Kapsula bakteri tidak berwarna sehingga untuk mengetahui ada tidaknya kapsula
bakteri perlu dilakukan pewarnaan khusus (Dwidjoseputro, 2005) Lapisan kapsul
cukup tebal sehingga sulit diwarnai, oleh karena itu diperlukan suatu pewarnaan
khusus. Salah satu cara pewarnaan kapsula menurut Raebiger yaitu dengan
menggunakan pewarna larutan formol-gentian violet Raebiger atau kristal violet. Satu
lagi cara untuk perwarnaan kapsula bakteri adalah dengan pewarnaan negatif
(pewarnaan tidak langsung ). Pada pewarnaan negatif latarbelakangnya diwarnai zat
warna negatif sedangkan bakterinya diwarnai dengan zat warna basa. Kapsula tidak
menyerap warna sehingga terlihat lapisan terang yang tembus dengan latar belakang
yang berwarna (Waluyo, Lud: 2007).
Lapisan lendir dari kapsul terdiri atas karbohidrat dan pada beberapa spesies tertentu,
lendir itu juga mengandung unsur N atau P. Lendir bukan suatu bagian integral dari
sel, melainkan suatu hasil pertukaran zat. Lendir memberikan perlindungan terhadap
kekeringan, seakan-akan merupakan suatu benteng untuk bertahan. Kapsula
merupakan gudang cadangan makanan (Pelczar: 2007).
Dinding spora bersifat impermeabel, tetapi zat-zat warna dapat diserap kedalamnya
dengan jalan memanaskan preparat. Sifat impermeabel ini mencegah dekolorisasi
spora oleh alkohol bila diperlakukan dalam waktu yang sama seperti pada
dekolorisasi sel-sel vegetatif (Irianto, 2006). Lapisan luar spora merupakan penahan
yang baik terhadap bahan kimia, sehingga spora sukar untuk diwarnai. Spora bakteri
dapat diwarnai dengan dipanaskan. Pemanasan menyebabkan lapisan luar spora
mengembang, sehingga zat warna dapat masuk (Lay, 1994). Spora ini muncul apabila
bakteri berada di lingkukan yang sangat ekstrim misalnya dalam keadaan panas.
Bacillus mesentericus
Bacillus subtilis
Bacillus cereus
Bacillus polymixa
Bacillus spaericus
Escherichia coli
Clostridium perfringens
Syntrophospora
(Hatmanti, 2000).
Bakteri Berkapsul
Bacillus anthracis
Diplooccus pneumoniae
Klebsiella
Acetobacter xylinium
Bacillus subtilis
Betacrocus dextranicus
(Hatmanti, 2000).
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta. Djambatan
Hatmanti, A. 2000. Penganalan Bacillus spp. Oseana : Vol. XXV, No.1, 200: 31- 41, ISSN
0216-1877
Irianto, K. 2006. Mikrobiologi: Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 2.Bandung: CV.
Yrama Widya.
Lay,W.B.1994.Analisa Mikroba di Laboratorium. Edisi I.Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada
Pelczar Michael J., ECS Chan. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press
Waluyo Lud. 2007. Mikrobiologi Umum Edisi Revisi. Malang: UMM Press