1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Oleh :
Kelompok 2
Annisa Walidatus Sholihah
Anggar Sunu P.
Rut Eka S.
Bagas Iman B.
Yusvida Kusumawati
Mahda Haris Septyadi
Sri Rohayu
Awan Putra P.
(1601410002)
(1601410007)
(1601410013)
(1601410018)
(1601410023)
(1601410028)
(1601410033)
(1601410038)
anaknya menjadi demam. Oleh karenanya, penemuan campak pada saat ini masih banyak
didapati di berbagai wilayah Indonesia, tidak hanya di Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon
saja.
Untuk itulah, sekitar 40 mahasiswa/i KKN UNU yang ditempatkan di empat desa wilayah
Kecamatan Losari berkomitmen untuk turut ikut membantu Puskesmas Losari dalam
penanggulangan campak. Para mahasiswa/I berkumpul di Balai Desa Ambulu sejak pukul
07.30 WIB di wilayah tersebut. Acara ini dibuka dengan diisi sambutan dari pihak pemerintah
desa, dosen pendamping mahasiswa, pemegang program imunisasi Puskesmas Losari dan
dilanjut pengarahan kegiatan. Aksi mereka untuk turun menyusuri rumah warga pun dimulai
pada pukul 08.00 hingga pukul 11.00 WIB, para mahasiswa bergerak dengan memakai ikat
kepala bertuliskan Ketuk 1000 Pintu dan tidak ketinggalan, dengan membawa bekal
semangat khas mahasiswanya.
Para mahasiswa terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu 1 kelompok untuk bergerak di
Desa Ambulu, dan 1 kelompok bergerak di Desa Kalisari. Dalam 1 kelompok, mereka masih
terbagi lagi menjadi beberapa tim (1 tim terdiri dari 2 orang) yang disebar di dusun yang
berbeda untuk mendatangi rumah warga yang memiliki balita satu persatu. Secara bergantian
dengan teman satu timnya, mereka menjelaskan secara singkat apa itu 'tampek', gejala,
dampak, pencegahan hingga berujung pada himbauan untuk datang ke posyandu dan
mengikuti vaksinasi pada hari Jumat (2 September 2016) untuk Desa Ambulu dan Sabtu (3
September 2016) untuk Desa Kalisari.
'Tampek', ternyata sudah tak asing lagi bagi masyarakat Desa Ambulu dan Kalisari. Namun,
yang sangat disayangkan, masyarakat banyak yang masih menganggap remeh penyakit ini.
Penanganan khusus pun sering tidak dilakukan, karena masyarakat menganggap bahwa
penderita akan sembuh sendiri, tanpa tahu pula bahwa penyakit ini akan begitu mudahnya
menyebar ke orang-orang di sekitar. Padahal, campak dapat menular melalui udara (droplet)
yang keluar pada saat penderita bersin atau berbicara dan melalui kontak langsung dari sekret
hidung dan tenggorokan penderita campak. Tanpa adanya penanganan khusus, penyebaran
virus akan terjadi dengan mudahnya, apalagi bila anak tetap dibiarkan bermain di luar
bersama teman-temannya. Bila sudah begini, merupakan sebuah ketidak mustahilan penyakit
ini akan berkembang menjadi wabah dan berubah status menjadi KLB (Kejadian Luar Biasa).
Pada gerakan ini, Puskesmas Losari- Mahasiswa/i KKN UNU - Pencerah Nusantara Cirebon
mencoba untuk menyebarluaskan urgensi tentang dilakukannya vaksinasi campak, agar
dampak berupa dapat menurunnya kualitas sumber daya manusia yang diakibatkan oleh
campak dapat dicegah dengan segera. Muhammad Hakim, salah satu ketua kelompok KKN
UNU, mengungkapkan bahwa mereka setuju untuk bergabung dengan gerakan ini karena
dianggap bagus untuk menanggulangi agar balita yang sudah tidak terkena campak tidak
terkena campak lagi dan yang belum terkena tidak akan terkena. Lamun oyeg, keberkahan
dapat. Kita bergerak dari pagi sampai jam segini ya nanti keberkahannya didapatkan sendiri.
Jadilah seperti kedua tangan, jangan jadi seperti kedua telinga. Melihat keadaan yang seperti
ini, yang hendaknya kita bergeraknya jangan sampai disuruh, tapi dengan sukarela.
Harapannya dengan berpartisipasi dengan gerakan ini, mudah-mudahan kasus campak tidak
terjadi kembali.
Pemaparan panjang kepada Mahasiswa UNU tentang urgensi penanggulangan campak di
Losari memang sudah disampaikan beberapa waktu sebelumnya oleh Tim Pencerah
Nusantara, sehingga mereka mau bergabung dalam gerakan ini dengan sukarela. Sayangnya,
berbeda dengan mereka yang sudah mendapat pemaparan, masih banyak masyarakat kita
yang tidak tahu, bahwa akibat jangka panjang campak bisa berlanjut
menjadi pneumonia(radang paru), terhambatnya tumbuh kembang anak, mengalami gizi
buruk hingga mengalami kebutaan. Satu-satunya jalan pencegahan agar terhindar dari
campak pada saat ini hanya ada satu, yaitu melalui imunisasi campak saat anak usia 9 bulan,
18 bulan dan 2 tahun serta ketika ada imunisasi campak massal. (un)
Sumber : Pencerah Nusantara Cirebon
Pembahasan
Kebijakan yang dimaksud adalah mengatur tata interaksi agar tidak terjadi
penyimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat. Komponen yang termasuk
dalam kebijakan adalah isi, pembuat, pelaksana dan kultur kebijakan. Dalam artikel
tersebut, tidak dijelaskan secara keseluruhan bagaimana kebijakan program ini apakah
sudah termasuk kebijakan anti korupsi atau belum.
5. Kontrol Kebijakan
Kontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat betul-betul efektif
dan mengeliminasi semua bentuk korupsi. Apalagi dalam artikel diatas mahasiswa
dilibatkan secara langsung, dimana mahasiswa sebagai kaum terdidik yang masih bebas
dari kepentingan-kepentingan golongan memiliki tanggung jawab sebagai kontrol bagi
pemerintah. Sebagai kaum terpelajar dengan penalaran ilmiah dan critical thinking yang
baik, mahasiswa dalam melakukan kontrol dan penyampaian aspirasinya juga harus
mencari jalan tengah yang mengakomodasi kepentingan rakyat dan pemerintah, seperti
mendukung program pemerintah yang pro rakyat dengan cara membantu pelaksanaan
program tersebut melalui KKN / praktik lapangan / PKMD Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa.
Adapun kontrol kebijakan yang bisa dilakukan secara langsung antara lain melalui
surat terbuka, diskusi terbuka dengan DPR atau DPRD, dukungan terhadap Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai badan antirasuah. Aksi demonstrasi menjadi opsi
terakhir yang dapat ditempuh mahasiswa.
Tak dapat dipungkiri untuk menanamkan nilai dan prinsip-prinsip anti korupsi perlu
diajarkan sejak dini kepada seluruh masyarakat secara umum. Untuk langkah yang lebih
serius, seharusnya penanaman nilai dan prinsip anti korupsi ini harus di terapkan bukan
hanya di bangku kuliah saja sebagai contohnya, tetapi juga dilakukan secara merata di
berbagai kalangan masyarakat agar hasil yang didapatkan juga bisa maksimal secara
merata.