PENUTUP
1. KESIMPULAN
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu
selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK).
Pelayanan antenatal yang berkualitas adalah yang sesuai dengan standar
pelayanan antenatal seperti yang ditetapkan dalam buku Standar Pelayanan
Kebidanan (SPK). Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis,
pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan
khusus, serta intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang ditemukan dalam
pemeriksaan). Dalam penerapannya terdiri atas timbang berat badan dan ukur
tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, skrining status
imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan,
pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan, test laboratorium
(rutin dan khusus), tata laksana kasus, temu wicara (konseling).
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang
aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan kompeten, yaitu dokter spesialis
kebidanan, dokter umum dan bidan.
Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pertolongan persalinan kepada
masyarakat adalah: dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan.
Pada kenyataan dilapangan, masih terdapat penolong persalinan yang bukan
tenaga kesehatan, dan dilakukan di luar fasilitas pelayanan kesehatan. Secara
bertahap seluruh persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelayanan Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pada ibu
mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Masa nifas di
mulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil.masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu
lamanya.dalam masa nifas ini,bidan mempunyai peran dan tanggung jawab untuk
mendeteksi komplikasi pada ibu untuk melihat perlu atau tidaknya
rujukan,memberikan konseling pada ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan. Mengenali tanda-tanda bahaya,memfasilitasi hubungan dan
ikatan batin antara ibu dan bayinya memulai dan mendorong pemberian ASI.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Asuhan Ibu Postpartum.
2. Untuk mengetahui Jadwal kunjungan, Manajemen serta Postpartum Group.
Selain dari pada itu makalah ini juga ditujukan untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh Dosen Pembimbing.
1.3 Manfaat
Manfaat bagi penulis :
1. Menambah daya kreativitas penulis.
2. Menambah wawasan penulis tentang Asuhan Persalinan Pospartum di rumah.
Manfaat bagi pembaca :
1. Menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang Asuhan Persalinan
Pospartum di rumah.
2. Pembaca dapat memahami tentang Jadwal kunjungan, Manajemen serta
Postpartum Group.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Asuhan ibu postpartum adalah suatu bentuk manajemen kesehatan yang
dilakukan pada ibu nifas dimasyarakat. Pemberian asuhan secara menyeluruh,
tidak hanya kepada ibu nifas, akan tetapi pemberian asuhan melibatkan seluruh
keluarga dan anggota masyarakat disekitaranya.
2.2 Jadwal Kunjungan Di Rumah
Ibu nifas sebaiknya paling sedikit melakukan 4 kali kunjungan masa nifas,
dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah,
mendeteksi dan menangani masalahmasalah yang terjadi. Dimana hal ini
dilakukan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun
psikologik, melaksanakan skirining yang komperhensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya,
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
1.
2.
3.
4.
1)
a.
b.
c.
d.
e.
pasca salin keadaan ibu masih rawan dan perlu mendapatkan perawatan serta
perhatian ekstra dari bidan, karena 60% ibu meninggal pada saat masa nifas dan
50% meninggal pada saat 24 jam pasca salin.Kunjungan 2 (6 hari setelah
persalinan)
Kunjungan kedua dilakukan setelah enam hari pasca salin dimana ibu sudah bisa
melakukan aktivitasnya sehari-hari seperti sedia kala.
Kunjungan 3 ( 2-4 minggu setelah persalinan)
Kunjungan ke tiga dilakukan setelah 2 minggu pasca dimana untuk teknis
pemeriksaannya sama persis dengan pemeriksaan pada kunjungan yang kedua.
Kunjungan 4 (4-6 minggu setelah persalinan).
Untuk kunjungan yang ke empat lebih difokuskan pada penyulit dan juga keadaan
laktasinya. Lebih jelasnya tujuan dari kunjungan ke empat yaitu :
a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau ibu hadapi
b. Tali pusat harus tetap kencang
c. Perhatikan kondisi umum bayi
d. Memberikan konseling mengenai imunisasi, senam nifas serta KB secara dini .
Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada ibu di rumah yaitu:
Kebersihan Diri
Menganjurkan kebersihan seluruh tubuh.
Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.
Pastikanbahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih
dahulu dari depan ke belakang baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus.
Nasehatkan ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai buang air kecil atau
besar.
Menyarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua
kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik, dan
dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.
Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menyentuh daerah luka.
2) Istirahat
a. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan.
b. Menyarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kagiatan rumah tangga biasa secara
perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
c. Menjelaskan kepada ibu bahwa kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam
berbagai hal :
Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi.
Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya
sendiri
3) Latihan
4. Menginterpretasikan Data.
Melakukan identifikasi yang benar terhadap masalah adalah diagnosa berdasarkan
interpretasi yangg benar atas data yg telah dikumpulkan. Diagnosa, masalah dan
kebutuhan ibu postpartum tergantung dari hasil pengkajian terhadap ibu
5. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi
berdasarkan masalah atau diagnosa yang sudah diidentifikasi dan merencanakan
antisipasi tindakan.
