PENGAUDITAN II
EKA 446 A1
BAB 14
Oleh:
KELOMPOK 7
I Gede Dhyana Putra
(1406305057)
(1406305074)
(1406305086)
(1406305116)
2. SAMPLING NONSTATISTIK
Ada 14 langkah yang diperlukan dalam sampling audit untuk pengujian atas rincian
saldo.
Tahapan Sampling Audit untuk Pengujian Tahapan Sampling Audit untuk Pengujian
Rincian Saldo
Transaksi
Merencanakan Sampel
Merencanakan Sampel
1. Menetapkan tujuan pengujian audit
1. Menetapkan tujuan pengujian audit
2. Memutuskan apakah sampling audit 2. Memutuskan apakah sampling audit
dapat audit dapat diterapkan .
3. Merumuskan kesalahan penyajian.
penyimpangan.
4. Merumuskan populasi
4. Mendefiniskan populasi
5. Mendefiniskan unit sampling
5. Mendefiniskan unit sampling
6. Menetapkan kesalahan penyajian yang 6. Menetapkan tingkat pengecualian
dapat ditoleransi yang dapat
ditoleransi.
7. Menetapkan risiko yang dapat diterima 7. Menetapkan risiko yang dapat penilian
diterima penerima yang salah terlalu risiko pengendalian yang
rendah.
8. Menaksir kesalahan penyajian dalam 8.
populasi.
9. Menentukan ukuran sampel awal
Menaksir
tingkat
pengecualian
populasi
9. Menentukan ukuran sampel awal
Prosedur Audit
10. Memilih sampel
11. Melaksanakan Prosedur Audit
Mengevaluasi Hasil
Mengevaluasi Hasil
12. Menggeneralisasi dari sampel ke 12. Menggeneralisasi dari sampel ke
populasi
13. Menganalisis kesalahan penyajian
14. Memutuskan akseptibilitas populasi
2.1
populasi
13. Menganalisis pengecualian
14. Memutuskan akseptibilitas populasi
moneter, yaitu kesalahan penyajian yang terjadi apabila item sampel disalahsajikan.
2.4
Merumuskan Populasi
Dalam pengujian rincian saldo, populasi definiskan sebagai item yang membentuk
Sampling Distratifikasi
Bagi kebanyakan populasi, auditor memisahkan populasi ke dalam dua atau lebih
subpopulasi sebelum menerapkan sampling audit. Hal ini disebut sebagai sampling
berstratifikasi (stratified sampling), di mana setiap subpopulasi disebut sebagai strata.
Stratifikasi memungkinan auditor untuk menekankan item populasi tertentu dan mengabaikan
yang lain.
2.5
Untuk sampling audit non-statistika dalam pengujian audit saldo, unit samplingnya hamper
selalu berupa unsur-unsur yang membentuk saldo akun.
2.6
ukuran sampel dan mengevaluasi hasil sampling nonstatistik. Auditor untuk memulainnya
dengan pertimbangan pendahuluan mengenai materialitas dan menggunakan total tersebut
untuk memutuskan kesalahan penyajian yang dpat ditoleransi bagi setiap akun
2.7
Resiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah (acceptable risk of incorrect
acceptance= ARIA ) adalah jumlah risiko yang bersedia ditaggung auditor karena menerima
suatu saldo sebagai benar padahal kesalahan penyajian yang sebenarnya dalam saldo tersebut
melampaui kesalahan penyajian yang dapat ditoleransi. ARIA mengukur keyakinan yang
diinginkan auditor atas suatu saldo akun. Untuk memperoleh keyakinan yang lebih besar
ketika mengaudit suatu saldo akun. Untuk memperoleh keyakinan yang lebih besar ketika
mengaudit suatu saldo, auditor akan menetapkan ARIA yang lebih rendah. ( Perhatikan
bahwa ARIA adalah istilah yang ekuivalen dengan ARACR (acceptable risk of assessing
control risk too low)
Seperti ARACR, ARIA dapat ditetapkan secara kualitatif (seperti rendah, sedang, atau tinggi).
Ada hubungan terbalik antara ARIA dan ukuran sampel yang diperlukan. Sebuah
faktor penting yang mempengaruhi keputusan auditor mengenai ARIA adalah penilaian risiko
pengendalian dalam model risiko audit. Jika pengendalian internal sudah efektif, resiko
pengendalian dapat dikurangi sehingga memungkinkan auditor untuk meningkatkan ARIA.
Pada gilirannya, hal ini akan mengurangi ukuran sampel yang diperlukan untuk pengujian
atas rincian saldo akun yang berkaitan.
2.8
klien dan dengan menilai risiko inheren, yang mempertimbangkan hasil pengujian
pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan prosedur analitis yang telah
dilaksanakan. Ukuran sampel yang direncanakan akan meningkat apabila jumlah saji yang
diharapkan dalam populasi mendekati kesalahan penyajian yang dapat ditoleransi.
2.9
dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang telah kita bahas sejauh ini. Untuk membantu
auditor membuat keputusan menyangkut ukuran sampel, auditor seringkali mengikuti
pedoman yang disebabkan oleh kantor akunntannya atau beberapa sumber lainnya.
2.10
pada setiap item sampel untuk menetukan apakah item tersebut mengandung kesalahan
penyajian. Dalam konfirmasi piutang usaha, auditor mengirimkan sampel konfirmasi positif.
Jika terjadi nonrespons, mereka akan menggunakan prosedur alternatif untuk menentukan
kesalahan penyajian.
2.11
Populasi
Auditor harus menggeneralisasi dari sampel ke populasi dengan (1) memproyeksikan
kesalahan penyajian dari hasil sampel ke populasi dan (2) mempertimbangkan kesalahan
sampling serta resiko sampling (ARIA). Karena itu, auditor harus memproyesikan dari
sampel ke populasi.
Langkah pertama adalah menghitung titik estimasi (point estimate). Titik estimasi
dapat dihitung dengan berbagai cara, tetapi pendekatan yang umum adalah mengasumsikan
bahwa kesalahan penyajian populasi yang belum diaudit adalah proporsional dengan
kesalahan penyajian sampel. Perhitungan tersebut harus dilakukan untuk setiap strata dan
kemudian dijumlahkan, bukan menggabungkan total kesalahan penyajian dalam sampel.
2.12
ditemukan dalam pengujian rincian saldo. Auditor harus menganalisis kesalahan penyajian
untuk memutuskan apakah setiap modifikasi model resiko audit memang diperlukan. Dalam
paragraph sebelumnya, jika auditor menyimpulkan bahwa kelalaian untuk mencatat retur
yang disebabkan oleh lemahnya pengendalian internal, auditor mungkin perlu menilai
kembali resiko pengendalian. Hal tersebut pada gilirannya akan menyebabkan auditor
mengurangi ARIA, yang akan meningkatkan ukuran sampel yang direncanakan.
2.12
mungkin
lebih
besar
dari
kesalahan
penyajian
yang
dapat
ditolerensi
setelah
mempertimbangkan kesalahan sampling, populasi tidak dianggap dapat diterima. Pada titik
tersebut, auditor memiliki beberapa tindakan yang dilakukan
2.12.1 Tidak Mengambil Tindakan Hingga Pengujian atas Bidang Audit Lainnya Telah
Selesai
Akhirnya, auditor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan secara keseluruhan
mengandung kesalahan penyajian yang material. Jika kesalahan penyajian yang mengoffset
ditemukan pada bagian audit lainnya, seperti dalam persediaan, auditor dapat menyimpulkan
bahwa estimasi kesalahan penyajian piutang usaha dapat diterima.
2.12.2 Melaksanakan Pengujian Audit yang Diperluas pada Bidang Tertentu
Jika analisis kesalahan penyajian menunjukkan bahwa sebagian besar kesalahan
penyajian merupakan Suatu jenis khusus, mungkin perlu membatasi upaya audt tambahan
pada bidang yang menjadi masalah. Ketika auditor menganalisis bidang masalah dan
memperbaikinya dengan menyesuaikan catatan klien, item sampel yang menyebabkan
terisolasinya bidang masalah kemudian dapat ditunjukkan sebagai sudah benar. Sekarang
titik estimasi dapat dihitung kembali tanpa melibatkan kesalahan penyajian yang telah
dikoreksi. ( Hal ini hanya berlaku jika kesalahan dapat diisolasi pada suatu bidang tertentu.
Pada umumnya kesalahan harus diproyeksikan ke populasi yang dijadikan sampel, meskipun
klien menyesuaikan kesalahan.)
dilakukan dalam MUS, walaupun beberapa dilakukan dengan cara yang berbeda. Perbedaan
tersebut yaitu:
3.1.1
MUS memiliki fitur yang penting seperti definisi unit sampling sebagai suatu rupiah
individual dalam saldo akun. Dengan berfokus pada rupiah individual sebagai unit sampling,
secara otomatis MUS akan menekankan unit fisik yang memiliki saldo tercatat lebih besar.
Karena sampel dipilih berdasarkan doalr individual, akun dengan saldo yang besar memiliki
kesempatan yang lebih besar untuk dimasukkan ketimbang akun dengan saldo yang lebih
kecil. Akibatnya sampling berstratifikasi tidak diperlukan dalam MUS. Stratifikasi itu akan
terjadi secara otomatis.
3.1.2
MUS tidak dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah item persediaan tertentu
memang ada tetapi belum diperhitungkan. Jika tujuan kelengkapan sangat penting dalam
pengujian audit, tujuan tersebut harus dipenuhi secara terpisah dari pengujian MUS.
3.1.3
Proses ini akan dibahas secara terpisah setelah membahas 14 langkah sampling untuk
sampling unit moneter ( MUS )
3.1.5
Sampel unit moneter adalah sampel yang dipilih dengan menggunakan probabilitas
yang proporsional bagi pemilihan ukuran sampel (probability proportional to size sample
selection=PPS). Sampel PPS dapat diperoleh dengan menggunakan perangkat lunak
computer, tabel angka acak, atau teknik sampling sistematis.
3.1.6
Teknik MUS
Tanpa memandang metode sampling yang dipilih, auditor harus menggeneralisasi dari
sampel ke populasi dengan (1) memproyeksikan kesalahan penyajian dari hasil sampel ke
populasi dan (2) menentukan kesalahan sampling yang terkait. Ada empat aspek dalam
melakukan hal tersebut dengan menggunakan MUS:
1. Tabel sampling atribut digunakan untuk menghitung hasil.
2. Hasil atribut harus dikonversi ke dalam rupiah.
3. Auditor harus membuat asumsi mengenai persentase kesalahan penyajian setiap item
populasi yang mengandung kesalahan penyajian.
4. Hasil statistik yang diperoleh jika menggunakan MUS disebut sebagai batas salah saji
(misstatement bounds).
3.2
kebenaran moneternya. Total populasi adalah $1.200.000, dan sampel sebanyak 100
konfirmasi telah diperoleh. Setelah melakukan audit, tidak ada kesalahan penyajian yang
ditemukan dalam sampel. Auditor ingin menentukan jumlah lebih saji maksimum dan jumlah
kurang saji yang dapat saja terjadi dalam populasi meskipun sampel tidak mengandung
kesalahan penyajian. Hal tersebut masing-masing disebut sebagai batas kesalahan penyajian
atas dan batas kesalahan penyajian bawah.
3.2.1 Persentase Asumsi kesalahan penyajian yang Tepat
Asumsi yang pas bagi persentase salah saji dalam item populasi yang mengandung
salah saji tersebut secara keseluruhan merupakan keputusan auditor. Auditor harus
menetapkan persentase tersebut berdasarkan pertimbangan profesionalnya dalam situasi
tersebut.
3.3
ditemukan, auditor dapat menggunakan informasi yang tersedia tentang sampel untuk
menentukan batas salah saji.
3. Auditor harus berhadapan dengan lapisan CUER dari tabel sampling atribut. Auditor
melakukan hal ini karena ada asumsi kesalahan penyajian yang berbeda bagi setiap
kesalahan penyajian. Lapisan tersebut dihitung dengan terlebih dahulu menentukan CUER
dari tabel untuk setiap kesalahan penyajian dan kemudian menghitung setiap lapisan.
4. Asumsi kesalahan penyajian harus dikaitkan dengan setiap lapisan. Metode yang paling
umum untuk mengaitkan asumsi kesalahan penyajian dengan lapisan adalah mengaitkan
secara konservatif persentase kesalahan penyajian rupiah yang terbesar dengan lapisan
yang terbesar.
