Anda di halaman 1dari 5

FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN

Hanifah Yonda (3415141762), Hilda Nur (341514703), Muhamad


Rizal (3415141743), Nesya Sabrina (3415141765)
Abstrak
Praktikum ini terdiri dari lima percobaan, yaitu uji musin,
uji ion CNS- , uji enzim lipase, dan hidrolisis lemak. Pada
uji musin, uji ion CNS- digunakan filtrat berupa air liur
(saliva) Pada uji enzim lipase digunakan gerusan
pankreas, duodenum, lambung,dan saliva sedangkan
pada uji hidrolisis lemak, digunakan cairan empedu,
yang masing-masing berasal dari organ pencernaan
pada ayam untuk saliva menggunakan air liur dari
manusia. Hasil uji musin yang menggunakan biuret
menghasilkan warna ungu. Uji ion CNS - menggunakan
larutan FeCl3 menghasilkan warna kuning. Pada hidrolisis
lemak, menghasilkan emulsi pada minyak kelapa,
sedangkan pada larutan air tidak terdapat emulsi. Pada
uji enzim lipase, sebagian besar enzim lipase aktif pada
pankreas dan duodenum dengan membentuk emulsi,
sedangkan pada saliva dan lambung tidak terdapat
emulsi, karena bahan terbatas untuk hidrolisis lemak
pada empeedu tidak praktikan lakukan.
Kata Kunci : uji musin, uji ion CNS-, uji enzim lipase,
hidrolisis lemak
Pendahuluan
Sistem pencernaan pada tubuh makhluk hidup adalah
serangkaian proses yang bekerja mengubah dan memecah
molekul makanan dengan bentuk yang masih kompleks menjadi
bentuk yang lebih sederhana dengan bantuan enzim dan
menyerap sari makanan yang dibutuhkan oleh tubuh si makhluk
itu sendiri.
Pada sistem pencernaan dibantu dengan enzim-enzim
sehingga terjadi pencernaan secara kimiawi untuk memudahkan
tubuh dalam mencerna makanan. Oleh karena itu, tujuan dari
praktikum ini untuk mengetahui enzim-enzim yang terlibat pada
sistem pencernaan serta reaksi-reaksi di dalamnya.
Materi dan Metode
Air liur (saliva) disekresi oleh tiga pasang kelenjar besar
yaitu parotis, submaksila ris dan sublingualis. Pada kelenjar
saliva terdapat enzim proteolitik untuk memecah protein,
terdapat senyawa anorganik ion tiosianat yang bekerja sama
dengan saliva yang berfungsi untuk membantu mencerna
makanan dan sebagai bakterisidal.Pencernaan pada lipid baru
dimulai saat memasuki usus. Pencernaan ini terjadi dengan
bantuan enzim lipase pada usus, lambung, dan pankreas. Lipase

akan menghidrolisis lipid menjadi molekul-molekul lipid yang


lebih kecil. Selain itu pencernaan pada lemak dipermudah oleh
adanya garam empedu, yang mampu menurunkan tegangan
permukaan dan mengemulsi lemak dalam ukuran yang lebih
besar.
Uji Musin : Filtrat air liur 1 mL, tabung reaksi, larutan biuret.
Cara kerja: filtrat air liur ke dalam tabung reaksi+larutan biuret,
diamati perubahan warnanya. Uji ion CNS- : cara kerja, Filtrat air
liur 0.5 mL+larutan 1 ml FeCl3 1%+0.5 mL HCL, diamati
perubahan warnanya.Uji Enzim Lipase : Memasukkan masingmasing gerusan pankreas, duodenum, lambung, dan air liur ke
dalam 5 tabung reaksi+0.5 mL minyak kelapa+0.5 mL larutan
NaOH, diamati perubahannya.Hidrolisis Lemak : Memasukkan
cairan empedu yang telah diencerkan hingga volumenya 2ml ke
dalam 2 tabung reaksi,tabung pertama dengan 2 tetes minyak
kelapa dan untuk tabung kedua diisi dengan 2 ml air dan 2 tetes
minya kelapa. Selanjutnya dikocok dan dibiarkan 10 menit,
diamati perubahannya.
Hasil dan Pembahasan
Hasil
Maka didapat hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil percobaan uji musin, uji CNS, dan uji cairan
empedu.
Perobaan
Uji musin
Uji CNS
Hidrolisis lemak

