NAMA
: MIRWANTO
NIM
: 20600113116
JUDUL
firman Allah baik yang secara eksplisit maupun implisit mewajibkan orang untuk
belajar agar memperoleh ilmu pengetahuan . Seperti yang terkandung juga dalam
Quran surah Al-Zumar/39: 9 yang berbunyi:
Terjemahnya:
Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadat diwaktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedangkan ia takut
kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat tuhannya? Katakanlah:
adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui? sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran (QS. Al-Zumar : 9)
(Departemen Agama RI, 2010: 460).
Dalam UU Siksdinas Nomor 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha dasar
untuk menyiapkan dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif untuk mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian,
kecerdasan ahlak mulia, serta keterampilan yang dilakukan dirinya, masyarakat
bangsa, dan negara.
Fisika merupakan ilmu yang berkembang dari pengamatan gejala-gejala alam
dan interaksi yang terjadi di dalamnya. Ilmu fisika dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari seperti pada peristiwa gerak, pembiasan cahaya, terjadinya pelangi, gempa
2
bumi dan sebagainya. Dengan demikian fisika merupakan ilmu pengetahuan yang
sangat dekat dengan kita.
Selain itu, ilmu
memberikan pelajaran yang baik kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan
hukum alam. Untuk dapat mengelola sumber daya alam dan menguasai teknologi
secara optimal dibutuhkan pemahaman yang baik tentang fisika. Kondisi ini
menunjukkan bahwa fisika memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia.
Di dalam melakukan suatu percobaan fisika, asisten biasanya kurang
konsisten dalam menyampaikan materi praktikum yang akan dilakukan sehingga
menimbulkan kebingungan bagi mahasiswa untuk memahami konsep dari percobaan
yang dilakukan sehingga mahasiswa biasanya tidak memahami tujuan dilakukannya
suatu percobaan atau asisten tidak jelas dalam memberikan materi sesuai dengan
materi yang akan dipraktikumkan. Dan juga didalam lingkungan suatu kampus
terdapat beberapa fasilitas yang mendukung untuk proses pembelajaran yang lebih
interaktif, inovatif dan kreatif. Namun hanya beberapa fasilitas yang digunakan dan
tidak diaplikasikan dengan baik. Dari situlah penulis ingin mengaplikasikan suatu
media untuk memperkenalkan media pembelajaran dengan video.
Media pembelajaran video yang merupakan visual gambar yang diolah
sedemikian rupa sehingga menghasilkan visual dan dilengkapi dengan audio sehingga
berkesan hidup serta menyimpan pesan-pesan pembelajaran. Media video
pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai perangkat ajar yang siap kapan saja
digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran. Kehadiran media video dalam
3
mahasiswa karena memiliki kemampuan untuk memaparkan sesuatu yang rumit atau
kompleks melalui stimulus audio visual yang akhirnya membuahkan hasil lebih baik
untuk tugas tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali dan
menghubung-hubungkan fakta dan konsep. Pembelajaran dengan memanfaatkan
4
rumusan masalah inilah tujuan peneltian, hipotesis, populasi, sampel, teknik untuk
mengumpulkan data dan menganalisis data ditentukan. Rumusan masalah
merupakan
pertanyaan
yang
dijadikan
tonggak
bagi
peneliti
dengan
tes
antara
adalah hasil penyimpulan tentang suatu hal berdasarkan atas adanya ciri ciri yang
sama pada hal tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa pemahaman
konsep adalah pengetahuan yang dimiliki oleh mahasiswa yang terkait dengan
7
praktikum yang akan dilakukan. Peningkatan pemahaman konsep dalam penelitian ini
diukur dengan menggunakan angket.
2. Variabel Bebas (X2) keterampilan dasar dalam melakukan percobaan
Keterampilan dasar atau basic skill adalah keterampilan proses yang
dilakukan seseorang dalam melakukan percoaan, yang meliputi mengoservasi,
mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan.
Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dengan keterampilan dasar
adalah kemampuan dasar mahasiswa dalam melakukan praktikum yang meliputi
kemampuan mengoservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan
dan mengkomunikasikan sehingga menghasilkan hasil percoaan yang diinginkan
sesuai dengan keterampilan dasar.
3. Variabel Terikat (Y) Penggunaan media video toturial
Dalam kamus bahasa indonesia video adalah teknologi pengiriman sinyal
elektronik dari suatu gambar bergerak. Aplikasi umum dari sinyal video adalah
televisi, tetapi dia dapat juga digunakan dalam aplikasi lain di dalam bidang teknik,
saintifik, produksi dan keamanan . Kata video berasal dari kata Latin, Saya lihat.