3.4
Untuk melakukan hal tersebut, diperlukan suatu aturan keputusan. Aturan keputusan untuk
MUS adalah sebagai berikut: Jika batas kesalahan penyajian bawah dan batas salah saji atas
berada di antara jumlah kesalahan penyajian yang berupa lebih saji dan kurang saji yang
dapat ditoleransi, kesimpulan bahwa nilai buku tidak mengandung kesalahan penyajian yang
material dapat diterima. Jika tidak, ambil kesimpulan bahwa nilai buku mengandung
kesalahan penyajian yang material.
3.5
penyajian yang dapat ditoleransi dan populasi dianggap tidak dapat diterima, auditor
memiliki beberapa opsi.
3.6
yang digunakan untuk sampling atribut unit fisik, yang menggunakan tabel sampling atribut.
3.6.1 Materialitas
Pertimbangan pendahuluan tentang materialitas umumnya merupakan dasar bagi
jumlah kesalahan penyajian yang dapat ditoleransi yang akan digunakan. Jika diperkirakan
terjadi kesalahan penyajian dalam pengujian non-MUS, kesalahan penyajian yang dapat
ditoleransi akan kurang materialitas dari jumlah tersebut.
3.6.2 Asumsi Persentase Rata-rata kesalahan penyajian untuk Item Populasi yang
Mengandung kesalahan penyajian
Mungkin ada asumsi yang terpisah untuk batas atas dan bawah, yang juga merupakan
pertimbangan auditor. Hal tersebut harus didasarkan pada pengetahuan auditor mengenai
klien serta pengalaman masa lalu, dan jika lebih kecil dari 100 persen yang digunakan,
asumsinya harus dapat dipertahankan dengan jelas.
3.6.3 Risiko yang Dapat Diterima atas Penerimaan yang Salah
ARIA adalah suatu pertimbangan auditor dan sering kali dicapai dengan bantuan model
risiko audit.
3.6.4 Nilai Populasi Per Pembukuan
Nilai rupiah populasi diambil dari catatan klien.
3.6.5 Estimasi Tingkat Pengecualian Populasi
Umumnya, estimasi tingkat pengecualian populasi untuk MUS adalah nol, karena MUS
sangat tepat digunakan pada situasi tidak ada kesalahan penyajian, atau jika hanya sedikit
kesalahan penyajian yang diperkirakan akan terjadi.
3.6.6 Hubungan Model Risiko Audit dengan Ukuran Sampel untuk MUS
MUS akan digunakan dalam melaksanakan pengujian atas rincian saldo. Auditor harus
memahami hubungan ketiga faktor-faktor independen itu dalam model risiko audit, ditambah
prosedur analitis dan pengujian substantif transaksi dengan ukuran sampel untuk pengujian
rincian saldo.
Sampling unit moneter (MUS) memiliki sedikitnya empat fitur yang menarik bagi
auditor:
1. MUS secara otomatis akan meningkatkan kemungkinan memilih item rupiah yang
tinggi dari populasi yang sedang diaudit.
2. MUS dapat mengurangi biaya pelaksanaan pengujian audit karena beberapa item
sampel akan diuji sekaligus.
3. MUS mudah diterapkan.
4. MUS menghasilkan kesimpulan statistik dan bukan kesimpulan nonstatistik.
4.
SAMPLING VARIABEL
Sampling variable adalah metode statistic yang digunakan oleh auditor. Sampling
variable dan sampling nonstatistik untuk pengujian rincian saldo memiliki tujuan yang sama,
yaitu mengukur salah saji dalam suatu saldo akun. Jika auditor menentukan bahwa jumlah
salah saji melampaui jumlah yang dapat ditoleransi, mereka akan menolak populasi dan
melakukan tindakan tambahan.
4.1
Ke-14 langkah dalam sampling nonstatistik harus dilaksanakan pada metode variable, dan
sebagian besar tidak jauh berbeda.
4.2
Distribusi Sampling
Auditor tidak mengetahui nilai rata-rata (mean) kesalahan penyajian dalam populasi,
distribusi jumlah kesalahan penyajian, atau nilai yang diaudit. Karakteristik populasi tersebut
harus diestimasi dari sampel yang tentu saja, merupakan tujuan dari pengujian audit.
