Anda di halaman 1dari 18

1

BAB I
PENDAHULUAN
I.1

Latar Belakang

Makanan merupakan kebutuhan pokok setiap manusia. Dengan makanan tubuh


dapat memperoleh energi. Energi diperoleh dari makanan melalui proses kimia. Bahanbahan makanan mengandung berbagai jenis zat diantaranya vitamin, karbohidrat, lemak,
protein, zat aditif, bahan pengawet, pewarna dan pemanis buatan serta oksidan dan anti
oksidan.
Makanan yang di konsumsi tentu berpengaruh terhadap kesehatan dan
perkembangan tubuh. Manfaat, fungsi, kandungan, dan pengaruh bahan makanan akan
berbeda-beda sesuai dengan zat yang terkandung di dalamnya. Bahan makanan tertentu
dapat berpengaruh baik ataupun buruk terhadap tubuh.
Sari-sari makanan didalam tubuh diserap oleh darah dan diedarkan keseluruh
tubuh. Darah kita setiap saat mengalirkan oksigen ke sel-sel tubuh. Oksigen membantu sel
mengubah nutrisi menjadi energi. Dalam kondisi normal, molekul-molekul di dalam sel
memiliki pasangan elektron yang lengkap sehingga stabil. Ketika melakukan kontak
dengan oksigen, molekul itu teroksidasi sehingga kehilangan elektron. Molekul tidak stabil
tersebut lalu berubah menjadi apa yang disebut radikal bebas. Jadi, radikal bebas adalah
produk alamiah hasil metabolisme sel. Radikal bebas sama alamiahnya dengan kita
menghirup udara.
Sebagai molekul tidak stabil, radikal bebas selalu berusaha menyerobot elektron
molekul lain di dalam tubuh untuk membuatnya stabil kembali. Hal ini dapat
menghancurkan bangunan dan struktur sel-sel tubuh serta mengubah ukuran dan bentuk
mereka. Bayangkanlah proses perusakan sel ini seperti perkaratan besi oleh oksigen yang

menghancurkan bentuknya. Kerusakan sel-sel tersebut pada akhirnya menimbulkan


dampak merugikan bagi kesehatan
Mengkonsumsi lebih banyak antioksidan membantu tubuh untuk menetralisir
radikal bebas berbahaya. Antioksidan berperan menetralisir radikal bebas dengan
menyumbangkan elektron sehingga membuatnya stabil. Diperkirakan ada lebih dari
4.000 senyawa dalam makanan yang berfungsi sebagai antioksidan. Yang paling banyak
dipelajari adalah beta karoten (pro vitamin A), vitamin C, vitamin E, asam fenolik,
selenium, klorofil, karotenoid, flavonoid, glutasion, koenzim Q10, melatonin, dan
likopen. Perlu dicatat bahwa vitamin A sendiri bukan antioksidan
Oksidan dan antioksidan merupakan salah satu zat yang terkandung dalam bahan
makanan tertentu. Makanan tertentu dapat mengandung oksidan dan anti oksidan.
Terdapat manfaat dan kerugian zat tersebut didalam tubuh. Untuk lebih mengetahui
tentang manfaat, fungsi dan pengaruh oksidan dan anti oksidan maka dibuatlah makalah
ini.

I.2

Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah pengertian oksidan dan antioksidan ?
2. Apasajakah bahan makanan yang mengandung oksidan dan antioksidan ?
3. Apa pengaruh oksidan dan anti oksidan terhadap tubuh ?
4. Bagaimanakah metoda analisis bahan makanan yang mengandung oksidan dan
antioksidan ?

I.3

Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan pada makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian oksidan dan antioksidan
2. Mengetahui apasaja bahan makanan yang mengandung oksidan dan antioksidan
3. Mengetahui pengaruh oksidan dan anti oksidan terhadap tubuh
4. Mengetahui metoda analisis bahan makanan yang mengandung oksidan dan antioksidan

I.4

Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.


1.
2.
3.
4.

Dapat mengetahui pengertian oksidan dan antioksidan


Dapat mengetahui bahan makanan yang mengandung oksidan dan antioksidan
Dapat mengetahui pengaruh oksidan dan anti oksidan terhadap tubuh
Dapat mengetahui metoda analisis bahan makanan yang mengandung oksidan dan
antioksidan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble


Scramble tampak seperti model pembelajaran word square, bedanya jawaban soal tidak
dituliskan di dalam kotak-kotak jawaban, tetapi jawaban sudah dituliskan, namun dengan
susunan yang acak, jadi siswa bertugas mengoreksi (membolak-balik huruf) jawaban
tersebut sehingga menjadi jawaban yang tepat / benar. Scramble merupakan suatu metode
mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan
alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara
penyelesaian dari soal yang ada. Menurut Suyatno (2009), Scramble merupakan salah satu
tipe pembelajaran kooperatif yang disajikan dalam bentuk kartu.

