A.Pengertian
Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan luar
(milieu exterior) dan sel-selnya pun hidup dalam milieu interior yang berupa
darah dan cairan tubuh lainnya. Cairan dalam tubuh termasuk darah, meliputi
lebih kurang 60% dari total berat badan laki-laki dewasa.
Dalam cairan tubuh, terlarut zat-zat makanan dan ion-ion yang diperlukan
oleh sel untuk hidup, berkembang, dan menjalankan tugasnya.
Yaitu cairan yang mengelilingi sel, terdapat 1/3 atau 20% bagian
dari cairan tubuh dan berfungsi untuk mengangkut zat-zat makana ke selsel dan mengangkut buangan-buangan dari sel-sel tersebut. Dalam cairan
ekstrasel ini, terdapat ion Na+ dan Cl-. Cairan ekstrasel dibagi lagi
menjadi :
Cairan intravaskuler atau plasma darah yang meliputi 20% CES
atau 15% dari total berat badan.
Cairan interstisial yang mencapai 80% CES atau 5% dari total
berat badan adalah cairan yang terdapat di ruang-ruang antara selsel. Cairan ini dikenal sebagai cairan jaringan, merupakan
lingkungan internal sejati , yaitu adalah cairan yang membasahi
sel-sel jaringan.C
Cairan transel atau cairan lintas sel terdiri dari sejumlah volume
cairan khusus kecil yang semuanya disekresikan oleh sel-sel
spesifik ke dalam rongga tubuh tertentu untuk melaksanakan fungsi
khusus yang mencakup :
Cairan cerebrospinalis
yang
fungsinya
mengelilingi,
ekstrasel (CES) dipisahkan oleh membran plasma sel yang sangat selektif yang
mengizinkan lewatnya bahan tertentu saja sedangkan dinding pembuluh darah
memisahkan plasma dan cairan interstisium.
b) Osmosis
Bila suatu substansi larut dalam air, konsentrasi air dalam larutan
tersebut lebih rendah dibandingkan konsentrasi air dalam larutan air
murni dengan volume yang sama. Hal ini terjadi karena tempat molekul
air telah ditempati oleh molekul substansi tersebut. Jadi, bila konsentrasi
zat yang terlarut meningkat, konsentrasi air akan menurun.
Bila suatu larutan dipisahkan oleh suatu membran yang
semipermeabel dengan larutan yang volumenya sama namun berbeda
konsentrasi zat terlarut, maka terjadi perpindahan air/zat pelarut dari
larutan
dengan
konsentrasi
zat
terlarut
lebih
tinggi.
Terdapat tiga larutan garam dengan kepekatan berbeda satu sama lain,
lalu sebuah sel darah merah dimasukkan ke dalam tiap larutan. Salah
satu larutan adalah isotonik artinyaia lebih kurang mempunyai kepekatan
yang sama dengan larutan yang sedang diperbandingkan dengannya. Jika
ke dalam larutan dimasukkan sel darah merah yang mempunyai
kepekatan lebih tinggi dibandingkan dengan cairan intraseluler, maka
larutan itu dikatakan hipertonik, jika ke dalam larutan dimasukkan sel
darah
merah
yang
mempunyai
kepekatan
yang
lebih
rendah
c) Filtrasi
Filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara dua ruang
yang dibatasi oleh membran. Cairan akan keluar dari daerah yang
bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Jumlah cairan yang
keluar sebanding dengan besar perbedaan tekanan, luas permukaan
membran, dan permeabilitas membran. Tekanan yang mempengaruhi
filtrasi ini disebut tekanan hidrostatik.
d) Transpor Aktif
Transpor aktif diperlukan untuk mengembalikan partikel yang telah
berdifusi secara pasif dari daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah
yang konsentrasinya lebih tinggi. Perpindahan seperti ini memerlukan
energi
(ATP)
untuk
melawan
perbedaan
konsentrasi.
D.
Ginjal
Fungsi-fungsi utama ginjal dalam mempertahankan keseimbangan cairan
meliputi :
Pengaturan volume dan osmolaritas CES melalui retensi dan ekskresi
selektif cairan tubuh.
Pengaturan kadar elektrolit dalam CES dengan retensi selektif substansi
yang dibutuhkan.Pengaturan pH CES melalui retensi ion-ion hidrogen.
Ekskresi
sampah
metabolik
dan
substansi
toksik.
Oleh karena itu, gagal ginjal jelas mempengaruhi keseimbangan cairan
karena ginjal tidak dapat berfungsi.
Paru-paru
Melalui ekhalasi, paru-paru mengeluarkan air sebanyak + 300L setiap hari
pada orang dewasa. Pada kondisi yang abnormal seperti hiperpnea atau
batuk yang terus menerus akan memperbanyak kehilangan air, ventilasi
mekanik dengan air yang berlebihan menurunkan kehilangan air ini.
Kelenjar Pituitary
Hipotalamus menghasilkan suatu substansi yaitu ADH yang disebut juga
hormon penyimpan air karena fungsinya mempertahankan tekanan
osmotik sel dengan mengendalikan retensi atau ekskresi ginjal dengan
mengatur volume darah.
Kelenjar Adrenal
Aldosteron yang dihasilkan/disekresi oleh korteks adrenal (zona
glomerulus). Peningkatan aldostereron ini mengakibatkan retensi natrium
sehingga air juga ditahan kehilangan kalor. Sedangkan apabila aldosteron
kurang, maka air akan banyak keluar karena natrium hilang. Kortisol juga
menyebabkan retensi natrium.
Kelenjar Paratiroid
Mengatur keseimbangan kalsium dan fosfat melalui hormon paratiroid
(PTH). Sehingga dengan PTH dapat mereabsorbsi tulang, absorbsi kalsium
dari usus dan reabsorbsi kalsium dari ginjal.
Rate (GFR).
Mengontrol jumlah
yang
direabsorbsi
di
tubulus
ginjal.
meningkatkan
peningkatan
tekanan
volume
darah
plasma
arteri.
dan
Selain
menyebabkan
sistem
Renin-
Mekanisme
haus
dan
peranan
vasopresin
(antidiuretic
hormone/ADH)
Peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel (>280 mOsm)
akan merangsang osmoreseptor di hypotalamus. Rangsangan ini
akan dihantarkan ke neuron hypotalamus yang mensntesis
vasopresin. Vasopresin akan dilepaskan oleh hipofisis posterior ke
dalam darah dan akan berikatan dengan reseptornya di duktus
koligen. Ikatan vasopresin dengan reseptornya di duktus koligen
memicu terbentuknya aquaporin, yaitu kanal air di membran
bagian apeks duktus koligen. Pembentukan aquaporin ini
memungkinkan terjadinya reabsorbsi cairan ke vasa recta. Hal ini
menyebabkan urin yang terbentuk di duktus koligen menjadi
akan
meningkatkan
volume
natrium
dan
air.
DAFTAR PUSTAKA
Pearce, Evelyn. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia Pustaka.
Jakarta. 2009.