Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki resiko cukup tinggi

terhadap gempa. Hal tersebut disebabkan karena Indonesia berada pada pertemuan
tiga lempeng tektonik besar dunia, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia
dan lempeng Pasifik. Terjadinya gempa tidak dapat diprediksi, oleh karena itu
perlu adanya tindakan preventif dengan perencanaan bangunan tahan gempa
supaya dapat meminimalisir kerusakan pada struktur yang dapat menyebabkan
korban jiwa.
Meningkatnya pertumbuhan penduduk, kelangkaan lahan, dan harga lahan
yang terus melambung tinggi di kota-kota besar di Indonesia menuntut
pemanfaatan lahan yang efisien sehingga pembangunan gedung bertingkat ikut
meningkat guna dapat memenuhi kebutuhan penduduk baik untuk tempat tinggal,
sarana pendidikan maupun perkantoran. Dalam perencanaan gedung bertingkat,
desain tahan gempa sangat diperlukan untuk menahan getaran akibat percepatan
tanah yang disebabkan oleh gempa bumi yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
Secara umum, sistem struktur penahan beban lateral terdiri dari sistem
moment resisting frame (portal penahan momen), sistem braced frame (pengaku
diagonal), sistem shear wall (dinding geser) dan lain-lain. Pada perencanaan
bangunan gedung bertingkat di Indonesia, termasuk pada kasus ini Gedung
Pendidikan Bersama Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, sistem moment
resisting force masih sangat umum digunakan.
Dengan besarnya kebutuhan lahan yang berbanding terbalik dengan
ketersediaannya, struktur gedung ini di desain memanjang pada dua sisi sejajar
sebesar 98.20 m mengikuti layout lahan yang tersedia. Sistem dilatasi digunakan
untuk memisahkan bangunan yang mempunyai sisi panjang lebih dari 60 m,
dengan tujuan untuk membagi pusat massa bangunan agar pada saat terjadi
gempa, bangunan tersebut dapat stabil dan pengaruh gempa akan terdistribusi
terhadap pusat massa bangunan yang lain.
Sistem dinding geser dewasa ini memiliki banyak variasi baik dari segi
kuantitas, susunan geometri, maupun materialnya. Dalam penulisan ini, dilakukan

analisis perilaku sistem struktur dinding geser beton bertulang dengan 3 (tiga)
variasi kuantitas. Perletakan dinding geser mengacu pada lokasi dilatasi bangunan
dengan memperhatikan simetri bangunan sehingga dapat tetap mempertahankan
titik pusat massa.
Struktur tersebut akan dibandingkan perilakunya melalui analisis statik
non-linier pushover akibat beban lateral gempa dengan bantuan program
SAP2000 v.18. Pada analisis tersebut yang akan ditinjau adalah mode shape,
kurva kapasitas hubungan antara base shear dengan roof displacement, dan
performance point yang akan menunjukkan level performa struktur dari masingmasing variasi berdasarkan ATC-40.
1.2

Identifikasi Masalah
Gempa bumi merupakan bahaya besar bagi struktur bangunan bertingkat,

terutama pada daerah yang memiliki resiko tinggi akan bahaya tersebut. Sebagai
tahap pendahuluan, pemilik bangunan, pihak asuransi, atau pemerintah dapat
menetapkan kondisi setelah gempa yang dikehendaki akan terjadi pada struktur.
Selanjutnya, ketetapan tersebut akan menjadi acuan bagi konsultan perencana
dalam merencanakan bangunan tahan gempa dengan menggunakan peraturan
yang ada.
1.3

Rumusan Masalah
Permasalahan yang dapat dirumuskan untuk di analisis adalah sebagai

berikut :
1. Bagaimana pengaruh variasi kuantitas dinding geser beton bertulang
terhadap deformasi lateral yang terjadi pada struktur?
2. Bagaimana pengaruh variasi kuantitas dinding geser beton bertulang
terhadap tingkat pelayanan struktur terhadap gempa berdasarkan ATC-40?
3. Bagaimana pengaruh variasi kuantitas dinding geser beton bertulang
terhadap waktu getar alami efektif struktur?
4. Manakah variasi yang paling optimum berdasarkan tingkat pelayanan
struktur?
1.4
1.

Batasan Masalah
Adapun batasan-batasan masalah adalah sebagai berikut:
Data bangunan eksisting menggunakan gambar DED (Detail Engineering
Design).

2.

Hanya memodifikasi struktur bagian atas dengan menggunakan 3 (tiga)


variasi kuantitas dinding geser beton bertulang mengganti manfaat dilatasi

3.

bangunan eksisting.
Pembebanan berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung

4.

1983.
Tata cara perencanaan bangunan tahan gempa menggunakan peraturan

5.
6.

SNI 1726:2012.
Tidak memperhitungkan sambungan.
Hanya dilakukan analisis dari karakteristik dinamika struktur dan kurva
pushover hubungan gaya geser dasar (base shear) - simpangan lateral

7.

(lateral deformation)
Analisis statik non-linier pushover dilakukan dengan menggunakan
program SAP2000 v18 berdasarkan ATC-40.

1.5

Maksud dan Tujuan


Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk menggambarkan perilaku struktur

pemodelan 3 dimensi dengan beban gempa statik non-linear (pushover) yang


dianalisis dengan bantuan program SAP2000 v18. Selain itu, kita dapat
mengetahui tingkat pelayanan dari Gedung Pendidikan Bersama Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya.
1.6

Manfaat Kajian
Beberapa manfaat yang diharapkan dari perencanaan ini yaitu dapat

meningkatkan pemahaman terhadap perencanaan struktur beton bertulang tahan


gempa pada suatu bangunan gedung bertingkat tinggi.

Anda mungkin juga menyukai