Clinical Science Session SDG
Clinical Science Session SDG
Oleh:
Raudhatul Husnia Agus
1010313061
Preseptor:
dr. Zeino Fridsto, Sp.OG
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah swt
yang telah melimpahkan ilmu, akal, pikiran dan waktu sehingga penulis dapat
menyelesaikan referat yang berjudul Sindroma Discharge Genital . Referat
ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik
Senior di Bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas Padang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Zeino Fridsto, Sp.OG selaku
preseptor dan pembimbing referat serta semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan referat ini.
Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan referat ini. Akhir kata,
semoga referat ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................
1
DAFTAR ISI ......................................................................................................
2
BAB I
PENDAHULUAN.........................................................................
3
1.1. Latar Belakang........................................................................
................................................................................................
3
1.2. Batasan Masalah.....................................................................
................................................................................................
4
1.3. Tujuan Penulisan.....................................................................
................................................................................................
4
1.4. Metode Penulisan....................................................................
................................................................................................
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA................................................................
5
2.1. Anatomi Genitalia Wanita.......................................................
................................................................................................
5
2.2. Sindroma Discharge Genital ..................................................
................................................................................................
13
2.3. Gonoroe .................................................................................
................................................................................................
13
BAB III
PENUTUP.....................................................................................
29
3.1. Kesimpulan.............................................................................
................................................................................................
29
3.2. Saran.......................................................................................
................................................................................................
29
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sindroma discharge genital adalah sekelompok penyakit infeksi menular
seksual yang sering kali muncul pada sebagian wanita yang memberikan gejala
keluarnya sekret atau cairan putih hingga kekuningan melalui vagina. Masyarakat
Indonesia biasa menyebut penyakit ini dengan nama keputihan. Sekret yang
keluar dari vagina bervariasi berdasarkan pada konsistensi, warna dan bau.
Sindroma discharge genital dikenal juga dengan vaginal discharge. Vaginal
discharge dapat terjadi secara fisiologis maupun patologis. Vaginal discharge
yang fisiologis terjadi karena adanya mukus yang dihasilkan oleh serviks, mukus
yang dihasilkan berwarna jernih dan bila terpapar oleh udara akan menjadi putih
atau kuning. Jumlah mukus yang dihasilkan oleh serviks tergantung oleh kadar
estrogen. Pada umumnya, vaginal discharge yang patologis terjadi karena adanya
infeksi dari organ reproduksi wanita.1
.Infeksi alat genitalia termasuk infeksi menular seksual masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara-negara maju dan
berkembang. Keluhan yang paling sering dari infeksi ini adalah adanya cairan
yang keluar dari vagina yang disebut vaginal discharge. Keluhan vaginal
discharge inilah yang paling sering menyebabkan wanita datang berobat atau
memeriksakan dirinya. Sekitar 20-30% wanita datang ke poli ginekologi dengan
keluhan vaginal discharge dan leukorrhoe.2
Prevalensi sindroma discharge vaginal pada Negara berkembang cukup
tinggi. Suatu community-based survey pada 3000 wanita di India diperoleh hasil
bahwa 14,5% di antaranya menderita sindroma discharge vaginal. Angka
tergolong cukup besar. Terdapat berbagai faktor predisposisi bagi wanita untuk
dapat menderita sindroma discharge vaginal. Penyakit-penyakit yang digolongkan
sebagai sindroma discharge vaginal antara lain vaginosis, trikomoniasis,
candidiasis, servisitis gonorrhea, dan servisitis non gonorrhea.2
1.2
Batasan Masalah
Pembahasan Referat ini mengenai sindroma discharge genital yaitu
penyakit gonore.
1.3
Tujuan Penulisan
Penulisan Referat ini adalah pembaca dapat mengetahui tentang sindroma
discharge genital.
1.4
Metode Penulisan
Metode penulisan referat ini ialah dengan mengumpulkan berbagai
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Traktus Genitalia Wanita
A. Genitalia Eksterna
Genitalia eksterna terdiri dari:3
a. Vulva
Mons Pubis
Mons pubis atau mons veneris merupakan bantalan lemak yag terletak diatas
simfisis pubis. Pada wanita yang telah pubertaskulit mons pubis dditumbuhi
rambut.
Labia Mayor
Labia mayor menyatu dengan mons pubis di superior, diposterior labia
Labia Minor
Terletak di sebelah medial dari masing-masing labia mayor. Labia minor
Klitoris
Organ sensitif wanita utama ini merupakan badan erektil yang terdiri dari
glans, korpus, dan dua krura. Glans merupakan bagian yang kaya persarafan.
Badan klitoris mempunyai dua korpora kavernosa kemudian akan menyatu
dengan korpora spongiosa membentuk komisura di bawah permukaan ventralnya.
Vestibulum
Pada wanita dewasa dibatasi oleh garis Hart di sebelah lateral, permukaan
luar hymen disebelah medial, frenulum klitoris dibagian anterior, dan fourchette di
bagian posterior. Pada vestibulum vagina terdapat enam ostium : uretra, vagina,
dua duktus Bartholin, dan dua duktus Skene. Bagian posterior vestibulum vagina
diantra fourchette dan ostium vagina terdapat fosa navikulare yang biasa terlihat
hanya pada wanita nullipara.
Ostium uretra
Dua pertiga bawah ureetra terletak tepat diatas dinding anterior vagina.
Ostium terletak di garis tengah vestibulum, 1-1,5 cm di bawah arkus pubis dan
sedikit di atas ostium vagina.
Kelenjar vestibular
Bulbus Vestibular
b. Vagina
Vagina merupakan struktur muskulomembranosa berugae yang memanjang
dari vulva ke uterus dan terletak daiantara kandung kemih dan rektum. Di anterior
vagina dipisahkan dari traktus urinarius dengan jaringan ikat yang membentuk
septum vesiko-vaginal. Di posterior, dipisahkan dari traktus gastrointestinal
dengan septum rekto-vagina. Seperempat atas vagina dipisahkan dari rektum oleh
cul-de-sac Douglas. Pnjang vagina bervariasi tetapi umunya panjang dinding
anterior dan posterior vagina berturut-turut adalah 6-8 cm an 7-10 cm.
c. Perineum
Daerah antara tepi baawah vulva dengan tepi anus. Batas-batas otot
daifragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis
(m.perinealis transversusproffunda, m.constrictor urethra). Perineal body adaah
raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina. Perineum meregang pada
persainan, kadang perlu di potong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan
mencegah ruptur.
ovarica (cabang langsung dari aorta). Persarafan uterus terutama dari sistem saraf
simpatik (pleksus iliaka interna, namun sebagian juga berasal dari sistem
serebrospinal dan parasimpatik (S2, S3, dan S4).
b. Serviks
Bagian terbawah uterus, terdiri dar pars vaginalis (berbatasan/menembus
dinding dalam vagina) dan pars supravaginais. Terdiri dari 3 komponen utama :
otot polos, jalinan jarngan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar
di dalam rongga vagina yaitu portio serviks dengan lubang ostium uteri eksternum
(luar, arah vagina) dilapisi eptel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium
uteri internum. Sebelum melahirkan lubng ostium eksternum bulat kecil, setelah
melahirkan berbeentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudalposterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukoserviks menghasilkan lendir
getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan
larutan berbagai garam, peptida, dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir
serviks dipengaruhi siklus haid.
c. Tuba falopii/Salping
Sepasang tuba kiri-kanan , panjang 8-14 cm berfungsi sebagai jalan
transportasi ovum dariovarium sampai cavum uteri. Dinding tuba terdiri dari tida
lapisan: serosa, muskularis (longutidina dan sirkular), serta mukosa dengan epitel
bersilia.
Tuba terdiri dari :
Pars isthmica
Pars ampularis
Pars infundibulum
d. Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).
e. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval berbentuk oval, terletak didalam rongga
peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat an
jalan pembuluh darah dan saraf. Ovarium terdiri dari korteks an medula.
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum,
siintesis dan sekresi hormon-hormon steroid. Berhubungan dengan pars
10
terfiksir
oleh
ligamentum
ovarii
propium,
ligamentum
11
Usia
o Prapubertas
o Reproduksi
o Pascamenopause
Hormon
o Kontrasepsi hormonal
o Perubahan hormon
o Kehamilan
Faktor-faktor lokal
o Menstruasi
o Pascasalin
o Keganasan
o Semen
o higiene perorangan
Pada umumnya vaginal discharge patologis terjadi karena adanya infeksi dari
organ reproduksi wanita. Pengeluaran sekret vagina yang purulen dapat
disebabkan
12
13
dengan
duh
tubuh
vagina
disertai
faktor
risiko
perlu
dipertimbangkan untuk diobati sebagai servisitis yang disebabkan oleh gonore dan
klamidiosis. Bila sumber daya memungkinkan, perlu dipertimbangkan untuk
melakukan skrining dengan tes laboratorium terhadap para wanita dengan duh
tubuh vagina. Skrining tersebut dapat dilakukan terhadap semua wanita dengan
duh tubuh vagina atau secara terbatas hanya terhadap mereka dengan duh tubuh
vagina dan faktor risiko positif.5
Di beberapa negara, bagan alur penatalaksanaan sindrom telah digunakan
sebagai perangkat skrining untuk deteksi infeksi serviks pada wanita tanpa
keluhan genital sama sekali (misalnya pada pelaksanaan program keluarga
berencana). Walaupun hal ini dapat membantu dalam mendeteksi wanita dengan
infeksi serviks, tetapi kemungkinan dapat terjadi diagnosis yang berlebihan.5
14
15
16
17
2.2.5 Terapi
2.3 Gonore
2.3.1 Definisi
Gonore adalah suatu penyakit menular seksual yang bersifat akut dan
disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae suatu kuman gram negatif berbentuk
seperti biji kopi dan letaknya dapat intra maupun ekstraseluler.6,7,8
Gonore merupakan penyakit kelamin yang pada permulaan keluar nanah
dari OUE ( Orifisium Uretra Eksternum ) sesudah melakukan hubungan kelamin.9
18
2.3.2 Etiologi
Penyebab gonore adalah kuman gonokokus yang ditemukan oleh Neisser
pada tahun 1879 dan baru diumumkan pada tahun 1882. Neisseria gonorrhoeae
adalah kokus gram negatif, diameter 0,6 sampai 1,5 m, biasanya terlihat
berpasangan dengan sisi datar yang berdekatan. Organisme ini sering kali
ditemukan intraseluler dalam leukosit polimorfonuklear ( neutrofil ) dari bahan
eksudat pustular. Fimbriae, yang memainkan peranan yang penting pada proses
perlekatan, memanjang beberapa mikrometer dari permukaan sel.6
19
2.3.4 Patofisiologi
Manusia adalah satu-satunya reservoar untuk Neiserria gonorrhoeae.