Hasil
Ungu
Kuning
Minyak kelapa+cairan empedu
= ada emulsi
Minyak kelapa+air = tidak ada
emulsi

Tabel 2. Hasil percobaan uji enzim lipase


Mahkluk Hidup
Ayam
Manusia

Organ
Pankreas
Duodenum
Lambung
Saliva

Warna
Kuning
Jingga
Merah bata
Kuning

Emulsi
Ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada

Pembahasan
Uji Musin
Larutan biuret (NaOH dan CuSO 4) berwarna biru terang
dan akan berubah menjadi keunguan ketika berikatan dengan
bahan yang mengandung protein. CuSO4 berperan sebagai
donor ion tembaga (Cu2+) yang bereaksi dengan ikatan
peptida (-CO dan
NH)
dan
Warna yang
membentuk
kompleks
tembaga
(copper dihasilkan pada Uji
complex)
berwarna keunguan Musin dengan
(kondensasi
2
menggunakan
molekul
urea)
2CO(NH2)2
biuret dan saliva
CONH2NHCONH2
(biuret) + NH3
adalah warna ungu
lembayung yang
mengindikasi

CuSO4 + 2H2O Cu(OH)2+ H2SO4


Cu(OH)2 + NH3 warna ungu Ikatan
peptida panjang ungu
Uji CNS
Pada uji CNS dihasilkan warna saliva
yang telah
dicampur
dengan HCl
dan FeCl3 adalah kuning tidak terlalu
jingga dan terdapat cincin berwarna
kuning agak pekat di permukaannya.
Hal ini disebabkan karna praktikan
salah dalam prosedur ketika sedang
mengocok tabung reaksi. Seharusnya warna yang dihasilkan
adalah warna orange. Warna ini membuktikan adanya kandungan
CNS pada saliva. Ion CNS bekerja bersama enzim proteolitik,
berfungsi sebagai bakterisidal dan mencerna partikel-partikel
makanan yang membantu mengontrol mikroorganisme dalam
mulut.
Ion feroklorida akan teroksidasi dan
melepaskan ion bebas Fe2+ dan akan berikatan
dengan Ion CNS. Reaksi kimia dari percobaan
ini adalah sebagai berikut:
FeCl3+ HCl + 3CNS------- > Fe (CNS)3 + HCl
+ 3ClWarna yang dihasilkan pada tabung kanan adalah
kuning tidak terlalu jingga dan terdapat cincin
berwarna kuning agak pekat di permukaannya.
Uji enzim lipase
Saliva
Pada campuran saliva dan minyak kelapa
tidak terdapat emulsi lemak.
Walaupun di
dalam saliva terdapat enzim lipase lingual,
namun dalam jumlah yang terbatas. Selain itu,
lipase lingual hanya merubah trigliserida
menjadi 1 asam lemak dan digliserida.
Sehingga belum terdapat emulsi
Tidak
lemak. Lipase lingual ini sendiri
dihasilkan oleh kelenjar ebner
terdapat
pada bagian dorsal lidah. Hanya
emulsi
sekitar 10-30% lemak dihidrolisis oleh lipase lingual menjadi
digliserida dalam waktu 10mnt.
Lambung
Pada lambung tidak terbentuk emulsi karena enzim lipase
lambung tidak dapat bekerja secara optimal. Enzim lipase akan
bekerja secara optimal pada pH sekitar 6-7. Sedangkan keadaan

