Anda di halaman 1dari 4

Burning Mouth Syndrome

Definisi
Didefinisikan sebagai kondisi nyeri kronis orofasial, yang gejalanya ditandai oleh rasa sensasi
nyeri terbakar pada lidah, bibir atau dapat melibatkan seluruh rongga mulut.

1,2

Terjadi selama 4-

6 bulan dan paling sering pada lidah dikuti atau tanpa diikuti perluasan pada bibir dan mukosa
lidah. BMS dapat berupa gangguan pengecapan (disgeusia) dan xerostomia serta dapat disertai
kehadiran lesi ataupun tanpa disertai pembentukan lesi.3
Klasifikasi
Ada beberapa klasifikasi untuk mempermudah pengelompokkan pada BMS. Salah satu
klasifikasi berdasarkan dengan fluktuasi harian gejala dibagi dengan beberapa tipe yakni4 :
a. Tipe 1 : Nyeri progresif, pasien bangun tanpa nyeri dan meningkat setiap hari, terjadi
pada 35% pasien. Tipe ini berhubungan dengan penyakit sistemik dan defisiensi nutrisi.
b. Tipe 2 : Gejala konstan dai hari ke hari dan pasien mengalami kesulitan tidur. Terjadi
pada 55% kasus. Pasien pada tipe ini biasanya berhubungan dengan gangguan psikologi
c. Tipe 3 : Gejala intermitten ( berulang-ulang), lokasi dan nyeri tidak jelas. Terjadi pada 10
% pasien. Faktor etiologi pada tipe ini biasanya berupa alergen oral.
d. Tipe 4 : Mengelompokkan BMS dengan 2 bentuk klinis, Primer atau idiopatik BMS dan
Skunder yang terjadi akibat faktor lokal atau kondisi sistemik.
Epidemiologi
Pada penelitian yang dilakukan oleh Sanchez dkk di Barcelona yang menggunakan 140 pasien
yang terdiagnosis BMS ditemukan sebagian besar kasus (46,3%) terletak pada kelompok usia
65-74 tahun. Kelompok usia 75-84 tahun sebesar 31,4%, sedangkan kelompok usia 55- 64
14,2%. Demikian juga kelompok usia 45-54 tahun dan lebih dari 85 tahun memiliki tingkat
persentasi yang rendah sebesar 7,8%.5 Sedangkan rasio perbandingan gender wanita dan pria
berkisar antara 3 :1 sampai 16: 1. Dimana insidensi tertinggi terjadi pada wanita menopause. 4
Selain itu, ditemukan lebih dari 50 % BMS terjadi pada pasien dengan gangguan personaliti dan
gangguan depresi.3

Etiopatologi BMS
Etiologi dari BMS sulit dimengerti. Kebanyakan merupakan interaksi antara sistem biologi dan
psikologi. Beberapa etiologi terkait BMS berhubungan dengan sistem saraf pusat dan tepi.
Faktor-faktor etiopatogenesis pada sindrom ini dibagi menjadi lokal, sistemik dan psikologi.4
1. Faktor Lokal.
Faktor fisik, kimia maupun biologi ( bakteri dan jamur ) adalah faktor yang memiliki efek
langsung sebagai iritan pada mukosa oral dan terjadinya sensai terbakar. Faktor mekanis
seperti prothesa yang kurang adaptasi dapat menyebabkan mikro trauma dan eritema
lokal. Alergi lokal, yakni tingginya konsentrasi monomer residual juga dapat
dihubungkan. Infeksi Candida albicans adalah faktor yang paling sering mengakibatkan
tejadinya BMS.
2. Faktor Sistemik
Kebanyakan berhubungan dengan defisiensi, seperti defisiensi vitamin ( Vitamin B12,
B6, C dan asam folik, anemia dan kekurangan zat besi. Perubahan hormone (penurunan
plasma estrogen ), diabetes mellitus, hipotiroid dan peyakit imun juga dapat
dihubungkan. Beberapa obat juga dapat mengakibatkan burning mouth, diantaranya yang
ditemukan adalah antihistamin, beberapa antihipertensi, neuroleptik, antiaritmia dan
benzodiazepine.
3. Faktor Psikologi
Penelitian menemukan bahwa faktor psikologi memiliki peranan dalam BMS dan
berperan dalam etiologi multifaktorial. Kebanyakan pasien mengalami kecemasan,
depresi dan gangguan kepribadian, terlihat pada pasien yang mengalami BMS. Namun
ada kontroversi,apakah disfungsi psikologis merupakan kejadian primer atau kejadian
sekunder, karena disfungsi psikologis merupakan hal yang umum yang dirasakan oleh
pasien dengan sakit kronis.
Gejala Klinis
1. Nyeri
Lebih dari setengah pasien dengan BMS, mengalami nyeri yang spontan dan tidak jelas
pencetusnya dengan periode yang lama. Karakter nyeri yang digambarkan adalah sensasi
terbakar, pedas, kesemutan dan mati rasa. Dimana yang paling dominan adalah sensai
terbakar pada mukosa oral digambarkan dengan intensitas sedang sampai berat dan dapat
bervariasi setiap harinya. Rata-rata keparahan nyeri menunjukkan skala visual analog

