DISUSUN OLEH :
NAMA
KELAS/KELOMPOK
NIS
: ARIANTO
: 3A / A.1.2
: 145067
2016-2017
LAPORAN LENGKAP
Judul Penetapan
Data Praktikan
Nama Siswa
: Arianto
:145067
Kelas/Kelompok
: III A / A1.2
Waktu Penetapan
Tanggal Mulai
: 19 Oktober 2016
Tanggal Selesai
: 19 Oktober 2016
Tujuan Penetapan
:
Nilai serapan (indeks absorbansi)
suatu larutan dapat ditentukan dengan
menggunakan spektrofotometer pada
panjang gelombang maksimum. Pada
penetapan ini terlebih dahulu ditentukan
panjang gelombang maksimum larutan
dengan melakukan scanning pada range
400-800 nm, panjang gelombang maksimum
ditandai dengan nilai serapan yang paling
besar yang kemudian digunakan untuk
menentukan indeks absorbansi molar
larutan KMnO4.
Reaksi
:-
Landasan Teori
dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron
valensi ( Sutopo, 2006 ).
Interaksi materi dengan cahaya atau radiasi elektromagnetik, radiasi
elektromagnetik kemungkinanan dihamburkan, diabsorbsi atau dihamburkan
sehingga dikenal adanya spektroskopi hamburan, spektroskopi absorbsi ataupun
spektroskopi emisi. Interaksi antara materi dengan cahaya disini adalah terjadi
penyerapan cahaya, baik cahaya Uv, Vis maupun Ir oleh materi sehingga
spektrofotometri disebut juga sebagaispektroskopi absorbsi ( Eka, 2007).
Spektrometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang
gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau diabsorbsi.Kelebihan spectrometer dibandingkan fotometer
adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini
diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating, atau celah optis. Pada
fotometer filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan
trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer filter tidak mungkin
diperoleh panjang gelombang yang benar-benar monokromatis, melainkan
suatu trayek panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada spektrofotometer,
panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapatdiperoleh dengan
bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun
dari sumber spektrum tampak yang kontiniu, monokromator, sel pengabsorbsi
untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan
absorbsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding (Khopkar, 2002).
Sinar yang melewati suatu larutan akan terserap oleh senyawa-senyawa
dalam larutan tersebut. Intensitas sinar yang diserap tergantung pada jenis
senyawa yang ada, konsentrasi dan tebal atau panjang larutan tersebut.Makin
tinggi konsentrasi suatu senyawa dalam larutan, makin banyak sinar yang
diserap (Anonim, 2011).
Spektrometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang
gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau diabsorbsi.Kelebihan spectrometer dibandingkan fotometer
adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini
ndiperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating, atau celah optis. Pada
fotometer filter berbagai filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi
melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer filter tidak
sepktrofotometer
UV menggunakan lampu deuterium atau disebut juga heavi hidrogen
VIS menggunakan lampu tungsten yang sering disebut lampu wolfram
UV-VIS menggunan photodiode yang telah dilengkapi monokromator.
isyarat
listrik,
diinginkan, buk fotosel dan lewatkan berkas cahaya pada blanko dan nol
galvanometer didapat dengan memutar tombol sensitivitas. Dengan
menggunakn tombol transmitansi, kemudian atur besarnya pada 100 %.
Lewatkan berkas cahaya pada larutan sampel yang akan dianalisis. Skala
absorbansi menunjukkan absorbansi larutan sampel.( Vogel (refisi) Svela, G.
1995)
Spektrum UV-Vis merupakam hasil interaksi antara radiasi
elektromagentik (REM) dengan molekul. REM merupakan bentuk energy radiasi
yang mempunyai sifat gelombang dan partikel (foton). Karena bersifat sebagai
gelombang maka beberapa parameter perlu diketahui, misalnya panjang
gelombang, frekuensi, bilngan gelombang, dan serapan. REm mempunyai
vector listrik dan vector magnet yang bergetar dalam-dalam bidang-bidang
yang tegak lurus satu sama lain dan masing-masing tegak lurus pada arah
perambatan radiasi. (Vogel (refisi) Svela, G. 1995)
Perubahan warna mencerminkan suatu perubahan dalam pengabsorpsian
cahaya oleh larutan, yang menyertai perubahan konsentrasi dari spesies yang
menyerap. Dalam suatu titrasi visual, seenarnya orang menggunakan semua
segi titrator fotometrik yang automatic, cahaya dilewatkan larutan menuju
mata, yang merupakan transduser peka cahaya yang berespon dengan isyrat
dan kalau tidak, membuatnya tepat untuk diteruskan ke system penyetopan
aliran yang bersifat elektromekanis (khopkar, 2002).
Kadang-kadang suatu zat yang terlihat langsung dalam reaksi titrasi
menyerap cukup banyak pada suatu panjang gelombang yang dapat dicapai,
dan titrasi itu diikuti secara spektrofotometri tanpa menambahkan suatu
indicator. Bentuk kurva titrasi dapat diramalkan dari nilai spesies kimia yang
diperhatikan. Beberapa kurva titrasi fotometrik yang khas diperagakan, jika
reaksi titrasi itu cukup tidak lengkap disekitar titik kesetaraan, kurva itu akan
jadi membundar. Titik akhir itu kemudian dicari letaknya dengan titik potong
garis-garis lurus yang diekstrapolasi, yang ditarik lewat titik-titik yang diambil
secukupnya sebelum dan sesudah bagian yang membundar. Kurva titrasi
Io = Intensitas mula-mula
It = Intensitas setelah melalui media
e = absorbtivitas molar
b = tebal media / larutan c = konsentrasi larutan
Dari persamaan teresebut, log (Io/It) merupakan absorbansi (A). Grafik
antara absorbansi dengan konsentrasi media larutan berwarna berupa garis
lurus yang melalui pusat sumbu.Agar perubahan absorbansi oleh perubahan
konsentrasi lebih sensitif dan lebih cepat, maka panjang gelombang dengan
serapan maksimum.
Syarat-syarat penggunaan Hukum Beer
a. Syarat Konsentrasi
b. Syarat Kimia
c. Syarat Cahaya
d. Syarat Kejernihan Penyimpangan Hukum Lambert-Beer
1. Alur absorbansi versus konsentrasi molar akan berupa tidak
linier sepanjang seluruh
jangka konsentrasi
2. Nilai e tidak tergantung pada sifat dasar spesies penyerap
dalam larutan dan panjang gelombang radiasi karena tidak
mampu mengawasi kedua aspek tersebut.
3. Nilai e untuk suatu zat dalam larutan berubah dengan
perubahan indeks bias yang tergantung pada konsentrasi
4. Radiasi yang relatif kuat yang melalui suatu medium yang
hanya mengandung sedikit molekul penyerap, dimungkinkan
molekul tereksitasi ke keadaan energi yang lebih tinggi oleh
sebagian foton yang tersedia sehingga tidak ada peluang
untuk absorbansi lanjut
5. Karakteristik instrumen yang disebabkan efek kelebihan
defektor ketidaklinieran pengganda dan piranti kaca serta
ketidakstabilan sumber-sumber radiasi atau cahaya
6. Radiasi polikromatik yang menyebabkan lapisan kedua tidak
akan menyerap fraksi radian yang sama seperti lapisan
pertama.
menyebabkan warna coklat pada ikan dan sirip, juga membentuk kompleks
protein pada struktur pernapasan parasit ikan yang akhirnya menyebabkan
mereka mati.
Berbagai review dalam berbagai literatur menunjukkan bahwa kalium
permangat dapat membunuh Saprolegnia, Costia, Chilodinella, Ich, Trichodina,
Gyrodactylus dan Dactylogyrus, Argulus, Piscicola, Lernea, Columnaris dan
bakteri lainnya seperti Edwardsiella, Aeromonas, Pseudomonas, plus Algae dan
Ambiphrya.
Mekipun demikian Argulus, Lernea and Piscicola diketahui hanya akan respon
apabila PK digunakan dalam perendaman (dengan dosis: 10-25 ppm selama 90
menit). Begitu pula dengan Costia dan Chilodinella, dilaporkan resiten terhadap
PK, kecuali apabila PK digunakan sebagai terapi perendaman.
Kalium permangat sebagai terapi perendaman bersifat sangat kaustik, hal ini
dapat menyebabkan penggumpalan nekrosis (ditandai dengan memutihnya
jaringan yang mati) pada sirip. Kerusakan insang juga dapat terjadi, sehingga
dapat menyebabkan kematian pada ikan beberapa minggu kemudian setelah
dilakukan terapi perendaman. Ikan mas koki, diketahui lebih sensitif terhadap PK
sebagai terapi perendaman dibandingkan dengan spesies lainnya. Dengan
alasan-alasan seperti itu, maka sering tidak direkomendasikan untuk
menggunakan PK sebagai terapi perendaman, dan juga karena efek
terapeutiknya tidak lebih baik dibandingkan dengan terapi terus-menerus
dengan dosis 2 - 4 ppm.
Kalium permanganat sangat efektif dalam menghilangkan Flukes. Gyrodactylus
dan Dactylus dapat hilang setelah 8 jam perlakuan dengan dosis 3 ppm pada
suatu sistem tertutup. Penularan kembali masih dapat terjadi, oleh karena itu,
direkomendasikan untuk mengulang kembali perlakuan 2-3 hari kemudian
dengan dosis 2 ppm.