2.2 Tahapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble


Adapun tahapan-tahapan dari tipe scramble adalah sebagai berikut.
a. Tahap persiapan
1. Guru membuat kartu soal sesuai materi ajar.
Guru membuat soal sesuai dengan materi yang akan disajikan kepada siswa.
2. Guru membuat kartu jawaban dengan diacak.

Guru membuat pilihan jawaban yang susunannya diacak sesuai jawaban soal-soal
pada kartu soal.
b. Tahap kegiatan inti
1. Guru menyajikan materi ajar.
Guru menyajikan materi ajar kepada siswa.
2. Guru membagikan kartu soal dan kartu jawaban.
Guru membagikan kartu soal dan membagikan kartu jawaban sebagai pilihan
jawaban soal-soal pada kartu soal kepada masing-masing kelompok.
3. Siswa berkelompok mengerjakan kartu soal.
Siswa berkelompok dan saling membantu mengerjakan soal-soal yang ada pada
kartu soal.
4. Siswa mencari jawaban untuk setiap soal-soal dalam kartu soal.
Siswa mencari jawaban yang cocok untuk setiap soal yang mereka kerjakan dan
memasangkannya pada kartu soal.
5. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.
Setelah siswa selesai mengerjakan kartu soal, lalu mengumpulkan hasil pekerjaan
kelompoknya kepada guru.
6. Guru mengoreksi hasil pekerjaan siswa.
7. Guru memberikan reward kepada kelompok dengan nilai tertinggi.
2.3 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Tipe Scramble

a. Kelebihan
Model pembelajaran kooperatif tipe scramble mempunyai kelebihan. Kelebihannya tipe
ini antara lain:
1. Memudahkan siswa untuk menemukan jawaban.
2. Mendorong siswa untuk mengerjakan soal tersebut karena jawaban sudah tersedia
3. Semua siswa terlibat.
4. Kegiatan tersebut dapat mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
5. Memancing kreativitas siswa dalam membolak-balik huruf menjadi kata yang tepat.
6. Kegiatan tes dapat mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
7. Mendorong siswa untuk belajar mengerjakan soal tersebut.
8. Melatih untuk disiplin.
b. Kelemahan
Adapun kelemahan dari tipe pembelajaran scramble antara lain:
1. Siswa kurang berfikir kritis.
2. Siswa tinggal menerima bahan mentah
3. Mematikan kreatifitas siswa
4. Siswa bisa saja mencontek jawaban teman lain.
2.4 Oksidan
Oksidan sering disebut radikal bebas. Oksidan merupakan molekul-molekul yang sangat
reaktif di dalam tubuh dan pada hakekatnya dapat merusak bio molekul penting di dalam

sel-sel, termasuk DNA. Hal ini merupakan penyebab utama penyakit fatal seperti serangan
jantung, kanker hingga penuaan dini.
Radikal bebas yang bersifat reaktif tersebut juga dapat menimbulkan perubahan kimiawi dan
merusak berbagai komponen sel hidup seperti protein, lipid, karbohidrat, dan asam nukleat.
Gawatnya lagi, jika radikal bebas sudah terbentuk dalam tubuh maka akan terjadi reaksi
berantai dan menghasilkan radikal bebas baru yang akhirnya jumlahnya terus bertambah.
Radikal bebas sebenarnya berasal dari molekul oksigen yang secara kimia strukturnya
berubah akibat dari aktifitas lingkungan. Aktifitas lingkungan yang dapat memunculkan
radikal bebas antara lain radiasi, polusi, merokok dan lain sebagainya. Radikal bebas yang
beredar dalam tubuh berusaha untuk mencuri elektron yang ada pada molekul lain seperti
DNA dan sel. Pencurian ini jika berhasil akan merusak sel dan DNA tersebut. Dapat
dibayangkan jika radikal bebas banyak beredar maka akan banyak pula sel yang rusak.
Kerusakan yang ditimbulkan dapat menyebabkan sel tersebut menjadi tidak stabil yang
berpotensi menyebabkan proses penuaan dan kanker.

Penyakit apa saja yang berhubungan dengan radikal bebas?

