Anda di halaman 1dari 51

DRAFT

NAMA

: MIRWANTO

NIM

: 20600113116

JUDUL

: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN

KETERAMPILAN DASAR DALAM MELAKUKAN PERCOBAAN DENGAN


MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO TUTORIAL PRAKTIKUM FISIKA
DASAR I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada saat-saat ini, kini dunia telah berubah. Dewasa ini kita hidup dalam
era informasi/global. Dalam era informasi, kecanggihan teknologi informasi dan
komunikasi telah memungkinkan terjadinya pertukaran informasi yang cepat tanpa
terhambat oleh batas ruang dan waktu Berbeda dengan era agraris dan industri,
kemajuan suatu bangsa dalam era informasi sangat tergantung pada kemampuan
masyarakatnya dalam memanfaatkan pengetahuan untuk meningkatkan produktifitas.
Karakteristik masyarakat seperti ini dikenal dengan istilah masyarakat berbasis
pengetahuan (knowledge-based society).
Islam memandang umat manusia sebagai makhluk yang dilahirkan dalam
keadaan kosong, tak berilmu pengetahuan. Namun demikian, Tuhan memberi potensi
yang bersifat jasmaniah dan rohaniah untuk belajar dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi demi kemaslahatan umat manusia itu sendiri. Firman-

firman Allah baik yang secara eksplisit maupun implisit mewajibkan orang untuk
belajar agar memperoleh ilmu pengetahuan . Seperti yang terkandung juga dalam
Quran surah Al-Zumar/39: 9 yang berbunyi:

Terjemahnya:
Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadat diwaktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedangkan ia takut
kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat tuhannya? Katakanlah:
adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui? sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran (QS. Al-Zumar : 9)
(Departemen Agama RI, 2010: 460).
Dalam UU Siksdinas Nomor 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha dasar
untuk menyiapkan dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif untuk mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian,
kecerdasan ahlak mulia, serta keterampilan yang dilakukan dirinya, masyarakat
bangsa, dan negara.
Fisika merupakan ilmu yang berkembang dari pengamatan gejala-gejala alam
dan interaksi yang terjadi di dalamnya. Ilmu fisika dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari seperti pada peristiwa gerak, pembiasan cahaya, terjadinya pelangi, gempa
2

bumi dan sebagainya. Dengan demikian fisika merupakan ilmu pengetahuan yang
sangat dekat dengan kita.
Selain itu, ilmu

fisika mendasari perkembangan teknologi. Fisika

memberikan pelajaran yang baik kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan
hukum alam. Untuk dapat mengelola sumber daya alam dan menguasai teknologi
secara optimal dibutuhkan pemahaman yang baik tentang fisika. Kondisi ini
menunjukkan bahwa fisika memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia.
Di dalam melakukan suatu percobaan fisika, asisten biasanya kurang
konsisten dalam menyampaikan materi praktikum yang akan dilakukan sehingga
menimbulkan kebingungan bagi mahasiswa untuk memahami konsep dari percobaan
yang dilakukan sehingga mahasiswa biasanya tidak memahami tujuan dilakukannya
suatu percobaan atau asisten tidak jelas dalam memberikan materi sesuai dengan
materi yang akan dipraktikumkan. Dan juga didalam lingkungan suatu kampus
terdapat beberapa fasilitas yang mendukung untuk proses pembelajaran yang lebih
interaktif, inovatif dan kreatif. Namun hanya beberapa fasilitas yang digunakan dan
tidak diaplikasikan dengan baik. Dari situlah penulis ingin mengaplikasikan suatu
media untuk memperkenalkan media pembelajaran dengan video.
Media pembelajaran video yang merupakan visual gambar yang diolah
sedemikian rupa sehingga menghasilkan visual dan dilengkapi dengan audio sehingga
berkesan hidup serta menyimpan pesan-pesan pembelajaran. Media video
pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai perangkat ajar yang siap kapan saja
digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran. Kehadiran media video dalam
3

pembelajaran fisika sangat mendukung proses penyampaian berbagai informasi dari


asisten ke mahasiswa. Proses-proses yang kompleks dapat dengan mudahnya
dijelaskan kepada praktikan seperti prinsip archimedes.
Pentingnya video sebagai media pembelajaran adalah memiliki kemampuan
untuk memaparkan sesuatu yang rumit atau komplek serta sulit di jelaskan dengan
hanya gambar atau kata-kata saja. Dengan kemampuan ini maka media video
pembelajaran dapat digunakan untuk menjelaskan materi yang secara nyata. Ada tiga
jenis format video yaitu video tanpa sistem kontrol, misalnya untuk pause,
memperlambat kecepatan pergantian frame, zoom in, zoom out dan lain sebagainya,
video dengan sistem kontrol dan video manipulasi langsung, dimana seorang asisten
dapat berinteraksi langsung dengan kontrol navigasi. Pengembangan media
khususnya video saat ini sangatlah dibutuhkan untuk menyesuaikan dengan tuntutan
kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa dan juga pemahaman konsep pada suatu
materi pelajaran. Video menjadi pilihan untuk menunjang proses belajar yang
menyenangkan dan menarik bagi mahasiswa. Belajar dengan animasi maka
mahasiswa mampu memahami materi pelajaran dengan lebih mudah dan cepat.
Media video dalam proses pembelajaran fisika ternyata dapat meningkatkan
pemahaman konsep dan keterampilan dasar

melakukan suatu percobaan untuk

mahasiswa karena memiliki kemampuan untuk memaparkan sesuatu yang rumit atau
kompleks melalui stimulus audio visual yang akhirnya membuahkan hasil lebih baik
untuk tugas tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali dan
menghubung-hubungkan fakta dan konsep. Pembelajaran dengan memanfaatkan
4

media video dapat menciptakan pembelajaran fisika menjadi efektif, menyenangkan,


tidak membosankan sehingga mempercepat proses penyampaian materi kepada
mahasiswa. Dalam masalah diatas penulis berkeinginan untuk mengadakan penelitian
mengenai peningkatan pemahaman konsep dan keterampilan dasar dalam
melakukan percobaan dengan menggunakan media video tutorial praktikum fisika
dasar 1
B. Rumusan Masalah
Dalam sebuah

penelitian, masalah merupakan kunci dari kegiatan. Dari

rumusan masalah inilah tujuan peneltian, hipotesis, populasi, sampel, teknik untuk
mengumpulkan data dan menganalisis data ditentukan. Rumusan masalah
merupakan

pertanyaan

yang

dijadikan

tonggak

bagi

peneliti

dengan

tes

mengemukakan problematika (Suharsimi Arikunto, 2007: 11).


Berdasarkan uraian di atas, sehingga masalah penelitian dapat dinyatakan
dalam bentuk rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran pemahaman konsep dalam melakukan percobaan dengan
menggunakan media video tutorial praktikum fisika dasar I Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar ?
2. Bagaimana gambaran Keterampilan dasar dalam melakukan percobaan dengan
menggunakan media video tutorial praktikum fisika dasar I Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar ?
3. Apakah terdapat peningkatan pemahaman konsep dan keterampilan dasar
dalam

melakukan percobaan dengan menggunakan

media video tutorial

praktikum fisika dasar I Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah


dan Keguruan UIN Alauddin Makassar ?
C. Hipotesis
Penelitian ini dapat terarah, jika dirumuskan pendugaan terlebih dahulu
terhadap penyebab terjadinya masalah yaitu hipotesis, Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara
empiris (Sumadi Suryabrata, 1992: 69).
Ditinjau dari operasinya, hipotesis dibedakan menjadi hipotesis nol (Ho), yakni
hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antar variabel. Dan hipotesis
alternative (Ha), yakni hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antar variabel
(Suharsimi Arikunto, 2007: 47).
Adapun hipotesis statistik dari penelitian ini yaitu:
Ho: tidak terdapat pengaruh antara peningkatan pemahaman konsep dan
keterampilan dasar dalam melakukan percoaan dengan menggunakan
media video tutorial pada praktikum fisika dasar 1 Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin
Makassar.
Ha: terdapat pengaruh

