Anda di halaman 1dari 9

NEUROANATOMI

Nervus Cranialis III, IV & VI

Disusun Oleh :
Lea Bali Ulina Sinuraya
1161050249
Pembimbing :
dr. Chyntia M. Sahetapy, Sp.S

KEPANITERAAN KLINIK ILMU NEUROLOGI


PERIODE 27 Juli 2015 29 Agustus 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
Otot otot mata diperyarafi oleh 3 saraf otak, antara lain :
1. Nervus Okulomotorius ( N.III)
2. Nervus Trokhlearis ( N.IV)
3. Nervus Abdusen ( N.V)
Nukleus dari ketiga pasang saraf ini terletak di sisi sisi garis tengah tegmentum otak
tengahdan pons, di dekat ventrikel IV.
Nervus okulomotorius dan trokhlearis mempunyai fungsi motorik murni sedangkan
nervus abdusens merupakan saraf motorik kecil yang mempersyarafi muskulus rectus
lateralis bola mata.

BAB II
NEUROANATOMI

I. Perjalanan Nervus Oculomotorius


Area nuclear nervus oculomotorius terletak di substansia grisea periakuaduktus
mesensefali, ventral dari akuaduktus sylvii, setinggi kolikulus superior. Area ini memiliki dua
komponen utama yaitu :
1. Nukleus parasimpatis yang terletak di medial (nukleus Edinger Westphal) yang
mempersarafi otot otot intraokular (musculus sfingter pupil dan musculus
siliaris).
2. Kompleks nukleus okulomotorius, yang terletak lebih lateral yang mempersarafi
empat dari enam otot otot ekstraokular.

Gambar 1.1 Batang otak

Nervus oculomotorius muncul dari permukaan anterior mesensefalon, kemudian


melintas ke depan diantara arteria cerebri posterior dan arteria cerebelli superior.
Selanjutnya, nervus oculomotorius akan berjalan ke dalam fossa cranii media di
dinding lateral sinus cavernosus dan terbagi menjadi dua cabang yaitu :
1. Ramus superior yang akan mempersyarafi :
a. Musculus Rectus Superior
b. Musculus Levator Palpebrae
2. Ramus inferior yang akan mempersyarafi :
a. Musculus rectus Medialis
b. Musculus Rectus Inferior
c. Musculus Obliqus Inferior.

Gambar 1.2 Perjalanan Nervus III

Kemudian, fasikulus nervus okulomotorius masuk ke dalam rongga orbita melalui


fissura orbitalis superior sedangkan bagian parasimpatis berjalan ke ganglion silliar.

Kerusakan semua serabut nervus III akan menimbulkan paralisa semua otot mata
kecuali musculus rectus lateralis (yang dipersarafi oleh nervus VI) dan musculus obliqua
superior (dipersarafi nervus IV). Paralisa persarafan parasimpatis akan menyebabkan
hilangnya refleks pupil, midriasis dan gangguan konvergensi serta akomodasi.

II. Perjalanan Nervus Trokhlearis


Nervus trochlearis yang paling langsing dan satu-satunya saraf otak yang keluar
melalui permukaan posterior batang otak, muncul dari mesencephalon nervus trochlearis
berjalan ke depan melalui fossa cranii media pada dinding lateral sinus cavernosus dan masuk
ke rongga orbita melalui fissure orbitalis superior. Saraf ini memepersarafi musculus obliqus
superior bola mata. Nervus trochlearis bersifat motorik murni dan membantu menggerakkan
bola mata ke bawah dan lateral.

Gambar 1.3 Perjalanan Nervus IV

Nervus trokhlear mempersarafi musculus obligus superior yang berfungsi untuk


menggerakkan mata kearah bawah dalam dan abduksi sedikit. Paralisa otot ini akan
menampilkan deviasi mata ke atas dan sedikit ke dalam yang akan tampak jelas bila mata
melirik ke bawah dan ke dalam.

III.Perjalanan Nervus Abdusens


Serabut-serabut nervus abdusens melintas ke anterior melalui pons serta muncul di
alur antara tepi bawah pons dan medulla oblongata. Nervus ini berjalan ke depan melalui
sinus cavernosus sera terletak di bawah dan lateral arteri carotis interna. Selanjutnya, saraf ini
masuk ke orbita melalui fissura orbitalis superior. Nervus abducens berfungsi motorik murni
dan mempersarafi musculus rectus lateralis. Akibatnya, berfungsi untuk menggerakkan bola
mata ke lateral.

Gambar 1.4 Perjalanan Nervus VI

Paralisa nervus abducens menyebabkan mata tidak dapat melirik ke arah lateral.
Karena musculus rectus medialis tidak lagi mendapat perlawanan mata, mata tampak sedikit
berdeviasi ke nasal (disebut strabismus konvergen/esotropia)
Kerusakan salah satu saraf motorik mata akan menyebabkan penglihatan ganda,
karena bayangan objek yang jatuh pada retina tidak pada lokasi semestinya.
Paralisa total nervus III akan menampilkan gejala sindroma yang terdiri dari :
1. ptosis akibat paralisa musculus levator palpebra dan hiperaksi musculus orbikularis
yang dipersarafi nervus VII,

2. fixed position, yaitu mata dengan pupil ke arah bawah lateral akibat hiperaksi
musculus rektus lateralis (VI) dan musculus obligus superior (IV), dan
3. dilatasi pupil dengan reaksi cahaya yang negatif.

Gangguan pada ketiga saraf mata (oftalmoplegia totalis) akan menyebabkan mata
tidak dapat melirik ke semua arah, pupilnya dilatasi dan reaksi cahaya negatif. Paralisa
bilateral biasanya disebabkan kerusakan pada nukleusnya yang dapat diakibatkan oleh
ensefalitis, neurosifilis, multipel sklerosis, gangguan sirkulasi, perdarahan, dan tumor.
Penyebab gangguan saraf mata bagian perifer adalah meningitis, sinusitis, trombosis sinus
kavernosus, aneurisma aarteri karotis interna/arteri komunikans posterior, fraktur, tumor basis
kranii, orbita, dan sebagainya. Perlu juga diingat bahwa ptosis dan diplopia dapat juga
disebabkan oleh miastenia.

Gambar 1.5 Saraf III, IV, VI

DAFTAR PUSTAKA

Listiono, Djoko. Ilmu Bedah Saraf Satyanegara. Edisi Ketiga. PT Gramedia Pustaka
Utama. 1998. Jakarta.

Snell, Richard S. Neuroanatomi klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 5. EGC.


2007. Jakarta.

Baerhr, Mathias M.D. Diangnosis Topik Neurologis DUUS. Edisi keempat.


EGC.2010.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai