Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas makalah ini yang berjudul
Klasifikasi penentuan log (log mekanik bedasarkan identitas log) dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.Makalah ini kami akui masih
banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu
kami harapkan kepada para asisten dosen untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Logging merupakan suatu sistem perekaman data bawah permukaan pada sumur yang

sedang dibor atau sedang berproduksi guna menemukan berbagai macam karakteristik
formasi. Proses loggingdilakukan pada saat pemboran sesaat sesudah pipa-pipa pemboran
dan mata bor ditarik ke permukaan. Pada alat yang sudah disambung meliputi alat gamma
ray, alat resistivitas, alat densitas dan alat netron yang lazim digunakan dalam pengambilan
data bawah permukaan. Sebelum disambung alat-alat tersebut dikalibrasi terlebih dahulu
termasuk alat-alat radioaktif diantaranya alat densitas, alat netron biasanya dikoreksi terlebih
dahulu pada radioaktif yang akan digunakan. Alat-alat ini disambung dengan menggunakan
penyambung khusus kemudian di operasikandengan cara mengulurkan rantai khusus dari
puncak menara ke papan luncur kemudian disambung pada pangkal rangkaian alat-alat
logging yang akan di dioperasikan dan sekaliguspada pangkal rangkaian alat-alat
loggingtersebut disambung dengan kabel yang digulung pada drum yang berasal dari dalam
unit melalui sheave wheel.Pembacaan kabel langsung direkam oleh system

yang

dikendalikan langsung oleh engineer logging Alat-alat ini kemudian ditarik perlahan-lahan
yang dikendalikan dari winch operation oleh operator.
Saat alat-alat logging diturunkan ke dalam lubang bor (log down), system membaca seberapa
panjang kabel yang masuk ke dalam sumur. Setiap satu kali putaran drum untuk melepaskan
kabel adalah sedalam 2 kaki. Sesudah sampai pada dasar lubang bor, panjang kabel yang
masuk dibandingkan dengan catatan kedalaman lubang bor. Apabila kondisi ujung alat lebih
dangkal dari kedalaman pemboran berarti diperkirakan terjadi caving.
Saat alat logging ditarik ke atas (log up) yang dikendalikan oleh operator melalui winch
operation pada saat itu dimulai pembacaan formasi oleh alat alat sesuai dengan fungsinya
masing-masing. Hal ini bertujuan agar bisa mengkontrol panjang kabel didalam lubang bor
jika alat tersangkut (stuck) karena kabel bersifat elastis. Pembacaan formasi oleh alat-alat
logging dilakukan sesuai dengan kedalaman yang ditargetkan.

BAB II
Pembahasan
Analisa data log sumur pemboran dapat dilakukan secara kualitatif maupun
kuantitatif. Secara kualitatif, praktisnya adalah dengan menganalisa karakteristik grafik data
log, untuk langkah awal identifikasi dan zonasi reservoar hidrokarbon. Sedangkan analisa
secara kuantitatif, yaitu dengan perhitungan menggunakan persamaan-persamaan tertentu,
untuk identifikasi tahap lanjut terhadap tingkat porositas, permeabilitas batuan reservoar, dan
saturasi air. Di dalam industri jasa survey eksplorasi Minyak dan Gas Bumi, terdapat berbagai
macam jenis pengukuran log sesuai dengan prinsip kerja dan fungsinya. Namun, dari
bermacam pengukuran log yang tersedia, terdapat jenis pengukuran log yang utama, yaitu;
Log Gamma Ray, Log Spontaneous Potential, Log Resistivitas, Log Densitas, Log Neutron,
Log Sonik, dan Log Kaliper.
1. Log Gamma Ray
Dalam analisa kualitatif, log Gamma Ray (GR Log) dapat digunakan untuk
identifikasi dan korelasi litologi serta estimasi tingkat kelempungan, karena prinsip kerjanya
yang mengukur tingkat radioaktivitas alami (sinar gamma) dari unsur-unsur tertentu pada
mineral mika, glaukonit, dan potasium feldspar, yang umum ditemukan pada batu serpih
(shale) dan lempung (clay). Secara umum (konvensional), kegiatan eksplorasi dilakukan
untuk mencari hidrokarbon pada batuan reservoar yang memiliki porositas dan permeabilitas
yang baik, yaitu batupasir dan batugamping. Karena karakteristik batu serpih dan lempung
yang memiliki porositas dan permeabilitas yang kecil (kemudian dianggap sebagai batuan
non-reservoar), dan bersifat menyerpih dalam suatu tubuh batuan, maka dengan analisa log
Gamma Ray ini dapat dilakukan identifikasi litologi, membedakan zona reservoar dengan
zona non-reservoar.
Batupasir dan batugamping yang clean (bebas kandungan serpih), pada umumnya
akan memiliki kandungan material radioaktif yang rendah, sehingga akan menghasilkan
pembacaan nilai GR yang rendah pula. Seiring dengan bertambahnya kandungan serpih
dalam batuan, maka kandungan material radioaktif akan bertambah dan pembacaan nilai GR
akan meningkat. Teknik interpretasinya, secara sederhana yaitu dengan membuat suatu garis
batas (cut off) antara shale base line (yang menyatakan nilai GR tertinggi) dengan sand base
line (yang menyatakan nilai GR terendah). Sehingga diperoleh zona di sebelah kiri cut off
sebagai zona reservoar, dan zona non-reservoar di sebelah kanan garis cut off.