antara

peningkatan pemahaman konsep dan

keterampilan dasar dalam melakukan percoaan dengan menggunakan


media video tutorial pada praktikum fisika dasar 1 Mahasiswa Jurusan

Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin


Makassar.
D. Definisi Operasional Variabel
Untuk menghindari interpretasi yang keliru atau untuk menjaga terjadinya
simpangsiuran antara penulis dengan pembaca mengenai judul peningkatan
pemahaman konsep dan keterampilan dasar dalam melakukan percobaan dengan
menggunakan media video tutorial praktikum fisika dasar 1 mahasiswa Jurusan
Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar. Maka
penulis merasa sangat perlu untuk memberikan pemahaman yang jelas.
Dalam judul penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu peningkatan
pemahaman konsep dan keterampilan dasar dalam melakukan percoaan sebagai dua
variabel bebas dan penggunaan media video tutorial adalah sebagai variabel terikat.
1. Variabel Bebas (X1) pemahaman konsep
Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep,
pengertian pemahaman adalah pengetahuan yang diperoleh ukan untuk dihafal,
melainkan untuk diyakini dan difahami dengan cara menyusun konsep sementara,
melakukan sharing kepada orang lain agar mendapat tanggapan, merevisi konsep dari
tanggapan tersebut dan kemudian di kembangkan.

sementara pengertian konsep

adalah hasil penyimpulan tentang suatu hal berdasarkan atas adanya ciri ciri yang
sama pada hal tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa pemahaman
konsep adalah pengetahuan yang dimiliki oleh mahasiswa yang terkait dengan
7

praktikum yang akan dilakukan. Peningkatan pemahaman konsep dalam penelitian ini
diukur dengan menggunakan angket.
2. Variabel Bebas (X2) keterampilan dasar dalam melakukan percobaan
Keterampilan dasar atau basic skill adalah keterampilan proses yang
dilakukan seseorang dalam melakukan percoaan, yang meliputi mengoservasi,
mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan.
Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dengan keterampilan dasar
adalah kemampuan dasar mahasiswa dalam melakukan praktikum yang meliputi
kemampuan mengoservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan
dan mengkomunikasikan sehingga menghasilkan hasil percoaan yang diinginkan
sesuai dengan keterampilan dasar.
3. Variabel Terikat (Y) Penggunaan media video toturial
Dalam kamus bahasa indonesia video adalah teknologi pengiriman sinyal
elektronik dari suatu gambar bergerak. Aplikasi umum dari sinyal video adalah
televisi, tetapi dia dapat juga digunakan dalam aplikasi lain di dalam bidang teknik,
saintifik, produksi dan keamanan . Kata video berasal dari kata Latin, Saya lihat.
Istilah video juga digunakan sebagai singkatan dari videotape, dan juga perekam
video serta pemutar video.
E. Tujuan Penelitian Dan Manfaat penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui

gambaran pemahaman konsep dalam

melakukan

percobaan dengan menggunakan media video tutorial praktikum fisika dasar I


Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Alauddin Makassar ?
2. Untuk mengetahui gambaran Keterampilan dasar dalam melakukan percobaan
dengan menggunakan

media video tutorial praktikum fisika dasar

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN


Alauddin Makassar ?
3. Untuk mengetahui Apakah terdapat peningkatan pemahaman konsep dan
keterampilan dasar dalam melakukan percobaan dengan menggunakan media
video tutorial praktikum fisika dasar I Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar ?
F. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar pedoman untuk
memberikan saran dalam melaksanakan pembelajaran berbasis teknologi
informasi dan komunikasi kepada rekan-rekan seprofesi sehingga mutu mengajar
dan hasil belajar para mahasiswa dapat ditingkatkan.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk
penelitian selanjutnya terutama yang menyangkut pembelajaran dengan
menggunakan media berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
3. Bagi mahasiswa. Sebagai wahana pengetahuan yang dapat memberikan
informasi tentang peningkatan mutu pendidikan dengan penerapan media video
dalam pembelajaran aktif.

4. Bagi jurusan pendidikan fisika. Dengan adanya strategi pembelajaran yang baik
maka mampu mewujudkan mahasiswa yang cerdas dan berprestasi.
5. Bagi dosen. Dapat memberikan masukkan dalam memilih strategi pembelajaran
sebagai salah satu upaya memperbaiki dan memudahkan pembelajaran fisika
sehingga pencapaian hasil belajar dapat ditingkatkan.
6. Bagi Peneliti. Dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang diperoleh dari praktek
penelitian secara langsung dengan menerapkan teori-teori yang didapat di bangku
kuliah.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemahaman Konsep
1. Pengertian Pemahaman
10

Pemahaman adalah suatu jenjang di ranah kognitif yang menunjukan


kemampuan menjelaskan hubungan yang sederhana antara fakta-fakta dan konsep
(Arikunto, 2007: 118). Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau
arti dari sesuatu konsep. Untuk itu maka diperlukan adanya hubungan atau pertautan
antara konsep dengan makna yang ada dalam konsep tersebut. Ada tiga macam
pemahaman yang berlaku umum; pertama pemahaman terjemahan, yakni
kesanggupan menterjemahkan makna yang terkandung di dalamnya. Misal,
memahami kalimat bahasa Indonesia, mengartikan lambang Negara, mengartikan
Bhineka Tunggal Ika, dan lain-lain. Kedua pemahaman penafsiran, misalnya
pemahaman grafik, menghubungkan kedua konsep yang berbeda, membedakan yang
pokok dan yang bukan pokok. Ketiga pemahaman ekstraposisi, yakni kesanggupan
melihat dibalik yang tertulis, tersirat dan tersurat, meramalkan sesuatu, atau
memperluas wawasan (Sudjana, 2009: 51).
Pemahaman yang dimaksud dalam penelititian ini adalah suatu kemampuan
untuk mengerti secara benar konsep-konsep atau fakta-fakta. Pemahaman sebagai
salah satu indikator kadar keberhasilan belajar siswa dapat bernilai amat baik, baik,
cukup, dan jelek. Pemahaman (understanding) merupakan prasyarat mutlak untuk
menuju tingkatan kognitif yang lebih tinggi, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2. Pengertian Konsep
Konsep merupakan ide yang mengkombinasikan beberapa unsur berbeda ke
dalam satu unsur tunggal (Suprijono, 2009: 15). Setiap konsep tidak dapat berdiri
11

sendiri, setiap konsep dapat dihubungkan dengan konsep-konsep lain dan hanya
mempunyai makna bila dikaitkan dengan konsep-konsep lain. Konsep-konsep
bersama-sama membentuk semacam jaringan pengetahuan di dalam kepala manusia.
Pemahaman tentang sebuah konsep sangat penting dalam pembelajaran di kelas
karena manfaat belajar konsep akan memberikan keuntungan bagi siswa. Keuntungan
dari belajar konsep adalah:
a. Mengurangi

beban

berat

memori

karenakemampuan

manusia

dalam

mengkategorikan berbagai stimulus terbatas


b. Merupakan unsur pembagun berfikir,
c.

