Korea dituntut oleh EU dan US dikarenakan dua produk hukum di Korea yaitu:
1. The Korean Liquor Tax Law 1949
2. The Korean Education of Tax Law 1982 Bentuk aturan yang dianggap melanggar GATT Article III:2 ialah 1. Tax rates Hukum pajak di Korea merupakan pajak ad volarem pada minuman beralkohol. Soju diberi pajak 35-50 persen sedangkan minuman beralkohol lainnya diangka 80 hingga 100 persen.
Item
Ad Valorem Tax Rate (%)
Diluted soju
35
Distilled soju
50
Whisky
100
Brandy
100
General distilled liquors (vodka, gin, rum)
80
General distilled liquors containing whisky 100
or brandy Liqueur
50
Other liquors: -With 25% or more alcohol
80
-With less than 25% alcohol
70
-Which contain 20% or more whisky
100
or brandy
Dianggap telah melanggar GATT Article III:2 mengenai national treatment.
Alasan-alasan mengapa European Communities mengajukan keberatan atas hukum tersebut ialah: mengklaim bahwa: 1. Korea telah melanggar kewajibannya berdasarkan GATT Pasal III: 2, kalimat pertama, dengan menerapkan pajak internal yang berbeda berdasarkan The Korean Liquor of Tax Law 1949 dan The Korean Education of Tax Law 198, antara minuman beralkohol dan soju. 2. Korea telah melanggar kewajibannya dalam GATT Pasal III: 2, kalimat kedua, dengan menerapkan pajak internal yang lebih tinggi sesuai dengan The Korean Liquor of Tax Law 1949 dan The Korean Education of Tax Law 198 pada minuman keras impor termasuk dalam kategori 'wiski', 'brandy' , 'minuman keras umum suling,' minuman ', dan' minuman keras lainnya '(sejauh bahwa mereka mengandung disuling atau minuman) dari pada Soju, sehingga memberikan perlindungan terhadap produksi dalam negeri Soju. Amerika Serikat mengklaim bahwa undang-undang Korea yang diuraikan di atas The Korean Liquor of Tax Law 1949 dan The Korean Education of Tax Law 1982, membedakan antara kedua benda tersebut atas dasar karakteristik sewenang-wenang, sehingga kesenjangan besar dalam perlindungan produk dalam negeri mereka ya itu soju. 1. Aplikasi pajak internal pada vodka yang melebihi pajak diterapkan untuk Soju adalah tidak konsisten dengan kalimat pertama dari GATT Pasal III: 2; dan 2. Penerapan oleh Korea akan pajak internal yang lebih tinggi untuk minuman beralkohol yang diimpor diklasifikasikan dalam HS pos 2208 termasuk dalam kategori hukum dari "wiski," "brandy," "minuman keras suling umum," "minuman" dan "minuman keras lainnya" (sejauh
bahwa mereka mengandung diluted spirit lainnya) memberikan
perlindungan terhadap produksi dalam negeri Soju, tidak konsisten dengan kalimat kedua dari Pasal III: 2 GATT.
Alasan WTO memenangkan gugatan EU dan US pada Korea dalam Liquor
Taxes adalah sebagai berikut: 1. Soju, minuman berakohol tradisional Korea, dan minuman keras import seperti tequila, whisky, brandy, gin, vodka dan minuman beralkohol yang lainnya, merupakan produk yang berkompetisi di market yang sama. Meskipun terdapat gap hasil penjualan yang berbeda, tetapi untuk konsumer preference nya mereka berada di market yang sama. 2. Soju, minuman berakohol tradisional Korea, dan minuman keras import seperti tequila, whisky, brandy, gin, vodka dan minuman beralkohol yang lainnya merupakan produk yang bisa saling menggantikan. 3. Kedua produk tersebut, bersaing untuk pasar yang sama, tetapi diberi pajak yang berbeda. Melihat hal di atas, maka Soju dan minuman beralkohol lainnya yang diimport dari luar korea dikategorikan ke dalam like products setelah melihat dari: 1. 2. 3. 4.
Common Charateristics End Uses Chanels of distribution Prices
Maka soju dan minuman beralkohol lainnya dikategorikan ke dalam LIKE
PRODUCTS, meski memiliki sedikit perbedaan rasa. Sehingga, kedua produk tersebut harus diberi pengaturan pajak yang sama.