Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Masa nifas adalah masa setelah persalinan yang di perlukan untuk
pulihnya kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil yang berlangsung
selama 6 minggu. Komplikasi masa nifas adalah keadaan abnormal pada masa
nifas yang di sebabkan oleh masuknya kuman-kuman pada alat genetalia pada
waktu persalinan.
Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian
pada ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada nifas
terjadi pada 24 jam pertama setelah persalinan, diantaranya disebabkan oleh
adanya komplikasi masa nifas. Selama ini perdarahan pasca persalinan
merupakan penyebab kematian ibu, namun dengan meningkatnya persediaan
darah dan sistem rujukan, maka infeksi menjadi lebih menonjol sebagai
penyebab kematian dan morbiditas ibu.
Istilah infeksi nifas mencakup semua peradangan yang disebabkan oleh
masuknya kuman-kuman ke dalam alat-alat genital pada waktu persalinan dan
nifas. Dahulu infeksi ini merupakan sebab kematian maternal yang paling
penting, akan tetapi berkat kemajuan ilmu kebidanan, khususnya pengetahuan
tentang sebab-sebab infeksi nifas serta pencegahannya, dan penemuan obat-obat
baru seperti sulfat dan antibiotika lainnya, di negara-negara maju peranannya
sebagai penyebab kematian tersebut sudah berkurang.
Di negara-negara sedang berkembang dengan pelayanan kebidanan yang
masih
jauh
dari
sempurna,
peranan
infeksi
nifas
masih
besar.
Demam nifas atau dengan kata lain morbiditas, puerperalis meliputi demam
dalam masa nifas oleh sebab apapun. Menurut joint commite on maternal
welfare (Amerika Serika) definisi morbiditas puerperalis ialah kenaikan suhu
sampai 38oC atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama post partum,
dengan mengecualikan hari pertama, suhu harus diukur dari mulut sedikitsedikitnya 4 kali sehari.
Infeksi nifas adalah infeksi bakteri pada traktus genitalia, terjadi sesudah
melahirkan, ditandai kenaikan suhu sampai 38oC atau lebih selama 2 hari
dalam 10 hari pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam
pertama.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang muncul dari makalah ini adalah :
1) Apa pengertian infeksi postpartum?
2) Bagaimana etiologi infeksi nifas?
3) Bagaimana patofisiologi terjadinya infeksi nifas ?
4) Apa manifestasi klinis dati infeksi nifas ?
5) Apa saja jenis-jenis infeksi nifas ?
6) Apa saja pemeriksaan diagnostik pada infeksi nifas ?
7) Bagaimana penatalaksaan infeksi nifas ?
8) Bagaimana asuhan keperawatan pada Ibu postpartum dengan infeksi ?
1.3 Tujuan Penulisan
A. Tujuan umum
Tujuan umum dari penulisan makalan ini adalah Agar perawat dapat
memberikan asuhan keperawatan yang tepat pagi pasien yang
mengalami infeksi setelah postpartum berdasarkan data dan keluhankeluhan yang didapat dari pasien
B. Tujuan khusus
a. Untuk memahami infeksi postpartum
b. Untuk memahami etiologi infeki postpartum.
c. Untuk mengetahui patofisiologi infeksi postpartum.
d. Untuk mengetahui manifestasi klinis infeksi postpartum.
e. Untuk mengetahui jenis-jenis infeksi nifas.
f. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik pada infeksi nifas.
g. Untuk mengetahui penatalaksanaan infeksi nifas.
h. Untuk mengetahui asuhan keperawatan Ibu postpartum dengan
infeksi.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut :
Bab I. Pendahuluan, berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang
masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan, sistematika
penulisan, dan metode penulisan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Infeksi Postpartum
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan. Infeksi nifas adalah Infeksi luka jalan
lahir postpartum biasanya dari endometrium, bekas insersi plasenta.
Infeksi umum
Tampak sakit dan lemah, temperature meningkat, tekanan darah
menurun dan nadi meningkat, pernapasan dapat meningkat dan teras
sesak, kesadaran gelisah sampai menurun dan koma, terjadi gangguan
involusi uterus, lochea berbau dan bernanah serta kotor.
infeksi
umum
disebabkan
oleh
kuman
patogen
masuk
ke
dalam
peredaran
darah
umum
dan
Gejala septikemia lebih akut dan dari awal ibu kelihatan sudah
sakit dan lemah.
Suhu meningkat antara 39o C 40o C, Keadaan umum jelek,
menggigil, nadi cepat 140 160 x per menit atau lebih, TD turun,
keadaan umum memburuk, Sesak nafas, kesadaran turun, gelisah.
II.