Istilah video juga digunakan sebagai singkatan dari videotape, dan juga perekam
video serta pemutar video.
E. Tujuan Penelitian Dan Manfaat penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui
melakukan
4. Bagi jurusan pendidikan fisika. Dengan adanya strategi pembelajaran yang baik
maka mampu mewujudkan mahasiswa yang cerdas dan berprestasi.
5. Bagi dosen. Dapat memberikan masukkan dalam memilih strategi pembelajaran
sebagai salah satu upaya memperbaiki dan memudahkan pembelajaran fisika
sehingga pencapaian hasil belajar dapat ditingkatkan.
6. Bagi Peneliti. Dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang diperoleh dari praktek
penelitian secara langsung dengan menerapkan teori-teori yang didapat di bangku
kuliah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemahaman Konsep
1. Pengertian Pemahaman
10
sendiri, setiap konsep dapat dihubungkan dengan konsep-konsep lain dan hanya
mempunyai makna bila dikaitkan dengan konsep-konsep lain. Konsep-konsep
bersama-sama membentuk semacam jaringan pengetahuan di dalam kepala manusia.
Pemahaman tentang sebuah konsep sangat penting dalam pembelajaran di kelas
karena manfaat belajar konsep akan memberikan keuntungan bagi siswa. Keuntungan
dari belajar konsep adalah:
a. Mengurangi
beban
berat
memori
karenakemampuan
manusia
dalam
12
sehingga konsep beru tersebut tidak dapat digunakan oleh siswa dan tidak
mempunyai arti.
Moore dalam (Tim Dosen IPS PGSD, 2002:2) mengungkapkan bahwa konsep
merupakan sesuatu yang tersimpan dalam pikiran yang berupa suatu pemikiran, ide,
atau gagasan. David A. Jacobsen, Paul Eggen & Donald Kauchak (2009: 98) juga
menyatakan bahwa konsep adalah gagasan yang merujuk pada sebuah kelompok atau
kategori yang semua anggotanya sama-sama memiliki beberapa karakteristik umum.
Dalam matematika, konsep adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang
untuk menggolongkan suatu objek atau kejadian. Jadi pemahaman konsep adalah
pengertian yang benar tentang suatu rancangan atau ide abstrak. Pemahaman konsep
terdiri atas dua pengertian yaitu pertama merupakan kelanjutan dari pembelajaran
penanaman konsep dalam suatu pertemuan. Sedangkan kedua pembelajaran
pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan
lanjutan dari penanaman konsep. Pada pertemuan tersebut menganggap penanaman
konsep sudah diberikan pada pertemuan sebelumnya, di semester atau kelas
sebelumnya.
Menurut Heruman (2007:3) mengatakan bahwa penanaman konsep adalah
pembelajaran suatu konsep baru fisika, ketika siswa belum pernah mempelajari
konsep tersebut. Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang
harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkret dengan konsep
baru yang abstrak sehingga dapat digunakan media atau alat peraga untuk membantu
13
dianggap sangat penting untuk pembelajaran sains hal tersebut dikemukakan oleh
14
para guru untuk mengajar semua fakta dan konsep kepada siswa.
Pada dasarnya siswa akan lebih mudah memahami konsep konsep yang rumit
dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh yang kongkrit wajar dengan
situasi dan kondisi yang dihadapi dengan mempraktekkan sendiri upaya
15
sehingga sifat kualitatif dari performance siswa tersebut dinyatakan dengan angkaangka. Pernyataan tersebut diperkuat dengan pendapat yang menyatakan bahwa
pengukuran merupakan pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakter tertentu
yang dimiliki oleh seseorang, atau suatu obyek tertentu yang mengacu pada aturan
dan formulasi yang jelas. Aturan atau 10 formulasi tersebut harus disepakati secara
umum oleh para ahli. Dengan demikian, pengukuran dalam bidang pendidikan berarti
mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu.
C. Kajian Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media adalah bentuk jamak dari medium yang berasal dari bahasa latin
medius yang berarti tengah. Dalam bahasa Indonesia kata medium diartikan sebagai
antara atau sedang (Latuheru, 1988: 14).
Pengertian media pembelajaran menurut Latuheru (1988: 14) media
pembelajaran adalah semua alat (bantu) atau benda yang digunakan untuk kegiatan
belajar mengajar, dengan maksud menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran
dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima (dalam hal ini anak didik
atau warga belajar). Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran alat bantu untuk menyampaikan pesan dari sumber kepada
penerima.
