A. Tinjauan Teoritis
1. Pengertian
a. Waham adalah keyakinan tentang suatu isi ikiran yang tidak sesuai
dengan kenyataannya atau tidak cocok dengan intelegensi dan latar
belakang kebudayaannya, walaupun dibuktikan kemustahilan hal
tersebut (Maramis, 2004).
b. Waham merupakan keyakinan yang salah namun secara kokoh
dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan
bertentangan dengan realitas (Stuart dan Sundeen, 1998).
c. Waham adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan ide-ide
yang salah (Townsend, 1998).
2. Psikopatologi
Waham dapat terjadi jika seseorang merasa terancam oleh orang
lain, atau dirinya sendiri mempunyai pengalaman kecemasan dan timbul
perasaan bahwa sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi, seseorang
kemudian menyangkal ancaman tersebut dan dilanjutkan dengan
memproyeksikan pikiran dan perasaannya ke lingkungan sehingga pikiran,
perasaan dan keinginannya yang negative akan tidak dapat diterima
sehingga terlihat dari lur dirinya, kooping proyeksi ini membantu individu
mengurangi tekanan batin secara perlahan-lahan. Khayalnya menjadi
menetap yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada dan akhirnya
berkembang menjadi waham.
Menurut Sturt dan Sundeen (1998), waham merupakan salah satu
respon persepsi paling meladaptif dalam rentang respon neurobiology.
Rentang respon tersebut dapat digambarkan, sebagai berikut:
Respon Adaptif
Respon maladaptive
Pikiran logis
Distorsi pikiran
Persepsi akurat
Ilusi
delusi/halusinasi
Emosi konsisten
Reaksi emosi
Sukit berespon
dengan pengalaman
berlebihan/kurang
Prilaku sesuai
Prilaku disorganisasi
Tidak biasa
Berhubungan sosial
Menarik diri
Isolasi sosial
untuk
memperpendek
serangan
schizoprenia
dan
b. terapi seni
Fokus untuk mengekspresikan perasaan melalui berbagai
pekerjaan seni.
c. terapi menari
Fokus pada: ekspresi perasaan melalui gerakan tubuh.
d. terapi relaksasi
Belajar
dan
meningkatkan
praktek
relaksasi
partisipasi
dan
dalam
kelompok
kesenangan
klien
untuk
dalam
kehidupan.
2. Terapi sosial
Klien belajar bersosialisasi dengan klien lain, perawat dan
lingkungan sekitar.
3. Terapi kelompok
a. Terapeutik group (kelompok terapeutik)
b. Adjuntive group avtivity therapy (terapi aktivitas kelompok)
4. Terapi lingkungan
Suasana rumah sakit dibuat seperti suasana didalam keluarga
(home like atmosphere).