Beberapa penyakit degeneratif berhubungan erat dengan radikal bebas. Diantaranya,


kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah, pikun, katarak, dan penurunan fungsi
kognitif. Proses penuaan dini juga berhubungan dengan radikal bebas. Antioksidan
dipercaya mampu untuk mencegah beberapa penyakit ini.
Makanan yang Mengandung Oksidan (Radikal Bebas)
Jenis makanan tertentu seperti fast food (cepat saji) dan makanan kemasan atau kaleng
ditengarai berpotensi meninggalkan racun dalam tubuh, sebab jenis makanan ini
berlimpah lemak dan mengandung pengawet. Padahal untuk zaman sekarang kebiasaan
makan makanan berlemak tinggi menjadi sesuatu yang sulit dihindari karena perubahan
pola hidup masyarakat, khususnya di perkotaan. Para ahli pangan, gizi, dan kesehatan
menyebutkan makanan berlemak dapat menjadi sumber radikal bebas dalam tubuh. Yaitu,
suatu molekul atau atom apa saja yang sangat tidak stabil karena memiliki satu atau lebih
elektron yang tak berpasangan.

Menurut Prof Dr dr Harijono KS, SpKK, dosen Fakultas Kedokteran UNS, radikal bebas
ini berbahaya karena amat reaktif mencari pasangan elektronnya. Jika radikal bebas sudah
terbentuk dalam tubuh maka akan terjadi reaksi berantai dan menghasilkan radikal bebas
baru yang akhirnya jumlahnya terus bertambah. Selanjutnya akan menyerang sel-sel
tubuh kita sehingga terjadilah kerusakan jaringan yang akan mempercepat proses
penuaan.
2.5 Antioksidan
Zat antioksidan adalah substansi yang dapat menetralisir atau menghancurkan radikal bebas.
Radikal bebas merupakan jenis oksigen yang memiliki tingkat reaktif yang tinggi dan secara
alami ada didalam tubuh sebagai hasil dari reaksi biokimia di dalam tubuh. Radikal bebas
juga terdapat di lingkungan sekitar kita yang berasal dari polusi udara, asap tembakau,
penguapan alkohol yang berlebihan, bahan pengawet dan pupuk, sinar Ultra Violet, X-rays,

dan ozon. Radikal bebas dapat merusak sel tubuh apabila tubuh kekurangan zat anti oksidan
atau saat tubuh kelebihan radikal bebas. Hal ini dapat menyebabkan berkembangnya sel
kanker, penyakit hati, arthritis, katarak, dan penyakit degeneratif lainnya, bahkan juga
mempercepat proses penuaan.
Yang termasuk ke dalam golongan zat ini antara lain vitamin, polipenol, karotin dan mineral.
Secara alami, zat ini sangat besar peranannya pada manusia untuk mencegah terjadinya
penyakit. Antioksidan melakukan semua itu dengan cara menekan kerusakan sel yang terjadi
akibat proses oksidasi radikal bebas.
Bagaimana antioksidan memerangi radikal bebas?
Antioksidan membantu menghentikan proses perusakan sel dengan cara memberikan
elektron kepada radikal bebas. Antioksidan akan menetralisir radikal bebas sehingga tidak
mempunyai kemampuan lagi mencuri elektron dari sel dan DNA. Proses yang terjadi
sebenarnya sangat kompleks tapi secara sederhana dapat dilukiskan seperti itu. Atau
Antioksidan adalah substansi yang melindungi tubuh dari oksidan yang dapat merusak
bahkan membunuh sel dalam tubuh kita. Oksidan menyebabkan stress oksidatif sehingga
menimbulkan berbagai macam penyakit. Mengkonsumsi makanan sumber antioksidan dapat
membantu melindungi tubuh.
Penggolongan Antioksidan berdasarkan sumbernya
Ada dua macam antioksidan berdasarkan sumbernya, yaitu antioksidan alami dan
antioksidan sintetik .
Antioksidan alami
Antioksidan alami biasanya lebih diminati, karena tingkat keamanan yang lebih baik dan
manfaatnya yang lebih luas dibidang makanan, kesehatan dan kosmetik. Antioksidan alami
dapat ditemukan pada sayuran, buah-buahan, dan tumbuhan berkayu. Metabolit sekunder
dalam tumbuhan yang berasal dari golongan alkaloid, flavonoid, saponin, kuinon, tanin,