Untuk setiap sampel, auditor menghitung nilai rata-rata item dalam sampel sebagai
berikut:
Setelah menghitung nilai rata-rata item sampel, auditor memplotnya ke dalam distribusi
frekuensi.
4.3
Inferensi Statistik
Jika sampel diambil dari satu populasi dalam situasi audit actual, auditor tidak
mengetahui karakteristik populasi itu dan biasanya, hanya satu sampel yang akan diambil dari
populasi bersangkutan. Pengetahuan mengenai distribusi sampling akan memungkinkan
auditor untuk menarik kesimpulan statistic, atau inferensi statistic ( statistical inferences ),
mengenai populasi.
Auditor dapat menyatakan kesimpulan yang dibuatnya dari interval keyakinan dengan
menggunakan inferensi statistic dalam cara yang berbeda. Akan tetapi, mereka harus berhatihati untuk menghindari kesimpulan yang tidak benar, mengingat nilai populasi yang
sebenarnya selalu tidak diketahui. Akan tetapi, auditor dapat mengatakan bahwa prosedur
yang digunakan untuk memperoleh sampel dan menghitung interval keyakinan akan
menghasilkan interval yang berisi nilai rata- rata populasi yang sebenarnya dalam persentase
tertentu pada saat tersebut. Singkatnya, auditor mengetahui reliabilitas proses inferensi
statistic yang digunakan untuk menarik kesimpulan. Menghitung interval keyakinan rata-rata
populasi dengan menggunakan logika yaitu sebagai berikut :
4.4
Metode Variabel
Auditor menggunakan proses inferensi statistic sebelumnya bagi semua metode
sampling variabel. Setiap metode dibedakan menurut apa yang sedang diukur, ketiga metode
variabel tersebut.
4.4.1 Estimasi selisih
Auditor menggunakan estimasi selisih (difference estimation) untuk mengukur
estimasi jumlah kesalahan penyajian total dalam populasi apabila ada nilai tercatat maupun
nilai yang diaudit bagi setiap item sampel, yang hampir selalu terjadi dalam audit. Estimasi
perbedaan sering kali menghasilkan ukuran sampel yang lebih kecil jika dibandingkan
dengan setiap metode lainnya, dan relative lebih mudah digunakan. Karena alasan tersebut,
estimasi perbedaan sering kali dianggap sebagai metode variabel yang paling disukai
4.4.2 Estimasi Rasio
Estimasi rasio ( ratio estimation ) serupa dengan estimasi perbedaan kecuali auditor
menghitung rasio antara kesalahan penyajian dan nilai tercatatnya serta memproduksikan hal
ini dengan populasi untuk Menaksir total kesalahan penyajian populasi. Estimasi rasio dapat
menghasilkan ukuran sampel yang jauh lebih kecil ketimbang estimasi perbedaan jika ukuran
kesalahan penyajian populasi proporsional dengan nilai tercatat item populasi. Jika ukuran
setiap kesalahan penyajian bersifat independen dengan nilai tercatat, estimasi perbedaan akan
menghasilkan ukuran sampel yang lebih kecil. Sebagian besar auditor lebih menyukai
estimasi perbedaan karena lebih sederhana untuk menghitung interval keyakinan.
tercatat. Estimasi rata-rata per unit jarang digunakan dalam praktik karena ukuran sampel
umumnya jauh lebih besar ketimbang untuk dua metode sebelumnya.
4.5
dibagi menjadi dua atau lebih subpopulasi. Setiap subpopulasi kemudian diuji secara
independen. Perhitungannya dilakukan bagi setiap strata dan kemudian digabung menjadi
satu estimasi populasi secara keseluruhan untuk interval keyakinan populasi secara
menyeluruh. Hasilnya diukur secara statistic. Stratifikasi dapat diterapkan pada estimasi
perbedaan, rasio, dan rata-rata per unit, tetapi paling sering digunakan dengan estimasi ratarata per unit.
