0144
0.0143
0.0141
0.0139
0.0137
0.0136
0.0134
0.0133
0.0131
0.0130
0.0128
0.0127
0.0126
2.60
0.0146
0.0144
0.0142
0.0140
0.0139
0.0137
0.0135
0.0134
0.0132
0.0131
0.0129
0.0128
0.0126
0.0125
0.0124
2.65
0.0144
0.0142
0.0140
0.0138
0.0137
0.0135
0.0133
0.0132
0.0130
0.0129
0.0127
0.0126
0.0124
0.0123
0.0122
2.70
0.0141
0.0140
0.0138
0.0136
0.0134
0.0133
0.0131
0.0130
0.0128
0.0127
0.0125
0.0124
0.0123
0.0121
0.0120
2.75
0.0139
0.0138
0.0136
0.0134
0.0133
0.0131
0.0130
0.0128
0.0126
0.0125
0.0124
0.0122
0.0121
0.012
0.0118
2.80
0.0137
0.0136
0.0134
0.0132
0.0131
0.0129
0.0128
0.0126
0.0125
0.0123
0.0122
0.0120
0.0119
0.0118
0.0117
2.85
0.0136
0.0134
0.0132
0.0131
0.0129
0.0127
0.0126
0.0124
0.0123
0.0122
0.0120
0.0119
0.0117
0.0116
0.0115
Tabel 3.5 Nilai L (kedalaman efektif) yang digunakan pada rumus Stokes untuk diameter partikel pada alat
hidrometer 152 H berdasarkan ASTM
Original
hydrometer
reading
(corrected
for meniscus
only)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Effective
depth L, cm
16.3
16.1
16.0
15.8
15.6
15.5
15.3
15.2
15.0
14.8
14.7
14.5
14.3
14.2
14.0
13.8
13.7
13.5
13.3
13.2
13.0
Original
hydrometer
reading
(corrected
for meniscus
only)
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
Effective
depth L, cm
12.9
12.7
12.55
12.4
12.2
12.0
11.9
11.7
11.5
11.4
11.2
11.1
10.9
10.7
10.5
10.4
10.2
10.1
9.9
9.7
9.6
Original
hydrometer
reading
(corrected
for meniscus
only)
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
Effective
depth L, cm
9.4
9.2
9.1
8.9
8.8
8.6
8.4
8.3
8.1
7.9
7.8
7.6
7.4
7.3
7.1
7.0
6.8
6.6
6.5
35
3.2.
PRAKTIKUM
36
tepat pada menit pertama, lalu pada menit kedua kembali membaca
hydrometer (R2) kemudian angkat kembali hydrometer.
(gambar 3.2.)
6. Pada menit yang ke-2.5, masukkan kembali hydrometer dan baca
kembali skalanya hingga menit keempat (R4).
7. Kembali melakukan pembacaan hidrometer untuk menit ke-8, 15, 30, 60,
120, 240, 960 dan 1440.
8. Pada tiap pembacaan hydrometer, suhu pada tabung control selalu
dibaca.
9. Ulangi langkah 1 sampai 8 untuk beberapa sampel, sebaiknya rentang
antara setiap pembacaan menit ke-1 untuk seluruh sampel adalah 10
menit (misal: R1 sampel no. 1 adalah pada pukul 10.00, maka R1 sampel
no. 2 adalah pada pukul 10.10, dan seterusnya).
10. Setelah seluruh sampel sudah dilakukan pencatatan, tuang larutan setiap
sampel ke saringan No. 200 ASTM (jangan dicampur). Butiran tanah
yang tertahan pada saringan ini selanjutnya akan dipakai pada
percobaan Sieve Analysis.
3.2.2. Perbandingan dengan ASTM
Pada prosedur ASTM, pembacaan hydrometer tidak dilakukan pada menit
ke- 120, 240, 480 dan 960.
37
3.3.