10

steroid atau triterpenoid. Quezada et al. (2004) menyatakan bahwa fraksi alkaloid pada daun
Peumus boldus dapat berperan sebagai antioksidan. Zin et al. (2002) menyatakan bahwa
golongan senyawa yang aktif sebagai antioksidan pada batang, buah, dan daun mengkudu
berasal dari golongan flavonoid. Gingseng yang berperan sebagai antioksidan, antidiabetes,
antihepatitis, antistres, dan antineoplastik, mengandung saponin glikosida (steroid
glikosida). Uji aktivitas antioksidan yang dilakukan pada daun Ipomea pescaprae
menunjukkan keberadaan senyawa kuinon, kumarin, dan furanokumarin. Tanin yang banyak
terdapat pada teh dipercaya memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi. Sementara itu,
Iwalokum et al.(2007)menyatakan bahwa Pleurotus ostreatus yang mengandung
triterpenoid, tanin, dan sterois glikosida dapat berperan sebagai antioksidan dan antimikrob.
Penggolongan Antioksidan berdasarkan mekanisme kerjanya
Berdasarkan mekanisme kerjanya, antioksidan dibedakan menjadi antioksidan primer yang
dapat bereaksi dengan radikal bebas atau mengubahnya menjadi produk yang stabil , dan
antioksidan sekunder atau antioksidan preventif yang dapat mengurangi laju awal reaksi
rantai serta antioksidan tersier. Mekanisme kerja antioksidan selular menurut Ong et al.
(1995) antara lain, antioksidan yang berinteraksi langsung dengan oksidan, radikal bebas,
atau oksigen tunggal; mencegah pembentukan jenis oksigen reaktif; mengubah jenis oksigen
rekatif menjadi kurang toksik; mencegah kemampuan oksigen reaktif; dan memperbaiki
kerusakan yang timbul.
Antioksidan primer
Antioksidan primer berperan untuk mencegah pembentukan radikal bebas baru dengan
memutus reaksi berantai dan mengubahnya menjadi produk yang lebih stabil.
Contoh
Contoh antioksidan primer, ialah enzim superoksida dimustase (SOD), katalase, dan
glutation dimustase.

11

Antioksidan Sekunder
Antioksidan sekunder berfungsi menangkap senyawa radikal serta mencegah terjadinya
reaksi berantai.
Contoh
Contoh antioksidan sekunder diantaranya yaitu vitamin E, Vitamin C, dan -karoten.
Antioksidan Tersier
Antioksidan tersier berfungsi memperbaiki kerusakan sel dan jaringan yang disebabkan oleh
radikal bebas.
Antioksidan digunakan luas sebagai bahan kandungan suplemen makanan dengan harapan
dapat membantu menjaga kesehatan dan mencegah penyakit-penyakit seperti kanker dan
sakit jantung koroner. Walaupun kajian awal mensugestikan bahwa suplemen antioksidan
mungkin dapat meningkatkan kesehatan, uji klinis lebih lanjut dalam skala besar tidak
berhasil mendeteksi adanya keuntungan-keuntungan tersebut. Sebaliknya, asupan suplemen
yang berlebihan malah dapat membahayakan tubuh. Selain itu, senyawa-senyawa
antioksidan juga digunakan secara luas untuk keperluan industri, misalnya sebagai zat
pengawet makanan dan kosmetik.
Makanan yang Mengandung Antioksidan
Ada beberapa makanan yang merupakan sumber antikosidan. Yakni makanan yang
mengandung Vitamin A, C, E, melantonin, betakaroten seperti sayuran, kacang-kacangan,
jagung, kedelai dan buah. Saat ini juga tersedia suplemen dan susu yang mengandung
antioksidan. Daging mengandung banyak oksidan, jadi sebaiknya perbanyak konsumsi sayur
dan buah.
Vitamin E dan C dikenal sebagai antioksidan yang potensial dan banyak dikonsumsi.
Penelitian yang terbaru berdasarkan hasil studi epidemiologi menunjukkan asupan sehari

12

vitamin E lebih dari 400 IU akan meningkatkan resiko kematian dan harus dihindari.
Sementara dosis konsumsi vitamin E bagi orang dewasa normal cukup 8-10 IU per hari.
Selama ini di pasaran suplemen vitamin E dan C umumnya dijual dalam dosis relatif tinggi.
Beberapa produk mengandung vitamin C 1.000 mg per tablet. Padahal, kecukupan gizi
vitamin C per hari bagi orang dewasa yang hidup tenang, tidak stres atau kondisi lain yang
tidak sehat, adalah sekitar 60-75 mg per hari. Untuk mereka yang tinggal di kota besar yang
penuh polusi seperti Jakarta, dosis 500 mg bisa diterima.
Secara spesifiknya,berikut ini merupakan beberapa jenis makanan yang mengandung
antioksidan tinggi, sehingga bisa meningkatkan kekebalan tubuh kita terhadap berbagai
penyakit:
1. Brokoli

