LANDASAN TEORI
1.1.Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum penentuan Oksigen Terlarut adalah :
1. Menganalisa kadar Oksigen terlarut dalam sampel
2. Memahami analisis kadar oksigen terlarut dengan
menggunakan metode
Winkler
1.2. Landasan Teori
1.2.1 Perbedaan Kadar Bod, Cod , Tss, Dan Mpn Coliform Pada Air
Limbah , Sebelum Dan Sesudah Pengolahan Di Rsud Nganjuk
Pendahuluan
Rumah
sakit
adalah
sarana
upaya
kesehatan
yang
menyelenggarakan
kegiatan pelayanan kesehatan rujukan serta dapat berfungsi
sebagai tempat pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian
(SK GubernurJa tim
dapur,
limbah
disertai dengan
pengelolaan semua
1990).
merupakan
bagian
Pengelolaan
yang
air
sangat
limbah
rumah
penting
dalam
sakit
upaya
limbah
yang
tidak
ditangani
secara
benar
akan
limbah (IPAL)
tahun
(SK Gub.
air.
Pemeriksaan
BOD
diperlukan
adalah
jumlah
oksigen
(mg
O 2)
yang
Santika, 1987).
c. TSS (Total Suspended Solid)
TSS adalah jumlah berat dalam mg/liter kering lumpur
yang ada dalam limbah setelah mengalami penyaringan dengan
membran berukuran 0,45 mikron (Sugiharto, 1987). Penentuan
zat padat tersuspensi (TSS) berguna untuk mengetahui ke
kuatan pence- maran air limbah domestik, dan juga berguna
untuk penentuan efisiensi unit pengolahan air (BAPPEDA,
1997).
d. MPN Coliform
Untuk mengetahui jumlah Coliform didalam contoh
biasanya digunakan metode MPN (Most Probable Number )
limbah RSUD
Tujuan
dari
penelitian
ini
adalah
m empelajari
Nganjuk.
Sampel
penelitian
adalah
air
limbah
sebelum
dalam
air
dan
proses
yang
berkadar
asam
tinggi
da n
part ikel
b. Dasar Teori :
Pemeriksaan
untuk
bakteriologis
melihat adanya
air
bersih
ditujukan
limbah
sesudah pengolahan.
Perbedaan
yang
terlihat
pengolahan.
Berikut
tabel
hasil
pemeriksaan
Besarnya
penurunan
kadar
BOD
sebelum
dan
berikut.
hampir
tidak
ditemukan
perbedaan
dan sesudah
pengukuran
kadar BOD
mengalami
disebabkan
BOD
kadar
BOD
Nganjuk
BOD
hasil
pengolahan di
IPAL
bahwa
kadar
COD
meng alami
pemeriksaan kadar
COD
sesudah
pengukuran kadar
TSS
sebelum
proses
sedangkan sesudah
hasil
dengan
sebesar
tahun
30
1999,
TSS
yang
hasil
9.943
berdasarkan hasil
Coliform
yang
tidak
mengalami
penurunan
Nganjuk,
Penyehatan
Lingkungan
RSUD
bakteri
dengan
Sebelum dan
Sesudah
Pengolahan
Setelah dilakukan analisis statistik pada data sebelum
dan sesudah pengolahan didapatkan bahwa da ta tersebut
Dari
uraian
Menurut
Fardiaz
(1992)
dalam proses
lumpuraktif
yang
mengalami penurunan
dan
ditarik
untuk
kadar
TSS
ini
pada
sebelum
proses
sudah
tidak
berfungsi lagi
dan
sumber
limbah
lebih
banyak
pada
Ryadi
(1984)
coli form
air permukaan
yang
Untuk
menanggulangi
kerusakan
perlu
dilakukan
metabolisme
menghasilkan
atau
energi
pertukaran
untuk
zat
yang
pertumbuhan
kemudian
dan
Mn(OH)2 + 2 NaCl
2 Mn(OH)2 + O2
2 MnO2 + 2 H20