Merupakan dasar proses mental yang lebih tinggi,

d. Diperlukan untuk memecahkan masalah


(Uno, 2011: 10).
3. Pengertian pemahaman konsep
Pemahaman konsep adalah kemampuan mengungkapkan makna suatu konsep
yang meliputi kemampuan membedakan, menjelaskan, menguraikan lebih lanjut, dan
mengubah konsep. Pemahaman konsep dalampenelitian ini adalah konsepsi siswa
yang sama dengan konsepsi para fisikawan yang menyangkut pemahaman siswa
dalammemahami hubungan antara konsep dan konsep konsep yang lain.dengan
demikian, konsep varu tidak masuk dalamjaringan konsep yang telah ada didalam
kepala siswa, tetapi konsepnya berdiri sendiri tanpa ada hubungan dengan konsep lain

12

sehingga konsep beru tersebut tidak dapat digunakan oleh siswa dan tidak
mempunyai arti.
Moore dalam (Tim Dosen IPS PGSD, 2002:2) mengungkapkan bahwa konsep
merupakan sesuatu yang tersimpan dalam pikiran yang berupa suatu pemikiran, ide,
atau gagasan. David A. Jacobsen, Paul Eggen & Donald Kauchak (2009: 98) juga
menyatakan bahwa konsep adalah gagasan yang merujuk pada sebuah kelompok atau
kategori yang semua anggotanya sama-sama memiliki beberapa karakteristik umum.
Dalam matematika, konsep adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang
untuk menggolongkan suatu objek atau kejadian. Jadi pemahaman konsep adalah
pengertian yang benar tentang suatu rancangan atau ide abstrak. Pemahaman konsep
terdiri atas dua pengertian yaitu pertama merupakan kelanjutan dari pembelajaran
penanaman konsep dalam suatu pertemuan. Sedangkan kedua pembelajaran
pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan
lanjutan dari penanaman konsep. Pada pertemuan tersebut menganggap penanaman
konsep sudah diberikan pada pertemuan sebelumnya, di semester atau kelas
sebelumnya.
Menurut Heruman (2007:3) mengatakan bahwa penanaman konsep adalah
pembelajaran suatu konsep baru fisika, ketika siswa belum pernah mempelajari
konsep tersebut. Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang
harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkret dengan konsep
baru yang abstrak sehingga dapat digunakan media atau alat peraga untuk membantu

13

kemampuan pola pikir siswa. Sedangkan pemahaman konsep yaitu pembelajaran


lanjutan dari penanaman konsep yang bertujuan agar siswa labih memahami suatu
konsep, Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep
merupakan kegiatan lanjutan dari penanaman konsep dengan tujuan agar siswa lebih
memahami sesuatu yang tersimpan dalam pikiran sebagai langkah untuk memberikan
label kepada sesuatu atau sebagai alat untuk berpikir, yang dapat membantu
seseorang untuk mengenal, mengerti, dan memahami terhadap sesuatu konsep
tersebut.
B. Keterampilan dalam praktikum
1. Pengertian Keterampilan Proses Dasar Sains
Keterampilan adalah kemampuan menggunakan fikiran, nalar dan perbuatan
secara efisien dan efektif untuk mencapai hasil tertentu, termasuk ktreatifitas.
Keterampilan proses dapat diartikan sebagai : (1). Wahana dan pengembangan fakta,
konsep dan prinsip ilmu pengetahuan bagi siswa, (2). Memperoleh fakta, konsep dan
prinsip ilmu pengetahuan yang ditemukan dan dikembangkan, siswa brperan pula
menunjang perkembangan keterampilan proses dari diri siswa, dan (3) interaksi
antara pengembangan keterampilan proses dengan fakta konsep serta prinsip ilmu
pengetahuan yang pada akhirnya akan mengembang sikap dan nilai ilmuan dari
siswa, (BSNP, 2009: 26)
Menurut Conny Semiawa

dkk (1988 : 14-15) Keterampilan proses sains

dianggap sangat penting untuk pembelajaran sains hal tersebut dikemukakan oleh

14

semiawan (sala seorang ahli pendidikan)

bahwa alasan yang medasari perlunya

pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran yaitu :


a. Dengan begitu cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan tidak mungkin lagi
b.

para guru untuk mengajar semua fakta dan konsep kepada siswa.
Pada dasarnya siswa akan lebih mudah memahami konsep konsep yang rumit
dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh yang kongkrit wajar dengan
situasi dan kondisi yang dihadapi dengan mempraktekkan sendiri upaya

penemuan konsep melalui kegiatan fisik dan mental.


c. Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak, tetapi bersifat relatif.
d. Dalam pembelajaran pengembangan konsep sebaiknya tidak terlepas dari
pengembangan sikap dan pengembangan diri anak didik.
2. Pengukuran

Menurut Cangelosi (1995) yang dimaksud dengan pengukuran


(Measurement) adalah suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris
untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan.
Dalam hal ini pendidik menaksir prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa
saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka
katakan, dan menggunakan indera mereka seperti melihat, mendengar, menyentuh,
mencium, dan merasakan. Pengukuran memiliki dua karakteristik utama yaitu: 1)
penggunaan angka atau skala tertentu; 2) menurut suatu aturan atau formula tertentu.
Pengukuran (Measurement) merupakan proses yang mendeskripsikan performance
siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (sistem angka) sedemikian rupa

15

sehingga sifat kualitatif dari performance siswa tersebut dinyatakan dengan angkaangka. Pernyataan tersebut diperkuat dengan pendapat yang menyatakan bahwa
pengukuran merupakan pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakter tertentu
yang dimiliki oleh seseorang, atau suatu obyek tertentu yang mengacu pada aturan
dan formulasi yang jelas. Aturan atau 10 formulasi tersebut harus disepakati secara
umum oleh para ahli. Dengan demikian, pengukuran dalam bidang pendidikan berarti
mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu.
C. Kajian Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media adalah bentuk jamak dari medium yang berasal dari bahasa latin
medius yang berarti tengah. Dalam bahasa Indonesia kata medium diartikan sebagai
antara atau sedang (Latuheru, 1988: 14).
Pengertian media pembelajaran menurut Latuheru (1988: 14) media
pembelajaran adalah semua alat (bantu) atau benda yang digunakan untuk kegiatan
belajar mengajar, dengan maksud menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran
dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima (dalam hal ini anak didik
atau warga belajar). Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran alat bantu untuk menyampaikan pesan dari sumber kepada
penerima.

16

Sadiman (2008: 7) menjelaskan media pembelajaran adalah segala sesuatu


yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Dalam hal ini adalah proses merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta
perhatian siswa sehingga proses belajar dapat terjalin. Berdasarkan

pernyataan

tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu

yang

digunakan oleh guru sebagai alat bantu mengajar. Dalam interaksi pembelajaran, guru
menyampaikan pesan ajaran berupa materi pembelajaran kepada siswa.
Selanjutnya Schramm (dalam Putri, 2011: 20) media pembelajaran adalah
teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Jadi media pembelajaran adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan pengertian

media

pembelajaran sebagai alat bantu mengajar untuk menyampaikan materi agar pesan
lebih mudah diterima dan menjadikan siswa lebih termotivasi dan aktif.
2. Fungsi Media
Sudrajat (dalam Putri, 2011: 20) mengemukakan fungsi media diantaranya yaitu:
a. media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh
para siswa
b. media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas.
c. media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa
dengan lingkungan
d. media menghasilkan keseragaman pengamatan
e. media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, kongkrit , dan realistis.
f. media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar
17

g. media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang kongkrit


sampai dengan abstrak. Fungsi media yang dipaparkan oleh Sudrajat tersebut
dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berfungsi untuk

membantu

mengatasi hambatan yang terjadi saat pembelajaran didalam kelas.


3. Manfaat Media Pembelajaran
Brown (1983:17) menyatakan bahwa educational media of all types
incresaingly important roles in enabling students to reap benefits from individualized
learning, semua jenis media pembelajaran akan terus meningkatkan peran untuk
memungkinkan siswa memperoleh manfaat dari pembelajaran yang berbeda.
Menggunakan media pembelajarn secara efektif, akan menciptakan suatu proses
belajar mengajar yang optimal. Pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran merupakan salah satu bagian penting dari proses pembelajaran. Media
pembelajaran memberikan manfaat dari pendidik maupun peserta didik.
Arsyad (2002 : 26) mengemukakan manfaat media media pengajaran dalam
proses belajar mengajar sebagai berikut.
a. Media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga
b.

dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.


