Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kelompok 9
Lola Adriana N1 (O11114003), Muthia Milasari (O11114010), Ririwan D.A Massale
(O11114504), Riswulan (O11111253)
Asisten : Kadek Evi Dian Puspita Dewi
2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Taksonomi Anjing
Ordo: Carnivora
Berdasarkan
taksonomi
anjing
digoIongkan dalam ordo Carnivora dan
termasuk keluarga Canidae. Famili
Canidae ini dibagi menjadi 4 grup yailu
Canis (grup Anjing), Vulpes (grup rubah,
kecuali rubah abu-abu), Dusycyon (grup
culpeo) dan Bush dog (mencakup anjing
jenis Iainnya), Anjing termasuk dalam
genus Canis, satu genus dengan wolf
(serigala), coyote, jackal, dan dingo
(Gorell, 2009).
Untuk tujuan identifikasi ilmiah, anjing
domestik disebut Canis lupus familiaris
dan klasifikasi resmi anjing adalah sebagai
berikut (Guold, 2014) :
Kingdom: Ammalia
Nama
yang
diberikan
untuk
sekelompok
organisme
multiseluler
eukariotik motil (sel dengan nukleus),
yang terdiri dari koleksi sel berinti yang
mampu bergerak, jika hanya pada tahap
lite tertentu. Mereka juga ditandai dengan
heterotrophy yang berarti hewan ini pada
umumnya mencerna makanan dalam ruang
internal.
Filum: Chordata
Vertebrata adalah chordata dengan
tulang punggung dan sumsum tulang
belakang.
Subphylum: Vertebrata
Kelas: Mammalia
Mamalia berdarah panas vertebrata
yang melahirkan dan memberi makan dari
kelenjar susu. Manusia dan anjing
keduanya mamalia.
portosystemic
mungkin
akan
berekspresi
datar
dan
tidak
bersemangat atau sulit untuk
bersemangat/gairah. Pasien yang
buta yang tidak menunjukkan tandatanda kebutaannya di lingkungan
rumah yang dapat bertabrakan
perabotan di ruang pemeriksaan
(Defarges, 2015).
b. Eskpresi Kepala
Ada satu bahasa anjing yang
penting, yakni ekspresi. Suasana hati
anjing bisa terlihat dari raut
mukanya. Ada ekspresi santai,
cemas, waspada, dan marah. Saat
santai ekspresi mata menatap sesuatu
yang biasa. Namun ketika cemas,
raut mukanya berubah dengan sorot
mata yang tajam.
Kalau seekor anjing melihat
langsung ke mata seseorang maka itu
menandakan adanya hubungan yang
baik, rasa aman, dan penuh
pengertian. Sebaliknya jika anjing
selalu mencoba menghindari tatapan
mata majikannya, diduga bahwa
belum ada hubungan yang baik
antara anjing dan sang majikan.
Seandanya tatapan itu selalu
berpndah-pindah, tandanya anjing
merasa takut terhadap pemiliknya.
Jika ada seekor anjing yang
memandang dengan pandangan
mengancam, jalan terbaik ialah
bersikap diam. Jangan membuat
gerakan yang dapat merangsang
anjing untuk menggigit. Umumnya
anjing merusak barang dengan cara
menggigit sesuatu yang menarik
perhatiannya. Bagi anjing kecil,
kebiasaan itu lebih didorong oleh
insting melatih gigi (Untung, 2007).
Gerakan ekor pun menjadi
tanda bagi beberapa emosi anjing.
Anjing yang merasa senang akan
menggoyang-goyangkan ekornya ke
kiri dan kanan. Pada beberapa anjing
dan keluarga dachsund, rasa senang
itu
ditunjukkan
dengan
menggerakkan ekor dalam bentuk
permukaan
mata
(Eldredge et
al., 2008).
3. Membrane nictitans
Anjing mempunyai tambahan
struktur pada kelopak mata, yaitu
membrane nictitans. Membrane
nictitans pada anjing secara normal
tidak terlihat karena membrane
nictitans tersembunyi pada bagian
sudut mata. Struktur lain dari
kelopak mata anjing adalah Third
eyelid. Struktur ini berfungsi untuk
membersihkan
dan
lubrikasi
permukaan mata sehingga anjing
jarang sekali untuk berkedip. Third
eyelid juga membantu melindungi
permukaan mata dari luka. Third
eyelid akan terlihat pada anjing
yang mempunyai gangguan mata
atau gangguan saraf, dan anjing
yang sakit. Selain itu, melalui
penutupan kelopak mata atas dan
kelopak
mata
bawah,
serta
penonjolan membraen nictitan
dapat membantu melindungi mata
dari pengaruh benda asing seperti
rumput-rumputan (Eldredge et al.,
2008).
Kelopak mata ketiga, yang
dikenal dengan nama membrane
nictitanes, dari luar terlihat sebagai
jaringan kecil berwarna merah
muda atau berpigmen terletak di
sudut dalam mata. Tampak menjadi
lebih menonjol ketika anjing
tertidur atau sakit. Seekor anjing
dengan infeksi saluran pernapasan
konjungtiva atasnya akan bengkak,
merah dan dapat menutupi sebagian
dari kornea (Anonim, 2011).
4. Konjungtiva
Jika penampakan conjungctiva
tampak pucat. Membrane mucosa
tampak anemia (warna pucat) dan
lembek
menandakan
indikasi
anemia.
Intensitas
warna
conjungtiva dapat menunjukkan
kondisi peradangan akut seperti
enteritis,
encephalonitis
dan
kongesti pulmo akut. Cyanosis
3. Iris
Mata anjing mempunyai warna
yang beragam, yang dihasilkan dari
pigmen di iris dan secara genetik
terkait dengan warna rambut. Warna
iris secara umum adalah kuning
kehijauan. Selain itu, anjing juga
mempunyai warna biru, hijau, emas,
atau tembaga pada iris (Eldredge et
al., 2008).
4. Retina
Retina
merupakan membran
yang sensitif terhadap cahaya dan
terletak di bagian belakang bola
mata. Retina mengandung dua tipe
sel fotoreseptor yaitu sel batang
(rods) dan sel kerucut (cones). Sel
batang bereaksi terhadap intensitas
cahaya, sehingga anjing dapat
membedakan warna hitam, putih, dan
bayangan abu-abu. Sedangkan Sel
kerucut menyediakan warna. Namun,
mata anjing mengandung lebih
banyak sel batang (rods) daripada sel
kerucut, maka anjing mampu melihat
dalam kondisi cahaya yang redup
(hitam, putih, dan abu-abu) dan
anjing mempunyai keterbatasan
dalam melihat warna (Eldredge et
al., 2008).
f. Mulut dan Rongga Mulut
1. Mukosa
Gusi umumnya bewarna merah
mudah. Warna putih, lavender, abuabu atau biru menunjukkan bahwa
peredaran darah hewan peliharaan
tidak dalam kondisi baik. Indikator
lain yakni aliran jantung atau darah
hewan peliharaan tidak normal
termasuk pulsus menurun atau tidak
ada dan detak irama jantung yang
abnormal (Anonim, 2011).
Capiler Refill Time (CRT) mencerminkan perfusi jaringan perifer.
Cara pemeriksaan dengan menekan
bidang di permukaan selaput lendir.
Gusi akan pucat putih dan menjadi
merah muda lagi ketika tekanan
dilepaskan. Waktu Yang normal: >2
detik. Bila berkepanjangan CRT (> 2
detik)
dapat
mengindikasikan
terganggu sirkulasi karena dingin,
shock,
penyakit
kardiovaskular,
anemia atau penyebab lain dan harus
dievaluasi lebih lanjut (Anonim,
2016).
2. Lidah
Memeriksa sisi atas lidah untuk
melihat warna dan gerakan, dan
melihat bawah lidah untuk string atau
benda asing lainnya, massa, atau
laserasi dari frenulum (Defrages,
2015).
g. Hidung
Bermacam-macam perubahan dapat
terjadi pada kulit sekitar lubang hidung
atau planum nasale. Seperti kebengkakan
cermin hidung, abses, adanya bekas bekas sekretum atau ekskretum. Pada
anjing dalam keadaaan sehat cermin
hidung lembab - basah dan dingin. Dalam
keadaan yang tidak sehat, cermin
hidungnya kering dan panas. Sesekali pada
anjing yang sehat ditemukan hidung yang
kering dan panas, yakni bila anjing tersebut
baru saja menggali - gali tanah
menggunakan moncongnya (Widodo et al.,
2011).