Keterangan :(1)Respon Gamma Ray di berbagai litologi, (2)Analisa kualitatif log


GR.

2. Log Spontaneous Potential


Dari prinsip kerjanya, log SP ini dapat digunakan untuk identifikasi batuan
permeable, identifikasi lapisan serpih (non-reservoar) dan non-serpih (reservoar), membantu
korelasi litologi, dan menghitung nilai salinitas fluida formasi (Rw). Pengukurannya
berdasarkan adanya beda potensial karena perbedaan salinitas antara lumpur pemboran (Rmf)
dengan fluida formasi (Rw), dimana pada dasarnya nilai salinitas berbanding terbalik dengan
resistivitas.

Teknis pengukuran log SP, beserta responnya.

Dalam interpretasinya, apabila data log SP menunjukkan kurva lurus (tidak ada
perubahan nilai) maka mengindikasikan salinitas fluida formasi sama dengan salinitas lumpur
pemboran, atau dapat juga sebagai indikasi lapisan batuan yang pejal (tight) atau
impermeable. Sedangkan apabila terdapat defleksi grafik/perubahan nilai log SP, maka
menunjukkan adanya perbedaan salinitas, adanya lapisan batuan permeable, dan dapat
diasumsikan sebagai reservoar. Dan apabila lapisan permable tersebut mengandung saline
water maka nilai Rw << Rmf, dan akan terjadi perubahan nilai SP yang negatif, sedangkan
lapisan yang mengandung fresh water memiliki nilai Rw >> Rmf, mengakibatkan perubahan
nilai SP positif.
3. Log Resistivitas
Log Resistivitas dapat digunakan untuk membedakan lapisan reservoar dan nonreservoar, identifikasi jenis fluida (air formasi dan hidrokarbon) dan batas kontak fluidanya,
menghitung nilai resistivitas air formasi dan salinitas air formasi.
Terdapat dua macam pengukuran log resistivitas, yaitu Lateral Log; meliputi
Lateralog Deep (LLD), Lateralog Shallow (LLS), Micro Spherically Focused Log (MSFL),

dan Induction Log; yang meliputi Inductionlog Deep (ILD), Inductionlog Shallow (ILS),
Micro Spherically Focused (MFS). Mengacu dari adanya perbedaan zona di sekitar dinding
lubang pemboran, zona terinvasi dapat terindikasi dari rekaman log MSFL atau SFL.
Sedangkan untuk zona transisi dapat terindikasi dari rekaman log LLS atau ILM. Untuk zona
jauh dapat terbaca dari log LLD atau ILD.

Rekaman log Resistivitas.

Dalam teknik interpretasinya, analisa log resistivitas, utamanya adalah untuk


mengetahui indikasi batuan yang porous dan permeable yang mengandung fluida
hidrokarbon atau air. Nilai-nilai LLD/ILD, LLS/ILS, dan MSFL umumnya ditampilkan pada
satu kolom grafik, dab berdasarkan karakteristik grafiknya, indikasi hidrokarbon ditunjukkan
oleh adanya perubahan nilai/defleksi grafik LLD/ILD yang relatif berada di kanan terhadap
defleksi grafik LLS/ILM dan MSFL. Sedangkan defleksi grafik LLD yang relatif lebih
negatif terhadap LLS/ILM dan MSFL akan mengindikasikan adanya kandungan fluida air.
Namun apabila ketiga grafik tersebut menunjukkan grafik yang saling berhimpit tanpa
adanya separasi yang jelas maka dapat mengindikasikan suatu zona yang impermeable atau
tight.
4. Log Densitas
Log Densitas dapat digunakan untuk perhitungan densitas, perhitungan porositas, dan
identifikasi kandungan fluida. Dengan memanfaatkan pancaran sinar gamma dan prinsip
Hamburan Compton, prinsip kerjanya yaitu dengan mengukur densitas bulk batuan, yang
merupakan fungsi dari densitas elektron dalam batuan. Secara teori, batuan berpori
(umumnya berupa batupasir atau batugamping) akan memiliki kandungan elektron yang lebih
sedikit dibandingkan dengan batuan pejal (tight). Untuk batupasir (densitas = 2,65 gr/cc)
dan batugamping ( = 2,71 gr/cc) yang mengandung fluida gas akan memiliki densitas bulk

yang tinggi. Sedangkan serpih akan memiliki nilai densitas bulk yang sangat tinggi apabila
memiliki kandungan air terikat (clay-bound water).

Respon log Densitas di berbagai litologi.

Interpretasi log Densitas dilakukan dengan mengamati karakteristik grafik yang akan
mengalami defleksi ke nilai yang lebih rendah apabila melalui suatu yang mengandung fluida
berupa gas, sedangkan akan mengalami defleksi ke arah nilai yang lebih tinggi apabila
melalui suatu yang mengandung fluida air maupun fluida minyak.
5. Log Neutron
Log Neutron dapat digunakan untuk perhitungan porositas batuan, evaluasi litologi,
dan deteksi keberadaan gas. Prinsipnya adalah dengan mengukur persentase pori batuan dari
intensitas atom hidrogen di dalamnya, yang diasumsikan bahwa hidrogen tersebut akan
berupa hidrokarbon maupun air. Hasil pengukuran log Neutron kemudian dinyatakan dalam
Porosity Unit (PU).
Pada formasi yang mengandung minyak dan air, dimana kandungan hidrogennya
tinggi maka menyebabkan nilai Porosity Unit juga tinggi. Sedangkan pada formasi yang
mengandung gas yang memiliki kandungan hidrogen yang rendah menyebabkan nilai PU
yang rendah pula. Rendahnya nilai PU karena kehadiran gas kemudian disebut dengan gas
effect.

Respon log Neutron di berbagai litologi.


Suatu grafik log Neutron akan menunjukkan defleksi ke arah nilai yang lebih tinggi
(ke arah kiri) apabila melalui suatu zona berporositas tinggi, dan sebaliknya, grafik akan
mengalami defleksi ke kanan apabila melalui zona berporositas rendah.
Log Neutron, umumnya tidak terlepas dari log Densitas, karena kedua log tersebut
memiliki korelasi dalam menentukan jenis fluida yang terindikasi, antara gas, minyak, dan
air, serta batas kontak antar fluida tersebut. Grafik log Neutron dan log Densitas biasanya
ditampilkan pada satu kolom, dan berdasarkan karakteristik grafik keduanya, apabila terdapat
suatu cross-over dengan jarak separasi yang besar maka merupakan indikasi dari adanya gas.
Sedangkan apabila jarak separasinya sempit dapat mengindikasikan adanya minyak, lebih
sempit lagi menunjukkan adanya fluida air.

Analisa kualitatif log Neutron-Densitas untuk identifikasi jenis fluida hidrokarbon.

Anda mungkin juga menyukai