6. Menetapkan Tindakan Segera
Mengidentifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi pasien.
7. Membuat Rencana Asuhan
Yaitu dengan Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan
temuan dari langkah sebelumnya.
8. Implementasi Asuhan :
Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman
daripada rencana asuhan tadi.
9. Evaluasi
Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, ulangi kembali
proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah
dilaksanakan tetapi belum efektif atau merencanakan kembali asuhan yang belum
terlaksana jika masih ada.Bidan harus melakukan evaluasi secara terus menerus
selama masa nifas.
Evaluasi secara terus menerus meliputi:
a. Meninjau ulang data
b. Mengkaji riwayat
c. Pemeriksaan fisik.
2.4 Post Partum Group
Di dalam melaksanakan asuhan pada ibu post partum di komunitas salah satunya
adalah dalam bentuk kelompok. Ibu post partum dikelompokkan dengan
mempertimbangkan jarak antara satu orang ibu post partum dengan ibu post
partum lainnya .Kegiatan dapat dilaksanakan di salah satu rumah ibu post partum/
posyandu dan polindes.
Kegiatannya dapat berupa penyuluhan dan konseling.tentang :
1. Kebersihan diri
2. Istirahat
3. Gizi
4. Menyusui
5. Lochea
6. Involusi uterus
7. Senggama
Keluarga berencana
Cara dukungan untuk mengatasi postpartum dari kelompok pendukung
postpartum :
1. Cara pendekatan komunikasi terapeutik yang tujuannya untuk menciptakan
hubungan baik antara bidan dan juga pasien dalam rangka kesembuhannya dengan
cara :
a. Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi
b. Dapat memahami dirinya
c. Dapat mendukung tindakan konstruktif.
2. Cara peningkatan support mental post partum dapat dilakukan keluarga
misalnya :
a. Sekali-kali ibu meminta suami untuk ikut membantu dalam mengerjakan
pekerjaan rumah seperti membantu mengurus bayinya, memasak, menyiapkan
susu, dll
b. Memanggil orang tua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam menghadapi
kesibukan merawat bayinya.
c. Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya dan lebih perhatian
terhadap istrinya.
d. Menyiapkan mental dalam menghadapi anak pertama yang akan lahir.
e. Memperbanyak dukungan dari suami.
f. Suami menggantikan peran istri saat istri kelelahan.
g. Ibu dianjurkan untuk sering sharing dengan teman-temannya yang baru saja
melahirkan
h. Bayi memakai pampers untuk meringankan kerja ibu.
i. Mengganti suasana dengan bersosialisasi.
j. Suami sering menemani istri dalam mengurus bayinya.
Selain hal diatas dukungan post partum dari dirinya sendiri diantaranya
dengan cara :
a. Belajar tenang dengan menarik nafas panjang dan meditasi.
b. Tidurlah ketika bayi tidur.
c. Berolahraga ringan.
d. Ikhlas dan tulus dengan peran baru ssebagai ibu.
e. Tidak perfectsionis dalam hal mengurus bayi,
f. Bicarakan rasa cemas dan komunikasikan.
g. Bersikap fleksibel.
h. Kesempatan merawat bayinya hanya datang satu kali.
i. Bergabung dengan kelompok ibu.
Kelompok postpartum merupakan salah satu bentuk kelompok atau
organisasi kecil dari ibu nifas. Bertujuan untuk mendeteksi, mencegah, dan
mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul masa nifas. Di dalam
melaksanakan asuhan pada ibu postpartum di komunitas, salah satunya adalah
dalam bentuk kelompok. Ibu-ibu postpartum dikelompokkan dengan
mempertimbangkan jarak antara satu orang ibu postpartum dengan ibu postpartum
lainnya.
BAB III
PENUTUP
1.
2.
3.
2.
3.1 Kesimpulan
Ada beberapa kesimpulan yang kami temukan dalam melaksanakan asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan kasus abortus yaitu:
Masa nifas adalah masa (kira-kira) 6 minggu) setelah kelahiran bayi (Bahiyatun,
2009).
Masa nifas adalah masa pemulihan alat reproduksi setelah proses persalinan (2
jam setelah kala IV sampai 6-8 minggu kemudian).
Kunjungan rumah diberikan 2 minggu postpartum dan dilanjutkan minggu ke-4
sampai ke-6.
3.2 Saran
1. Untuk pembaca :
Di harapkan kritik dari pembaca agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa
lebih baik lagi
Untuk penulis :
Diharapkan penulis mampu meningkatkan kreatifitas dalam pembuatan makalah
ataupun karya tulis serta dapat menarik minat pembaca.