4.6
Risiko Sampling
Risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah ( ARIA ) untuk sampling
nonstatistik. Untuk sampling variabel, auditor menggunakan ARIA serta risiko yang dapat
diterima atas penolakan yang salah ( acceptable risk of incorrect rejection = ARIR ).
4.6.1 ARIA
ARIA adalah risiko statistic bahwa auditor telah menerima populasi yang, dalam
kenyataannya, mengandung kesalahan penyajian yang material. ARIA mendapat perhatian
yang besar dari auditor karena memiliki implikasi hukum yang serius dakam menyimpulkan
bahwa saldo akun telah dinyatakan secara wajar padahal sebenarnya mengandung kesalahan
penyajian dalam jumlah yang material.
Saldo akun dapat dinyatakan terlalu tinggi atau terlalu rendah, tetapi tidak keduanya ;
karena itu, ARIA merupakan pengujian statistic satu arah. Karena itu, koefisien keyakinan
untuk ARIA berbeda dengan tingkat keyakinan. Tingkat keyakinan = 1 2 x ARIA.
4.6.2 ARIR
Risiko yang dapat diterima atas penolakan yang salah ( acceptable risk of incorrect
rejection = ARIR ) adalah risiko statistic bahwa auditor telah menyimpulkan suatu populasi
mengandung kesalahan penyajian yang material padahal sebenarnya tidak. ARIR hanya akan
mempengaruhi tindakan auditor jika mereka menyimpulkan bahwa populasi dinyatakan
secara wajar. Jika auditor menemukan suatu saldo tidak dinyatakan secara wajar, mereka
umumnya akan meningkatkan ukuran sampel atau melaksanakan pengujian lainnya. ARIR
baru dianggap penting jika diperlukan biaya yang tinggi untuk meningkatkan ukuran sampel
atau melaksanakan pengujian lainnya.
bahwa
tidak
bahwa
mengandung
yang
secara Material
Tidak Material
populasi Kesimpulan yang benar Kesimpulan yang tidak benar
penyajian
ARIA
Estimasi Selisih
5.1.1 Menetapkan Tujuan Pengujian Audit
Tujuan pengujian audit adalah untuk menentukan apakah piutang usaha sebelum
mempertimbangkan penyisihan piutang tak tertagih mengandung kesalahan penyajian yang
material.
5.1.2 Memutuskan Apakah Sampling Audit Dapat Diterapkan
Sampling audit diterapkan dalam konfirmasi piutang usaha karena besarnya jumlah
piutang usaha.
5.1.3 Mendefinikan Kondisi kesalahan penyajian
Kondisi salah saji merupakan kesalahan klien yang ditentukan melalui konfirmasi
setiap akun atau prosedur alternative.
5.1.4 Merumuskan Populasi
Ukuran populasi ditentukan melalui perhitungan. Perhitungan yang akurat jauh lebih
penting dlam sampling variabel karena ukuran populasi mempengaruhi secara langsung
ukuran sampel batas presisi yang dihitung.
5.1.5 Merumuskan Unit Sampling
Unit sampling adalah suatu akun dalam daftar piutang usaha.
5.1.6 Menetapkan kesalahan penyajian yang Dapat Ditoleransi
Jumlah salah saji yang bersedia diterima auditor merupakan pertanyaan tentang
materialitas.
5.3.4 Analisis
Penggunaan ARIR yang kecil akan menyebabkan ukuran sampel menjadi lebih besar
ketimbang jika ARIR-nya sebesar 100 persen. Auditor dapat menggunakan ARIR untuk
mengurangi kemungkinan harus meningkatkan ukuran sampel jika deviasi standar atau titik
estimasi lebih besar dari yang diharapkan.
5.4 Tindakan Jika Hipotesis Ditolak
Jika satu atau kedua batas keyakinan terletak diluar rentang kesalahan penyajian yang
dapat ditoleransi, populasi dianggap tidak dapat diterima. Tindakan yang akan diambil
auditor adalah sama seperti untuk sampling nonstatistik, kecuali estimasi yang lebih baik
terhadap kesalahan penyajian populasi telah dibuat. Jika interval presisi yang dihitung
melampaui
kesalahan
penyajian
yang
dapat
ditoleransi,
auditor
tidak
akan
Referensi:
Jusup, Haryono. 2014. Auditing. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN