Anda di halaman 1dari 7

PEMBANGUNAN PERTANIAN

Pembangunan Pertanian pada Umumnya


Kata pembangunan sering diartikan pada pertumbuhan dan perubahan. Sehingga pembangunan
pertanian yang berhasil dapat diartikan kalau terjadi pertumbuhan sektor pertanian yang tinggi
dan sekaligus terjadi perubahan masyarakat tani dari yang kurang baik menjadi lebih baik (Dr.
Soekartawi, 1994;1).
Sektor pertanian di Indonesia dianggap penting terlebih dari peranan sektor pertanian terhadap
penyediaan lapangan kerja, penyediaan pangan, penyumbang devisa negara melalui ekspor dan
sebagainya. Dalam pertanian tanaman pangan di Indonesia terdapat urutan komoditas menurut
kepentingannya (Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian, 1990;8). Tanaman
padi adalah tanaman utama. Meskipun secara ekonomis tanaman padi bukan yang paling
menguntungkan, kebanyakan petani mengutamakan padi dalam usaha taninya.

Pembangunan pertanian dan pedesaan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Pertanian merupakan komponen utama yang menopang kehidupan pedesaan di Indonesia.
NAmun demikian peranan sector pertanian secara keseluruhan tidak berkembang sehingga
belum berhasil meningkatkan posisi petani pada tingkat sejahtera seperti yang diharapkan.
Peranan sector pertanian dihadapkan pada berbagai sector permasalahan sejalan dengan
pengembangan perekonomian pedesaan . Diperlukan strategi pengembangan sektor pertanian
dalam perekonomian pedesaan maupun nasional dapat ditingkatkan.
Di negara agraris seperti Indonesia, pertanian merupakan sector yang memiliki sektor penting
dalam perekonomian Peranan pertanian adalah:
1. Menyediakan kebutuhan bahan pangan yang diperlukan masyarakat untuk menjamin
ketahanan pangan.
2. Sebagai pasar potensial bagi produk-produk yang dihasilkan industry
3. Sebagai penyedia bahan baku industri.
4. Sumber tenaga kerja dan pembentukan modal yang diperlukan untuk sektor lain.
5. Sumber perolehan devisa
6. Mengurangi ke iskinan dan peningkatan ketahanan pangan
7. Menyumbang pembangunan pedesaan dan pelestarian lingkungan hidup.
Pembangunan pertanian dan pedesaan seharusnya dilakukan secara paripurna, terintegrasi dan
sinergis. Setiap unsur atau komponen yang menjadi landasan pertanian perlu dikembangkan
secara optimal. Unsur-unsur pertanian pokok adalah: (a) petani dan keluarga, (b) sumber daya

