Saluran transmisi memiliki peranan penting dalam sistem
ketenagalistrikan karena sangat menentukan kualitas daya yang diterima oleh pelanggan. Performa saluran transmisi meliputi faktor daya, rasio tegangan kirim dan terima, arus saluran, dan daya yang pada saluran. Beberapa aspek yang mempengaruhi parameter tersebut adalah nilai resistansi, kapasitansi, dan induktansi dari beban maupun saluran itu sendiri. Selain itu, performa saluran juga sangat ditentukan oleh ukuran saluran. Percobaan pertama pada praktikum ini adalah melihat perbedaan nilai parameter di atas pada saluran transmisi tanpa beban dengan mengubah panjang saluran transmisi dan juga dengan penambahan kapasitor. Percobaan dimulai dengan merangkai saluran dengan membiarkan tegangan terima dalam keadaan open circiut. Data menujukan, semakin panjang saluran, nilai tegangan terima saluran semakin besar. Hal ini diikuti oleh kenaikan daya reaktif yang mengalir pada saluran. Hal ini disebabkan oleh interaksi antara batang penghantar dengan tanah atau ground. Batang penghantar dan ground dapat diibaratkan sebagai sebuah plat bermuatan berbeda yang membentuk sebuah kapasitor yang menimbulkan nilai kapasitansi tertentu yang disebut juga line charging. Nilai kapasitansi ini menyebabkan tegangan sisi terima naik dan menyuplai daya reaktif pada saluran. Semakin panjang saluran semakin besar semakin besar line charging sehingga tegangan terima dan daya reaktifnya semakin besar, terlebih lagi ketika ditambah kapasitor. Percobaan selanjutnya adalah dengan menambahkan beban. Beban yang ditambahkan memiliki karakteristik tertentu. Pertama, ditambahkan beban resistif-induktif dan induktif murni. Ketika diuji, terjadi drop tegangan pada sisi terima. Sedangkan arus sisi terima (beban) menjadi lebih besar. Sedangkan nilai faktor dayanya adalah lagging. Keadaan ini merupakan karakteristik dari beban induktif yang menyebabkan drop tegangan dan faktor daya lagging. Drop tegangan lebih besar juga terjadi pada beban induktif murni. Namun faktor daya tidak mencapai nilai nol. Pada dasarnya tidak ada nilai induktor murni tanpa resistansi, setiap induktor pasti memiliki nilai resistansi. Selain itu, penghantar ataupun saluran transmisi juga memiliki nilai resistansi sehingga nilai beban pun tidak mungkin murni induktif. Berbeda dengan beban induktif, percobaan dengan beban kapasitif menyebabkan tegangan terima menjadi lebih besar. Sedangkan nilai faktor daya menjadi leading. Nilai kapasitor yang semakin besar memperbesar nilai tegangan terima. Untuk memperbaiki faktor daya dan mengurangi rugi-rugi akibat kenaikan arus maka dilakukan kompensasi dengan rangkaian L dan C yang dirangkai seri maupun paralel. Kompensasi pertama dirangkai paralel dilanjutkan dengan mengukur performa transmisi. Dengan rangkaian paralel, terlihat bahwa nilai faktor daya menjadi leading dan arus yang
Semester Gasal 2016-2017
http://power-system.ee.its.ac.id/
Laboratorium Simulasi Sistem Tenaga
mengalir tidak terlalu besar dibandingkan dengan beban kapsitif
sebelumnya. Dengan melihat hasil yang didapat, kompensasi paralel cocok untuk mengompensasi saluran yang memiliki faktor daya lagging. Selanjutnya adalah kompensasi seri. Kompensasi seri menujukan kenaikan tegangan terima yang cukup besar dibandingkan dengan kompensasi paralel. Daya reaktif yang lebih besar namun daya aktif yang lebih kecil. Faktor daya yang terukur adalah lagging. Sehingga dapat disimpulkan jika kompensasi seri dapat digunakan pada jaringan transmisi yang faktor dayanya leading.