Media pengajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga
dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa
dengan lingkungannya, dan memungkinkan siswa untuk belajar sendiri-sendiri
sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
18

c. Media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.


d. Media pengajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang
peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinyya
interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungan. Pendapat Arsyad
tentang manfaat media pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran dapat membantu proses belajar mengajar. Penyampaian pesan dan isi
pelajaran dapat diterima baik oleh siswa.
Menurut Latuheru (1988: 23) manfaat media pembelajaran yaitu:
a. media pembelajaran menarik dan memperbesar perhatian anak-anak didik terhadap
materi pengajaran yang disajikan.
b. media pembelajaran mengurangi,

bahkan

dapat

menghilangkan

adanya

verbalisme.
c. media pembelajaran mengatasi perbedaan pengalaman belajar berdasarkan latar
belakang sosial ekonomi dari anak didik.
d. media pembelajaran membantu memberikan pengalaman belajar yang sulit
diperoleh dengan cara yang lain.
e. media pembelajaran dapat mengatasi masalah batas-batas ruang dan waktu.
f. media pembelajaran dapat membantu perkembangan pikiran anak didik secara
teratur tentang hal yang mereka alami.
g. media pembelajaran dapat membantu anak didik dalam mengatasi hal yang sulit
nampak dengan mata.
h. media pembelajaran

dapat

menumbuhkan

kemampuan

berusaha

sendiri

berdasarkan pengalaman dan kenyataan.


i. media pembelajaran dapat mengatasi hal/peristiwa/kejadian yang sulit diikuti oleh
indera mata.

19

j. media pembelajaran memungkinkan terjadinya kontak langsung antara anak didik,


guru, dengan masyarakat, maupun dengan lingkungan alam di sekitar mereka.
Paparan tentang manfaat media oleh Latuheru dapat disimpulkan bahwa media
bermanfaat untuk mengatasi permasalan yang dialami guru dan siswa dalam
pembelajaran. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa memanfaatkan
media pembelajaran adalah membantu dalam penyampaian bahan pengajaran kepada
siswa untuk meningkatkan kualitas siswa yang aktif dan interaktif sehingga dapat
mendukung kelancaran kegiatan pembelajaran disekolah.
4. Jenis-jenis Media
Media Pembelajaran menurut taksonomi Leshin, dkk (dalam Arsyad, 2002:
79-101) adalah sebagai berikut.
a. Media berbasis manusia Media
berbasis manusia merupakan media yang digunakan untuk mengirim dan
mengkomunikasikan peran atau informasi
b. Media berbasis cetakan
Media pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku teks,
buku penuntun, buku kerja atau latihan, jurnal, majalah, dan lembar lepas.
c. Media berbasis visual
Media berbasis visual (image) dalam hal ini memegang peranan yang sangat
penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan
memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat
memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
d. Media berbasis audiovisual

20

Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan


tambahan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan
dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboadr yang
memerlukan persiapan yang banyak, rancangan dan penelitian.
e. Media berbasis komputer
Komputer memilih fungsi yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan dan latihan
komputer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal
dengan nama Computer Managed Instruction (CMI). Modus ini dikenal sebagai
Computer Assisted Instruction (CAI). CAI mendukung pembelajaran dan
pelatihan, akan tetapi ia bukanlah penyampai utama materi pelajaran.
Jenis-jenis media menurut Bretz (dalam Widyastuti dan Nurhidayati,
2010: 17-18) mengklasifikasikan media ke dalam tujuh kelompok yaitu.
a. Media audio, seperti: siaran berita bahasa Jawa dalam radio, sandiwara bahasa
Jawa dalam radio, tape recorder beserta pita audio berbahasa Jawa.
b. Media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri
c. Media visual diam, seperti: foto, slide, gambar
d. Media visual gerak, seperti: film bisu, movie maker tanpa suara, video tanpa
suara
e. Media audio semi gerak, seperti: tulisan jauh bersuara
f. Media audio visual diam, seperti: film rangkai suara, slide rangkai suara
g. Media audio visual gerak, seperti: film dokumenter tentang kesenian Jawa atau
seni pertunjukan tradisional, video kethoprak, video wayang, video campursari.
Henich (dalam Widyastuti dan Nurhidayati, 2010: 19) mengklasifikasikan media
secara lebih sederhana, yaitu:
a. media yang tidak diproyeksikan
21

b.
c.
d.
e.
f.

media yang diproyeksikan


media audio
media video
media berbasis komputer
multimedia kit.

Berdasarkan beberapa pandangan di atas mengenai jenis-jenis media pengajaran


maka dapat disimpulkan bahwa media dapat dikategorikan menjadi tujuh jenis media
yaitu media audio, media visual, media audio visual dan multimedia.
5. Media Pembelajaran Berbasis Komputer
Media pembelajaran berbasis komputer merupakan salah satu media
pembelajaran dengan penyajian menggunakan komputer. Cara untuk
menghasilkan atau menyampaikan materi pelajaran dengan sumber-sumber yang
berbasis micropocessor. Cara penyajian ini dipengaruhi oleh kemampuan yang
dimiliki oleh media yang dimanfaatkan. Komputer memiliki kemampuan untuk
menyajikan proses pembelajaran interaktif (Arsyad, 2002: 97).
Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa materi yang
disampaikan adalah materi yang dikemas dalam program tertentu melalui komputer.
Romiszowski (1974: 260-261) menyatakan bahwa the use of computers in
education is increasing, not only as an aid to the administration of education, but
also as a presentation medium, computer are already being used to present many
programs of a simpler construction artinya bahwa penggunaan komputer dalam

22

pembelajaran meningkat, tidak hanya sebagai alat bantu untuk melaksanakan


pembelajaran, tetapi juga sebagai sebuah media presentasi. Berdasarkan penjelasan
dari ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa media pembelajaran berbasis
komputer merupakan suatu alat bantu pembelajaran yang dapat digunakan secara
individu maupun bersama. Pembelajaran yang dimaksud adalah belajar dengan
menggunakan bantuan komputer. Pemakaian komputer dalam kegiatan pembelajaran
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif.
Gerrald (1967: 14) mengemukakan bahwa another general future of
computer-based instruction is the development of curiculum materials. Berdasarkan
pernyataaan tersebut disebutkan bahwa fitur umum dari media berbasis komputer
adalah materi yang berasal dari kurikulum. Pembuatan media pembelajaran dengan
menggunakan komputer harus memperhatikan kurikulum pembelajaran yang sedang
berlaku. Materi merupakan unsur yang paling penting dalam pembuatan suatu media.
Media pembelajaran berbasis komputer sangat tepat digunakan sebagai media
interaktif pembalajaran. Media berbasis komputer merupakan bentuk media yang
dapat digunakan secara langsung kepada pengguna media. Pengguna media dapat
berinteraksi dengan materi pelajaran secara langsung yang telah diprogramkan ke
dalam sistem di komputer.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
berbasis komputer dapat digunakanan sebagai alat pembuat media pembelajaran
interaktif. Karena media pembelajaran ini, selain dapat digunakan untuk
23

menyampaikan pembelajaran secara langsung kepada peserta didik, yaitu melatih


peserta didik belajar mandiri karena dapat diakses langsung oleh peserta didik. Media
pembelajaran berbasis komputer sangat tepat digunakan sebagai alat pembuat media
pembelajaran interaktif. Media pembelajaran dengan menggunakan komputer ini
dapat digunakan untuk menyampaikan pembelajaran secara langsung kepada siswa
dengan cara berinteraksi dengan mata pelajaran wangsalan yang diprogramkan ke
dalam Macromedia Flash Professional.
6. Multimedia
Perkembangan

tehnologi

pendidikan

pada

gilirannya

menumbuhkan

perkembangan baru dalam dunia pendidikan. Pemikiran dan penemuan penemuan


baru terjadi antara lain penggunaan Multimedia pendidikan.
Vaughan (2004: 1) multimedia is any combination of text, art, sound,
animation, and video delivered to you by computer or other electronic or digitally
manipulated means artinya multimedia adalah kombinasi dari teks, seni, suara,
animasi, dan video yang dikirim kepada Anda oleh komputer atau sarana elektronik
atau digital dimanipulasi lain. Berdasarkan penjelasan dari ahli tersebut multimedia
dapat rancang menjadi media pembelajaran dengan menggabungkan teks, seni, suara,
animasi, dan video.
Arsyad (2002 : 169) multimedia adalah berbagai macam kombinasi grafik,
teks, suara, video, animasi. Penggabungan ini merupakan suatu kesatuan yang

24

bersama-sama menampilkan informasi, pesan atau isi pelajaran. Berdasarkan


pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa multimedia dapat digunakan untuk
media pembelajaran karena dapat menampilkan gambar, suara yang mendukung
penyampaian materi.
Latuheru (1988 : 81) yang dimaksud multimedia adalah suatu kombinasi dari
berbagai medium, dimana kombinasi tersebut dapat digunakan untuk kepentingan
pembelajaran. Setiap media dalam suatu multimedia dirancang untuk melngkapi yang
lain, sehingga seluruh sistem multimedia menjadi lebih berdayaguna dan tepatguna,
dimana

suatu kesatuan menjadi lebih besar/baik dari pada jumlah dari bagian-

bagiannya (the whole is greater than the sum of its parts). Multimedia bertujuan untuk
menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah
dimengerti, dan jelas. Informasi yang akan mudah dimengerti karena melibatkan
semua indera, terutama telinga dan mata untuk menyerap informasi. Penggunaan
media ini sedikit memakan biaya tetap dengan perkembangan teknologi informasi
yang semakin pesat akan dapat digunakan disemua jenjang pendidikan.