Peritonitis
Peritonitis nifas bisa terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi
dapat juga ditemukan bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan
sellulitis pelvika. Peritonitis terbatas pada daerah pelvis (pelvia
peritonitis): demam, nyeri perut bagian bawah, KU baik.
Peritonitis umum: suhu meningkat, nadi cepat dan kecil, perut
kembung dan nyeri, terdapat abses pada cavum Douglas
Endometritis
8
2.7
Penatalaksanaan
a. Selama kehamilan
a) Perbaikan Gizi
9
Selama persalinan
a) Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada
indikasi dengan sterilisasi yang baik
b) Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama
c) Jagalah sterilisasi kamar bersalin dan pakai masker, alat-alat harus
suci hama
d) Perlukaan jalan lahir karena tindakan pervaginam maupun
perabdominan di bersihkan, dijahit sebaik-baiknya supaya terjaga
sterilisasi selama masa nifas
e) Luka di rawat dengan baik, jangan sampai terkena infeksi,
begitupula alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan
dengan alat kandungan harus steril
f) Penderita dengan infeksi nifas sebaliknya di isolasi dalam ruangan
khusus, tidak tercampur dengan ibu sehat
g) Tamu yang berkunjung harus di batasi
Pengkajian
1. Identitas klien
Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat,
medical record, dan lain-lain.
2. Riwayat kesehatan
1)
lochia
yang
tetap
berwarna
merah
dalam
2)
penyakit
keluarga
ASI
cukup
atau
tidak,
kondisi
f)
3. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan umum
a. Aktivitas istirahat
Tanda : Kelelahan / keletihan ( persalinan lama, seresor, pasca
partum multipel )
b. Sirkulasi
Tanda : Takikardi
c. Penggunaan Obat-Obatan
Tanda : Ansietas jelas ( peritonitis )
d. Status Psikologis
Tanda :
a. Anoreksia, mual / muntah.
b. Haus, membran mukosa kering
c. Distenti abdomen, kekakuan, nyeri lepas (peritonitis)
e. Neurosensori
Tanda : Sakit kepala
f.
Nyeri / Ketidaknyamanan
Tanda :
i. Nyeri lokal, disuria, ketidakmampuan abdomen.
ii. Afterpain berat atau lama, nyeri abdomen bawah atau uterus
serta nyeri tekan dengan guarding (endometritis)
iii. Nyeri / kekakuan abdomen unilateral / bilateral ( salpingitis /
ooferitis, parametritis ).
g. Pernapasan
Tanda : Pernapasan cepat / dangkal ( berat / proses sistemik ).
12
h. Keamanan
Suhu 104,40 F atau lebih tinggi pada 2 hari secara terus
menerus, namun 24 jam pasca partum adalah tanda infeksi,
namun suhu tinggi dari 1010 F (38,90 C) pada 24 jam pertama
menandakan berlanjutnya infeksi.
2) Pemeriksaan khusus
a. Uterus
Meliputi : tinggi fundus uteri dan posisinya serta konsistensinya.
b. Lochia
Meliputi : warna, banyaknya dan baunya.
c. Perineum
Diobservasi untuk melihat apakah ada tanda infeksi dan luka
jahitan
d. Vulva
Dilihat apakah ada edema atau tidak
e. Payudara
Dilihat kondisi aerola, konsistensi dan kolostrum
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d proses inflamasi
b. Infeksi berhubungan dengan trauma persalinan, jalan lahir, dan infeksi
nasokomial.
c. Peningkatan suhu tubuh b.d peningkatan tingkat metabolisme
d. Ansietas b.d perubahan status kesehatan
e. Resiko tinggi penyebaran infeksi b /d infeksi kerusakan kulit
f. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b / d intake yang tidak
adekuat
3. Intervensi Keperawatan
NO
1
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Keperawatan
Gangguan rasa
keperawatan selama
ketidaknyamanan
proses inflamasi
nyeri
13
2) Instruksikan
kriteria hasil :
a. Gangguan
rasa
nyaman
nyeri
klien
tampak
melakukan
teknik
relaksasi,
pengalihan
dalam
memberikan
dapat teratasi
normal,
klien
aktivitas
seperti
radio,
televisi,
membaca
3) Anjurkan pasien dalam
posisi semifowler.
Kolaborasi :
4) Berikan analgetik /
antipiretik
5) Berikan kompres panas
local dengan
menggunakan lampu
pemanas / rendam
1.
perineum
dan
(menggunakan senter
nasokomial.
.
yang
baik),
catat
a. Infeksi dapat
teratasi
b. TTV dalam batas
dan
warnanya.
normal
dan
kemungkinan
2.
3.
sifat.
Kaji
lochia:
jumlah,
4.