HASIL PRAKTIKUM
Sampel No. 1
Dari percobaan Specific Gravity didapat Gs = ...
Dari tabel 3.2., a = ...
Berat tanah Ws = 50 gram
Koreksi nol = ...
Koreksi miniskus = ...
Contoh perhitungan pada pembacaan menit pertama:
T = 29C CT dari tabel 3.3 ...
Ra (Actual Hydrometer Reading) = R1 = ...
Rc (Correction Hydrometer Reading
= Ra - koreksi nol + CT
= ... - ... + ...
= ...
% =
100% =
100%= ...
38
Tanggal
Waktu
pembacaan
t
(menit
ke-)
Temp.
(oC)
Actual
Hyd.
Reading
(Ra)
Corr. Hyd.
reading
(RC)
Fine
r
Hyd.Corr.
only for
Reading
(Rh)
L
(Tabel 3.5)
L/t
K
(Tabel 3.4)
D (mm)
1
2
4
8
15
30
60
120
240
480
960
1440
39
3.4.
REFERENSI
Bowles, Joseph E. "Engineering Properties of Soils and Their Measurement"
4th edition. McGraw Hill. New York. 2001.
Lambe T.W. Soil Testing For Engineers. John Willey and Sons. New York.
1951.
Punmia, B.C. Soil Mechanic and Foundation. Standard Book House.
Delhie.1981.
Wesley, LD. Mekanika Tanah. Badan Penerbit Pekerjaan Umum. 1977.
40
BAB 4
SIEVE ANALYISIS
4.1.
PENDAHULUAN
Alat
Saringan standar ASTM No. 10, 18, 40, 60, 100, 200, serta Pan
Piringan kaleng
Can
Sikat gigi
Oven
d. Bahan
41
100%
(4.1)
(4.2)
Wd Wt
Wd
100%
dengan :
4.2.
wd
wt
PRAKTIKUM
42
susunan
saringan
pada
mesin
pengguncang
listrik
sampel
tanah
yang
tertahan
pada
masing-masing
HASIL PRAKTIKUM
Sampel No. 1
Berat sampel tanah pada percobaan hydrometer = 50 gram
Berat sampel setelah percobaan hydrometer kering oven (w1) = gram
43
= gram
18 ASTM
= gram
40 ASTM
= gram
100 ASTM
= gram
200 ASTM
= gram
Pan
= gram
Total (w2)
= gram
w1 w2
Presentase Kesalahan=
w1
100%
=%
Hasil pengolahan data dapat dirangkum seperti pada tabel di bawah ini :
SIEVE
NO.
DIAMETER
(mm)
W. RETAINED
(gram)
%
RETAINED
%
PASSING
4
10
18
40
100
200
4.75
2
0.84
0.42
0.15
0.075
PAN
4.4.
REFERENSI
Bowles, Joseph E. "Engineering Properties of Soils and Their Measurement"
4th edition. McGraw Hill. New York. 2001.
Lambe T.W. Soil Testing For Engineers. John Willey and Sons. New York.
1951.
Punmia, B.C. Soil Mechanic and Foundation. Standard Book House.
Delhie.1981.
Wesley, LD. Mekanika Tanah. Badan Penerbit Pekerjaan Umum. 1977.
44
BAB 5
COMPACTION
5.1.
PENDAHULUAN
Hydraulic extruder
Gelas ukur
45
Timbangan
Oven
Jangka sorong
b. Bahan
...