Pada hewan sehat cairan hidungnya
selalu dan harus serous. Cairan yang keluar
dari hidung disebut ingus atau kotoran
hidung atau nasal discharge dapat keluar
dari satu atau kedua sisi lubang. Cairan
yang dikeluarkan dapat dalam jumlah
banyak dan dapat pula hanya sedikit. Sama
halnya selaput-selaput lendir yang lain,
nasal
discharge
dapat
berupa
mukoid/mucous,
purulent,
ichorous
(kemerahan) dan hemorhagis (Widodo et
al., 2011).
h. Leher
Leher memanjang dari bagian
belakang tengkorak ke bahu. Terdiri dari 7
tulang leher dan sangat fleksibel. Leher
ventroflexion
dapat
menunjukkan
hipokalemia. Postur membungkuk bisa
terindikasi sakit perut kranial. Cara
berjalan kaku kemungkinan poliartritis.
Anjing enggan untuk memindahkan leher
atau mengangkat kepalanya mungkin saja
hewan memiliki nyeri leher yang
berhubungan dengan herniated disk atau
meningitis. Gejalanya seperti kepala miring
(Defarges, 2015).
J.
Lymponodus Popliteus
Dilakukan
inspeksi,
untuk
mengetahui
kemungkinan
adanya
kebengkakan pada limfoglandula. Palpasi
dilakukan di daerah limfoglandula, dengan
cara memperhatikan reaksi, panas, besar
dan konsistensinya serta simestrisnya
kanan dan kiri (Anonim, 2011).
3.3 Auskultasi
1. Thorax dan Abdomen
karena
bunyi
yang
dihasilkan
resonan/nyaring
(sesuai
kondisi
normalnya karena paru-paru berisi
udara sehingga suara perkusinya
resonan). Abnormal apabila suara yang
dihasilkan pekak karena pekak
merupakan suara perkusi apabila
isinya cairan dan padatan. Gema
perkusi menunjukkan kondisi normal
karena tidak adanya gema yang
dihasilkan. Cara menentukan lapangan
paru-paru yaitu bentangan paru-paru
diperkusi sepanjang garis-garis yang
melalui tuber coxea kemudian ditarik
garis menuju ke titik olecranon dan
terakhir garis menuju ke caudal dari
scapula. Kemudian lakukanlah perkusi
menggunakan kedua tangan sesuai
teknik dan dilakukan di area yang
telah ditentukan melalui titk - titik
sebelumnya. Pada titik ditemukan
perbedaan suara yang nyata, di situlah
letak batas paru-paru. Perubahan suara
yang terjadi pada batas kaudalis paru paru biasanya merupakan suara
peralihan antara suara nyata dan
nyaring dengan suara redup. Adanya
suara redup disebabkan posisi anatomi
dari hati, limpa, usus yang penuh
berisi pakan. Apabila usus berisi gas,
perkusi
bagian
kaudalis
akan
menimbulkan suara timpanis atau
suara nyata dan nyaring. Meluasnya
suara paru-paru nyaring dan jernih
sampai ke belakang dapat dijumpai
pada emphysema pulmonum dan pada
pneumothoraks. Lapang paru-paru
normal yang mengecil dapat terjadi
bila jaringan paru - parunya tertekan
dari cavum abdominis sehingga garis
batas kaudalis paru-paru tergeser ke
depan.
Auskultasi.
Saat
dilakukan
pemeriksaan suara pernafasan yang
dihasilkan yaitu vesikuler (artinya
normal). Karena suara pernafasan pada
anjing normalnya adalah vesikuler.
Suara respirasi (sejatinya suara
inspirasi) dapat di dengar di trakea
pars servikalis tepat pada dinding
thoraks kranial. Suara yang dihasilkan