Brokoli dapat meningkatkan imunitas serta pembentukan sel dalam tubuh melalui
kandungan asam foliknya terkenal berkhasiat melawan kanker terutama kanker payudara,
cervix (kanker mulut rahim) colon dan paru paru. Brokoli juga kaya akan chromium yang
bermanfaat membantu mengatur insulin dan gula darah dalam tubuh. Selain itu, brokoli juga
dapat mencegah penyakit jantung dan osteoporosis serta mampu memperlambat penuaan
dini.

2. Pepaya

13

Dengan kandungan Vitamin C dan karotenoid, pepaya dapat mempertahankan tekanan darah
anda dalam kondisi yang normal. Di dalam buah pepaya segar terdapat sebuah enzim yang
menjadi katalisator penambah kecepatan reaksi dalam tubuh. Pepaya juga membantu
mencerna daging dan tepung sehingga memperlancar pencernaan, juga membantu menjaga
daya tahan tubuh dan mencegah memar.
3. Bawang Putih

Bawang putih dipercaya dapat membunuh parasit, bakteri dan virus melalui kandungan
Alicin dan Selenium. Mengkonsumsi bawang putih secara teratur dapat menghalangi
terjadinya penyumbatan pada arteri, meningkatkan sistem imunitas tubuh serta mengontrol
tekanan darah. Selain dapat menurunkan kadar kolesterol, bawang putih juga memiliki zat

14

anti kanker, dapat menyembuhkan radang otak, mengurangi sakit pada persendian,
menambah energi, meningkatkan nafsu makan dan libido.

4. Kacang Kedelai

Mutu protein kacang kedelai hampir setara dengan mutu protein pada daging. Kedelai ini
kaya akan isoflavonoids yang berguna untuk mencegah kanker, dapat meningkatkan kadar
estrogen pada wanita, mencegah kanker, memperkuat tulang, menurunkan kadar kolesterol.
5. Tomat

Kandungan lycopene dan vitamin C sebagai antioksidan dalam tomat dapat meminimalkan
resiko kanker (terutama kanker pankreas) serta mencegah peradangan usus buntu. Lycopene

15

pada tomat merupakan antioksidan yang dahsyat dalam menetralisir radikal bebas perusak
sel-sel kulit, tomat juga mengandung chlorine yang berfungsi untuk merangsang hati untuk
menyaring sisa bahan beracun dan menjaga hati dari peradangan. Tomat juga mencegah
penyakit jantung dan menjaga tekanan darah.
6. Semangka

Kandungan airnya yang mencapai 90% sangat baik untuk mengganti cairan tubuh yang
hilang. Vitamin A dan C yang terkandung di dalamnya juga mempercepat penyembuhan
luka, menjaga gusi tetap sehat, mencegah memar, dan meningkatkan imunitas.

7. Bayam

16

Bayam penuh kandungan lutein dan zeaxanthin, antioksidan yang melindungi retina dari
degenerasi makular yang datang dengan bertambahnya usia.
8. Alpukat

Peneliti dari University of Ohio mengatakan lemak baik dalam alpukat bisa meningkatkan
kemampuan tubuh dalam menyerap zat karotenoid. Sebaiknya, Anda mengonsumsi 43 gram
alpukat saja, agar terhindar dari kelebihan kalori. Jika memungkinkan, pilihlah alpukat
mentega, karena mengandung lebih banyak lemak tak jenuh tunggal.
9. Wortel

17

Kandungan beta-karoten atau pro-vitamin A pada wortel berperan sebagai antioksidan yang
melindungi tubuh dari berbagai penyakit kronis, seperti penyakit jantung dan kanker. Selain
itu vitamin A yang terkandung dalam wortel ini juga dapat melindungi mata dari kerusakan
akibat proses penuaaan.

Sumber antioksidan
Berdasarkan asalnya, antioksidan terdiri atas antioksigen yang berasal dari dalam tubuh
(endogen) dan dari luar tubuh (eksogen). Adakalanya sistem antioksidan endogen tidak
cukup mampu mengatasi stres oksidatif yang berlebihan. Stres oksidatif merupakan keadaan
saat mekanisme antioksidan tidak cukup untuk memecah spesi oksigen reaktif. Oleh karena
itu, diperlukan antioksidan dari luar (eksogen) untuk mengatasinya.

18

Anda mungkin juga menyukai