Anda di halaman 1dari 17

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH

PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

TENTANG RANCANGAN PENELITIAN SOSIAL

DI KELAS XII MA AL-INAAYAH GUNUNG SINDUR BOGOR

1.1.

Latar Belakang Masalah

Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antar peserta didik


dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam
interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal maupun
faktor eksternal yang datang dari lingkungan.

Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan


lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan tingkah laku bagi peserta didik. Proses
pembelajaran perlu dilakukan dengan tenang dan menyenangkan. Hal tersebut tentu saja
menuntut aktifitas dan kratifitas guru dalam menciptakan lingkungan pengajaran yang
kondusif dengan memanfaatkan semua potensi kelas yang ada. Untuk memenuhi tuntutan
tersebut guru harus melakukan metode dan strategi belajar mengajar, diharapkan siswa dapat
menguasai bahan pelajaran yang disampaikan guru.

Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua komponen


pengajaran yang akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai.
Dalam interaksi anak didik harus aktif dan kreatif, sedangkan guru hanya berperan sebagai
motivator, mediator dan fasilitator. Masing-masing anak didik mempunyai karakteristik yang
berbeda dari satu anak didik dengan anak didik yang lainnya. Perbedaan anak didik tersebut
memberikan wawasan kepada guru bahwa strategi pengajaran harus memperhatikan
perbedaan anak didik.

Dalam pendidikan, guru akan kurang arif dan bijaksana bila menggunakan
kekuasaan, karena hal tersebut dapat merugikan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian
anak didik. Pendekatan yang benar bagi guru adalah dengan melakukan pendekatan edukatif.
Setiap tindakan, sikap dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan dengan
tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma
moral, norma sosial dan norma agama.

1.2.

1.2.1.

Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

Perumusan Masalah

Bagaimana efektivitas model pembelajaran berdasarkan masalah tentang materi pembelajaran


rancangan penelitian sosial di kelas XII MA Al-Inaayah Gunung Sindur Bogor ?
Apakah model pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa?
Faktor-faktor apakah yang mendorong keaktifan siswa melalui model pembelajaran
berdasarkan masalah tentang materi rancangan penelitian sosial di kelas XII MA Al-Inaayah
Gunung Sindur Bogor ?
1.2.2.

Pemecahan Masalah

1.3.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin di capai oleh penulis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :

Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran berdasarkan masalah dalam


meningkatkan motivasi belajar siswa tentang materi rancangan penelitian sosial di kelas XII
MA Al-Inaayah Gunung Sindur Bogor.
Mengetahui kelebihan model pembelajaran berdasarkan masalah dalam meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa.
Untuk mengetahui sejauhmana keaktifan siswa melalui model pembelajaran berdasarkan
masalah tentang materi rancangan penelitian sosial di kelas XII MA Al-Inaayah Gunung
Sindur Bogor.

1. 4.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas ini adalah :

Siswa : Siswa mampu memecahkan masalah-masalah sosial tentang nilai dan norma sosial
melalui model pembelajaran berdasarkan masalah..

Guru : Dapat menambah wawasan dalam mengembangkan model pembelajaran yang tepat
untuk mengatasi berbagai permasalahan pembelajaran aktual yang dihadapi di kelas.
Sekolah : Untuk meningkatkan mutu pendidikan di madrasah baik kualitas dan kuantitasnya
serta mengembangkan kurikulum.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN RENCANA TINDAKAN

2.1.

Motivasi

Konsep motivasi terinspirasi dari kesadaran para pakar ilmu, terutama pakar filsafat,
bahwa tidak semua tingkah laku manusia dikendalikan oleh akal, akan tetapi tidak banyak
perbuatan manusia yang dilakukan di luar kontrol manusia, sehingga lahirlah sebuah
pendapat bahwa manusia di samping sebagai mahluk rasionalistik, ia juga sebagai mahluk
yang mekanistik yaitu mahluk yang digerakan oleh sesuatu nalar (Chapin, 2001). Yang
disebut naluri atau insting.

Motivasi dapat didefinisikan dengan segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah
laku yang menuntut seseorang untuk memenuhi kebutuhan. Menurut M. Utsman Najati,
motivasi adalah kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas mahluk hidup dan
menimbulkan tingkah laku, serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu.

Motivasi memiliki tiga komponen yaitu : Pertama, menggerakan, dalam hal ini
motivasi dapat menimbulkan kekuatan para individu, membawa seseorang untuk bertindak
dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal ingatan, respon-respon efektif dan
kecenderungan mendapatkan kesengangan. Kedua, mengarahkan, motivasi mengarahkan
tingkah laku. Dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Ketiga, menopang
artinya motivasi digunakan untuk menjaga dan menopang tingkah laku. Lingkungan sekitar
harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.

2.2.

