Anda di halaman 1dari 8

G AMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA

Papua adalah sebuah provinsi terluas Indonesia yang terletak di bagian tengah
Pulau Papua atau bagian paling timur West New Guinea (Irian Jaya). Belahan
timurnya merupakan negara Papua Nugini atau East New Guinea. Provinsi
Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat, namun sejak tahun
2003 dibagi menjadi dua provinsi dengan bagian timur tetap memakai
namaPapua sedangkan bagian baratnya memakai nama Papua Barat. Papua
memiliki luas 808.105 km persegi dan merupakan pulau terbesar kedua di dunia
dan terbesar pertama di Indonesia.
Papua memiliki luas area sekitar 421.981 kilometer persegi dengan jumlah
populasi penduduk hanya sekitar 2,3 juta. Lebih dari 71% wilayah Papua
merupakan hamparanhutan hujan tropis yang sulit ditembus karena terdiri atas
lembah-lembah yang curam dan pegunungan tinggi, dan sebagian dari
pegunungan tersebut diliputi oleh salju. Perbatasan antara Indonesia dengan
Papua Nugini ditandai dengan 141 garis Bujur Timur yang memotong pulau
Papua dari utara ke selatan.
Papua berada di wilayah paling timur negara Indonesia.Ia merupakan pulau
terbesar kedua setelah Pulau Greendland di Denmark. Luasnya capai 890.000
Km (ini jika digabung dengan Papua New Guinea). Besarnya diperkirakan
hampir lima kali luas pulau Jawa. Sekitar 47% wilayah pulau Papua merupakan
bagian dari Indonesia, yaitu yang dikenal sebagai Netherland New Guinea, Irian
Barat, West Irian, serta Irian Jaya, dan akhir-akhir ini dikenal sebagai Papua.
Pada sekitar tahun 200 M , ahli Geography bernama Claudius Ptolemaeus
(Ptolamy) menyebut pulau Papua dengan nama Labadios. Sampai saat ini tak
ada yang tahu, kenapa pulau Papua diberi nama Labadios. Papua juga termasuk
kedalam wilayah kerajaan Majapahit (1293-1520). Selain tertulis dalam kitab
yang merupakan himpunan sejarah yang dibuat oleh pemerintahan Kerajaan
Majapahit tersebut, masuknya Papua kedalam wilayah kekuasaan Majapahit
juga tercantum di dalam kitab Prapanca yang disusun pada tahun 1365.

Geografi

Puncak Jaya, titik tertinggi di Indonesia.


Pulau Papua memiliki luas sekitar 421.981 km2, pulau Papua berada di ujung
timur dari wilayah Indonesia, dengan potensi sumber daya alam yang bernilai
ekonomis dan strategis, dan telah mendorong bangsa bangsa asing untuk
menguasai pulau Papua.
Kabupaten Puncak Jaya merupakan kota tertinggi di pulau Papua, sedangkan kota
yang terendah adalah kota Merauke. Sebagai daerah tropis dan wilayah kepulauan,
pulau Papua memiliki kelembaban udara relative lebih tinggi berkisar antara 8089% kondisi geografis yang bervariasi ini mempengaruhi kondisi penyebaran
penduduk yang tidak merata. Pada tahun 1990 penduduk di pulau Papua berjumlah
1.648.708 jiwa dan meningkat menjadi sekitar 2,8 juta jiwa pada tahun 2006

Luas wilayah

Luas
Iklim
Curah hujan

420.540 km

Suhu udara

19-28C

Kelembapan

80%

1.800 3.000 mm

Infrastruktur
Provinsi Papua merupakan salah satu provinsi terkaya di Indonesia dengan
luas wilayahnya lebih tiga kali luas pulau Jawa, ditambah jumlah penduduk yang
masih sedikit dengan kekayaan alam begitu kaya dan belum digali seperti hasil
hutan, perkebunan, pertanian, perikanan pertambangan.
Hal ini disebabkan karena belum adanya jaringan jalan yang memadai yang
dapat menghubungkan wilayah - wilayah sentra produksi untuk itu Dinas
Pekerjaan umum berupaya melakukan pembangunan infrastruktur jalan yang
baik.seperti Pembangunan jalan Jayapura - Wamena yang merupakan status jalan
Provinsi sebagai kegiatan investasi yang besar bagi Pemerintah Provinsi Papua dan
Kabupaten Jayawijaya yang dibangun dengan tujuan :
1. Sebagai Sarana untuk mengintegrasikan Pengembangan Potensi daerah dan
Perubahan Struktur masyarakat.
2. Membentuk suatu sistem Jaringan Jalan Nasional, Provinsi , Kabupaten dan
Kota guna mendukung sistem produksi dan distribusi.
3. Membentuk manfaat secara lansung kepada masyarakat dalam hal
kemudahan kegiatan Sosial, ekonomi, arus barang dan jasa, kesempatan
kerja dan ketrampilan masyarakat.