alam, (c) teknologi dan (d) lingkungan sosial-budaya. Keempat unsur ini merupakan satu
kesatuan yang terkait dan saling mempengaruhi. Petani dan keluarga petani serta generasi
penerus petani perlu diletakkan sebagai unsure sentral yang memperoleh manfaat terbesar dari
pembangunan pertanian. Kualitas petani dan keluarga perlu memperoleh prioritas agar mampu
melakukan penyesuaian terhadap perubahan kondisi lingkungan yang melingkupinya dan secara
tidak langsung mempengaruhi pembangunan pertanian. Tanpa perbaikan kualitas petani dan
keluarganya, berbagai peluang yang muncul dari proses pembangunan tidak akan mampu diraih.
Syarat-syarat dalam Pembangunan Pertanian
A.T Mosher telah menganalisa syarat-syarat pembangunan pertanian di banyak negara dan
menggolong-golongkannya menjadi syarat-syarat mutlak dan syarat-syarat pelancar. Terdapat
lima syarat yang tidak boleh tidak harus ada untuk adanya pembangunan pertanian. Kalau satu
saja syarat-syarat tersebut tidak ada, maka terhentilah pembangunan pertanian, pertanian dapat
berjalan terus tetapi sifatnya statis.
Syarat-syarat mutlak yang harus ada dalam pembangunan pertanian (A.T Mosher, 1965;77)
adalah :
1. Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani.
2. Teknologi yang senantiasa berkembang.
3. Tesedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal.
4. Adanya perangsang produksi bagi petani
5. Tersedianya sarana transportasi yang lancar dan kontinyu.
Untuk lebih jelasnya, syarat-syarat mutlak yang diperlukan dalam pembangunan pertanian
tersebut akan dijabarkan sebagai berikut :
Pasar untuk hasil usaha tani
Tidak ada yang lebih menggembirakan petani produsen daripada diperolehnya harga yang tinggi
pada waktu ia menjual produksinya. Harga baik atau buruk (tinggi atau rendah) pada umumnya
dilihat petani dalam hubungan dengan harga-harga saat panen sebelumnya.
Pembangunan pertanian meningkatkan produksi hasil pertanian. Untuk hasil-hasil itu perlu ada
pasaran serta harga yang cukup tinggi guna membayar kembali biaya-biaya tunai dan daya upaya
yang telah dikeluarkan petani sewaktu memproduksikannya. Diperlukan tiga hal dalam pasaran
untuk hasil usaha tani (A.T Mosher, 1965;78), yaitu :
a) Seseorang di suatu tempat yang membeli hasil usaha tani, perlu ada permintaan (demand)
terhadap hasil usaha tani ini.
b) Seseorang yang menjadi penyalur dalam penjualan hasil usaha tani, sistem tataniaga.
c) Kepercayaan petani pada kelancaran sistem tataniaga itu.Kebanyakan petani harus menjual
hasil-hasil usaha taninya sendiri atau di pasar setempat.
Karena itu, perangsang bagi mereka untuk memproduksi barang-barang jualan, bukan sekedar
untuk dimakan keluarganya sendiri, lebih banyak tergantung pada harga setempat. Harga ini
untuk sebagian tergantung pada efisiensi sistem tataniaga yang menghubungkan pasar setempat
dengan pasar di kota-kota.

Teknologi dalam pembangunan pertanian yang senantiasa berkembang


Kemajuan dan pembangunan dalam bidang apapun tidak dapat dilepaskan dari kemajuan
teknologi. Revolusi pertanian didorong oleh penemuan mesin-mesin dan cara-cara baru dalam
bidang pertanian. A.T Mosher (Mubyarto, 1989;235) menganggap teknologi yang senantiasa
berubah itu sebagai syarat mutlak adanya pembangunan pertanian. Apabila tidak ada perubahan
dalam teknologi maka pembangunan pertanian pun terhenti. Produksi terhenti kenaikannya,
bahkan dapat menurun karena merosotnya kesuburan tanah atau karena kerusakan yang makin
meningkat oleh hama penyakit yang semakin merajalela.
Teknologi sering diartikan sebagai ilmu yang berhubungan dengan keterampilan di bidang
industri. Tetapi A.T Mosher (1965;93) mengartikan teknologi pertanian sebagai cara-cara untuk
melakukan pekerjaan usaha tani. Didalamnya termasuk cara-cara bagaimana petani menyebarkan
benih, memelihara tanaman dan memungut hasil serta memelihara ternak. Termasuk pula
didalamnya benih, pupuk, pestisida, obat-obatan serta makanan ternak yang dipergunakan,
perkakas, alat dan sumber tenaga. Termasuk juga didalamnya berbagai kombinasi cabang usaha,
agar tenaga petani dan tanahnya dapat digunakan sebaik mungkin.
Yang perlu disadari adalah pengaruh dari suatu teknologi baru pada produktivitas pertanian.
Teknologi baru yang diterapkan dalam bidang pertanian selalu dimaksudkan untuk menaikkan
produktivitas, apakah ia produktivitas tanah, modal atau tenaga kerja. Seperti halnya traktor lebih
produktif daripada cangkul, pupuk buatan lebih produktif daripada pupuk hijau dan pupuk
kandang, menanam padi dengan baris lebih produktif daripada menanamnya tidak teratur.
Demikianlah masih banyak lagi cara-cara bertani baru, di mana petani setiap waktu dapat
meningkatkan produktivitas pertanian. Dalam menganalisa peranan teknologi baru dalam
pembangunan pertanian, digunakan dua istilah lain yang sebenarnya berbeda namun dapat
dianggap sama yaitu perubahan teknik (technical change) dan inovasi (inovation) menurut
Mubyarto (1989;235). Istilah perubahan teknik jelas menunjukkan unsur perubahan suatu cara
baik dalam produksi maupun dalam distribusi barang-barang dan jasa-jasa yang menjurus ke
arah perbaikan dan peningkatan produktivitas. Misalnya ada petani yang berhasil mendapatkan
hasil yang lebih tinggi daripada rekan-rekannya karena ia menggunakan sistem pengairan yang
lebih teratur. Caranya hanya dengan menggenangi sawah pada saat-saat tertentu pada waktu
menyebarkan pupuk dan sesudah itu mengeringkannya untuk memberikan kesempatan kepada
tanaman untuk mengisapnya. Sedangkan inovasi berarti pula suatu penemuan baru yang berbeda
dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya, artinya selalu bersifat baru. Sebagai
contoh, penerapan bibit karet yang unggul dalam penanaman baru adalah inovasi.
Ketersediaan bahan-bahan dan alat produksi secara lokal
Bila petani telah terangsang untuk membangun dan menaikkan produksi maka ia tidak boleh
dikecewakan. Kalau pada suatu daerah petani telah diyakinkan akan kebaikan mutu suatu jenis
bibit unggul atau oleh efektivitas penggunaan pupuk tertentu atau oleh mujarabnya obat
pemberantas hama dan penyakit, maka bibit unggul, pupuk dan obat-obatan yang telah
didemonstrasikan itu harus benar-benar tersedia secara lokal di dekat petani, di mana petani
dapat membelinya.
Kebanyakan metode baru yang dapat meningkatkan produksi pertanian, memerlukan

