Manajemen Nutrisi Dan Cairan Sindrom Nefritis
Manajemen Nutrisi Dan Cairan Sindrom Nefritis
nefrotik
adalah
kumpulan
gejala
yang
ditandai
dengan proteinuria atau terdapatnya protein dalam air seni (lebih dari 3,5 gram per
hari), kadar protein darah yang rendah, kadar kolesterol tinggi, trigliserida tinggi, dan
adanya pembengkakan, terutama di sekitar mata, kaki, dan tangan. Seseorang
dengan sindrom nefrotik akan kelihatan menjadi lebih gemuk dengan berat badan
meningkat, yang sebenarnya disebabkan karena peningkatan cairan tubuh.
Batu Ginjal
Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di
kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks
ginjal dan merupakan batu slauran kemih yang paling sering terjadi (Purnomo,
2000).
Penyakit batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan perbedaan di
negara berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di negara maju
lebih banyak dijumpai batu saluran kemih bagian atas (gunjal dan ureter), perbedaan
ini dipengaruhi status gizi dan mobilitas aktivitas sehari-hari. Angka prevalensi ratarata di seluruh dunia adalah 1-12 % penduduk menderita batu saluran kemih.
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan
aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaankeadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik) Secara epidemiologis terdapat
beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih yang dibedakan
sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik
B. Tujuan
Memberikan informasi mengenai pengertian dari penyakit Sindroma Nefrotik
dan Batu ginjal,
BAB II
LANDASAN TEORI
1. SINDROMA NEFROTIK
A. Definisi
Sindrom nefrotik adalah kumpulan gejala yang ditandai dengan proteinuria atau
terdapatnya protein dalam air seni (lebih dari 3,5 gram per hari), kadar protein darah
yang rendah, kadar kolesterol tinggi, trigliserida tinggi, dan adanya pembengkakan,
terutama di sekitar mata, kaki, dan tangan. Seseorang dengan sindrom nefrotik akan
kelihatan menjadi lebih gemuk dengan berat badan meningkat, yang sebenarnya
disebabkan karena peningkatan cairan tubuh.
Sindrom
nefrotik
adalah
penyakit
dengan
gejala
edema,
proteinuria,
akibat
meningkatnya
permeabilitas
membran
kapiler
glomerulus.
Kehilangan protein melalui urin yang ditandai oleh proteinuria masif (>3,5 g
protein/24jam) menyebabkan hipoalbuminemia yang diikuti oleh edema (retensi air),
hipertensi, hiperlipidemia, anoreksia, dam rasa lemah (Almatsier, 2007).
B. Epidemiologi
Sindrom nefrotik dapat terjadi karena berbagai penyakit. Pada orang dewasa,
penyebab paling umum adalah nefropati diabetik (suatu komplikasi penyakit
diabetes) dan nefropati membran. Namun demikian, penyebab sindrom nefrotik
seringkali tidak diketahui. Kondisi ini juga dapat terjadi sebagai akibat infeksi (seperti
radang tenggorokan, hepatitis, atau mononucleosis), penggunaan obat-obatan
tertentu, kanker, gangguan genetik, gangguan kekebalan tubuh, atau penyakit yang
mempengaruhi
beberapa
sistem
tubuh
termasuk
diabetes, lupus
eritematosus sistemik, beberapa myeloma, dan amiloidosis. Hal ini dapat menyertai
kelainan
ginjal
seperti
glomerulonefritis,
glomerulosclerosis
sel
polimorfonukleus.
Pembengkakan
sitoplasma
endotel
yang
E. Gambaran Klinis
Seorang gadis dengan sindrom nefrotik. Terlihat ada pembengkakan wajah (foto
kiri), dibanding kondisi normalnya (kanan).
Gejala yang paling umum adalah terjadinya pembengkakan. Ini mungkin terjadi di
wajah dan sekitar mata (pembengkakan wajah), pada lengan dan kaki, terutama
pada kaki dan pergelangan kaki, dan di daerah perut (perut bengkak). Gejala lainnya
antara lain adalah : urin nampak berbuih, peningkatan berat badan, nafsu makan
berkurang, dan tekanan darah tinggi. Untuk memastikan, biasanya akan dilakukan
beberapa uji laboratorium, antara lain : pemeriksaan kreatinin serum (umumnya
akan
tinggi), Blood
urea
darah
(mungkin
rendah),
dan urinalisis untuk melihat kadar protein dalam urin. Selain itu juga dilakukan
pemeriksaan kadar kolestrol dan trigliserida darah. Biopsi ginjal mungkin juga
diperlukan.