adalah 5-8 cm dalam skala sampai 10, dimana 0cm menunjukkan ketiadaan nyeri dan 10
cm menunjukkan nyeri yang paling parah.6 Lokasi pada nyeri oral umumnya sering
terjadi bilateral dan tidak diikuti distribusi anatomis dari saraf tepi sensorik. Sensari
terbakar yang paling sering terjadi pada ujung dan anterior dari dorsum lidah, anterior
palatum keras, vestibulum bawah dan bibir bawah.3,6
2. Xerostomia dan Gangguan Pengecapan
Terjadi pada 46-67 % kasus. Rasa kering pada oral umumnya lebih bersifat subjektif
dibandingkan dengan hipofungsi saliva. Akan tetapi, pada beberapa pasien menunjukkan
perubahan komposisi saliva menyangkut kuantitas dan kualitas.3, 6 Terjadi peningkatan
albumin, IgM, dan jumlah IgG perubahan komposisi ionik saliva ini mungkin memainkan
peran dalam neuropati lokal yang ditunjukkan pada pasien BMS. Perubahan persepsi rasa
terjadi pada 2/3 kasus. Perubahan rasa yang terjadi dapat berupa rasa pahit, metalik atau
campuran.6
Patogenesis
Penyebab nyeri pada BMS disebabkan adanya gangguan pada neurologis, yakni pada
sistem saraf pusat dan atau saraf tepi. Anomali pada rasa disebakan adanya kemungkinan
interaksi antara mekanisme pengecapan dan nosiseptis yang akan menghubungkan indera
pengecapan dan nyeri oral pada sistem saraf pusat., dan mengindikasikan gangguan sitem saraf
pusat dengan gangguan pengecapan ini terjadi pada tingkatan saraf chorda timpani dan tau saraf
glossofaringeal. Hal ini menyebabkan hambatan ke sistem saraf pusat sehingga terjadi
hiperaktivitas pada jalur nosiseptis trigeminal. Hal ini kemudian membawa respon iritan yang
lebih kuat yang menyebabkan rasa nyeri sebagai akibat gangguan pada sistem pengecapan.7

Referensi
1. Daniel,Charland. Burning Issues in the Treatment of Burning Mouth Syndrome: An
Evidence- Based Study of the Literature.Medical Sciences.2008

2. Nakazone A, Paula D. Burning mouth syndrome: A Discussion About Possible


Etiological Factors And Treatment Modalities. Brazil : Faculty Odontologi University of
Araraquara; 2009
3. Gurvits, Grigory E, Amy Tan. Burning Mouth Syndrome.Worl J Gastroenterol. 2013
4. Aggarwal, Ashish, Sunnil R Panat. Burning Mouth Syndrome ; A Diagnostic And
Therapeutic Dilemma. J clin EXP Dent. 2012.
5. Sanchez MF,Comin XJ, Carlos E. Burning Mouth Syndrome: A Retrospective Study Of
140 Cases In A Sample Of Catalan Population. Espana:Faculty Odontologi University of
Barcelona; 2005.
6. Savage, NW Burning Mouth Syndrome : an update on recent findings. KE Barker. 2005.
7. Jornet, Pia Lopez, Fabio Camacho-Alonso, Paz Andujar-Mateos, Mariano Sanchez-Siles,
Francisco Gomez Garca. Burning Mouth Syndrome : an update. Med Oral Patol Oral Cir
Bucal. 2010 Jul 1;15 (4):e562-8..

Anda mungkin juga menyukai