Belajar

Belajar didefinisikan sebagai perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada
masa berikutnya yang diperoleh kemudian dari pengalaman-pengalaman. Di samping itu ada
pula sebagian orang memandang belajar adalah semata-semata mengumpulkan fakta-fakta
yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran, latihan membaca dan menulis.
Berdasarkan persepsi semacam ini, biasanya mereka akan merasa cukup puas bila anak-anak
mereka telah mampu memperlihatkan keterampilan jasmaniah, walaupun tanpa pengetahuan
mengenai arti hakikat dan tujuan keterampilan tersebut.

Jika kita renungkan sesungguhnya belajar adalah merupakan kegiatan yang berproses
dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan
jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan
itu sangat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa. Baik ketika ia berada di sekolah
maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

Menurut ahli pendidikan adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri
seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru dari pengalamanpengalaman dan latihan.

Para ahli pendidik modern mendefinisikan belajar adalah merupakan suatu perubahan
dalam tingkah laku, belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau
pengalaman. Belajar adalah perubahan yang relatif dan mantap, belajar menyangkut aspek
kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu
masalah atau berfikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap. Belajar adalah
proses memperoleh pengetahuan, belajar suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif
langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat dan belajar adalah merupakan proses yang
secara umum menetap, ada kemampuan bereaksi, adanya suatu yang diperkuat dan dilakukan
dalam bentuk praktek dan latihan.

2.3.

Model Pembelajaran Pemecahan Berdasakan Masalah

Model pembelajaran zigsaw dikembangkan oleh Aronson tahun 1978. dalam metode
ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok diberi tugas yang berbeda.
Siswa-siswa yang mendapat tugas yang sama berkumpul membentuk kelompok-kelompok
baru dan bekerjasama menyelesaikan tugasnya, kemudian setiap siswa kembali ke kelompok
semula sebagai expert di bidangnya masing-masing.

Langkah-langkan model pembelajaran zigsaw adalah :

1).

Siswa dibagi atas 6 kelompok (tiap kelompok anggotanya 5 orang)

2).

Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi

menjadi beberapa sub bab.

3).

Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab

untuk mempelajarinya.

4).

Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam

kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya.

5).

Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar

teman-temannya

6).

Setelah selesai berdiskusi, guru memberikan penjelasan

7).

Guru memberikan quiz

8).

Evaluasi

9).

Penutup

Metode pemecahan masalah merupakan metode yang menarik untuk digunakan jika
materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak
mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan metode ini adalah dapat melibatkan seluruh
siswa dalam belajar sekaligus mengajarkan kepada orang lain.

Pengetahuan yang didapat siswa semakin berkembang, setiap materi yang didapat
dianalisa sesuai dengan bidang-bidang tertentu berdsasarkan pengalaman-pengalaman siswa.
Dengan model pembelajaran ini motivasi siswa semakin meningkat dan hasil
pembelajarannya diharapkan lebih bermakna.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.

Setting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas XII IPS


MADRASAH ALIYAH Al-INAAYAH yang berlokasi di Jalan Pon-Pes Al-Inaayah Pondok
Miri Rawakalong Kecamatan Gunung Sindur Bogor.

Jumlah siswa 30 orang dengan latar belakang sosial ekonomi, suku dan
budaya yang heterogen.

3.2.

Persiapan Penelitian

Untuk memperlancar pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, kami


telah mempersiapkan instrumen dan penilaian.

3.3.

Siklus Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan dua kali siklus, yaitu :

3.3.1. Siklus pertama yang meliputi :

A. Pendahuluan

Mempersiapkan konsep materi yang akan dijadikan bahan pembelajaran yaitu :

KD

: Menjelaskan proses perubahan sosial di masyarakat.

Indikator : Mendeskripsikan bentuk-bentuk perubahan sosial

B. Langkah Utama

1). Guru membagi siswa atas 6 kelompok (tiap kelompok anggotanya 5 orang).

2). Guru memberikan materi pelajaran kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagibagi menjadi beberapa sub bab.

3). Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab
untuk mempelajarinya.

4). Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam
kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya.

5). Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar temantemannya.

6). Setelah selesai berdiskusi, guru memberikan penjelasan

C. Langkah Penutup

Guru memberikan penilaian kepada kelompok-kelompok siswa yang kreatif dan aktif
dalam diskusi.

3.3.2. Siklus kedua menunggu refleksi siklus ke-1

3.4.

Pembentukan Instrumen

Untuk mendapatkan data yang valid dan akurat dari siswa, guru / kolaborator
meneliti menggunakan instrumen berupa :

a. Catatan yang meliputi Persiapan, Pelaksanaan dan Penelitian

b. Lembar Evaluasi

c. Lembar Observasi

d. Angket

3.5.

Analisa dan Refleksi

Data yang dicatat tiap langkah meliputi :

a. Data hasil pemahaman materi belajar

b. Data hasil motivasi belajar dalam melaksanakan tugas mencari contoh kasus di masyarakat
tentang perubahan sosial dan diskusi.

