Anda di halaman 1dari 3

FORENSIK KEDOKTERAN GIGI

I Putu Arya Ramadhan on 12 June 2013 Leave a Comment

Ilmu Kedokteran Forensik


Ilmu Kedokteran forensik adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang mempergunakan ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran untuk kepentingan penegakan hukum dan keadilan.
Sasarannya adalah Korban luka, keracunan atau mati karena tindak pidana (Pasal 133
KUHAP).
Peran profesi kedokteran forensik berkaitan dengan kepentingan peradilan dengan
melibatkan pengetahuan patologi forensik dan patologi klinik. Profesi kedokteran
forensik bisa juga mencakup ruang lingkup bukan peradilan yaitu berperan dalam
identifikasi, keterangan medis, uji kelayakan, dan pemeriksaan barang bukti lainnya.
Pendekatan kedokteran forensik selain menjadi ahli klinik medikalisasi dan terapi, ilmu
forensik juga berperan dalam hal non-terapi , yaitu pembuktian. Ilmu forensik sangat
komprehensif mencakup psikososial, yuridis. Akan tetapi forensik juga tidak bisa dikatakan
hukum karena forensik tidak menentukan suata peristiwa disebut pembunuhan, perkosaan
atau mengatakan siapa pelaku. Forensik hanya memberi petunjuk cara kematian atau
pidana atau petunjuk siapa pelaku.
Ilmu kedokteran forensik mengutamakan prinsip dasar etika kedokteran meliputi: prinsip
tidak merugikan (non maleficence), prinsip berbuat baik (beneficence), prinsip
menghormati otonomi pasien (autonomy), dan prinsip keadilan (justice). Prinsip tidak
merugikan (non maleficence), merupakan prinsip dasar menurut tradisi Hipocrates, primum
non nocere. Jika kita tidak bisa berbuat baik kepada seseorang, paling tidak kita tidak
merugikan orang itu. Dalam bidang medis, seringkali kita menghadapi situasi dimana
tindakan medis yang dilakukan, baik untuk diagnosis atau terapi, menimbulkan efek yang
tidak menyenangkan. Prinsip berbuat baik (beneficence), merupakan segi positif dari prinsip
non maleficence. Prinsip menghormati otonomi pasien (autonomy), merupakan suatu
kebebasan bertindak dimana seseorang mengambil keputusan sesuai dengan rencana yang
ditentukannya sendiri. Di sini terdapat 2 unsur yaitu: kemampuan untuk mengambil
keputusan tentang suatu rencana tertentu dan kemampuan mewujudkan rencananya
menjadi kenyataan. Dalam hubungan dokter-pasien ada otonomi klinik atau kebebasan
professional dari dokter dan kebebasan terapetik yang merupakan hak pasien untuk
menentukan yang terbaik bagi dirinya, setelah mendapatkan informasi selengkaplengkapnya. Prinsip keadilan (justice), berupa perlakuan yang sama untuk orang-orang
dalam situasi yang sama, artinya menekankan persamaan dan kebutuhan, bukannya
kekayaan dan kedudukan sosial.
Peranan dari kedokteran forensik dalam penyelesaian perkara pidana di Pengadilan adalah
membantu hakim dalam menemukan dan membuktikan unsur-unsur yang di dakwakan
dalam pasal yang diajukan oleh penuntut. Serta memberikan gambaran bagi hakim
mengenai hubungan kausalitas antara korban dan pelaku kejahatan dengan mengetahui
laporan dalam visum et repertum.

Odontologi Forensik
Definisi
Ilmu kedokteran gigi forensik memiliki nama lain yaitu forensic dentistry dan odontology
forensic. Menurut Pederson, Forensik odontologi adalah suatu cabang ilmu kedokteran gigi
yang mempelajari cara penanganan dan pemeriksaan benda bukti gigi serta cara evaluasi
dan presentasi temuan gigi tersebut untuk kepentingan peradilan.
Sebagai suatu metode identifikasi pemeriksaan gigi memiliki keunggulan sbb:
1.

Gigi merupakan jaringan keras yang resisten terhadap pembusukan dan pengaruh
lingkungan yang ekstrim.
2.
Karakteristik individual yang unik dalam hal susunan gigi geligi dan restorasi gigi
menyebabkan identifikasi dengan ketepatan yang tinggi.
3.
Kemungkinan tersedianya data antemortem gigi dalam bentuk catatan medis gigi
(dental record) dan data radiologis.
4.
Gigi geligi merupakan lengkungan anatomis, antropologis, dan morfologis, yang
mempunyai letak yang terlindung dari otot-otot bibir dan pipi, sehingga apabila terjadi
trauma akan mengenai otot-otot tersebut terlebih dahulu.
5.
Bentuk gigi geligi di dunia ini tidak sama, karena berdasarkan penelitian bahwa gigi
manusia kemungkinan sama satu banding dua miliar.
6.
Gigi geligi tahan panas sampai suhu kira-kira 400C.
7.
Gigi geligi tahan terhadap asam keras.
Batasan dari forensik odontologi terdiri dari:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Identifikasi dari mayat yang tidak dikenal melalui gigi, rahang dan kraniofasial.
Penentuan umur dari gigi.
Pemeriksaan jejas gigit (bite-mark).
Penentuan ras dari gigi.
Analisis dari trauma oro-fasial yang berhubungan dengan tindakan kekerasan.
Dental jurisprudence berupa keterangan saksi ahli.
Peranan pemeriksaan DNA dari bahan gigi dalam identifikasi personal.