Organisme ini cepat berkembang biak, dan infeksi menyebar melalui kontak
langsung dengan mukosa yang terinfeksi, biasanya sewaktu berhubungan kelamin.
Bakteri ini mula-mula melekat ke epitel mukosa, terutama tipe kolumnar atau
transisional, menggunakan beragam molekul perekat di membran dan struktur
yang di namai pili .Perlekatan ini mencegah organisme terbilas oleh cairan tubuh,
misalnya urine atau mukus endoserviks. Karena adanya perlekatan dari bakteri ini
mengakibatkan timbulnya respon dari host dengan adanya invasi dari neutrofil,
pengelupasan epitel, pembentukan mikroabses submukosal dan discharge
purulent.8
2.3.5 Patogenesis
Gonokokus (Neiserria gonorrhoeae) dapat bertahan didalam uretra
meskipun proses hidrodinamik akan membilas organisme dari permukaan
mukosa. Oleh karena itu gonokokus harus dapat melekat dengan efektif pada
permukaan mukosa. Perlekatan gonokokus dengan perantaraan pili, dan mungkin
permukaan epitel lainnya. Hanya mukosa yang berlapis epitel silindris dan kubis
yang peka terhadap infeksi gonokokus.6,10
Gonokokus
akan
melakukan
penetrasi
permukaan
mukosa
dan
wanita
seringkali
menjadi
carrier
dan
akan
menjadi
sumberpenularanyangtersembunyi. 6,7,8,10
Masa tunas pada wanita sulit ditentukan karena biasanya asimptomatis.
Gejala utama meliputi duh tubuh vagina yang berasal dari endoservisitis dimana
bersifat purulen, tipis dan agak berbau. Beberapa pasien dengan servisitis gonore
kadang mempunyai gejala yang minimal. Disuria atau keluar sedikit duh tubuh
dari uretra yang mungkin disebabkan oleh uretritis yang menyertai servisitis.
Dispareunia dan nyeri perut bagian bawah. Jika servisitis gonore tidak diketahui
atau asimptomatis maka dapat berkembang menjadi PID. Nyeri ini bisa
merupakan akibat dari menjalarnya infeksi keendometrium, tuba fallopi, ovarium
dan peritoneum. Nyeri bisa bilateral, unilateral dan tepat pada garis tengah. Dapat
disertai panas badan, mual dan muntah. Nyeri perut bagian kanan atas dari
perihepatitis ( Fitz-Hugh-Curtis syndrome) bisa terjadi melalui penyebaran bakteri
keatas lewat peritoneum. 6,7,8,10
Pada kasus-kasus yang simtomatis dengan keluhan keputihan harus
dibedakan dengan penyebab keputihan yang lain seperti trichomoniasis,
vaginosis, candidiasis maupun uretritis non gonore yang lain. Pada wanita, infeksi
primer tejadi di endocerviks dan menyebar kearah uretra dan vagina,
meningkatkan sekresi cairan yang mukopurulen. Ini dapat berkembang ke tuba
21
c. Pemeriksaan Penunjang
22
Pemeriksaan laboratorium
Cara pengambilan spesimen
ekstraseluler.
Bahan pemeriksaan diambil dari pus diuretra yang keluar spontan ataupun
melalui pemijatan, sedimen urin, secret dari massase prostat ( pada pria ),
muara uretra , muara kelenjar bartolin, serviks, rectum ( pada wanita ) dan
23
BAB 3
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
25
DAFTAR PUSTAKA
26
1.
2.
25 Agustus 2016
Amiruddin D. 2013. Penyakit Menular Seksual. Makassar: Hasanuddin
3.
4.
5.
6.
7.
8.
McGraw Hill.
Listawan Y, Indropo A, Sunarko M. 2005. Pedoman Diagnosis dan Terapi
Bagian Ilmu Kulit dan Penyakit Kelamin Edisi III. Surabaya: Airlangga
9.
10.
University Press.
Siregar S. 2005. Saripati Penyakit Kulit Edisi II. Jakarta: EGC
Murtiastutik D. 2008. Buku Ajar Infeksi Menular Seksual. Surabaya :
Airlangga University Press.
27