DISUSUN OLEH :
Kelompok 2 PSA 2013
1. Tia Ayu Fauziah
(13030654009)
(13030654020)
3. Dwiky Adiwahyu
(13030654030)
4. Hartatik Anggraeni
(13030654031)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vegetasi menggambarkan perpaduan berbagai jenis tumbuhan di suatu wilayah
atau daerah. Suatu tipe vegetasi menggambarkan suatu daerah dari segi penyebaran
tumbuhan yang ada baik secara ruang dan waktu. Konsep dan metode analisis
vegetasi sesungguhnya sangat beragam tergantung kepada keadaan vegetasi itu
sendiri dan tujuannya. Contoh yang digunakan untuk mempelajari suksesi dan
evaluasi hasil suatu keanekaragaman herba.
Analisis vegetasi ditujukan untuk mempelajari tingkat suksesi, evaluasi hasil
pengendalian gulma, perubahan flora (shifting) sebagai akibat metode pengendalian
tertentu dan evaluasi herbisida (trial) untuk menentukan aktivitas suatu herbisida
terhadap jenis gulma di lapangan. Konsep dan metode analisis vegetasi sangat
bervariasi tergantung keadaan vegetasi dan tujuan analisis. Metode yang digunakan
harus disesuaikan dengan struktur dan komposisi vegetasi.
Analisis vegetasi tumbuhan merupakan cara mempelajari susunan (komposisi
spesies) dan bentuk (struktur) vegetasi (Indriyanto, 2006 dan Irwanto, 2007).
Analisis vegetasi diperlukan data-data kuantitatif untuk menentukan indeks nilai
penting dan indeks keanekaragaman dari penyusun komunitas hutan sehingga dapat
diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur, kemelimpahan spesies, distribusi
vegetasi dalam suatu ekosistem, serta hubungan keberadaan tumbuhan dengan
faktor lingkungannya. Indeks Nilai Penting (INP) ini digunakan untuk menetap kan
dominasi suatu jenis terhadap jenis lainnya atau dengan kata lain nilai penting
menggambarkan kedudukan ekologis suatu jenis dalam komunitas.
Berdasarkan uraian tersebut, untuk mengetahui dominasi tumbuhan yang ada di
FMIPA Universitas Negeri Surabaya, maka dilakukan praktikum nilai penting herba
di lokasi sekitar FMIPA UNESA.
B. Rumusan Masalah
Dari pendahuluan di atas, dapat diambil beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara mengidentifikasi nama tumbuhan dan keanekaragaman herba?
2. Bagaimana kerapatan populasi tumbuhan di FMIPA UNESA?
3. Bagaimana dominasi relatif tumbuhan di FMIPA UNESA?
4. Bagaimanakah Indeks Nilai Penting (INP) pada komunitas pohon dan herba
yang terdapat di FMIPA UNESA?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, dapat diambil beberapa tujuan sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi nama tumbuhan dan keanekaragaman herba
2. Menentukan kerapatan populasi tumbuhan di FMIPA UNESA
3. Menentukan dominasi relatif tumbuhan di FMIPA UNESA
4. Menentukan Indeks Nilai Penting (INP) pada komunitas pohon dan herba yang
terdapat di FMIPA UNESA
D. Manfaat
Berdasarkan tujuan tersebut, dapat diambil manfaat praktikum yaitu sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
Mengetahui Indeks Nilai Penting (INP) pada komunitas pohon dan herba yang
terdapat di FMIPA UNESA
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Analisis Vegetasi
Menurut Indriyanto (2006) bahwa Parameter kuantitatif yang digunakan untuk
analisis vegetasi anatara lain; densitas, frekuensi, luas penutupan,indeks nilai
penting, perbandingan nilai penting, indeks dominansi, indeks keanekaragaman,
indeks kesamaan, dan homogenitas suatu komunitas.
Indeks Nilai Penting merupakan penjumlahan dari seluruh nilai Frekuensi Relatif
(FR), Kerapatan Relatif (KR) dan Dominansi Relatif (DR) setiap spesies.
Menurut Indriyanto (2006) bahwa Suatu daerah yang hanya didominasi
oleh jenis-jenis tertentu, maka daerah tersebut dikatakan memiliki
keanekaragaman jenis yang rendah. Daerah yang hanya didominansi oleh
spesies-spesies
tertentu,
memiliki
pengaruh
terhadap
tingkat
keanekaragaman spesies.
Keanekaragaman jenis menyatakan suatu ukuran yang menggambarkan variasi
jenis tumbuhan dari suatu komunitas yang dipengaruhi oleh jumlah jenis
dan kelimpahan relatif dari setiap jenis.
Parameter kuantitatif yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan vegetasi
tumbuhan, baik dari segi vegetasi maupun tingkat kesamaannya dengan
vegetasi lain yakni dengan menghitung indeks keanekaragaman spesies
(Soegianto dalam Indriyanto, 2006). Untuk mengetahui keanekaragaman
spesies yakni dengan menggunakan rumus Shannon_Wienner (H).
B. Indeks Nilai Penting (INP)
Indeks Nilai Penting (INP) ini digunakan untuk menetap kan dominasi suatu
jenis terhadap jenis lainnya atau dengan kata lain nilai penting menggambarkan
kedudukan ekologis suatu jenis dalam komunitas. Indeks Nilai Penting dihitung
berdasarkan penjumlahan nilai Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi Relatif (FR) dan
Dominansi
Relatif
(DR),
aradanIndrawan, 2005).
(Mueller-Domboisdanellenberg,
1974;
Soerianeg
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Jenis Praktikum
Pada praktikum analisis vegetasi pohon dan herba merupakan jenis penelitian
observasi dimana pada saat praktikum hanya melakukan pengamatan terhadap jenisjenis serta jumlah tumbuhan yang terdapat pada suatu wilayah. Sedangkan pada saat
praktikum Nilai penting herba merupakan jenis penelitian deskriptif dimana pada
saat praktikum melakukan perhitungan data yang telah diperoleh sebelumnya pada
saat praktikum analisis vegetasi pohon dan herba kemudian mendeskripsikan hasil
perhitungan pada laporan praktikum.
B. Tempat dan Waktu
Praktikum perhitungan Nilai Penting Pohon dan Herba dilaksanakan pada hari
Senin, tanggal 27 Oktober 2014 pukul 14.00 WIB di gedung C12.03.03 FMIPA
UNESA.
C. Alat dan Bahan
a. Alat
Komputer
1 buah
Alat Tulis
Secukupnya
Buku Tulis
1 buah
b. Bahan
1. Data analisis vegetasi poho dan herba
D. Prosedur Praktikum
a. Menentukan luas area yang diteliti sepanjang garis transek kebun di timur gedung
C12. Mengukur setiap jarak di sepanjang 1 m garis transek. Menandai tiap-tiap
transek sebagai titik cuplikan tiap kelompok.
b. Tiap kelompok mengambil setiap titik sebanyak 4 (empat) kali dengan cara
memasang plot kuadrat ukuran (1x1) m2
c. Pada masing-masing plot kuadrat, menghitung jumlah populasi herba yang ada pada
tiap plot dan menghitung berapa jenis spesies yang ada pada tiap plot
d. Mengidentifikasi spesies herba pada setiap plot kudrat
e. Mengambil daun atau bagian dari pohon tersebut untuk dibuat herbarium agar
mempermudah melakukan identifikasi
f. Mengidentifikasi pohon tersebut dengan menggunakan buku identifikasi
g. Mengukur pH tanah dan kelembaban tanah masing-masing dengan menggunakan
soil tester
h. Menghitung parameter-parameter analisis vegetasi herba dengan rumus:
1) Kerapatan
KM spesies A =
KR spesies A =
KM spesies A
x 100
Jumlah total KM seluruh spesies
2) Frekuensi
FM spesies A =
FR spesies A =
FM spesies A
x 100
Jumlah total FM seluruh spesies
3) Dominasi
DM spesies A =
Jumlah plot ditemukannya spesies A / jumlah spesies A x jumlah plot
x 100
Luas area cuplikan
DR spesies A =
Jumlah plot ditemukannya spesies A / jumlah spesies A x jumlah plot
x 100
Luas area cuplikan
: kerapatan mutlak
KR : kerapatan relatif
FM: frekuensi mutlak
FR : frekuensi relatif
DM
: dominasi mutlak
DR : dominasi relatif
5) Indeks Dominasi
ID=
n. X .N
N ( N 1)
Keterangan:
ID : Indeks dominasi
n
E. Desain Praktikum
a. Analisis Vegetasi Pohon
10 m
Kuadran I
Kuadran II
Kuadran III
Kuadran IV
10
m
Membagi
area menjadi 4 kuadran dan memberikan nomor pada ma
Menentukan area (berbentuk persegi) dengan panjang tiap sisi yaitu 10 meter.