MnO2 + 2 KI + 2 H2O
Mn(OH)2 + I2 + 2 KOH
I2 + 2 Na2S2O3
Na2S4O6 + 2 NaI
b) Metoda elektrokimia
Cara penentuan oksigen terlarut denganmetoda elektrokimia
adalah cara langsung untuk menentukan oksigen terlarut
dengan alat DOmeter. Prinsip kerjanya adalah menggunakan
probe oksigen yang terdiri dari katoda dan anoda yang
direndam dalam larutan elektrolit.Pada alat DO meter, probe ini
biasanyamenggunakan katoda perak (Ag) dan anodatimbal
(Pb). Secara keseluruhan, elektroda ini dilapisi dengan
1.2.4.Metode Winkler
Prinsipnya dengan menggunakan titrasi iodometri. Sampel
yang akan dianalisis terlebih dahulu ditambahkan larutan MnCl2
dan NaOH-KI, sehingga akan terjadi endapan Mn02. Dengan
menambahkan H2SO4 atan HCl maka endapan yang terjadi akan
larut kembali dan juga akanmembebaskan molekul iodium (I 2) yang
ekivalen dengan oksigen terlarut. Iodium yang dibebaskan ini
selanjutnyadititrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat
(Na2S2O3) dan menggunakan indikator larutan amilum (kanji).
Reaksi kimia yang terjadi dapat dirumuskan :
MnCI2 + NaOH
Mn(OH)2 + 2 NaCI
Mn(OH)2 + O2
2 MnO2 + 2 H20
MnO2 + 2 KI + 2 H2O
Mn(OH)2 + I2 + 2 KOH
I2 + 2 Na2S2O3
Na2S4O6 + 2 NaI
jika
sifat
penentuannya
hanya
bersifat
Kelebihan/kekurangan
Kadar
Oksigen
Terlarut
Cara untuk menanggulangi jika kekurangan kadar oksigen terlarut
adalah dengan cara :
1. Menurunkan
suhu/temperatur
air,
dimana
jika
BAB II
ALAT DAN BAHAN
2.1. Alat
Alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Botol Winkler
3 buah
2. Buret 50 ml
1 buah
3. Klem dan statif
1 buah
4. Pipet volum 25 ml
1 buah
5. Pipet tetes
1 buah
6. Corong
1 buah
7. Spatula
1 buah
8. Beaker glass
3 buah
9. Pipet Volume
1 buah
10. Bola Hisap
2 buah
11. Beaker Gelas
2 buah
12. Botol Warna Gelap
1 Buah
2.2. Bahan
Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Sampel ( Aqua,Pristine 8+ )
2. Larutan MnSO4
3. Alkali Azida Iodida
4. H2SO4 (p)
5. Larutan Tio 0,025 N
6. Larutan amylum
7. Aquades
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
Secukupnya
BAB III
PROSEDUR KERJA
2. Aquades.
3. MnSO4.
Timbang 240 gram MnSO4, kemudian larutkan menjadi 500 ml dengan aquades
dalam labu ukur 500 ml.
4. Alkali Azida Iodida
Timbang 350 gran KOH, 75 gram KI, NaN 3 10 gram, kemudian dilarutkan
menjadi 500 ml dan disimpan dalam botol poly etylen dan tempat gelap.
5. Tio 0,025 N
Timbang 6,5 gram tio sulfat, kemudian tambahkan 2 gram Na 2CO3 anhidrat yang
sudah ditimbang dengan neraca analitis. Kemudian dilarutkan menjadi 1 liter
dengan aquades dan tambahkan 10 ml anvil alkohol, aduk sempurna, biarkan
selama 2 hari, setelah itu distandarisasi.
6. Indikator Amylum
Timbang kurang lebih 10 gram amylum, larutkan menjadi 100 ml dengan
aquades, kemudian panaskan sambil aduk, jangan sampai mendidih. Simpan
dalam botol.