F. Manifestasi Klinik
Gejala utama yang ditemukan adalah (Suryadi dan Yuliani, 2001):
a. Proteinuria > 3,5 g/hari pada dewasa atau 0,05 g/kg BB/hari pada anak-anak.
b. Hipoalbuminemia < 30 g/l.
c. Edema generalisata. Edema terutama jelas pada kaki, namun dapat ditemukan
edema muka, ascxites dan efusi pleura.
d. Anorexia
e. Fatique
f. Nyeri abdomen
g. Berat badan meningkat
h. Hiperlipidemia, umumnya ditemukan hiperkolesterolemia.
i. Hiperkoagualabilitas, yang akan meningkatkan resiko trombosis vena dan arteri.
G. Pengobatan
L. Syarat Diet
Syarat Diit Sindrom nefrotik adalah (Almatsier, 2007):
1. Energi cukup, untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif yaitu 35 kkal/kg
BB per hari.
2. Protein sedang, yaitu 1 g/kg BB, atau0,8 g/kg BB ditambah jumlah protein yang
3.
4.
5.
6.
7.
darah.
Cairan disesuaikan dengan banyaknya cairan yang dikeluarkan melalui urin
ditambah 500 ml pengganti cairan yang dikeluarkan melalui kulit dan pernafasan.
Karena gejala bersifat sangat individual, diaet di susun secara individual pula,
dengan menyatakan banyak protein dan natrium yang dibutuhkan di dalam diet
(Almatsier, 2007). Contoh : diet sindroma nefrotik, energi: 1750 kkal, P : 50 gr, Na : 2
gr.
beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih yang dibedakan
sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik;
-
Geografi: pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang lebih tinggi
daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu)
Iklim dan temperatur
Asupan air: kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium dapat
kemih.
Pekerjaan: penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak
duduk atau kurang aktivitas fisik (sedentary life).
Teori Terbentuknya Urolithiasis/Batu Ginjal
Teori nukleasi: Batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu atau sabuk
batu (nukleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan kelewat jenuh akan
mengendap di dalam nukleus itu sehingga akhirnya membentuk batu. Inti bantu
dapat berupa kristal atau benda asing saluran kemih.
Teori matriks: Matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin, globulin dan
mukoprotein) sebagai kerangka tempat mengendapnya kristal-kristal batu.
Penghambat kristalisasi: Urine orang normal mengandung zat penghambat
pembentuk kristal yakni magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa
peptida. Jika kadar salah satu atau beberapa zat ini berkurang akan memudahkan
terbentuknya batu dalam saluran kemih.
Batu Kalsium
Batu kalsium (kalsium oksalat dan atau kalsium fosfat) paling banyak ditemukan
yaitu sekitar 75-80% dari seluh batu saluran kemih. Faktor tejadinya batu kalsium
adalah:
1. Hiperkasiuria: Kadar kasium urine lebih dari 250-300 mg/24 jam, dapat terjadi karena
peningkatan absorbsi kalsium pada usus (hiperkalsiuria absorbtif), gangguan
kemampuan reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal (hiperkalsiuria renal) dan adanya
Batu Struvit
Batu struvit disebut juga batu sebagai batu infeksi karena terbentuknya batu
ini dipicu oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah
golongan pemecah urea (uera splitter seperti: Proteus spp., Klebsiella, Serratia,
Enterobakter, Pseudomonas dan Stafilokokus) yang dapat menghasilkan enzim
urease dan mengubah urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak.
Suasana basa ini memudahkan garam-garam magnesium, amonium, fosfat dan
karbonat membentuk batu magnesium amonium fosfat (MAP) dan karbonat apatit.