SUKU ASMAT DI PAPUA


Suku Asmat adalah nama dari sebuah suku terbesar dan paling terkenal di
antara sekian banyak suku yang ada di Papua, Irian Jaya, Indonesia. Salah satu hal
yang membuat suku asmat cukup dikenal adalah hasil ukiran kayu tradisional yang
sangat khas. Beberapa ornamen / motif yang seringkali digunakan dan menjadi
tema utama dalam proses pemahatan patung yang dilakukan oleh penduduk suku
asmat adalah mengambil tema nenek moyang dari suku mereka, yang biasa disebut
mbis. Namun tak berhenti sampai disitu, seringkali juga ditemui ornamen / motif
lain yang menyerupai perahu atau wuramon, yang mereka percayai sebagai simbol
perahu arwah yang membawa nenek moyang mereka di alam kematian. Bagi
penduduk asli suku asmat, seni ukir kayu lebih merupakan sebuah perwujudan dari
cara mereka dalam melakukan ritual untuk mengenang arwah para leluhurnya.
Suku Asmat berdiam di Papua
bagian selatan, yaitu sekitar sungai
besar seperti Aswets, Pomats, Undir,
Bets, Sirets, dan Brazza yang semuanya
bermuara ke Teluk Papua (Laut
Arafuru). Sungai-sungai itu dapat
dilayari jauh ke pedalaman, sampai
sekitar 50 km pada wakt air pasang
naik.Karena daerah ini demikian banyak
dialiri oleh sungai maka tanahnya
berbentuk rawa-rawa yang sangat luas.
Tanah ini tidak menguntungkan untuk
pertanian serta menyebabkan orang
Asmat lama sekali terasing dari peradaban dunia
luar.
Wilayah yang mereka tinggali sangat unik.Dataran coklat lembek yang
tertutup oleh jaring laba-laba sungai.Wilayah yang ditinggali Suku Asmat ini telah
menjadi Kabupaten sendiri dengan nama Kabupaten Asmat dengan 7 Kecamatan
atau Distrik.Hampir setiap hari hujan turun dengan curah 3000-4000
milimeter/tahun.Setiap hari juga pasang surut laut masuk kewilayah ini,sehingga
tidak mengherankan kalau permukaan tanah sangat lembek dan berlumpur.Jalan

hanya dibuat dari papan kayu yang ditumpuk diatas tanah yang lembek.Praktis
tidak semua kendaraan bermotor bisa lewat jalan ini.Orang yang berjalan harus
berhati-hati agar tidak terpeleset,terutama saat hujan.
Sekarang biasanya, kira-kira 100 sampai 1000 orang hidup di satu kampung.
Setiap kampung punya satu rumah Bujang dan banyak rumah keluarga. Rumah
Bujang dipakai untuk upacara adat dan upacara keagamaan. Rumah keluarga
dihuni oleh dua sampai tiga keluarga, yang mempunyai kamar mandi dan dapur
sendiri. Hari ini, ada kira-kira 70.000 orang Asmat hidup di Indonesia. Mayoritas
anak-anak Asmat sedang bersekolah.
Penduduk Asmat pada umumnya memiliki ciri fisik yang khas,berkulit hitam
dan berambut keriting. Tubuhnya cukup tinggi. Rata-rata tinggi badan orang Asmat
wanita sekitar 162 cm dan tinggi badan laki-laki mencapai 172 cm.
Suku Asmat adalah suku yang menganut Animisme, sampai dengan masuknya para
Misionaris pembawa ajaran baru, maka mereka mulai mengenal agama lain selain
agam nenek-moyang. Dan kini, masyarakat suku ini telah menganut berbagai
macam agama, seperti Protestan, Khatolik bahkan Islam. Seperti masyarakat pada
umumnya, dalam menjalankan proses kehidupannya, masyarakat Suku Asmat pun,
melalui berbagai proses, yaitu :

Kehamilan, selama proses ini berlangsung, bakal generasi penerus dijaga


dengan baik agar dapat lahir dengan selamat dengan bantuan ibu kandung alau
ibu mertua.

Kelahiran, tak lama setelah si jabang bayi lahir dilaksanakan upacara


selamatan secara sederhana dengan acara pemotongan tali pusar yang
menggunakan Sembilu, alat yang terbuat dari bambu yang dilanjarkan.
Selanjutnya, diberi ASI sampai berusia 2 tahun atau 3 tahun.
Dulu permukiman orang Asmat sering berpindah-pindah, terutama di sekitar
hutan sagu milik kaum mereka. Pada masa sekarang desa-desa Asmat relatif
tetap dan wilayah mereka terbagi ke dalam beberapa wilayah seperti Agats,
Sawa-Erma, Atsy dan Pantai Kasuari (Pirimapun), sebagian lagi menghuni
beberapa desa di wilayah Citak-Mitak (Senggo). Keterbukaan wilayah Asmat
sekarang berkat adanya unsur seni mereka yang menjadi daya tarik dan
kekaguman dunia, yaitu seni mengukir patung dan panil dari kayu yang
dianggap orang sebagai salah satu seni kesenian primitif yang sempat bertahan.