6. Media Video
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab,
medoe yang artinya perantara antara pengantar pesan dari pengirim ke penerima

25

pesan menurut Azhar Arsyad (2011: 3). Hamidjojo dan Latuheru (Azhar Arsyad,
2011: 4) mengemukakan bahwa media sebagai bentuk perantara yang digunakan oleh
manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga
ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai pada penerima yang dituju.
Hal ini diperkuat dengan pendapat dari Romiszowski (Basuki Wibawa dan Farida
Mukti, 1991: 8) media adalah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan
(yang dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan.
Berdasarkan beberapa pengertian media di atas, dapat dirumuskan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga
dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Media pembelajaran
sebagai suatu alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran adalah suatu
kenyataan yang tidak bisa dipungkiri keberadaannya. Guru sadar bahwa tanpa
bantuan media, maka materi pembelajaran sukar untuk dimengerti dan dipahami oleh
siswa, terutama pembelajaran yang rumit dan kompleks. Setiap materi pembelajaran
mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pembelajaran
yang tidak memerlukan media pembelajaran, tetapi di lain sisi ada bahan
pembelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Materi pembelajaran yang
mempunyai tingkat kesukaran tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa, apalagi oleh
siswa yang kurang menyukai materi pembelajaran yang disampaikan. Terdapat
banyaknya media pembelajaran, mulai dari yang sangat sederhana hingga ke

26

kompleks, mulai dari yang hanya menggunakan indera mata hingga perpaduan lebih
dari satu indera. Dari yang harganya murah dan tidak memerlukan listrik hingga yang
mahal dan sangat tergantung pada perangkat keras. Seiring berkembangnya teknologi,
muncullah berbagai macam bahan ajar baru yang semakin canggih, mulai dari
berkembangnya bentuk bahan ajar cetak, lalu merambah ke bahan ajar audio, hingga
bahan ajar audio-video. Ini semua menunjukkan bahwa bentuk bahan ajar selalu
mengikuti perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Hal ini diperkuat dengan
pendapat Webster
Menurut (Azhar Arsyad, 2011: 5) teknologi merupakan suatu perluasan konsep
media, dimana teknologi bukan sekedar benda, alat, bahan, atau perkakas, tetapi
tersimpul pula sikap, perbuatan, organisasi, dan manajemen yang berhubungan
dengan penerapan ilmu. Teknologi yang paling tua yang dimanfaatkan dalam proses
belajar adalah percetakan yang bekerja atas dasar prinsip mekanis. Kemudian lahir
teknologi audio-visual yang menggabungkan penemuan mekanis dan elektronis untuk
tujuan pembelajaran. Pengajaran dengan menggunakan audio-visual bercirikan
adanya pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor
film, tape recorder, dan proyektor visual lebar. Jadi, pengajaran melalui audio-visual
adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan
pendengaran. Teknologi audio visual yang sering digunakan dalam pembelajaran
adalah film, slide, dan video
a.

Pengertian Video
27

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, video merupakan rekaman gambar


hidup atau program televisi untuk ditayangkan lewat pesawat televisi, atau dengan
kata lain video merupakan tayangan gambar bergerak yang disertai dengan suara.
Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-vidivisum yang artinya melihat
(mempunyai daya penglihatan); dapat melihat. Media video merupakan salah satu
jenis media audio visual. Media audio visual adalah media yang mengandalkan indera
pendengaran dan indera penglihatan. Media audio visual merupakan salah satu media
yang dapat digunakan dalam pembelajaran menyimak. Media ini dapat menambah
minat siswa dalam belajar karena siswa dapat menyimak sekaligus melihat gambar.
Menurut Azhar Arsyad (2011 : 49) menyatakan bahwa video merupakan
gambargambar dalam frame, di mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa
proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar hidup. Dari pengertian
di atas dapat disimpulkan, bahwa video merupakan salah satu jenis media audiovisual yang dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan
suara alamiah atau suara yang sesuai. Kemampuan video melukiskan gambar hidup
dan suara memberikan daya tarik tersendiri. Video dapat menyajikan informasi,
memaparkan

proses,

menjelaskan

konsepkonsep

yang

rumit,

mengajarkan

keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap.


Berdasarkan pengertian menurut beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
video merupakan salah satu jenis media audio-visual dan dapat menggambarkan
suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang

28

sesuai. Video menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep yang


rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan
mempengaruhi sikap.
b. Tujuan Penggunaan Media Video dalam Pembelajaran
Menurut Ronal Anderson, (1987: 104) mengemukakan tentang
beberapa tujuan dari pembelajaran menggunakan media video yaitu mencakup
tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga tujuan ini dijelaskan sebagai
berikut :
1. Tujuan Kognitif
a) Dapat mengembangkan kemampuan kognitif yang menyangkut kemampuan
mengenal kembali dan kemampuan memberikan rangsangan berupa gerak dan
sensasi.
b) Dapat mempertunjukkan serangkaian gambar diam tanpa suara sebagaimana
media foto dan film bingkai meskipun kurang ekonomis.
c) Video dapat digunakan untuk menunjukkan contoh cara bersikap atau berbuat
dalam suatu penampilan, khususnya menyangkut interaksi manusiawi. Tujuan
Afektif
Dengan menggunakan efek dan tekhnik, video dapat menjadi media yang sangat baik
dalam mempengaruhi sikap dan emosi.
2. Tujuan Psikomotorik
a) Video merupakan media yang tepat untuk memperlihatkan contoh
keterampilan yang menyangkut gerak. Dengan alat ini diperjelas baik dengan
cara memperlambat ataupun mempercepat gerakan yang ditampilkan.

29

b) Melalui video siswa langsung mendapat umpan balik secara visual terhadap
kemampuan

mereka

sehingga

mampu

mencoba

keterampilan

yang

menyangkut gerakan tadi. Melihat beberapa tujuan yang dipaparkan di atas,


sangatlah jelas peran video dalam pembelajaran. Video juga bisa
dimanfaatkan untuk hampir semua topik, model - model pembelajaran, dan
setiap ranah: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pada ranah kognitif, siswa
dapat mengobservasi rekreasi dramatis dari kejadian sejarah masa lalu dan
rekaman aktual dari peristiwa terkini, karena unsur warna, suara dan gerak di
sini mampu membuat karakter berasa lebih hidup. Selain itu dengan melihat
video, setelah atau sebelum membaca, dapat memperkuat pemahaman siswa
terhadap materi ajar. Pada ranah afektif, video dapat memperkuat siswa
dalam merasakan unsur emosi dan penyikapan dari pembelajaran yang
efektif. Pada ranah psikomotorik, video memiliki keunggulan dalam
memperlihatkan bagaimana sesuatu bekerja, video pembelajaran yang
merekam kegiatan motorik/gerak dapat memberikan kesempatan pada siswa
untuk mengamati dan mengevaluasi kembali kegiatan tersebut.