Batu Urat
Batu asam urat meliputi 5-10% dari seluruh batu saluran kemih, banyak dialami
oleh penderita gout, penyakit mieloproliferatif, pasein dengan obat sitostatika dan
urikosurik (sulfinpirazone, thiazide dan salisilat). Kegemukan, alkoholik dan diet
tinggi protein mempunyai peluang besar untuk mengalami penyakit ini. Faktor yang
mempengaruhi terbentuknya batu asam urat adalah: urine terlalu asam (pH kurang
dari 6, volume urine kurang dari 2 liter/hari atau dehidrasi dan hiperurikosuria.
Batu yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih harus segera
dikeluarkan agar tidak menimbulkan penyulit yang lebih berat. Indikasi untuk
melakukan tindakan pada batu saluran kemih adalah telah terjadinya obstruksi,
infeksi atau indikasi sosial. Batu dapat dikeluarkan melalui prosedur medikamentosa,
dipecahkan dengan ESWL, melalui tindakan endo-urologi, bedah laparoskopi atau
pembedahan terbuka.
G. Pencegahan Urolithiasis/Batu Ginjal
Setelah batu dikelurkan, tindak lanjut yang tidak kalah pentingnya adalahupaya
mencegah timbulnya kekambuhan. Angka kekambuhan batu saluran kemih rata-rata
7%/tahun atau kambuh lebih dari 50% dalam 10 tahun. Prinsip pencegahan
didasarkan pada kandungan unsur penyusun batu yang telah diangkat.
Secara umum, tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah:
Menghindari dehidrasi dengan minum cukup, upayakan produksi urine 2-3 liter per
hari
Medikamentosa
Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan
menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam.
Rendah oksalat
Rendah purin
Batasi Kalsium
Semakin tinggi kalsium bisa menaikkan pula eksresi yang menambah pembentukan
kristalisasi garam-garam dapur. Batasi kalsium tinggi seperti ikan salmon, sarden,
keju, susu, es krim. Anda bisa mengkonsumsi satu porsi lobak, bayam, ikan kering
dan cokelat.
Protein hewani dapat meningkatkan terbuangnya kalsium dan asam urat dalam air kemin yang kemudian diikuti d
Semakin kurang seseorang minum air putih makin kurang pula air kemih yang
terbentuk. Junlah yang dianjurkan adalah minimmal 2 liter air per hari. Umumnya
penderita batu ginjal minum air kurang dari 1 liter per harinya.
Batasi Garam
Setiap peningkatan 100 mg garam dalam makanan dapat meningkatkan 25-30 mg
kalsium dalam urine. keluarnya kalsium dari air kemih karena garam ini
mempermudah terbentuknya kristalisasi ikatan kalsium urat oleh natrium (sodium).
berlebihan.
Tipe 2 : Hiperkalsiuria yang disebabkan oleh asupan kalsium yang berlebihan.
Penatalaksanaan
-
a)
Sumber Kalsium : keju, susu dan olahan susu, teri, dan ikan yang dimakan dengan
tulangnya.
b)
Hindari makanan yang mengandung purin tinggi (>100 mg/100 gram bahan
makanan)
Contoh : otak, hati, jantung, ginjal, jeroan, ekstrak daging/kaldu, buillon, bebek, ikan
sarden, makarel, remis, kerang.
Konsumsi
makanan
yang
menghasilkan
sisa
basa
tinggi
Contoh : susu, susu asam, krim, minyak kelapa, kelapa, santan, semua jenis
sayuran (tapi dibatasi untuk jenis-jenis tertentu) dan semua jenis buah.
DAFTAR PUSTAKA
http://zulliesikawati.wordpress.com/tag/sindrom-nefrotik/
http://mtiencorner.wordpress.com/2010/12/28/sindrom-nefrotik/
Instalasi Gizi Perjan RS.Dr.Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietesien Indonesia.
Penuntun Diet. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta : 2003
http://aroundthenutrition.blogspot.com/2010/02/diet-batu-ginjal-urolithiasis.html
Arsip Blog
2013 (4)
o Februari (4)
Sindroma Nefrotik
Sindroma Nefrotik
Sindroma Nefrotik
Mengenai Saya
Imam Angkasa
Lihat profil lengkapku
Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.