di lambung sangat asam, yang dapat


menyebabkan enzim lipase ini terdenaturasi.
Tidak
terbentuk
emulsi
Pankreas
Pada pankreas terbentuk emulsi
lemak
karena
pankreas
menghasilkan
enzim
lipase
yang
bisa
memecah lemak
menjadi
asam
lemak
dan
gliserol.
Lipase
pankreas
Terbentu
memecah
trigliserida
k
emulsi
membentuk
campuran
asam
lemak
lemak
dan
monogliserida.
Selain
lipase,
pankreas
juga
menghasilkan esterase yang memutus asam lemak dari berbagai
senyawa (misalnya ester kolesterol) dan fosfolipase yang
mencerna fosfolipid menjadi komponen-komponennya.
Duodenum
Terbentuk emulsi lemak pada campuran
minyak
dengan
duodenum
karena
pada
duodenum terdapat enzim lipase, yaitu lipase
pankreas yang disekresikan ke duodenum. Akibat
aktivitas enzim-enzim pankreas, lemak di reduksi
secara sempurna menjadi unit-unit
Terbentuk
monogliserida dan asam lemak
emulsi
bebas yang dapat diserap. Asam
lemak
lemak dan 2-monoasilgliserol yang
dihasilkan oleh proses pencernaan dikemas ke
dalam butiran halus yang mengalami emulsifikasi oleh garam
empedu. Asam lemak rantai pendek dan sedang (C4 sampai C12)
tidak memerlukan garam empedu. Asam lemak ini langsung
diserap ke dalam sel epitel usus.
Uji hidrolisis lemak
Pada percobaan pengaruh empedu pada lemak didapatkan
hasil bahwa larutan empedu yang diberi minyak kelapa terdapat
emulsi, sedangkan pada larutan empedu yang diberi l ml
aquades tidak terdapat emulsi, hal ini disebabkan karena, cairan
empedu berperan sebagai bahan emulsi. Empedu memiliki
komponen garam empedu. Senyawa ini merupakan senyawa
amfipatik (polar), yaitu senyawa hidrofobik yang berinteraksi
dengan lemak dan bagian hidrofilik yang berinteraksi dengan air.
Karena itu, senyawa tersebut sering ditemukan di pertemuan
antara lemak dan air. Jadi, cairan empedu berfungsi sebagai
emulgator.
Emulsi
yang
dihasilkan
adalah
bentuk dari

penghancuran
emulsifikasi.

lemak

oleh

empedu

dan

proses ini

disebut

Praktikan hanya memperoleh 4 dari 6 praktikum


yang di ujikan. Hal tersebut dikarenakan kurangnya
persiapan dalam menyiapkan bahan secara cepat,
serta ketersedian alat dan bahan yang terbatas
sehingga
harus
bergantian
dengan
kelompok
praktikan lainnya. Selain itu kurangnya dalam
pembagian tugas di praktikum ini sehingga pekerjaan
menjadi tidak efektif dan efisien.
Kesimpulan
Hasil uji musin yang menggunakan biuret
menghasilkan warna ungu (adanya
protein).
Uji ion CNS- menggunakan larutan FeCl3
menghasilkan warna kuning tidak terlalu
jingga. Seharusnya warna yang dihasilkan adalah jingga
(terbentuk Fe(CNS)3).
Pada uji enzim lipase, sebagian besar enzim lipase aktif
pada saliva,pankreas, dan duodenum, sedangkan enzim
lipase tidak aktif pada lambung karena pH-nya tidak
sesuai.
Pada hidrolisis lemak, dihasilkan emulsi pada minyak
kelapa, sedangkan pada larutan air tidak terdapat
emulsi.
Daftar Pustaka
Campbell, N.A., J.B. Reece., L.G. Mitchell. 2004. Biologi. 5th ed.
Alih bahasa :
Wasmen Manalu. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Ganong,W.F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi : 22. 2008.
Jakarta : EGC.
Lehniger AL. 1998. Dasar-Dasar Biokimia 1. Thenawijaya M,
penerjemah.
Jakarta: Erlangga.
Sherwood, L. 2001.Fisiologi Manusia. 2nd ed. Alih bahasa
Brahm U.Pendit. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.
Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2004.
Laruta
n
emped
u
terdap

Anda mungkin juga menyukai