Pada masing-masing kuadran ditentukan pohon yang jaraknya paling mendekati pohon ti
1m
1m
Menentukan area (berbentuk persegi) dengan panjang tiap sisi yaitu 1 meter.
PLOT I
PLOT II
PLOT III
PLOT IV
Membuat sebanyak 4 plot dan mengidentifikasi tanaman herba pada masing-masing plot
Total jarak
jumlah jarak titik point
Kerapatan absolut =
Area
2
p
Jenis tumbuhan =
jumlah spesies
jumlah pohon
x kerapatan absolut
Kerapatan relatif =
jumlah spesies
jumlah pohon
x 100%
Frekuensi relatif =
jumlah spesies
jumlah pohon
x 100%
Densitas spesies A =
100%
Frekuensi spesies A =
x 100%
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data
Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil praktikum analisis vegetasi pohon dan herba, maka dapat diperoleh data perhitungan
indeks nilai penting pohon dan herba yaitu sebagai berikut:
1. Analisis Vegetasi Pohon
Kerapatan Total:
0.008353102
Jumlah
Nama Spesies
Individu
Spesies
Syzygium aquea
Mangifera indica
Muntingia calabura L.
Swietenia macrophylla
Achontopoenix alexandrae
Annona muricata L.
Adenanthera pavonina L.
Pterocarpus indicus Willd.
Samanea saman
PSA 2013
Tectona grandis
1
2
4
12
3
1
1
1
2
7
1
Jumlah Titik
Pusat yang
Mengandung
Spesies
1
1
2
3
1
1
1
1
1
2
1
Kerapatan
Kerapatan
Frekuensi
Frekuensi
Mutlak
Relatif
Mutlak
Relatif
rata-
Spesies
rata
0.062502734
0.062502734
0.125005469
0.187508203
0.062502734
0.062502734
0.062502734
0.062502734
0.062502734
0.125005469
0.062502734
3.82
5.255
18.075
9.9825
8.28
7
32
47.13
39.17
7.92
5.54
Spesies
0.000232031
0.000464061
0.000928122
0.002784367
0.000696092
0.000232031
0.000232031
0.000232031
0.000464061
0.001624214
0.000232031
11.11111111
11.11111111
22.22222222
33.33333333
11.11111111
11.11111111
11.11111111
11.11111111
11.11111111
22.22222222
11.11111111
Jumlah
Basal
Dominansi
Area
Spesies (%)
Spesies
11.9948
16.5007
56.7555
31.34505
25.9992
21.98
100.48
147.9882
122.9938
24.8688
17.3956
2.0461454
2.814789025
9.681695837
5.347027867
4.435100499
3.749481099
17.14048502
25.2447206
20.98102495
4.242270043
2.967446469
Dominansi
Relatif
Spesies
0.020461454
0.02814789
0.096816958
0.053470279
0.044351005
0.037494811
0.17140485
0.252447206
0.209810249
0.0424227
0.029674465
Leucaena leucocephala
Total
1
36
0.000232031
0.008353102
2.777777778
100
11.11111111
177.7777778
0.062502734
1.000043752
2.52
7.9128
586.21445
1.349813195
100
0.013498132
36.72222222
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Jumlah
4
2
234
22
2
12
3
106
1
13
3
1
22
11
1
9
14
5
66
5
3
296
10
45
2
17
2
2
4
Jumlah Plot
Ditemukannya
Spesies
2
1
13
1
1
1
2
1
1
4
1
1
1
2
1
1
1
1
2
1
1
17
1
4
1
4
1
1
2
Densitas
Spesies
Densitas
Relatif
Spesies (%)
Frekuensi
Spesies (%)
0.111111111
0.055555556
6.5
0.611111111
0.055555556
0.333333333
0.083333333
2.944444444
0.027777778
0.361111111
0.083333333
0.027777778
0.611111111
0.305555556
0.027777778
0.25
0.388888889
0.138888889
1.833333333
0.138888889
0.083333333
8.222222222
0.277777778
1.25
0.055555556
0.472222222
0.055555556
0.008404774
0.004202387
0.491679274
0.046226257
0.004202387
0.025214322
0.00630358
0.222726509
0.002101193
0.027315515
0.00630358
0.002101193
0.046226257
0.023113128
0.002101193
0.018910741
0.029416709
0.010505967
0.13867877
0.010505967
0.00630358
0.621953269
0.021011935
0.094553707
0.004202387
0.035720289
0.004202387
0.15128593
0.075642965
0.983358548
0.075642965
0.075642965
0.075642965
0.15128593
0.075642965
0.075642965
0.302571861
0.075642965
0.075642965
0.075642965
0.15128593
0.075642965
0.075642965
0.075642965
0.075642965
0.15128593
0.075642965
0.075642965
1.285930408
0.075642965
0.302571861
0.075642965
0.302571861
0.075642965
0.055555556
0.004202387
0.075642965
B. Analisis
1. Nilai Penting Pohon
Berdasarkan data hasil praktikum analisis vegetasi pohon dan herba yang
dilakukan pada sembilan area di FMIPA UNESA yang berbeda-beda, diperoleh data
perhitungan untuk tingkat pohon, terdapat 12 spesies pohon yang terdiri dari
Syzygium aquea, Mangifera indica, Muntingia calabura L., Swietenia macrophylla,
Achontopoenix alexandrae, Annona muricata L. Adenanthera pavonina L.,
Pterocarpus indicus Willd., Samanea saman , PSA 2013, Tectona grandis, dan
Leucaena leucocephala.