Sebagai

bahan ajar non cetak, video kaya akan informasi untuk diinformasikan dalam
proses pembelajaran karena pembelajaran dapat sampai ke peserta didik
secara langsung. Selain itu, video menambah dimensi baru dalam
pembelajaran, peserta didik tidak hanya melihat gambar dari bahan ajar cetak
dan suara dari program audio, tetapi di dalam video, peserta didik bisa

30

memperoleh keduanya, yaitu gambar bergerak beserta suara yang


menyertainya.
c. Manfaat Penggunaan Media Video dalam Pembelajaran
Manfaat media video menurut Andi Prastowo (2012 : 302), antara lain :
a. memberikan pengalaman yang tak terduga kepada peserta didik, b. memperlihatkan
secara nyata sesuatu yang pada awalnya tidak mungkin bisa dilihat, c. menganalisis
perubahan dalam periode waktu tertentu, d. memberikan pengalaman kepada peserta
didik untuk merasakan suatu keadaan tertentu, dan e. menampilkan presentasi studi
kasus tentang kehidupan sebenarnya yang dapat memicu diskusi peserta didik.
Berdasarkan penjelasan di atas, keberadaan media video sangat tidak
disangsikan lagi di dalam kelas. Dengan video siswa dapat menyaksikan suatu
peristiwa yang tidak bisa disaksikan secara langsung, berbahaya, maupun peristiwa
lampau yang tidak bisa dibawa langsung ke dalam kelas. Siswa pun dapat memutar
kembali video tersebut sesuai kebutuhan dan keperluan mereka. Pembelajaran dengan
media

video

menumbuhkan

minat

serta

memotivasi

siswa

untuk

selalu

memperhatikan pelajaran.
d. Kelebihan dan Kelemahan Media Video
Kelebihan dan Keterbatasan Media Video menurut Daryanto Menurut Daryanto
(2011: 79), mengemukakan beberapa kelebihan penggunaan media video, antara lain:

31

1) Video menambah suatu dimensi baru di dalam pembelajaran, video


menyajikan

gambar

bergerak

kepada

siswa disamping

suara

yang

menyertainya.
2) Video dapat menampilkan suatu fenomena yang sulit untuk dilihat secara
nyata. Sedangkan kekurangannya, antara lain :
a) Opposition
Pengambilan yang kurang tepat dapat menyebabkan timbulnya keraguan
penonton dalam menafsirkan gambar yang dilihatnya.
b) Material pendukung
Video membutuhkan alat proyeksi untuk dapat menampilkan gambar yang ada
di dalamnya.
c) Budget
Untuk membuat video membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Menurut Ronald Anderson (1987: 105) media video memiliki kelebihan,
antara lain :
1. Dengan menggunakan video (disertai suara atau tidak), kita dapat menunjukkan
kembali gerakan tertentu.
2. Dengan menggunakan efek tertentu dapat diperkokoh baik proses belajar maupun
nilai hiburan dari penyajian itu.
3. Dengan video, informasi dapat disajikan secara serentak pada waktu yang sama di
lokasi (kelas) yang berbeda dan dengan jumlah penonton atau peserta yang tak
terbatas dengan jalan menempatkan monitor di setiap kelas.
4. Dengan video siswa dapat belajar secara mandiri. Sedangkan keterbatasan
penggunaan media video, antara lain : 1) Biaya produksi video sangat tinggi dan
hanya sedikit orang yang mampu mengerjakannya. Layar monitor yang kecil akan

32

membatasi jumlah penonton, kecuali jaringan monitor dan sistem proyeksi video
diperbanyak.
5. Ketika akan digunakan, peralatan video harus sudah tersedia di tempat
penggunaan.
6. Sifat komunikasinya bersifat satu arah dan harus diimbangi dengan pencarian
bentuk umpan balik yang lain. Sebuah media pembelajaran pasti mempunyai
kelebihan dan kekurangan masing-masing, begitu juga dengan media video.
Dalam penayangannya video tidak dapat berdiri sendiri, media video ini
membutuhkan alat pendukung seperti LCD untuk memproyeksikan gambar
maupun speaker aktif untuk menampilkan suara agar terdengar jelas. Sifat
komunikasi dalam penggunaan media video hanya bersifat satu arah, siswa hanya
memperhatikan media video, hal inilah yang perlu diperhatikan oleh guru.Karena
video bersifat dapat diulang-ulang maupun diberhentikan, maka guru bisa
mengajak berkomunikasi dengan siswa tentang isi/pesan dari video yang dilihat,
maupun tanya jawab tentang video yang disimak. Jadi komunikasi tersebut tidak
hanya satu arah.
7. Penggunaan Media Video di Kelas
Ada 2 macam video sebagai pembelajaran. Pertama, video yang sengaja
dibuat atau didesain untuk pembelajaran. Video ini dapat menggantikan guru dalam
mengajar. Video ini bersifat interaktif terhadap siswa. Hal inilah yang menjadikan
video ini bisa menggantikan peran guru dalam mengajar. Video semacam ini bisa
disebut sebagai video pembelajaran. Guru yang menggunakan media video
pembelajaran semacam ini dapat menghemat energi untuk menjelaskan suatu materi
33

kepada siswa secara lisan. Peran guru ketika memilih menggunakan media
pembelajaran ini hanyalah mendampingi siswa, dan lebih bisa berperan sebagai
fasilitator. Selain dilengkapi dengan materi, video pembelajaran juga dilengkapi
dengan soal evaluasi, kunci jawaban, dan lain sebagainya sesuai dengan kreatifitas
yang membuatnya. Biasanya satu video berisi satu pokok bahasan. Kedua, video yang
tidak didesain untuk pembelajaran, namun dapat digunakan atau dimanfaatkan untuk
menjelaskan sesuatu hal yang berkaitan dengan pembelajaran. Misalnya video taritarian daerah. Dengan menggunakan video ini siswa dapat melihat secara jelas
bagaimana model sebuah tarian. Contoh lain adalah video terjadinya metamorfosis
kupu-kupu. Materi ini untuk siswa SD agak sulit untuk diterima karena merupakan
sebuah proses, apalagi jika disampaikan hanya dengan ceramah saja. Sehingga
terkesan abstrak bagi siswa. Dengan video proses metamorfosis kupu-kupu dapat
ditampilkan, selain menarik perhatian siswa, dapat menjadikan siswa melihat
prosesnya secara lebih detail dan konkret dibandingkan hanya menggunakan media
gambar saja. Penggunaan video ini juga dapat mengaktifkan daya kreatifitas siswa,
menimbulkan pertanyaanpertanyaan kritis siswa serta menjadikan pembelajaran lebih
bermakna bagi siswa. Hanya saja media video seperti ini membutuhkan penjelasan
dan pengarahan lebih lanjut dari guru, karena video ini bukan video yang interaktif.
Oleh karena itu penggunaan media video ini memerlukan keterampilan guru, agar
dapat tercapai dengan baik.

34

Menurut Cynthia Sparks (2000), dalam menggunakan video guru perlu


memperhatikan gagasan sebagai berikut :
1. Pratinjau setiap program pertama. Guru harus menentukan video yang sesuai
dengan pelajaran. Pilihlah video yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
akan melibatkan siswa dalam pembelajaran. Perhatikan pula apakah video tersebut
mampu memotivasi siswa, memperkenalkan konsep baru, memperkuat konsep
yang telah dipelajari sebelumnya, atau mampu meningkatkan dan memperluas
pengetahuan saat ini.
2. Memberi fokus/alasan untuk dilihat. Berikan siswa sesuatu yang khusus untuk
melihat atau mendengarkan segmen video. Hal ini akan memfokuskan perhatian,
mendorong keaktifan, dan memberikan siswa tujuan atau alasan untuk dilihat.
3. Segmen video. Video pembelajaran berisi sejumlah besar informasi, hal ini
memungkinkan siswa lebih mudah memenuhi tujuan pembelajaran.
4. Melakukan kegiatan pra dan pasca menonton yang akan mengintregasikan video
ke dalam seluruh pelajaran struktur. Kegiatan pra menonton dapat melayani
beberapa tujuan, yaitu memeriksa pengetahuan sebelumnya, memperkenalkan
kosa kata yang diperlukan, dan menetapkan tahap untuk belajar baru. Kegiatan
pasca menonton harus memungkinkan siswa untuk memperkuat, melihat,
menerapkan, atau memperluas pengetahuan baru mereka.
5. Guru dapat menghentikan sebentar video untuk diskusi singkat atau pertanyaan
selama video.
6. Gunakan remote kontrol. Remote kontrol memberikan fleksibilitas gerakan dan
presentasi.