Data di atas dianalisis secara berkala setiap langkah. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui hasil yang sebenarnya berdasarkan tujuan kegiatan belajar mengajar (KBM) yang

hendak dicapai. Jika tujuan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik maka kualitas dan
kuantitas pendidikan di sekolah akan menjadi lebih baik.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Model pembelajaran zigsaw terlihat asing bagi siswa kelas XII IPS MA ALINAAYAH PONDOK MIRI RAWAKALONG, karena belum pernah. Tahap awal praktek
peneliti agak banyak menjelaskan pada siswa tentang cara belajar di lapangan untuk
memperoleh pengalaman belajar, seperti bagaimana menggunakan ala-alat, bagaimana
melakukan demonstrasi, bagaimana melakukan wawancara, bagaimana mencatat hasil
penelitian, membuat kesimpulan, berdiskusi dan menyampaikan hasil pembahasan
(mempresentasikan). MA AL-INAAYAH PONDOK MIRI RAWAKALONG GUNUNG
SINDUR BOGOR belum mempunyai laboratorium IPS, sehingga siswa tidak dapat
melakukan pratikum di laboratorium tersebut. Setelah siswa dianggap cukup untuk
memahami model pembelajaran zigsaw, selanjutnya pembelajaran diberikan pada pertemuan
berikutnya.

Pertemuan berikutnya (2 jam pelajaran)

1). Disajikan dan dijabarkan KD hingga siswa memahami akan apa yang akan dipelajari.

2). Menginterpretasikan materi pelajaran yang akan dijabarkan

3). Menata indikator sesuai dengan kelompok-kelompoknya

4). Membentuk kelompok

5). Memonitor seluruh tugas siswa

6). Mendiagnosa kesulitas siswa

7). Melakukan penilaian

Angket siswa tehadap pelajaran sosiologi

a. Diberikan sebelum memulai pembelajaran

Hasilnya : kurang termotivasi

b. Observasi aktivitas guru dalam perencanaan sangat baik, sedangkan dalam pelaksaan
diperoleh hasil cukup baik.

c. Observasi motivasi siswa dalam belajar diperoleh hasil cukup baik

Refleksi I

Dari data observasi motivasi siswa dalam belajar sosiologi diperoleh hasil cukup baik,
hal ini disebabkan karena dalam membuat laporan dan mempresentasikan hasil penemuannya
kurang terbiasa, siswa menemukan beberapa kesulitan dan ketika dicoba lagi akhirnya
mereka mulai mengerti.

Refleksi II

Dari data observasi motivasi siswa diperoleh hasil baik, hal ini karena siswa sudah
pernah melakukan kegiatan tersebut dengan lancar dan siswa mulai senang dan semakin
termotivasi, bahkan mereka ingin mencoba lagi melakukan metode pembelajaran tersebut.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di kelas XII MA.
AL-INAAYAH PONDOK MIRI RAWAKALONG GUNUNG SINDUR BOGOR dengan
menggunakan metode zigsaw ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada siklus pertama belum
bisa mencapai hasil seperti yang diharapkan, karena siswa belum terbiasa. Setelah ada
motivasi maka pelaksanaan siklus kedua ada perubahan yang sangat berarti ke arah yang
sangat baik. Siswa sudah menunjukan peningkatan dari hasil belajar sosiologi dan siswa
sangat termotivasi.

5.2 Saran

Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, maka peneliti memberikan


saran yang berkaitan dengan usaha peningkatan motivasi belajar bagi siswa sebaiknya
menerapkan model zigsaw. Kemajuan dalam proses belajar mengajar dapat dialami oleh
peneliti sendiri sebagai guru bidang studi sosiologi. Hal tersebut untuk menghilangkan
kejenuhan dalam pembejaran, dan untuk meningkatkan kreativitas dan keaktifan siswa dalam
pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta, Logos Wacana Jaya, 1996

Burhanudin dan Soejoto, Upaya Meningkatkan Minat Belajar Geografi Melalui Model
Pembelajaran Group Investigation, kelas XI IPS Muhamadiyah II Mojosari-Mojokerto. Jawa
Timur, 2006.

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke-3, Jakarta, 2001

Djamarah Syaiful Bahri, Strategi Belajar Menghajar, Jakarta, Rineka Cipta, 2002.

H. Nasar, Peran Motivasi dan Kemampuan Awal Belajar, Jakarta Delia Press, 2004

KTSP SMA/MA Diknas 2006

Malau Jawane, Model, Strategi dan Metode Pembelajaran, Diknas. Dirjen Pendidikan dasar
dan Menengah, Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan, DKI Jakarta

Rocyadi Yadi, Model-Model Pembelajaran, Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor

Sumadi Surya Brata, Psikologi Pendidikan, Jakarta, raja Grasindo Persada, 2002

Shaleh Abdul Rahman Wahab Muhbib Abdul, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif
Islam, Jakarta, Kencana, 2004

Tim Rayon 9 Penelitian Tindakan Kelas, Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru, Jakarta,
2007

W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta, Grasindo Persada, 1996

Anda mungkin juga menyukai