16
pernyataan
yang
digunakan oleh guru sebagai alat bantu mengajar. Dalam interaksi pembelajaran, guru
menyampaikan pesan ajaran berupa materi pembelajaran kepada siswa.
Selanjutnya Schramm (dalam Putri, 2011: 20) media pembelajaran adalah
teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Jadi media pembelajaran adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan pengertian
media
pembelajaran sebagai alat bantu mengajar untuk menyampaikan materi agar pesan
lebih mudah diterima dan menjadikan siswa lebih termotivasi dan aktif.
2. Fungsi Media
Sudrajat (dalam Putri, 2011: 20) mengemukakan fungsi media diantaranya yaitu:
a. media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh
para siswa
b. media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas.
c. media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa
dengan lingkungan
d. media menghasilkan keseragaman pengamatan
e. media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, kongkrit , dan realistis.
f. media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar
17
membantu
bahkan
dapat
menghilangkan
adanya
verbalisme.
c. media pembelajaran mengatasi perbedaan pengalaman belajar berdasarkan latar
belakang sosial ekonomi dari anak didik.
d. media pembelajaran membantu memberikan pengalaman belajar yang sulit
diperoleh dengan cara yang lain.
e. media pembelajaran dapat mengatasi masalah batas-batas ruang dan waktu.
f. media pembelajaran dapat membantu perkembangan pikiran anak didik secara
teratur tentang hal yang mereka alami.
g. media pembelajaran dapat membantu anak didik dalam mengatasi hal yang sulit
nampak dengan mata.
h. media pembelajaran
dapat
menumbuhkan
kemampuan
berusaha
sendiri
19
20
b.
c.
d.
e.
f.
22
tehnologi
pendidikan
pada
gilirannya
menumbuhkan
24
suatu kesatuan menjadi lebih besar/baik dari pada jumlah dari bagian-
bagiannya (the whole is greater than the sum of its parts). Multimedia bertujuan untuk
menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah
dimengerti, dan jelas. Informasi yang akan mudah dimengerti karena melibatkan
semua indera, terutama telinga dan mata untuk menyerap informasi. Penggunaan
media ini sedikit memakan biaya tetap dengan perkembangan teknologi informasi
yang semakin pesat akan dapat digunakan disemua jenjang pendidikan.
6. Media Video
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab,
medoe yang artinya perantara antara pengantar pesan dari pengirim ke penerima
25
pesan menurut Azhar Arsyad (2011: 3). Hamidjojo dan Latuheru (Azhar Arsyad,
2011: 4) mengemukakan bahwa media sebagai bentuk perantara yang digunakan oleh
manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga
ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai pada penerima yang dituju.
Hal ini diperkuat dengan pendapat dari Romiszowski (Basuki Wibawa dan Farida
Mukti, 1991: 8) media adalah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan
(yang dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan.
Berdasarkan beberapa pengertian media di atas, dapat dirumuskan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga
dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Media pembelajaran
sebagai suatu alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran adalah suatu
kenyataan yang tidak bisa dipungkiri keberadaannya. Guru sadar bahwa tanpa
bantuan media, maka materi pembelajaran sukar untuk dimengerti dan dipahami oleh
siswa, terutama pembelajaran yang rumit dan kompleks. Setiap materi pembelajaran
mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pembelajaran
yang tidak memerlukan media pembelajaran, tetapi di lain sisi ada bahan
pembelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Materi pembelajaran yang
mempunyai tingkat kesukaran tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa, apalagi oleh
siswa yang kurang menyukai materi pembelajaran yang disampaikan. Terdapat
banyaknya media pembelajaran, mulai dari yang sangat sederhana hingga ke
26
kompleks, mulai dari yang hanya menggunakan indera mata hingga perpaduan lebih
dari satu indera. Dari yang harganya murah dan tidak memerlukan listrik hingga yang
mahal dan sangat tergantung pada perangkat keras. Seiring berkembangnya teknologi,
muncullah berbagai macam bahan ajar baru yang semakin canggih, mulai dari
berkembangnya bentuk bahan ajar cetak, lalu merambah ke bahan ajar audio, hingga
bahan ajar audio-video. Ini semua menunjukkan bahwa bentuk bahan ajar selalu
mengikuti perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Hal ini diperkuat dengan
pendapat Webster
Menurut (Azhar Arsyad, 2011: 5) teknologi merupakan suatu perluasan konsep
media, dimana teknologi bukan sekedar benda, alat, bahan, atau perkakas, tetapi
tersimpul pula sikap, perbuatan, organisasi, dan manajemen yang berhubungan
dengan penerapan ilmu. Teknologi yang paling tua yang dimanfaatkan dalam proses
belajar adalah percetakan yang bekerja atas dasar prinsip mekanis. Kemudian lahir
teknologi audio-visual yang menggabungkan penemuan mekanis dan elektronis untuk
tujuan pembelajaran. Pengajaran dengan menggunakan audio-visual bercirikan
adanya pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor
film, tape recorder, dan proyektor visual lebar. Jadi, pengajaran melalui audio-visual
adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan
pendengaran. Teknologi audio visual yang sering digunakan dalam pembelajaran
adalah film, slide, dan video
a.