35

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Jenis

penelitian

yang

digunakan

adalah

penelitian

deskriptif

kuantitatif, dimana penelitian ini merupakan metode penelitian yang berusaha


menggambarkan dan menginterpretasikan peningkatan pemahaman konsep dan
keterampilan dasar dalam melakukan percobaan dengan menggunakan media video
Tutorial praktikum fisika dasar I uin Alauddin Makassar sesuai dengan apa adanya.
Secara umum, bentuk diagramatik dari model penelitian ini yaitu:

X1
Y
X2
(Sugiyono, 2012: 234)
Keterangan :
X1

: Pemahaman konsep (Variabel Independen)


36

X2

: Keterampilan dasar dalam melakukan Percobaan (Variabel Independen)

: Penggunaan media video toturial (Variabel Dependen)

B. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila semua peneliti ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi (Suharsimi Arikunto, 2010: 130).
Sudjana mengemukakan bahwa populasi maknanya berkaitan dengan elemen,
yaitu unit tempat diperolehnya informasi bahwa elemen tersebut bisa berubah berupa
individu, keluarga rumah tangga, kelompok sosial, organisasi dan lain-lain (Sudjana,
1989: 84).
Berdasarkan uraian diatas maka Populasi dalam penelitian ini adalah seluru
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar angkatan 2016.
2. Sampel
Menurut Arif Tiro (1999: 3) dalam bukunya sampel adalah sejumlah anggota
yang dipilih atau diambil dari suatu populasi. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto
bahwa sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Lebih lanjut
Suharsimi menyatakan bahwa:

37

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Sampel dalam penelitian ini merupakan bagian dari populasi yang menjadi
subjek penelitian. dalam penelitian ini sampel diambil dari teknik porpusive sampling
peneliti

bisa

menentukan

sampel

berdasarkan

tujuan

tertentu.(suharsimi

arikunto.2010:183)
Berdasarkan pendapat tersebut peneliti menetapkan besarnya sampel diambil adalah
semua mahasiswa jurusan pendidikan fisika fakultas tarbiyah dan keguruan uin
alauddin makassar angkatan 2016
C. Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2009, 101) instrumen penelitian merupakan alat
bantu yang dipilih dan dipergunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan
agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Instrumen penelitian digunakan untuk mendapatkan data atau informasi yang
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dalam hal ini data atau informasi
mengenai peningkatan pemahaman konsep dan keterampilan dasar dalam melakukan
percobaan dengan menggunakan media video tutorial praktikum fisika dasar I
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Alauddin Makassar. Secara fungsional

kegunaan instrumen penelitian adalah memperoleh data yang diperlukan ketika


peneliti telah menginjak pada langkah pengumpulan data atau informasi di lapangan.
Ada empat media untuk mengumpulkan data dalam proses penelitian tersebut
diantaranya adalah kuesioner, observasi, wawancara dan angket.
38

Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah


sebagai berikut:
1. Angket
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,
atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2010: 128). Angket tersebut berisi
pertanyaan yang ditujukan kepada mahasiswa jurusan pendidikan fisika angkatan
2016 yang dijadikan sampel.
Tabel 3.3 Skor Jawaban Angket
Jawaban
Sangat Sesuai (SS)
Sesuai (S)
Kurang Sesuai (KS)
Tidak Sesuai (TS)

Skor Jawaban Positif


4
3
2
1

Skor Jawaban Negatif


1
2
3
4

Angket yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu angket
peningkatan pemahaman konsep dan angket keterampilan dasar dalam praktikum.
D. Prosedur Penelitian
Adapun tahap-tahap prosedur pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan/Perencanaan
Tahap ini merupakan suatu tahap persiapan untuk melakukan suatu perlakuan,
pada tahap ini langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

39

a.
b.
c.
d.

Mengajukan surat permohonan judul kepada Ketua Jurusan


Mengurus persuratan berupa Surat Keterangan Pembimbing
Membuat draft skripsi
Melakukan survei laboratorium yang akan menjadi lokasi penelitian
2. Tahap Pengumpulan Data
Tahap ini dilakukan dengan tujuan agar peneliti mengetahui permasalahan

yang terjadi di lapangan sehingga mempermudah dalam pengumpulan data. Langkahlangkahnya adalah sebagai berikut:
a. Mengumpulkan berbagai referensi untuk memudahkan penyusunan draf
b. Menyusun instrument penelitian dengan menggunakan angket sebagai instrument
utama dan dokumentasi sebagai instrument pendukung dalam mengetahui
pengaruh

yang

signifikan

antara

peningkatan

pemahaman

konsep

dan

keterampilan dasar dalam melakukan percobaan dengan menggunakan media


video Tutorial praktikum fisika dasar I UIN Alauddin Makassar.
3. Tahap Pengolahan Data
Adapun cara yang dilakukan dalam tahap ini yaitu:
a. Dengan melakukan penelitian lapangan untuk mendapatkan data yang konkrit
dengan menggunakan instrument penelitian
b. Dengan jalan membaca referensi/literatur yang berkaitan dengan pembahasan ini
baik dengan menggunakan kutipan langsung ataupun kutipan tidak langsung.
4. Tahap Pelaporan Hasil
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan penelitian yang dilakukan dalam
bentuk finalisasi penelitian dengan menuangkan hasil pengolahan, analisis, dan
kesimpulan tersebut ke dalam bentuk tulisan yang disusun secara konsisten,
sistematis dan metodologis.

40

E. Teknik Analisis Data


Adapun teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai
berikut:
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif yaitu teknik analisis data yang digunakan untuk
menggambarkan data hasil penelitian lapangan dengan menggunakan metode
pengolahan data menurut sifat kuantitatif

sebuah data. Dengan menggunakan

persamaan:
a. Mean atau rata-rata
fi . x i
Me = f
i

Dimana:
Me = Mean untuk data bergolongan

fi
f i . xi

= Jumlah data/sampel
= Produk perkalian antara fi pada tiap antara data dengan tanda kelas
(xi). Tanda kelas (xi) adalah rata-rata dari nilai terendah dan tertinggi

setiap interval data.


b. Rentang data
Rentang data (range) dapat diketahui dengan jalan mengurangi data yang
terbesar dengan data terkecil yang ada dalam kelompok itu. Rumusnya adalah:
R = x t - xr
Dimana:
R = Rentang

41

xt = Data terbesar dalam kelompok


xr = Data terkecil dalam kelompok
c.

Jumlah kelas interval


Jumlah kelas interval dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
K =1 + 3,3 log n
Dimana:
K

= jumlah kelas interval

= jumlah data observasi

log

= logaritma

d. Panjang kelas
Panjang kelas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
R
P= K
Dimana:
P = panjang kelas
R = Rentang
K= jumlah kelas interval
e. Standar deviasi
fi ( x i- x )2
S=
( n-1 )

f. Kategorisasi
1) Peningkatan Pemahman konsep (variabel X1)
(a) Menentukan nilai maximum item
Nilai maximum item = skor tertinggi x jumlah soal
= 4 x 25
= 100
(b) Menentukan nilai minimum item
Nilai minimum item = skor terendah x jumlah soal
42

= 1 x 25
= 25
(c) Menentukan nilai rentang
Rentang
= nilai maximum item nilai minimum item
= 100 25
= 75
(d) Menentukan banyak kelas
Banyak kelas
= 1 + (3,3) log n
= 1 + (3,3) log 25
=5
(e) Menentukan panjang interval
Rentang
Panjang interval = banyak kelas
=

75
5

= 15
(f) Kategorisasi nilai peningkatan pemahaman konsep
Tabel 3.9: Tabel Kategorisasi Skor Responden peningkatan pemahaman konsep
Kategori

Rendah

Kurang

Sedang

Cukup

Tinggi

Nilai
25-39
40-54
55-69
70-84
85-100
Sumber: Sugiyono. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2010
Pendidikan. Bandung : Alfabeta. 2012.

2) Keterampilan dasar dalam pelakukan praktikum (variabel X2)


(a) Menentukan nilai maximum item
Nilai maximum item = skor tertinggi x jumlah soal
= 4 x 20
= 80
(b) Menentukan nilai minimum item
Nilai minimum item = skor terendah x jumlah soal
= 1 x 20

43

= 20
(c) Menentukan nilai rentang
Rentang
= nilai maximum item nilai minimum item
= 80 20
= 60
(d) Menentukan banyak kelas
Banyak kelas
= 1 + (3,3) log n
= 1 + (3,3) log 20
= 5,29 dibulatkan 5
(e) Menentukan panjang interval
Rentang
Panjang interval = banyak kelas
60
= 5
= 12
(f) Kategorisasi Keterampilan dasar dalam pelakukan praktikum
Tabel 3.10: Tabel Kategorisasi Skor Responden keterampilan dasar dalam
melakukan percobaan
Kategori

Rendah

Kurang

Sedang

Cukup

Tinggi

Nilai
20-31
32-43
44-55
56-67
68-80
Sumber: Sugiyono. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2010
3) Penggunaan media video toturial (variabel Y)
Untuk kategorisasi Penggunaan media video toturial, digunakan rumus
sebagai berikut:
Nilai Tertinggi-Nilai Terendah
= Jumlah Kategori
89-60
= 5
= 5,8 dibulatkan menjadi 6
Tabel 3.11: Kategorisasi Penggunaan media video toturial

44

Skor
Kategori
60-65
Sangat Rendah
66-71
Rendah
72-77
Sedang
78-83
Tinggi
84-89
Sangat Tinggi
Sumber: Sugiyono. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2010
2. Analisis Inferensial
Statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
sampel dan hasilnya akan digeneralisasikan (diinferensikan) untuk populasi di mana
sampel diambil.
Adapun cara untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan pemahaman konsep
dan keterampilan dasar dalam melakukan percobaan dengan menggunakan media
video Tutorial praktikum fisika dasar I jurusan pendidikan fisika fakultas tarbiyah dan
keguruan UIN Alauddin Makassar, maka digunakan:
a. Regresi ganda 2 prediktor
Analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya
minimal 2. Adapun persamaan regresi untuk dua prediktor adalah:
Y^

= a0 + a1X1 + a2X2

(Sugiyono, 2010: 275).


Dimana:
= Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan
a0 = harga Y ketika X=0 (harga konstan)

45

a1 = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan


ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan
variabel independen 1. Bila (+) arah garis naik dan bila (-) arah garis
turun.
a2 = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan
ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan
variabel independen 2. Bila (+) arah garis naik dan bila (-) arah garis
turun.
X1= Subyek pada variabel independen 1 yang mempunyai nilai tertentu.
X2= Subyek pada variabel independen 2 yang mempunyai nilai tertentu.
(Sugiyono, 2010: 261)
Untuk menghitung harga-harga a, b1, dan b2 dapat menggunakan persamaan
berikut:

a1 =

( X22 ) ( X1 Y ) - ( X1 X2 )( X2 Y )
( X21 )( X22 ) - ( X1 X2 )2

a2 =

( X21 ) ( X2 Y ) - ( X1 X2 )( X1 Y )
( X21 )( X22 ) - ( X1 X2 )2

(Sudjana, 2009: 164).

Y a X 1 - a X2

a0= n

46

b. Korelasi dalam regresi multiple


Korelasi multiple (R) dicari dengan rumus sebagai berikut:
JK ( reg )
R2 = Y 2
Di mana JK(reg) diperoleh dengan rumus:
JK (reg) = a x 1 y a x 2 y
1

(Sudjana, 2009: 167).


c. Uji hipotesis dengan regresi ganda 2 prediktor
Pengujian hipotesis
Uji keberartian
H0 : R = O (tidak berarti)
H1 : R O (berarti)
(Sudjana, 2009: 168)
Taraf kesalahan ( dan nilai F tabel
= 5% = 0,05
Kriteria pengujian
Kriteria hasil penelitian pada sampel dapat diberlakukan untuk
populasi di mana sampel diambil (koefisien korelasi ganda yang ditemukan
adalah signifikan) adalah sebagai berikut:
H0 ditolak dan Ha diterima jika Fh Ft
Uji statistik
Besarnya korelasi yang dihasilkan dari rumus di atas baru berlaku
untuk sampel yang diteliti. Apakah koefisien korelasi itu dapat

47

digeneralisasikan atau tidak, maka harus diuji signifikannya dengan rumus


berikut:
R 2 /k
Fh= (1- R2 )/(n-k-1)

Keterangan:
R = Koefisien korelasi ganda
K= jumlah variabel independen
n = jumlah anggota sampel
(Sugiyono, 2012: 266).
Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel
X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan sebagai
berikut:
KP = r2 x 100%
Di mana:
KP

: Nilai koefisien diterminan

: Nilai koefisien korelasi

Kesimpulan
Menyimpulkan apakah H0 ditolak atau diterima dengan syarat:
Fhitung Ftabel, maka tolak H0 artinya signifikan
Fhitung Ftabel, terima H0 artinya tidak signifikan

48

(Alma, 2008: 146).

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Ronald H. 1987.Pemilihan Dan Pengembangan Media Untuk


Pembelajaran. Jakarta:CV Rajawali.1987
Andi Prastowo. Panduan Kreatif Membuat Bhan Ajar Inivatif. Yogyakarta: Diva
Press.2012
Arief S Sadiman,Dkk. Media Pendidikan. Jakarta : PT Raja Glafindo Persada.2008
49

Arikunto, Suharsimi. Menejemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. 2007


Menejemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. 2009.
Arsyad, Azhar.Media Pembelajaran.Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2002
Azhar Arsyad.Media Pembelajaran.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.2011
Cangelosi, James S. Merancang tes untuk menilai prestasi siswa.Bandung: Penerbit
ITB. 1995
Brown, Gillian Dan George Yule. Discourse Analysis: Cambridge. 1983
BSNP. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan.Jakarta:Depdiknas. 2006
Buchari Alma.Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa. Bandung:
Alfabeta.2008
Conny Semiawa, Dkk. Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana Mengaktifkan
Siswa Dalam Belajar, Jakarta: PT Gramedia.1988
Cynthia Sparks.(2000).Effective Use Of Video Clips Use.Diakses Dari
Http://Cynthiasparks.Tripod.Com/Effective Use Of Video Clips Usi. Hhttm
Pada Tanggal 20 Mei 2016 Pukul 20.00
Daryanto.Media Pembelajaran.Bandung:Nuraini Sejahtera.2011
Departemen Agama Repoblik Indonesia. Al-Quran Dan Terjemahan. Jakarta:
PT.Syamil Cipta Media.2004
John D. Latuheru. Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar-Mengajar Masa Kini.
Jakarta : Depdikbud. 1988
Schramm, Wilbur.Bigmedia, Littlemedia, Tools And Technologies Fpr
Instruction.London:Sage Publications. 1977
50

Sudjana. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. 1989.Metode Statistika. Bandung:


Tarsito. 2009.
Dasar-Dasar Proses Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset.
2009
Sugiyono. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2010.Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung : Alfabeta. 2012.
Suprijono, A. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.2009
Suryabarta Sumadi.Metodologi Penelitian.Jakarta : Rajawali.1992
Tim Dosen IPS PGSD.Konsep Dasar IPS. Surakarta.2002
Tiro Muhammad Arif. Dasar-Dasar Statistika. Makassar: Universitas Negeri
Makassar. 1999
Uno, H.B. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. 2011
Vaughan, Tay, Multimedia : Making It Work,Sixth Edition, Mcgraw-Hill Technology
Education.2004
Widyastuti. Sri Harti Dan Nurhidayanti.Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa
Jawa. Universitas Negeri Yogyakarta: Program Studi Bahasa Jawa.2010

51

Anda mungkin juga menyukai