3.2. Prosedur Kerja Penentuan Oksigen Terlarut
a. Dimasukkan sampel (Aqua, Pristine 8+) kedalam botol winkler, diisi sampai
penuh dan ditutup.
b. Dibuka tutup botol winkler, ditambahkan 2 ml MnSO 4 dan 2 ml Alkali Azida
Iodida. Diaduk sampai homogen, diamkan kurang lebih 15 menit.
c. Dibuang cairan jernih diatasnya ( 25 ml ).
d. Ditambahkan 2 ml H2SO4 (p), dan diaduk. Dititrasi dengan Tio 0,025 N,
dipakai amylum sebagai indikator, dititrasi kembali dengan tio 0,025 N.
BAB IV
GAMBAR RANGKAIAN
Sampel (aqua)
Sampel (Pristine)
lalu dibuang
lalu diaduk
BAB V
DATA PENGAMATAN
Volume
Sampel
MnSO4
(ml)
Volume
Alkali
Indikator
Azida
Amilum
Iodida (ml)
Volume
Volume
Tio 0,025
H2SO4
N (ml)
(ml)
3,20
Volume
Volume
Sampel
( ml )
yang
terbuang
( ml )
Secukupn
Aqua
ya
104,8
25
Pristine
8+
secukupn
2
ya
6,20
101,2
25
Perubahan warna :
1. Aqua
Sampel
Larutan Bening
Endapan Kecoklatan
diaduk
Endapan kecoklatan
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan bening
kuning kecoklatan
larutan kuning tua
1.
2.
titrasi
larutan biru donker
larutan bening
Na2S2O3 0,025 N
2. Pristine 8+
Sampel
Larutan Bening
Endapan Kecoklatan
diaduk
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan bening
3.
kuning kecoklatan
4.
larutan kuning tua
titrasi
Larutan Kuning Tua
titrasi
larutan biru donker
larutan bening
Na2S2O3 0,025 N
BAB VI
PENGOLAHAN DATA
6.1. Perhitungan Kadar Oksigen Terlarut
640
79,8
= 8,020 ppm
DO=
1240
76,2
= 16,273 ppm
6.2. Reaksi
2H2O
Air
MnSO4
Mn(OH)2
Mangan Sulfat
4Mn(OH)2
Mangan(II)
Hidroksi
O2
Oksigen
2Mn(OH)3 + 2 KI NaN3
Mangan(III) Alkali Azida
Hidroksi
Iodida
2Na2S2O3
H2SO4
Mangan(II)
Hidroksi
Asam Sulfat
2H2O
4Mn(OH)3
Air
Mangan(III) Hidroksi
Mn (OH)2 + I2 + H2SO4
Mangan (II) Iodium asam sulfat
hidroksi
I2
Mn(SO4) +
I2 +
Mangan
Iodium
sulfat
Na2S4O6
2NaI
2H2O
air
Sodium Tiosulfat
Natrium Iodida
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
1. Oksigen terlarut (DO) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang
berasal dari fotosintesa dan absorbsi atmosfer/udara. Semakin tinggi
jumlah DO maka kualitas air semakin baik.
2. Nilai DO yang diperoleh dari ketiga sampe tersebut adalah untuk Aqua
8,020 ppm, untuk Pristine 8+ 16,273 ppm.
3. Menganalisa kadar DO dengan menggunakan metode winkler yaitu
dengan
titrasi
iodometri.Sampel
ditambahkan
MnCl 2
sehingga
7.2. Saran
1. Sebaiknya setiap sampel dilakukan pentitrasian lebih dari 1 kali sehingga
dapat dibuat perbandingan dan dapat diketahui jika ada terjadi kesalahan
pada titrasi dan hasil oksigen terlarut dapat diperoleh lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
dan
Susanto.2012.
Dasar-Dasar
Pengolahan
Air
LAMPIRAN
Tabel karakteristik air