penggunaan bahan-bahan dan alat-alat produksi khusus oleh petani. Diantaranya termasuk bibit,
pupuk, pestisida, makanan dan obat ternak serta perkakas. Pembangunan pertanian menghendaki
kesemuanya itu tersedia di atau dekat pedesaan (lokasi usaha tani), dalam jumlah yang cukup
banyak untuk memenuhi keperluan tiap petani yang membutuhkan dan menggunakannya dalam
usaha taninya.
Perangsang Produksi bagi Pertanian
Cara-cara kerja usaha tani yang lebih baik, pasar yang mudah dijangkau dan tersedianya sarana
dan alat produksi memberi kesempatan kepada petani untuk menaikkan produksi. Begitu pula
dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh pemerintah menjadi perangsang
produksi bagi petani.
Pemerintah menciptakan kebijaksanaan-kebijaksanaan khusus yang dapat merangsang
pembangunan pertanian. Misalnya kebijaksanaan harga beras minimum, subsidi harga pupuk,
kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian yang intensif, perlombaan-perlombaan dengan hadiah
menarik pada petani-petani teladan dan lain-lain. Pendidikan pembangunan pada petani-petani di
desa, baik mengenai teknik-teknik baru dalam pertanian maupun mengenai keterampilanketerampilan lainnya juga sangat membantu menciptakan iklim yang menggiatkan usaha
pembangunan.
Akhirnya kebijaksanaan harga pada umumnya yang menjamin stabilitas harga-harga hasil
pertanian merupakan contoh yang dapat meningkatkan rangsangan pada petani untuk bekerja
lebih giat dan mereka akan lebih pasti dalam usaha untuk meningkatkan produksi.
Jadi perangsang yang dapat secara efektif mendorong petani untuk menaikkan produksinya
adalah terutama bersifat ekonomis (A.T Mosher, 1965;124), yaitu :
a) Perbandingan harga yang menguntungkan.
b) Bagi hasil yang wajar.Tersedianya barang dan jasa yang ingin dibeli oleh petani untuk
keluarganya.
Sarana transportasi/perangkutan yang memadai dan kontinyu (berkelanjutan).
Dalam pembangunan pertanian terdapat unsur perangkutan. Tanpa perangkutan yang efisien dan
murah maka pembangunan pertanian tidak dapat diadakan secara efektif. Pentingnya
perangkutan adalah bahwa produksi pertanian harus tersebar meluas, sehingga diperlukan
jaringan perangkutan yang menyebar luas, untuk membawa sarana dan alat produksi ke tiap
usaha tani dan membawa hasil usaha tani ke pasaran konsumen baik di kota besar dan/atau kota
kecil.
Selanjutnya, perangkutan haruslah diusahakan semurah mungkin. Bagi petani, harga suatu input
seperti pupuk adalah harga pabrik ditambah biaya angkut ke usaha taninya. Uang yang
diterimanya dari penjualan hasil pertanian adalah harga di pasar pusat dikurangi dengan biaya
angkut hasil pertanian tersebut dari usaha tani ke pasar. Jika biaya angkut terlalu tinggi, maka
pupuk akan menjadi terlalu mahal bagi petani dan uang yang diterimanya dari penjualan hasil
pertanian tersebut akan menjadi terlalu sedikit. Sebaliknya, jika biaya angkut rendah, maka uang
yang diterima oleh petani akan menjadi tinggi.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi biaya perangkutan (A.T. Mosher, 1965;138) antara
lain :

a) Sifat barang yang harus diangkut, berapa berat atau besarnya barang itu
b) Jarak pengangkutan barang-barang itu
c) Banyaknya barang yang diangkut
d) Jenis alat perangkutan
Berbagai sarana perangkutan dan jarak jauh bersama-sama harus membentuk sistem perangkuan
yang merupakan satu kesatuan yang harmonis. Tidak hanya jalan raya yang diaspal, jalan
setapak, jalan tanah, saluran air, jalan raya, sungai dan jalan kereta api semuanya ikut
memperlancar perangkutan. Beberapa diantaranya dapat dibuat dan dipelihara oleh usaha
setempat, termasuk pemerintah setempat. Beberapa lagi perlu dibangun dan dipelihara oleh
pemerintah propinsi dan pusat.
Kesemuanya harus dihubungkan dan diintegrasikan satu dengan yang lainnya, sehingga hasil
pertanian dapat diangkut dengan lancar dari usaha tani ke pasar-pasar pusat. Demikian pula
sarana dan alat produksi serta berbagai jasa tidak hanya perlu sampai ke kota kecil dan desa,
melainkan juga sampai ke usaha tani itu sendiri.
Di samping syarat-syarat mutlak di atas, terdapat lima syarat lagi yang adanya tidak mutlak
tetapi kalau ada benar-benar akan memperlancar pembangunan pertanian. Yang termasuk dalam
syarat-syarat pelancar (A.T Mosher, 1965;149) adalah :
1. Pendidikan pembangunan
2. Kredit produksi
3. Kegiatan gotong-royong petani
4. Perbaikan dan perluasan tanah pertanianPerencanaan Nasional pembangunan pertanian.
Menggerakkan dan Membangun Pertanian
Untuk menggerakkan dan membangunpertanian yang sejalan dengan konsep klasik Mosher
tersebut perlu disesuaikan dengan memperhatikan empat faktor di bawah ini, yaitu:
Pemanfaatan sumberdaya dengan tanpa harus merusak lingkungannya (resource endowment).
Pemanfaatan teknologi yang senantiasa berubah (technological endowment).
Pemanfaatan institusi atau kelembagaan yang saling menguntungkan pembangunan pertanian
(institutional endowment).
Pemanfaatan budaya untuk keberhasilan pembangunan pertanian (cultural endowment)

Pembahasan Aspek-aspek yang harus diintegrasikan dalam pembangunan pertanian


Apa sebenarnya tujuan pembangunan itu? Tidak lain adalah kesejahteraan (welfare). Dan dalam
konteks pedesaan adalah "rural welfare". Dalam hal ini Mosher menekankan pentingnya
"satisfaction" (kepuasan). Karena itu, "sejahtera" itu bukan sekedar kesejahteraan secara fisik,
tapi juga yang lain-lain. Jelasnya, ada empat komponen kesejahteraan, yaitu,
(1) tingkat hidup layak secara fisik;
(2) adanya kenyamanan dalam hidup berkelompok;
(3) adanya kesempatan untuk turut berpartisipasi atau terlibat secara menyenangkan dalam

persoalan-persoalan komunitas; dan


(4) adanya "family security", yang untuk ini diperlukan adanya "legal arrangements governing
the rights of men and families with respect to the use of land".
Soekartawi (2004) mengemukakan delapan aspek yang perlu diantisipasi pada era
global sekarang ini dan masa mendatang khususnya dalam bidang pertanian, yaitu:
1. Pentingnya penguasaan teknologi dan informasi.
Aspek ini berjalan begitu cepat dan pengaruhnya dapat dilihat di berbagai segi kehidupan. Oleh
karena itu, sektor pertanian perlu dibangun dengan memanfaatkan teknologi (dan informasi)
guna menuju pertanian modern. Berhubung pertanian Indonesia sifatnya adalah dual yang
diciptakan oleh Belanda di jaman kolonialisme dahulu maka pertanian di Indonesia bisa dicirikan
menjadi pertanian skala besar (modern) seperti perkebunan dan pertanian skala kecil yang
dicirikan oleh pertanian konvensional atau pertanian rakyat. Perbedaan pertanian skala sempit
(konvensional) dan skala besar (modern).
2. Meningkatnya jumlah key players di sektor pertanian.
Hal ini mengakibatkan sektor pertanian bukan menjadi sektor yang ditangani oleh Departemen
Pertanian tetapi oleh banyak Departemen, seperti Departemen Perdagangan, Pekerjaan Umum,
Perhubungan, dan Keuangan. Disini diperlukan koordinasi yang baik di antara lembaga tersebut.
Di tingkat bawah juga demikian. Urusan pertanian bukan hanya menjadi urusan petani saja tetapi
juga memerlukan partisipasi pedagang, Pemerintah Daerah, instansi yang menyalurkan sarana
produksi, yang mengatur irigasi, yang membeli produk pertanian. Dengan makin majunya
teknologi dan informasi dan makin modernnya sektor pertanian maka dinamika
koordinasi/kerjasama antar lembaga dan produsen menjadi faktor kritis.
3. Meningkatnya perubahan preferensi konsumen pada produk-produk pertanian.
Perubahaan preferensi konsumen perlu diantisipasi secara cepat. Dahulu, Konsumen dahulu
menyenangi buah-buahan yang manis, kini mereka menyukai buah-buahan yang kurang manis.
Contoh lain, konsumen di dalam negeri yang berpendapatan relatif tinggi cenderung
mengkonsumsi buah-buahan impor.
4. Perubahan harga yang cepat karena munculnya key players baru di perdagangan produkproduk pertanian.
5. Meningkatnya kesadaran kesehatan menyebabkan perubahan kualitas produk pertanian.
Dengan semakin sadarnya konsumen akan aspek kesehatan maka produk pertanian harus bisa
mengantisipasi dan menyesuaikan dengan perubahan preferensi konsumen ini. Karena faktor
kesehatan ini maka produk pertanian yang bebas pestisida kini banyak diminati konsumen
walaupun harganya relatif mahal.

6. Perubahan iklim yang kini mulai sulit diprediksi.


7. Pembiayaan usahatani yang sudah terlanjur mahal karena ekonomi biaya tinggi.
8. Menyempitnya lahan pertanian.

Strategi yang bisa diintegrasikan adalah:


1. Mengutamakan pembangunan pertanian dan pedesaan yang didukung oleh industry
penyokong secara selektif.
2. Pembangunan pertanian dengan menekankan perlunya keterlibatan pemerintah yang lebih
besar dalam pembangunan nasional.
3. Kemungkinan diperlukannya intervensi kebijakan pemerintah untuk mempengaruhi hasil
akhir.
Faktor-faktor yang dibutuhkan to get agriculture moving adalah kombinasi teknologi yang
tepat, kelembagaan pedesaan yang fleksibel dan orientasi pasar yang memungkinkan petani
memperoleh imbalan yang memadai, sehingga terciptanya tujuan pembangunan, yaitu
kesejahteraan.

Anda mungkin juga menyukai