Pengertian Video
27
proses,
menjelaskan
konsepkonsep
yang
rumit,
mengajarkan
28
29
b) Melalui video siswa langsung mendapat umpan balik secara visual terhadap
kemampuan
mereka
sehingga
mampu
mencoba
keterampilan
yang
Sebagai
bahan ajar non cetak, video kaya akan informasi untuk diinformasikan dalam
proses pembelajaran karena pembelajaran dapat sampai ke peserta didik
secara langsung. Selain itu, video menambah dimensi baru dalam
pembelajaran, peserta didik tidak hanya melihat gambar dari bahan ajar cetak
dan suara dari program audio, tetapi di dalam video, peserta didik bisa
30
video
menumbuhkan
minat
serta
memotivasi
siswa
untuk
selalu
memperhatikan pelajaran.
d. Kelebihan dan Kelemahan Media Video
Kelebihan dan Keterbatasan Media Video menurut Daryanto Menurut Daryanto
(2011: 79), mengemukakan beberapa kelebihan penggunaan media video, antara lain:
31
gambar
bergerak
kepada
siswa disamping
suara
yang
menyertainya.
2) Video dapat menampilkan suatu fenomena yang sulit untuk dilihat secara
nyata. Sedangkan kekurangannya, antara lain :
a) Opposition
Pengambilan yang kurang tepat dapat menyebabkan timbulnya keraguan
penonton dalam menafsirkan gambar yang dilihatnya.
b) Material pendukung
Video membutuhkan alat proyeksi untuk dapat menampilkan gambar yang ada
di dalamnya.
c) Budget
Untuk membuat video membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Menurut Ronald Anderson (1987: 105) media video memiliki kelebihan,
antara lain :
1. Dengan menggunakan video (disertai suara atau tidak), kita dapat menunjukkan
kembali gerakan tertentu.
2. Dengan menggunakan efek tertentu dapat diperkokoh baik proses belajar maupun
nilai hiburan dari penyajian itu.
3. Dengan video, informasi dapat disajikan secara serentak pada waktu yang sama di
lokasi (kelas) yang berbeda dan dengan jumlah penonton atau peserta yang tak
terbatas dengan jalan menempatkan monitor di setiap kelas.
4. Dengan video siswa dapat belajar secara mandiri. Sedangkan keterbatasan
penggunaan media video, antara lain : 1) Biaya produksi video sangat tinggi dan
hanya sedikit orang yang mampu mengerjakannya. Layar monitor yang kecil akan
32
membatasi jumlah penonton, kecuali jaringan monitor dan sistem proyeksi video
diperbanyak.
5. Ketika akan digunakan, peralatan video harus sudah tersedia di tempat
penggunaan.
6. Sifat komunikasinya bersifat satu arah dan harus diimbangi dengan pencarian
bentuk umpan balik yang lain. Sebuah media pembelajaran pasti mempunyai
kelebihan dan kekurangan masing-masing, begitu juga dengan media video.
Dalam penayangannya video tidak dapat berdiri sendiri, media video ini
membutuhkan alat pendukung seperti LCD untuk memproyeksikan gambar
maupun speaker aktif untuk menampilkan suara agar terdengar jelas. Sifat
komunikasi dalam penggunaan media video hanya bersifat satu arah, siswa hanya
memperhatikan media video, hal inilah yang perlu diperhatikan oleh guru.Karena
video bersifat dapat diulang-ulang maupun diberhentikan, maka guru bisa
mengajak berkomunikasi dengan siswa tentang isi/pesan dari video yang dilihat,
maupun tanya jawab tentang video yang disimak. Jadi komunikasi tersebut tidak
hanya satu arah.
7. Penggunaan Media Video di Kelas
Ada 2 macam video sebagai pembelajaran. Pertama, video yang sengaja
dibuat atau didesain untuk pembelajaran. Video ini dapat menggantikan guru dalam
mengajar. Video ini bersifat interaktif terhadap siswa. Hal inilah yang menjadikan
video ini bisa menggantikan peran guru dalam mengajar. Video semacam ini bisa
disebut sebagai video pembelajaran. Guru yang menggunakan media video
pembelajaran semacam ini dapat menghemat energi untuk menjelaskan suatu materi
33
kepada siswa secara lisan. Peran guru ketika memilih menggunakan media
pembelajaran ini hanyalah mendampingi siswa, dan lebih bisa berperan sebagai
fasilitator. Selain dilengkapi dengan materi, video pembelajaran juga dilengkapi
dengan soal evaluasi, kunci jawaban, dan lain sebagainya sesuai dengan kreatifitas
yang membuatnya. Biasanya satu video berisi satu pokok bahasan. Kedua, video yang
tidak didesain untuk pembelajaran, namun dapat digunakan atau dimanfaatkan untuk
menjelaskan sesuatu hal yang berkaitan dengan pembelajaran. Misalnya video taritarian daerah. Dengan menggunakan video ini siswa dapat melihat secara jelas
bagaimana model sebuah tarian. Contoh lain adalah video terjadinya metamorfosis
kupu-kupu. Materi ini untuk siswa SD agak sulit untuk diterima karena merupakan
sebuah proses, apalagi jika disampaikan hanya dengan ceramah saja. Sehingga
terkesan abstrak bagi siswa. Dengan video proses metamorfosis kupu-kupu dapat
ditampilkan, selain menarik perhatian siswa, dapat menjadikan siswa melihat
prosesnya secara lebih detail dan konkret dibandingkan hanya menggunakan media
gambar saja. Penggunaan video ini juga dapat mengaktifkan daya kreatifitas siswa,
menimbulkan pertanyaanpertanyaan kritis siswa serta menjadikan pembelajaran lebih
bermakna bagi siswa. Hanya saja media video seperti ini membutuhkan penjelasan
dan pengarahan lebih lanjut dari guru, karena video ini bukan video yang interaktif.
Oleh karena itu penggunaan media video ini memerlukan keterampilan guru, agar
dapat tercapai dengan baik.
34
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
penelitian
yang
digunakan
adalah
penelitian
deskriptif
X1
Y
X2
(Sugiyono, 2012: 234)
Keterangan :
X1
X2
37
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Sampel dalam penelitian ini merupakan bagian dari populasi yang menjadi
subjek penelitian. dalam penelitian ini sampel diambil dari teknik porpusive sampling
peneliti
bisa
menentukan
sampel
berdasarkan
tujuan
tertentu.(suharsimi
arikunto.2010:183)
Berdasarkan pendapat tersebut peneliti menetapkan besarnya sampel diambil adalah
semua mahasiswa jurusan pendidikan fisika fakultas tarbiyah dan keguruan uin
alauddin makassar angkatan 2016
C. Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2009, 101) instrumen penelitian merupakan alat
bantu yang dipilih dan dipergunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan
agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Instrumen penelitian digunakan untuk mendapatkan data atau informasi yang
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dalam hal ini data atau informasi
mengenai peningkatan pemahaman konsep dan keterampilan dasar dalam melakukan
percobaan dengan menggunakan media video tutorial praktikum fisika dasar I
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Angket yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu angket
peningkatan pemahaman konsep dan angket keterampilan dasar dalam praktikum.
D. Prosedur Penelitian
Adapun tahap-tahap prosedur pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan/Perencanaan
Tahap ini merupakan suatu tahap persiapan untuk melakukan suatu perlakuan,
pada tahap ini langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
39
a.
b.
c.
d.