Orang Asmat sebenarnya terbagi lagi ke dalam beberapa sub-kelompok suku


bangsa yang timbul karena adanya federasi-federasi desa dalam zaman peperangan
antar kampung dan kelompok dulu.Federasi adat itu kadang-kadang juga ditandai
oleh kesamaan dialek dan simbol-simbol kesatuan sosial mitologis. Sub-sub
kelompok tersebut antara lain : Unisirau, Bisman, Simai, Emari-Ducur, BetchMbup, Kaimo, Safan, Brazza dan Joerat.
Keluarga-keluarga Asmat biasanya hidup dalam kelompok keluarga batih,
yaitu gabungan dari keluarga inti senior dengan beberapa keluarga inti yuniornya
yang bertempat tinggal dalam sebuah rumah keluarga (cem). Akan tetapi masingmasing keluarga inti itu memiliki tungku api atau dapur (yousa) sendiri-sendiri,
tempat si isteri memasak makanan untuk suami dan anak-anaknya. Masyarakat
Asmat menganut prinsip hubungan kekerabatan yang patrilineal sifatnya.Akan
tetapi dalam pola tempat tinggal bisa saja seorang lelaki ikut dengan kelompok
batih isterinya.
Keluarga-keluarga Batih itu tergabung lagi ke dalam kelompok keluarga luas
patrilineal sampai kepada cikal bakal yang pertama beberapa tingkatan ke atas.
Kelompok keluarga luas ini disebut yeu, dan bersama-sama dengan yeu lain
membentuk federasi desa dan mendirikan rumah komunal federasi yang juga
disebut yeu. Dari pada menghabiskan waktunya di rumah keluarga (cem) lelaki
Asmat lebih banyak berada di rumah yeu, kecuali sedang mengolah sagu atau pergi
berburu atau berperang.Dalam sebuah desa kadang kala ada dua atau lebih rumah
yeu, berarti dalam desa itu ada dua atau lebih federasi yang membentuk lagi
konfederasi teritorial sekampung.
Sistem kepemimpinan orang Asmat lebih ditekankan kepada kemampuan
dan kewibawaan seorang lelaki yang mempunyai tubuh perkasa dan memiliki
banyak pemgalaman dalam pertempuran.Akan tetapi dalam kehidupan sosial
politik sehari-hari setiap kampung biasanya mempunyai seorang pemimpin adat
yang disebut yeu iwir, dan masing-masing federasi yeu mempunyai seorang
pemimpin yang disebut tese wu.Para pemimpin adat ini dibantu oleh sejumlah
penasehat yang disebut arak amsewir, yaitu orang tua-tua bijak yang kaya dengan
pengalaman.

Walaupun setiap orang dianggap mampu berhubungan dengan dunia roh


yang mereka yakini, akan tetapi mereka juga memiliki seorang tokoh yang
dianggap pemimpin dalam masalah upacara keagamaan,.
Pelapisan sosial Asmat lebih banyak ditentukan oleh kesenioran seseorang
tokoh yang disegani karena jasa dan keperkasaannya.Akan tetapi mereka juga
menaruh rasa segan dan hormat kepada tokog-tokoh pengukir (wow ipits), tokoh
pendongeng cerita-cerita suci (pirmer wur), tokoh pemain tifa dan penyanyi (eme
wu), dan tokoh diplomatik yang sering menjadi penghubung antar kelompok (emak
fakau).
Para ahli menyebut kebudayaan Asmat sebagai kebudayaan kayu, ini tidak
lain karena orang Asmat benar-benar memanfaatkan pekayuan yang tumbuh sekitar
mereka untuk bertahan hidup di tengah alam yang keras itu. Itu pula yang
mendorong mereka untuk mewujudkan pemikiran mereka tentang kehidupan
keagamaan ke dalam bentuk ukiran kayu dua atau tiga dimensi. Sehingga ukiranukiran kayu Asmat dianggap sebagai mengandung simbolisasi pemikiran mereka
tentang kepercayaan mereka yang berorientasi kepada pemujaan roh, baik roh
nenek moyang, maupun roh-roh alam dan makhluk lain yang dianggap ikut
mempengaruhi kehidupan manusia.
Mereka memandang kayu adalah Asmat, dan Asmat adalah pohon, karena
pohon tidak ubahnya seperti manusia, akar pohon sebagai halnya kaki bagi
manusia, batang pohon bagai halnya badan bagi manusia, dahan dan ranting pohon
bagai halnya tangan dan jari-jari pada manusia, buah-buahan bagai halnya kepala
bagi manusia. Tumbuhan-tumbuhan dan aneka hewan mempunyai jiwa seperti
manusia. Burung yang memakan buah dari pohon tak ubahnya seperti seseorang
mengayau kepala orang lain. Namun pada masa sekarang orang Asmat sudah
dipengaruhi oleh kebudayaan luar, sebagian dari mereka sudah mengenal agama
Katolik.Kebudayaan kayu mereka juga sedang menghadapi perubahan.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Papua
https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Asmat
https://nycixyance777.files.wordpress.com/

Anda mungkin juga menyukai