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data subjektif
1. Klien mengatakan tidak mampu mengambil keputusan
2. Klien mengatakan mempunyai kekuatan super dan maha kuasa
3. Klien mengatakan merasa takut dan perasaan tidak nyaman
4. Klien mengatakan sulit untuk tidur
5. Klien mengatakan sering memendam masalahnya sendiri
b. Data objektif
1. Klien kadang-kadang tampak panik
2. Klien tidak mampu berkonsentrasi
3. Waham atau ide-ide yang salah
4. Ekspresi muka kadang sedih
5. Kadang-kadang gembira
6. Tidak mampu membedakan khayalan dengan kenyataan
7. Sering tidak memperlihatkan kebersihan diri
8. Gelisah dan tidak bisa diam (melangkah bolak-balik)
9. Mendominasi pembicaraan
10. Mudah tersinggung
11. Menolak makan dan minum obat
12. Menjalankan kegiatan agama secara berlebihan atau bahkan tidak
melakukannya
13. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkunagn
14. Jarang mengikuti atau tidak mau mengikuti kegiatan sosial
15. Sering terbangun pada dini hari.
Berdasarkan pengkajian yang dilakuakn pada klien dengan waham,
Townsend (1998) mengatakan bahwa masalah yang lazim ditemukan pada
klien dengan gangguan isi pikir: waham kebesaran yaitu:
1. Risiko mencederai diri sendiri dan orang lain
2. Gangguan isi pikir: waham kebesaran
3. Kerusakan komunikasi verbal
4. Gangguan pola tidur
5. Kurang perawatan diri
6. Kerusakan interaksi sosial: menarik diri
7. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
8. Ideal diri yang tidak realistis
Pohon masalah
Kerusakan
komunikasi verbal
akibat
Core problem
Risiko mencederi
diri sendiri dan
orang lain
Gangguan pola
tidur
Kurang perawatan
diri
etiologi
2. Perencanaan
a. Prioritas
Prioritas diagnosa keperawatan diambil berdasarkan masalah utama
yang diperoleh saat pengkajian, sebagai berikut:
1. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham
kebesaran
2. Risiko mencederai diri sendiri dan orang lain berhubungan dengan
waham kebesaran
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan waham kebesaran.
4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan waham kebesaran.
5. Gangguan isi pikir: waham kebesaran berhubungan dengan
menarik diri.
6. Kerusakan interaksi sosial: menarik diri berhubungan dengan
harga diri rendah.
7. Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan
ideal diri yang tidak realistis.
b. Rencana keperawatan
1. Risiko mencederai diri sendiri dan orang lain berhubungan dengan
waham kebesaran
Tupan:
Klien tidak melakukan tindakan yang dapat melukai diri sendiri
dan orang lain.
Tupen:
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Intervensi:
1. Beri salam terapeutik (perkenalkan diri, jelaskan
tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang,
buat kontrak yang jelas)
2. Jangan membantah dan mendukung
yaitu:
waham klien,
klien
selalu
bicara
tentang
wahamnya,
3. Tingkatkan
aktivitas
yang
dapat
memenuhi
situasi
agar
klien
mempunyai
waktu
menggunakan wahamnya
d. Klien dapat berhubungan dengan realita
Intervensi:
1. Bicarakan dengan klien dalam konteks realitas
2. sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok
3. Berikan pujian atas kegiatan yang dilakukan klien
4. Kolaborasi dalam pemberian obat anti psikosis
e. Klien dapat dukungan keluarga
Intervensi:
1. Bina hubungan saling percaya dalam keluarga, beri
salam terapeutik
2. Diskusikan dengan keluarga tentang gejala waham,
penyebab, cara perawatannya, akibat waham tidak
ditanggapi
dengan
baik,
dan
cara
keluarga
Intervensi:
1. Beri
kesempatan
perasannya
klien
tentang
untuk
keuntungan
mengungkapkan
dan
kerugian
klien
untuk
mengevaluasi
manfaat
berhubungan
e. Klien
dapat
mengungkapkan
perasaannya
setelah
reinforcement
bila
klien
mampu
Intervensi:
1. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga
dengan cara menberi salam, memperkenalkan diri,
jelaskan tujuan dan buat kontrak
2. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang prilaku
menarik diri, penyebab menarik diri, akibat dari
menarik diri, dan cara menghadapi klien menarik
diri.
3. Dorong keluarga untuk memberi dukungan kepada
klien untuk berkomunikasi dengan orang lain.
4. Beri reinforcement positif atas hal-hal yang telah
dicapai oleh keluarga
3. Kerusakan interaksi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga
diri rendah.
Tupan: Klien dapat melakukan interaksi sosial
Tupen:
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Intervensi:
1. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non
verbal
2. Perkenalkan diri dengan sopan
3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan
yang disukai klien
4. Jelaskan tujuan pertemuan
5. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa
adanya.
b. Klien dapat menilai kemanpuan yang digunakan
Intervensi:
1. Diskusikan dan anjurkan klien untuk melakukan
kegiatan sesuai kemampuan yang masih dapat
dipergunakan selama sakit
tanggapan
dan
dengarkan
harapan
yang