Prosedur Kerja
Alat :
Bahan :
KMnO4 , Larutan KMnO4 0,1 M
H2SO4 4 N
Aquades
Cara Kerja :
1. Buat Larutan Induk KMnO4 0,1 M sebanyak 100 mL
2. Dari Larutan Induk dibuat deret larutan dengan konsentrasi masingmasing 0,0001 M ; 0,0002 M; 0,0003 M; 0,0004M; 0,0005 M
Skema Kerja :
Data Analisis
:
: Ungu
:
:
:
1.5800 gram
0.1000 M
0.6352
525 nm
Tabel 1
No
1
2
3
4
5
Deret Larutan
I
II
III
1V
V
Konsentrasi
0.0001 M
0.0002 M
0.0003 M
0.0004 M
0.0005 M
Nilai Absorbansi
0.183480
0.517158
0.689780
0.910458
1.315984
Tabel 2
No
X
(Konsentras
1
2
3
4
5
i)
0.0001
0.0002
0.0003
0.0004
0.0005
Y
(Absorban)
X2
X.Y
0.183480
0.517158
0.689780
0.910458
1 x 10-8
4 x 10-8
9 x 10-8
1.6 x 10-7
1.8348 x 10-5
1.0343 x 10-4
2.06934 x 10-4
3.641832 x
2.5 x 10-7
10-4
6.57992 x 10-4
1.315984
1.5 x 10-3
Rata
3 x 10-4
3.61686
0.723372
5.5 x 10-7
1.350888 x
1.1 x 10-7
10-3
2.701776 x
Pengolahan Data
10-4
n . X 2
n . XY ( X ) .(Y )
b=
5.5 x 10
6
5.(7)(2.25 x 10 )
5. 1.3508 x 103( 1.5 x 103 ) . (3.61686)
b=
1.329 x 103
b=
5 x 107
b=2658
a = bx
= 0.7233 26598 . 0.0003
= 0.7233 0.7974
= - 0.00741
1. Y1 =
=
=
=
2. Y2 =
=
Y = -0.00741 +
R2 = 0.9796
a + bx1
4. Y4= a + bx4
-4
-0.00741 + 2658 . 10
= -0.00741 + 2658. 4x10-4
-0.00741 + 0.2658
=-0.00741 + 1.0632
0.2584
= 1.0558
a + bx2
5. Y5= a + bx5
-0.00741 + 2656 . 2x10-4
= -0.00741 + 2658.
5x10-4
= -0.00741 + 0.5316
= 0.5242
3. Y3 = a + bx3
= -o.00741 + 2658. 3x10= -0.00741 + 0.7974
= -0.00741 + 1.3290
= 1.3216
= 0.7899
Grafik Hubungan Antara Konsentrasi (sumbu x) dengan Nilai
Absorbansi (sumbu y)
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
1
Keterangan :
Garis Merah Menunjukan Sebelum Linier
Garis Hijau Menunjukan Setelah Linier
Konsentrasi Sampel dengan Absorbansi 0.636518
Hp
Persentase Kesalahan
%Kesalahan=
T P
x 100
T
%Kesalahan=
0.0002680.000245
x 100
0.000268
= 8,58 %
Pembahasan
1. Dalam penentuan Indeks Absorbansi Molar KMnO 4 terlebih
dahulu dilakukan penentuan panjang gelombang dengan
melakukan scanning pada panjang gelombang tertentu.
2. Karena Larutan KMnO4 berwarna ungu maka scanning
penentuan panjang gelombang pada range 400-800 nm dengan
menggunakan Spectrofotometer Visible.
3. Pereaksi H2SO4 4N digunakan karena absorbansi KMnO4 dapat
terbaca dalam suasana asam.
4. Hasil scanning menunjukan panjang gelombang KMnO 4 adalah
525 nm.
5. Dari hasil penentuan indeks absorbansi didapatkan koefisien
korelasi 0.9796 . dimana koefisien korelasi yang teliti adalah
0.9998-1.0000 hal ini dipengaruh karena dalam proses larutan
deret standar yang kurang teliti.
Kesimpulan
Dari Praktikum diatas dapat disimpulkan Bahwa :
1. Panjang Gelombang maksimum KMnO4 yang diperoleh dari
hasil scanning adalah 525 nm.
2. Nilai Indeks Absorbansi Molar KMnO4 adalah
Larutan Deret 1 = 0.183480
Larutan Deret2 = 0.517158
Larutan Deret 3 = 0.689780
Larutan Deret 4 = 0.910458
Larutan Deret5 = 1.315984
Sampel KMnO4 ( deret3) = 0.636518
Daftar Pustaka
http://indrawadi-ballo-tala.blogspot.co.id/2014/09/penentuanindeks-absorbansi-larutan.html
http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-spektrumabsorpsi.html
http://banyakhalseru.blogspot.co.id/2014/09/landasan-teoripraktikum-penentuan.html
http://pranantagiat.blogspot.co.id/2013/04/praktikum-kimiaanalitik-instrumen.html
http://Kaliumpermanganat.blogspot.co.id
LAMPIRAN