yang terjadi di lapangan sehingga mempermudah dalam pengumpulan data. Langkahlangkahnya adalah sebagai berikut:
a. Mengumpulkan berbagai referensi untuk memudahkan penyusunan draf
b. Menyusun instrument penelitian dengan menggunakan angket sebagai instrument
utama dan dokumentasi sebagai instrument pendukung dalam mengetahui
pengaruh
yang
signifikan
antara
peningkatan
pemahaman
konsep
dan
40
persamaan:
a. Mean atau rata-rata
fi . x i
Me = f
i
Dimana:
Me = Mean untuk data bergolongan
fi
f i . xi
= Jumlah data/sampel
= Produk perkalian antara fi pada tiap antara data dengan tanda kelas
(xi). Tanda kelas (xi) adalah rata-rata dari nilai terendah dan tertinggi
41
log
= logaritma
d. Panjang kelas
Panjang kelas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
R
P= K
Dimana:
P = panjang kelas
R = Rentang
K= jumlah kelas interval
e. Standar deviasi
fi ( x i- x )2
S=
( n-1 )
f. Kategorisasi
1) Peningkatan Pemahman konsep (variabel X1)
(a) Menentukan nilai maximum item
Nilai maximum item = skor tertinggi x jumlah soal
= 4 x 25
= 100
(b) Menentukan nilai minimum item
Nilai minimum item = skor terendah x jumlah soal
42
= 1 x 25
= 25
(c) Menentukan nilai rentang
Rentang
= nilai maximum item nilai minimum item
= 100 25
= 75
(d) Menentukan banyak kelas
Banyak kelas
= 1 + (3,3) log n
= 1 + (3,3) log 25
=5
(e) Menentukan panjang interval
Rentang
Panjang interval = banyak kelas
=
75
5
= 15
(f) Kategorisasi nilai peningkatan pemahaman konsep
Tabel 3.9: Tabel Kategorisasi Skor Responden peningkatan pemahaman konsep
Kategori
Rendah
Kurang
Sedang
Cukup
Tinggi
Nilai
25-39
40-54
55-69
70-84
85-100
Sumber: Sugiyono. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2010
Pendidikan. Bandung : Alfabeta. 2012.
43
= 20
(c) Menentukan nilai rentang
Rentang
= nilai maximum item nilai minimum item
= 80 20
= 60
(d) Menentukan banyak kelas
Banyak kelas
= 1 + (3,3) log n
= 1 + (3,3) log 20
= 5,29 dibulatkan 5
(e) Menentukan panjang interval
Rentang
Panjang interval = banyak kelas
60
= 5
= 12
(f) Kategorisasi Keterampilan dasar dalam pelakukan praktikum
Tabel 3.10: Tabel Kategorisasi Skor Responden keterampilan dasar dalam
melakukan percobaan
Kategori
Rendah
Kurang
Sedang
Cukup
Tinggi
Nilai
20-31
32-43
44-55
56-67
68-80
Sumber: Sugiyono. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2010
3) Penggunaan media video toturial (variabel Y)
Untuk kategorisasi Penggunaan media video toturial, digunakan rumus
sebagai berikut:
Nilai Tertinggi-Nilai Terendah
= Jumlah Kategori
89-60
= 5
= 5,8 dibulatkan menjadi 6
Tabel 3.11: Kategorisasi Penggunaan media video toturial
44
Skor
Kategori
60-65
Sangat Rendah
66-71
Rendah
72-77
Sedang
78-83
Tinggi
84-89
Sangat Tinggi
Sumber: Sugiyono. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2010
2. Analisis Inferensial
Statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
sampel dan hasilnya akan digeneralisasikan (diinferensikan) untuk populasi di mana
sampel diambil.
Adapun cara untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan pemahaman konsep
dan keterampilan dasar dalam melakukan percobaan dengan menggunakan media
video Tutorial praktikum fisika dasar I jurusan pendidikan fisika fakultas tarbiyah dan
keguruan UIN Alauddin Makassar, maka digunakan:
a. Regresi ganda 2 prediktor
Analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya
minimal 2. Adapun persamaan regresi untuk dua prediktor adalah:
Y^
= a0 + a1X1 + a2X2
45
a1 =
( X22 ) ( X1 Y ) - ( X1 X2 )( X2 Y )
( X21 )( X22 ) - ( X1 X2 )2
a2 =
( X21 ) ( X2 Y ) - ( X1 X2 )( X1 Y )
( X21 )( X22 ) - ( X1 X2 )2
Y a X 1 - a X2
a0= n
46
47
Keterangan:
R = Koefisien korelasi ganda
K= jumlah variabel independen
n = jumlah anggota sampel
(Sugiyono, 2012: 266).
Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel
X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan sebagai
berikut:
KP = r2 x 100%
Di mana:
KP
Kesimpulan
Menyimpulkan apakah H0 ditolak atau diterima dengan syarat:
Fhitung Ftabel, maka tolak H0 artinya signifikan
Fhitung Ftabel, terima H0 artinya tidak signifikan
48
DAFTAR PUSTAKA
51