(5.1)
dengan :
CE
= jumlah layer
46
Test Identification
Standard Proctor
AASHTO T 99
(ASTM D 698)
Metode A
Metode C
(ASTM) atau
(ASTM) atau
Metode A
Metode D
(AASHTO)
(AASHTO)
4
6
5.5
5.5
12
12
3
3
25
56
12.375
12.375
Modified Proctor
AASHTO T 180
(ASTM D 1557)
Metode A
Metode C
(ASTM) atau
(ASTM) atau
Metode A
Metode D
(AASHTO)
(AASHTO)
4
6
10
10
18
18
5
5
25
56
56.25
56.25
No.4 (3/4)"
No.4 (3/4)"
No.4 (3/4)"
No.4 (3/4)"
100%
(5.2)
= (1 + )
(5.3)
= (1+)
(5.4)
47
dengan:
W
= kadar air
0
1+0
(5.5)
dengan:
Vadd = volume air yang akan ditambahkan
WX
W0
(5.6)
= (1+W)V
= (1+W)
(5.7)
dengan:
wet = berat isi tanah dalam keadaan basah (gr/cm3)
wwet = berat tanah basah (gr)
V
dry
48
ZAV =
.
1+(W.Gs )/Sr
(5.8)
dengan:
GS
Sr
= derajat kejenuhan
...
dengan :
5.2.
CE
= berat hammer (lb), yang digunakan pada percobaan ini adalah 5.5 lb
PRAKTIKUM
49
2. Campur seluruh sampel dalam kantong dengan rata dalam satu wadah,
nilai kadar air awal dalam hal ini dianggap sama.
3. Ambil sebagian sampel yang dianggap mewakili nilai kadar air
seluruhnya, dan mencari nilai kadar air sampel tersebut.
4. Kembalikan sampel tanah ke kantongnya masing-masing.
5. Hitung kadar air pada keesokan harinya, lalu tambahkan air pada
masing-masing kantong agar mencapai kadar air yang berbeda-beda.
6. Masukkan sampel tanah ke dalam kantong plastik dan diamkan selama
18-24 jam (diperam) agar kadar airnya merata.
5.2.2. Jalannya Percobaan
1. Siapkan mould, collar, dan base plate.
2. Timbang mould dan ukur dimensinya untuk mengetahui volume tanah
hasil pemadatan.
3. Masukkan sampel tanah ke dalam mould, perkirakan jumlahnya
sedemikian rupa sehingga setelah dipadatkan tingginya mencapai 1/3
tinggi mould (karena total lapisan pemadatan sebanyak 3 lapis).
4. Tumbuk 56 kali pada setiap lapisan secara merata dengan hammer
seberat 5.5 lb dan tinggi jatuh 12 inch (Standard Proctor AASHTO).
5. Setelah pemadatan lapis ketiga selesai, buka collar dan ratakan
kelebihan tanah pada mould dengan pelat pemotong.
6. Timbang berat tanah beserta mould.
7. Keluarkan sampel tanah dari mould dengan bantuan extruder.
8. Ambil bagian atas, tengah, bawah dari contoh tanah tersebut untuk
diperiksa kadar airnya, dengan demikian akan diperoleh kadar air ratarata dari contoh tanah setelah dipadatkan.
5.2.3. Perbandingan dengan ASTM
Percobaan ini dilakukan sesuai Standard Proctor - AASHTO T 99 (ASTM D
698)
5.3.
HASIL PRAKTIKUM
50
= cm
tinggi
= cm
berat
= gram
volume = ..d2.tinggi
= cm3
= gr
w(c+w)
= wcan + wwet
= gr
* setelah dioven
w(c+d)
= wcan + wdry
= gr
wwater
= w(c+w) - w(c+d)
= gr
wdry
= w(c+d) - wcan
= gr
w0
100%
= ... gr
Kadar air untuk sampel lainnya dapat dirangkum dalam sebuah tabel seperti
di bawah ini:
5.4.
REFERENSI
51
BAB 6
CALIFORNIA BEARING RATIO
6.1.
PENDAHULUAN
Bahan
PRAKTIKUM
HASIL PRAKTIKUM
6.4.
REFERENSI
52
BAB 7
PERMEABILITY
7.1.
PENDAHULUAN
PRAKTIKUM
HASIL PRAKTIKUM
7.4.
REFERENSI
53
54