14
warna
jenis,
dan
sifatnya.
Hubungkan
dengan
data
partum.
Kaji
post
payudara:
eritema,
nyeri,
keluar
puting).
(dari
Hubungkan
dan
catat
dengan ASI.
Monitor vital
sign,
dan
kondisi
Catat
selama
klien
kritis.
kecenderungan
24
jam
sekurang-kurangnya 4
6.
kali sehari.
Catat jumlah leukosit
dan gabungkan dengan
data
7.
klinik
secara
lengkap.
Lakukan
perawatan
perineum
dan
kebersihan,
jaga
haruskan
perineum
dan
output
serta
anjurkan peningkatan
9.
pemasukan cairan.
Bantu pasien memilih
makanan.
Anjurkan
Bantu
Peningkatan
mengubah
tidur
dan
perhatikan
Kriteria hasil :
secara
pola),
menggigil
atau diaphoresis
Suhu 38,90- 41, 10C
rentang normal
b.
Nadi dan RR
menunjukkan
proses
rentang
normal
c. Tidak mengalami
dalam
komplikasi
tempat
tidur
sesuai
indikasi.
4. Kolaborasi dalam
pemberian antipiretik
(aspirin, asetaminofen)
4
Ansietas
perubahan
klien
kesehatan
terhadap
perdarahan
paska
persalinan
2) Kaji respon fisiologis
berkurang dengan
klien
Kriteria hasil :
a. Klien
dapat
mengungkapkan
secara verbal rasa
cemasnya
dan
mengatakan
takikardia,
takipnea, gemetar )
3) Perlakukan
pasien
secara kalem, empati,
serta sikap mendukung
4) Berikan
informasi
tentang perawatan dan
perasaan
cemas
berkurang
atau
pengobatan
5) Bantu
klien
mengidentifikasi
hilang.
cemasnya
6)
Kaji
rasa
mekanisme
Resiko
penyebaran
klien
1) Tinjau
ulang
menjadi aktual
Kriteria hasil :
infeksi
dan pengunjung
3) Anjurkan/
tidak terjadi
b. mencapai pemulihan
demonstrasikan
a. penyebaran
komplikasi
tambahan
catatan
pembersihan perineum
yang
benar
setelah
fundus
yang
tepat
5) monitor
TTV
dan
lain
6) Anjurkan posisi semi
powler
7) Anjurkan ibu menyusui
secara
periodic
laboratorium
Anjurkan
penggunaan
pemanasan
Perubahan
kurang
yang
lembab
1) Anjurkan
pilihan
makanan
tinggi
intake
vitamin
yang
adekuat
bila
nutrisi
dibuktikan
hari
jus,
sup
cairan nutrisi
3) Anjurkan
dan
tidur/
istirahat adekuat
4) Kolaborasi
a. cairan/
nutrisi
pasca
parenteral
partum.
4. Implementasi Keperawatan
Setelah
rencana
tindakan
keperawatan
disusun
secara
sistemik.
5. Evaluasi
Tahap evaluasi adalah perbandingan hasil-hasil yang diamati dengan
kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Kemampuan yang harus
dimiliki perawat pada tahap ini adalah memahami respon terhadap intervensi
keperawatan. Kemampuan mengembalikan kesimpulan tentang tujuan yang
dicapai
serta
kemampuan
dalam
menghubungkan
tindakan-tindakan
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Infeksi nifas adalah Infeksi luka jalan lahir postpartum biasanya dari
endometrium, bekas insersi plasenta dan juga Infeksi nifas adalah infeksi bakteri
pada traktus genitalia, terjadi sesudah melahirkan, ditandai kenaikan suhu sampai
38 derajat selsius atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan,
dengan mengecualikan 24 jam pertama. Ini disebakan oleh kuman aerob juga
kuman anaerob. Infeksi bisa terjadi melalui tangan penderita, droplet infeksion,
infeksi rumah sakit (hospital infection), dalam rumah sakit, dan Koitus karena
ketuban pecah. Manifestasi yang muncul bergantung pada tempat-tempat infeksi,
ada infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina, serviks, dan endometrium
kemudian bisa menyebar dari tempat-tempat tersebut melalui vena-vena, jalan
limfe dan permukaan endometrium. Bila menyebar maka manifestasi yang
muncul juga dapat memperburuk keadaan penderita.
3.2 Saran
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan maka penulis
memberikan saran-saran sebagai berikut :
a. Pada pengkajian perawat perlu melakukan pengkajian dengan teliti
melihat kondisi klien serta senantiasa mengembangkan teknik
terapeutik dalam berkomunikasi dengan klien.
b. Agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta sikap profesional
dalam menetapkan diagnosa keperawatan.
20