Vegetasi tingkat pohon (yang tertera pada data tabel 1 hasil praktikum),
menunjukan bahwa spesies Swietenia macrophylla memiliki nilai kerapatan mutlak
tertinggi sebesar 0.003 dan kerapatan relatif sebesar 33,33 %, kemudian disusul
spesies PSA 2013 yang memiliki kerapatan mutlak spesies sebesar 0.0016 dan
kerapatan relatif spesies 19,44 %. Ketiga Muntingia calabura L memiliki kerapatan
mutlak spesies sebesar 0.0009 dan kerapatan relatif spesies 11,11 %. Keempat
Achontopoenix alexandrae memiliki kerapatan mutlak spesies sebesar 0.0006 dan
kerapatan relatif spesies 8,33 %. Kelima Samanea saman yang memiliki kerapatan
mutlak spesies sebesar 0.0005 dan kerapatan relatif spesies 5,56 %. Keenam
Mangifera indica memiliki kerapatan mutlak spesies sebesar 0.0004 dan kerapatan
relatif spesies 5,56 %. Sedangkan Syzygium aquea, Adenanthera pavonina L,
Annona muricata L., Pterocarpus indicus Willd, Tectona grandis, dan Leucaena
leucocephala memiliki nilai kerapatan mutlak dan kerapatan relatif yang terendah di
bandingkan dengan spesies yang lain, yakni dengan nilai kerapatan mutlak spesies
sebesar 0.0002 dan kerapatan relatif spesies 2.78%. Hal ini menunjukan bahwa untuk
tingkat pohon Swietenia macrophylla merupakan spesies yang memiliki tingkat
kerapatan/densitas yang tingggi untuk tingkat pohon sedangkan Syzygium aquea,
Adenanthera pavonina L, Pterocarpus indicus Willd, Tectona grandis, dan Leucaena
leucocephala merupakan spesies yang memiliki kerapatan/densitas yang rendah.
Untuk nilai frekuensi, spesies Swietenia macrophylla memiliki nilai frekuensi
mutlak tertinggi dibandingkan dengan spesies lainnya yaitu sebesar 33,33% dan
frekuensi relatif spesies 0,19%. kemudian disusul spesies Muntingia calabura L dan
PSA 2013 yang memiliki frekuensi mutlak spesies 22,22% dan frekuensi relatif
spesies 147,99. Kemudian disusul oleh Samanea saman yang memiliki jumlah basal
area spesies 122,99. Ketiga yaitu Adenanthera pavonina L. dengan jumlah basal area
spesies 100,48. Keempat Muntingia calabura L. dengan jumlah basal area spesies
56,76. Kelima Swietenia mcrophylla yaitu dengan jumlah basal area sebesar 31,35.
Keenam yaitu Achontopoenix alexandrae jumlah basal area spesies 25,99. Ketujuh
PSA 2013 dengan jumlah basal area spesies 24,87. Kedelapan Annona muricata L.
jumlah basal area spesies 21,9. Kesembilan yaitu Tectona grandis dan Leucaena
leucocephala degan jumlah basal area spesies sebesar 17,39. Selanjutnya yaitu
Mangifera indica jumlah basal area spesies 16,50. Dan Syzygium aquea dengan
jumlah basal area spesies 11,99. Sedangkan spesies Leucaena leucocephala,
memiliki jumlah basal area spesies yang terendah di bandingkan dengan spesies yang
lain, yakni dengan jumlah basal area spesies sebesar 7,91. Hal ini menunjukan bahwa
untuk tingkat pohon, Pterocarpus indicus Willd merupakan spesies yang memiliki
jumlah basal area yang tinggi sedangkan Leucaena leucocephala merupakan spesies
yang memiliki jumlah basal area yang rendah.
Indeks Nilai Penting tertinggi pada praktikum yaitu Pterocarpus indicus
Willd. dengan INP sebesar 234.5668. Kemudian disusul oleh Samanea saman dengan
INP yaitu 200.0838. Ketiga yaitu Adenanthera pavonina L dengan INP sebesar
163.7433. Keempat yaitu Muntingia calabura L.dengan INP sebesar 118.0674.
Kelima yaitu Swietenia macrophylla dengan INP 113.5822. Kemudian yang keenam
adalah PSA 2013 dengan INP sebesar 78.86516 dan ketujuh yaitu Achontopoenix
alexandrae dengan INP 58.2656. Urutan ke delapan adalah Annona muricata L.
degan INP 46.71837, selanjutnya yaitu Mangifera indica dengan INP 41.32781,
Kesepuluh yaitu Tectona grandis dengan INP sebesar 39.88411, kesebelas yaitu
Syzygium aquea memiliki INP 31.8328, dan yang terakhir dengan nilai INP terendah
dibandingkan dengan INP spesies lainnya yaitu adalah Leucaena leucocephala
dengan INP sebesar 25.7475. Hal itu menunjukkan bahwa Pterocarpus indicus Willd.
memiliki nilai penting yang tinggi dibandingkan dengan spesies lainnya didalam
ekosistem sedangkan Leucaena leucocephala memiliki INP yang paling rendah
sehingga dapat diketahui bahwa nilai penting spesies tersebut dalam ekosistem
paling rendah dibandingkan dengan spesies lainnya.
Total pohon yang ditemukan dari 12 spesies yaitu sebanyak 36 pohon dengan
total kerapatan mutlak spesies sebesar 0.0008, total kerapatan relatif spesies 100%,
total frekuensi mutlak spesies 177,78%, total frekuensi relatif spesies 1,00%, jumlah
basal area spesies 2586,21 dan memiliki total dominasi spesies 100%
dengan
Ardisia humilis
berjumlah 3 yang ditemukan di 2 plot dengan densitas 0,08, densitas relatif spesies
0,006% dan frekuensi spesies 0,15%. Blyxa malayana berjumlah 106 yang
ditemukan di 1 plot dengan densitas 2,94, densitas relatif spesies 0,22% dan
frekuensi spesies 0,08%. Celinus lotoides berjumlah 1 yang ditemukan di 1 plot
dengan densitas 0,03, densitas relatif spesies 0,002% dan frekuensi spesies 0,08%.
Crotalaria retusa berjumlah 13 yang ditemukan di 4 plot dengan densitas 0,36,
densitas relatif spesies 0,03% dan frekuensi spesies 0,30%. Cryptocoryne ciliata
berjumlah 3 yang ditemukan di 1 plot dengan densitas 0,08, densitas relatif spesies
0,006%
dan
dan
Hymenachne aurita berjumlah 296 yang ditemukan di 17 plot dengan densitas 8,22,
densitas relatif spesies 0,62% dan frekuensi spesies 1,29%. Hymenachne indica
berjumlah 10 yang ditemukan di 1 plot dengan densitas 0,28, densitas relatif spesies
0,02% dan frekuensi spesies 0,08%. Ipomoea reptana Poir berjumlah 45 yang
ditemukan di 4 plot dengan densitas 1,25, densitas relatif spesies 0,09%
dan
densitas relatif spesies 0,05% dan frekuensi spesies 0,08%. Zizyphus jujuba
berjumlah 15 yang ditemukan di 1 plot dengan densitas spesies 0,42, densitas relatif
spesies 0,03% dan frekuensi spesies 0,08%. Dari 44 spesies herba ditemukan
tanaman herba sebanyak 1322 yang ditemukan di 104 plot dengan densitas spesies
total 36,72, densitas relatif spesies total 2,78% dan frekuensi spesies total 7,87%.
Dan densitas seluruh spesies yaitu sebesar 36,72.
C. Pembahasan
Berdasarkan analisis parameter vegetasi pohon yang tersebut di atas,
menunjukan bahwa Swietenia macrophylla merupakan spesies yang memiliki
tingkat kerapatan atau densitas yang paling tinggi dibandingkan dengan spesies yang
lainnya. Sedangkan Syzygium aquea, Adenanthera pavonina L, Pterocarpus indicus
Willd, Tectona grandis, dan Leucaena leucocephala merupakan spesies yang
memiliki kerapatan/densitas yang rendah. Kerapatan dari suatu jenis merupakan
nilai yang menunjukan jumlah atau banyaknya suatu jenis per satuan luas.
Makin besar kerapatan suatu jenis, makin banyak individu jenis tersebut per
satuan luas.
Swietenia macrophylla merupakan tanaman tropis dan menyukai tempat yang
cukup sinar matahari (tidak ternaungi), serta spesies yang tahan hidup pada kondisi
tanah yang gersang. Kondisi tanah seperti ini sesuai dengan lokasi penelitian dengan
substrat tanah yang kering. Selain kondisi substrat yang sesuai, kerapatan/densitas
yang tinggi yang dimiliki spesies Swietenia macrophylla didukung oleh faktor
lingkungan yang cocok yakni lokasi berada diwilayah yang langsung mendapatkan
cahaya matahari atau lokasi yang tidak ternaungi dan kondisi tanah memiliki pH
tanah maksimal 7. Hal ini menunjukan bahwa kondisi linkungan untuk lokasi kajian
mendukung untuk pertumbuhan pohon. Boyd menyatakan bahwa "Air murni
mempunyai pH = 7 dan dinyatakan netral, sedangkan air payau normal berkisar
antara 7-9 (dalam Agus, 2008).
Untuk nilai frekuensi, spesies Swietenia macrophylla merupakan spesies yang
memiliki tingkat frekuensi mutlak dan frekuensi relatif yang tinggi. Frekuensi yang
besar itu menunjukkan bahwa spesies tersebar secara merata. Hal itu sesuai dengan
frekuensi mutlak dan frekuensi relatif yang rendah. Hal itu dikarenakan pada lokasi
praktikum, kondisi tanah yang kering dan faktor-faktor lingkungan lainnya sangat
mendukung pertumbuhan dari spesies Swietenia macrophylla, selain itu pada saat
praktikum beberapa kelompok melakukan praktikum dilokasi yang berdekatan dan
lokasi tersebut banyak ditumbuhi spesies Swietenia macrophylla sehingga spesies
tersebut memiliki frekuensi mutlak dan frekuensi relatif spesies tertinggi
dibandingkan dengan spesies lainnya. Dengan kata lain makin banyak ditemukannya
suatu spesies dalam sejumlah petak contoh yang dibuat berarti makin besar
frekuensi spesies tersebut, sebaliknya makin kecil ditemukannya suatu spesies
dalam sejumlah petak contoh maka semakin kecil frekuensi spesies tersebut.
Untuk nilai dominasi mutlak dan dominasi relatif, Pterocarpus indicus Willd
merupakan spesies yang memiliki tingkat dominasi tertinggi dibandingkan dengan
spesies lainnya sedangkan Leucaena leucocephala merupakan spesies yang
memiliki dominasi yang rendah. Dominasi dari spesies Pterocarpus indicus Willd
disebabkan karena pada praktikum yang dilakukan terhadap spesies tersebut
memiliki diameter rata-rata yang lebih besar dibandingkan dengan diameter rata-rata
yang dimiliki spesies lainya sehingga mempengaruhi jumlah basal area pada setiap
spesies dan juga mempengaruhi nilai dominasinya pula.
Berdasarkan data-data berupa kerapatan, frekuensi dan dominasi tersebut,
dapat diketahui indeks nilai penting dari praktikum ini. Indeks Nilai Penting (INP)
digunakan untuk menetapkan dominasi suatu jenis terhadap jenis lainya atau dengan
kata lain nilai penting menggambarkan kedudukan ekologis suatu jenis dalam
komunitas. Indeks Nilai Penting dihitung berdasarkan penjumlahan nilai kerapatan
relatif (KR), Frekuensi relatif (FR) dan dominasi relatif (DR).
Leucaena
leucocephala memiliki INP yang paling rendah sehingga dapat diketahui bahwa
nilai penting spesies tersebut dalam ekosistem paling rendah dibandingkan dengan
spesies lainnya. Berdasarkan uraian tersebut maka struktur vegetasi tingkat pohon di
kawasan FMIPA UNESA berdasarkan Indeks Nilai Penting (INP) didominasi oleh
spesies Pterocarpus indicus Willd. Sedangkan total Indeks Nilai penting pada
praktikum yang telah kami lakukan yaitu sebesar 201.0000438 dengan nilai
kerapatan relatif spesies total yaitu 100, nilai frekuensi relatif total sebesar
1.000043752, dan nilai dominasi relatif total 100.
Berdasarkan analisis parameter vegetasi herba tersebut di atas, menunjukan
bahwa Acalypha indica merupakan spesies yang memiliki tingkat kerapatan atau
densitas yang paling tinggi dibandingkan dengan spesies yang lainnya. Untuk nilai
frekuensi, spesies Hymenachne aurita merupakan spesies yang memiliki tingkat
frekuensi spesies yang tinggi dibandingkan dengan spesies lainnya. Hal itu
dikarenakan pada lokasi praktikum, banyak ditemukan spesies Hymenachne aurita
sehingga spesies tersebut memiliki frekuensi spesies tertinggi dibandingkan dengan
spesies lainnya. Berdasarkan teori tumbuhan tersebut mudah tumbuh didaerah yang
memiliki kelembapan relatif sedang hingga kering dan hal itu sesuai dengan lokasi
praktikum yang memiliki kondisi kelembapan sedang hingga kering dengan PH 5,27 sehingga tanaman tersebut banyak ditemukan dalam praktikum.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada analisis vegetasi pohon ditemukan 12 spesies pohon dengan jumlah total
36 pohon sedangkan vegetasi herba terdapat 44 spesies herba sebanyak 1322.
2. Swietenia macrophylla memiliki tingkat kerapatan/densitas dan frekuensi relatif
yang tingggi untuk tingkat pohon dibandingkan dengan spesies lainnya.
3. Pterocarpus indicus Willd merupakan spesies yang memiliki tingkat dominasi
tertinggi sedangkan Leucaena leucocephala merupakan spesies yang memiliki
dominas yang rendah.
4. Indeks Nilai Penting tertinggi yaitu Pterocarpus indicus Willd dengan INP
sebesar 234.5668. Sedangkan nilai INP terendah adalah Leucaena leucocephala
dengan INP sebesar 25.7475.
5. Acalypha indica memiliki tingkat kerapatan atau densitas yang paling tinggi
dibandingkan dengan spesies yang lainnya pada tingkat herba.
6. Hymenachne aurita memiliki tingkat frekuensi spesies yang tinggi dibandingkan
dengan spesies lainnya pada tingkat herba.
B. Saran
1. Setelah melakukan percobaan ini kami berharap pengamatan yang telah
dihasilkan dapat bermanfaat bagi kita semua.
2. Diharapkan
diadakan
pengamatan ini.
pengamatan
lanjutan
untuk
memperbaiki
hasil
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN PERHITUNGAN
1.
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Nama Spesies
Syzygium
aquea
Mangifera
indica
Muntingia
calabura L.
Swietenia
macrophylla
Achontopoenix
alexandrae
Annona
muricata L.
Adenanthera
pavonina L.
Pterocarpus
indicus Willd.
Samanea
saman
PSA 2013
Tectona
grandis
Leucaena
leucocephala
total
Jumlah
Individu
Spesies
1
2
4
12
3
1
1
1
2
7
1
1
36
Jumlah Titik
Pusat yang
Mengandung
Spesies
Kerapatan
Mutlak
Spesies
Kerapatan
Relatif
Spesies (%)
Frekuensi
Mutlak
Spesies (%)
Frekuensi
Relatif
Spesies
Jumlah
Basal
Area
Spesies
d ratarata
0.000232031
2.777777778
11.11111111
0.062502734
3.82
11.9948
2.0461454
0.020461454
0.000464061
5.555555556
11.11111111
0.062502734
5.255
16.5007
2.814789025
0.02814789
0.000928122
11.11111111
22.22222222
0.125005469
18.075
56.7555
9.681695837
0.096816958
0.002784367
33.33333333
33.33333333
0.187508203
9.9825
31.34505
5.347027867
0.053470279
0.000696092
8.333333333
11.11111111
0.062502734
8.28
25.9992
4.435100499
0.044351005
0.000232031
2.777777778
11.11111111
0.062502734
21.98
3.749481099
0.037494811
0.000232031
2.777777778
11.11111111
0.062502734
32
100.48
17.14048502
0.17140485
0.000232031
2.777777778
11.11111111
0.062502734
47.13
147.9882
25.2447206
0.252447206
0.000464061
5.555555556
11.11111111
0.062502734
39.17
122.9938
20.98102495
0.209810249
0.001624214
19.44444444
22.22222222
0.125005469
7.92
24.8688
4.242270043
0.0424227
0.000232031
2.777777778
11.11111111
0.062502734
5.54
17.3956
2.967446469
0.029674465
0.000232031
0.008353102
2.777777778
100
11.11111111
177.7777778
0.062502734
1.000043752
2.52
7.9128
586.21445
1.349813195
100
0.013498132
Dominansi
Spesies (%)
Dominansi
Relatif
Spesies
INP
31.8328
41.32781
118.0674
113.5822
58.2656
46.71837
163.7433
234.5668
200.0838
78.86516
39.88411
25.7475
N
O
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
JUMLA
H
4
2
234
22
2
12
3
106
1
13
3
1
22
11
1
9
14
5
66
5
3
296
10
JUMLAH PLOT
DITEMUKANNY
A SPESIES
2
1
13
1
1
1
2
1
1
4
1
1
1
2
1
1
1
1
2
1
1
17
1
DENSITAS
SPESIES
DENSITAS
RELATIF
SPESIES (%)
FREKUENSI
SPESIES (%)
0.111111111
0.055555556
6.5
0.611111111
0.055555556
0.333333333
0.083333333
2.944444444
0.027777778
0.361111111
0.083333333
0.027777778
0.611111111
0.305555556
0.027777778
0.25
0.388888889
0.138888889
1.833333333
0.138888889
0.083333333
8.222222222
0.277777778
0.008404774
0.004202387
0.491679274
0.046226257
0.004202387
0.025214322
0.00630358
0.222726509
0.002101193
0.027315515
0.00630358
0.002101193
0.046226257
0.023113128
0.002101193
0.018910741
0.029416709
0.010505967
0.13867877
0.010505967
0.00630358
0.621953269
0.021011935
0.15128593
0.075642965
0.983358548
0.075642965
0.075642965
0.075642965
0.15128593
0.075642965
0.075642965
0.302571861
0.075642965
0.075642965
0.075642965
0.15128593
0.075642965
0.075642965
0.075642965
0.075642965
0.15128593
0.075642965
0.075642965
1.285930408
0.075642965
24
25
26
27
45
2
17
2
4
1
4
1
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
Mimosa pudica
Moringa oleifera L
Panicum eruciforme
Panicum flavidum
Phaseolus trilobus
Pilea microphylla
Pluchea indica
Polanisia viscosa
Polygonum orientale
Rottboellia vaginata
Rottboellia exaltata
Selerachne punctata
Typhonium trilobatum
Waltheria americana
Zingiber purpureum roxb
Zizyphus jujuba
Total
4
7
100
20
12
1
2
2
19
59
45
27
40
33
23
15
1322
2
1
1
1
4
1
1
1
4
3
5
1
1
7
1
1
104
1.25
0.055555556
0.472222222
0.055555556
0.094553707
0.004202387
0.035720289
0.004202387
0.302571861
0.075642965
0.302571861
0.075642965
0.055555556
0.111111111
0.194444444
2.777777778
0.555555556
0.333333333
0.027777778
0.055555556
0.055555556
0.527777778
1.638888889
1.25
0.75
1.111111111
0.916666667
0.638888889
0.416666667
36.72222222
0.004202387
0.008404774
0.014708354
0.210119348
0.04202387
0.025214322
0.002101193
0.004202387
0.004202387
0.039922676
0.123970415
0.094553707
0.056732224
0.084047739
0.069339385
0.04832745
0.031517902
2.777777778
0.075642965
0.15128593
0.075642965
0.075642965
0.075642965
0.302571861
0.075642965
0.075642965
0.075642965
0.302571861
0.226928896
0.378214826
0.075642965
0.075642965
0.529500756
0.075642965
0.075642965
7.866868381