Sejarah Forensik Odontologi


Forensik odontologi telah ada sejak jaman prasejarah, akan tetapi baru mulai
mendapatkan perhatian pada akhir abad 19 ketika banyak artikel tentang forensik
odontologi ditulis dalam jurnal kedokteran gigi pada saat itu.
Sejarah forensik odontologi sudah ada sejak sebelum masehi (SM) yaitu pada masa
pemerintahan Kaisar Roma Claudius pada tahun 49 SM, Agrippina ( yang kelak akan
menjadi ibu Kaisar Nero) membuat rencana untuk mengamankan posisinya. Janda kaya
Lollia Paulina merupakan saingannya dalam menarik perhatian Kaisar, maka ia membujuk
Kaisar untuk mengusir wanita tersebut dari Roma. Akan tetapi hal itu rupanya masih
dianggapnya kurang dan ia menginginkan kematian wanita tersebut. Tanpa setahu Kaisar, ia
mengirim seorang serdadu untuk membunuh wanita tersebut. Sebagai bukti telah
melaksanakan perintahnya, kepala Lollia dibawa dan ditunjukkan kepada Agrippina. Karena

kepala tersebut telah rusak parah mukanya, maka Agrippina tidak dapat mengenalinya lagi
dari bentuk mukanya. Untuk mengenalinya Agrippina menyingkap bibir mayat tersebut dan
memeriksa giginya yang mempunyai ciri khas, yaitu gigi depan yang berwarna kehitaman.
Adanya ciri tersebut pada gigi mayat membuat Agrippina yakin bahwa kepala tersebut
adalah benar kepala Lollia.
Pada tahun 1776, dalam suatu perang Bukker Hill terdapat korban Jenderal Yoseph Warren,
oleh drg. Paul Revere dapat dibuktikan bahwa melalui gigi palsu yang dibuatnya yaitu
berupa Bridge Work gigi depan dari taring kiri ke taring kanan yang ia buat sehingga drg.
Paul Revere dapat dikatakan dokter gigi pertama yang menggunakan ilmu kedokteran gigi
forensik dalam pembuktian.
Pada tahun 1887 Godon dari Paris merekomendasikan penggunaan gigi untuk identifikasi
orang yang hilang. Untuk itu ia menganjurkan agar para dokter gigi menyimpan data gigi
para pasiennya, untuk berjaga-jaga kalau-kalau kelak data tersebut diperlukan sebagai data
pembanding.
Kasus identifikasi personal yang terkenal adalah kasus pembunuhan Dr. George Parkman,
seorang dokter dari Aberdeen, oleh Professor JW Webster. Pada kasus ini korban dibunuh,
lalu tubuhnya dipotong-potong lalu dibakar di perapian. Polisi mendapatkan satu blok gigi
palsu dari porselin yang melekat pada potongan tulang. Dr. Nathan Cooley Keep, seorang
dokter bedah mulut memberikan kesaksian bahwa gigi palsu itu adalah bagian dari gigi
palsu buatannya pada tahun 1846 untuk Dr. Parkman yang rahang bawahnya amat protrusi.
Pada tanggal 4 Mei 1897, sejumlah 126 orang Farisi dibakar sampai meninggal di Bazaar de
la Charite. Para korban sulit diidentifikasi secara visual karena umumnya dalam keadaan
terbakar luas dan termutilasi. Berdasarkan pemeriksaan Dr. Oscar Amoedo (dokter gigi
Kuba yang berpraktek di Paris) dan dua orang dokter gigi Perancis, Dr. Davenport dan Dr.
Braul untuk melakukan pemeriksaan gigi-geligi para korban kemudian ternyata mereka
berhasil mengidentifikasi korban-korban ini.
Pada tahun 1917 di dermaga Brooklyn ditemukan mayat yang kemudian dipastikan sebagai
seorang wanita yang telah menghilang 8 bulan sebelumnya. Identifikasi pada kasus ini
ditegakkan berdasarkan temuan bridge pada gigi geliginya.
Sekitar tahun 1960 ketika program instruksional formal kedokteran gigi forensik pertama
dibuat oleh Armed Force Institute of Pathology, sejak saat itu banyak kasus penerapan
forensik odontologi dilaporkan dalam literatur sehingga forensik odontologi mulai banyak
dikenal bukan saja di kalangan dokter gigi, tetapi juga di kalangan penegak hukum dan ahliahli forensik.

Anda mungkin juga menyukai