Anda di halaman 1dari 21

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
PENGARUH REBUSAN DAUN SIRIH TERHADAP KECEPATAN
PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS DI BPM TUTIK
PURWATI NGAWI
BIDANG KEGIATAN
PKM-ARTIKEL ILMIAH
Di Susun oleh:
1.
2.
3.
4.
5.

Wayu Wiji Astuti


Tri Setiyowati
Norince Lake
Wahyuni L Tanggela
Matilda Timo

(1441B0015)
(1431B0029)
(1531P0001)
(1531B0026)
(1531B0019)

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI IILMU KESEHATAN
SURYA MITRA HUSADA KEDIRI
TAHUN 2016

PENGARUH REBUSAN DAUN SIRIH TERHADAP KECEPATAN


PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS DI BPM TUTIK
PURWATI NGAWI

Nama Penulis:

6. WAHYU WIJI ASTUTI


7. TRI SETIYOWATI
8. NORINCE LAKE
9. WAHYUNI L TANGGELA
10. MATILDA TIMO

(1441B0015)
(1431B0029)
(1531P0001)
(1531B0026)
(1531B0019)

TA. 2014/2015
TA. 2014/2015
TA. 2014/2015
TA. 2015/2016
TA. 2015/2016

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA MITRA HUSADA KEDIRI
TAHUN 2016
ABSTRAK

PENGARUH REBUSAN DAUN SIRIH TERHADAP KECEPATAN


PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS
DI BPM TUTIK PURWATI NGAWI
Oleh :
Wahyu Wiji Astuti , Nasifah Tuszahroh, 2, Retno Palupi Yonni Siwi2
1
Mahasiswa Program Studi D-IV Bidan Pendidik
2
Dosen Program Studi D-IV Bidan Pendidik
1

Keterlambatan penyembuhan luka perineum adalah terjadinya infeksi dan


komplikasi. Daun sirih mengandung zat antiseptik yang dapat membunuh bakteri
sehingga banyak digunakan sebagai antibakteri dan anti jamur. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui Pengaruh rebusan daun sirih terhadap kecepatan
penyembuhan luka perineum pada ibu nifas di BPM Tutik Purwati Ngawi.
Penelitian ini menggunakan desain eksperimental. Populasinya Seluruh
ibu nifas hari ke 6-7 di BPM Tutik Purwati sejumlah 16 orang. Tehnik
pengambilan sample Accidental Sampling. Instrumen penelitian menggunakan
lembar observasi proses penyembuhan luka.
Sebagian besar responden 75% (6 orang) penyembuhan luka perineum
tanpa diberikan rebusan daun sirih tergolong normal. sebagian besar responden
75% (6 orang) penyembuhan luka perineum dengan diberikan rebusan daun sirih
tergolong cepat.
Hasil uji statistik p-value = 0.013 < 0.05 artinya tolak Ho kesimpulannya
ada pengaruh rebusan daun sirih terhadap penyembuhan luka perineum.
Luka perineum apabila dalam perawatannya dijaga kesterilan dan
kebersihannya maka luka akan dapat sembuh dengan sendirinya. Diharapkan ibu
nifas menggunakan rebusan daun sirih sebagai anti septik yang bermanfaat untuk
kecepatan proses penyembuhan luka.
Kata Kunci : Rebusan daun sirih, penyembuhan luka perineum, ibu nifas.

ABSTRACT

EFFECT OF PIPER BETLE DECOCTION IN SPEEDING PERINEUM


HEALING FOR POSTPARTUM WOMEN IN BPM TUTIK PURWATI
NGAWI
By :
Wahyu Wiji Astuti 1, Nasifah Tuszahroh, 2, Retno Palupi Yonni Siwi2
1
Students of D-IV Educator Midwife
2
Lecture of D-IV Midwife Program
Delays in wound healing of the perineum caused of infections and
complications. piper betle contains an antiseptic that can kill bacteria that was
widely used as an antibacterial and anti-fungal. the purpose of this study was to
determine effect of piper betle decoction in speeding perineum healing for
postpartum women in bpm tutik purwati ngawi.
This study used an experimental design. The entire population to 6-7 days
post partum mothers in BPM Tutik Purwati as many as16 people. Sampling
technique accidental sampling. The research instrument using observation sheet
wound healing process.
Most respondents 75% (6) perineum wound healing without piper betle
decoction is given relatively normal. most respondents 75% (6) wound healing
perineum with betel leaf decoction is given relatively quickly.
Statistical test result p-value = 0.013 < 0.05 means Ho rejected in
conclusion there piper betle decoction effect on wound healing of the perineum.
Perineum injuries if the treatment is maintained sterility and hygiene of
the wound will be healed by itself. Expected puerperal women use piper betle
decoction as an anti-septic useful to speed wound healing process.
Keywords: piper betle decoction, perineum wound, postpartum mothers.

PENDAHULUAN

Masa nifas atau puerperium merupakan masa yang dimulai sejak 1 jam
setelah lahirnya plasenta sampai 6 minggu atau 42 hari setelah persalinan
(Saifuddin, 2008). Dimana pada masa nifas ini ibu membutuhkan perawatan untuk
menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis (Suherni,
2009). Salah satu perawatan pada masa nifas adalah perawatan puerperium.
Seorang ibu nifas memerlukan perawatan khusus untuk memulihkan kondisi
kesehatan tubuhnya termasuk dengan perawatan luka perineum. Luka perineum
adalah luka pada perineum karena adanya robekan jalan lahir baik karena
episiotomi maupun melahirkan janin (Wiknjosastro, 2005).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2009
terjadi 2,7 juta kasus ruptur perineum pada ibu nifas. Ibu nifas yang mengalami
ruptur perineum di Indonesia pada golongan usia 25-30 tahun yaitu 24% sedang
pada ibu nifas 32-39 tahun sebesar 62%. Berdasarkan data kesehatan di Jawa
Timur angka kejadian luka perineum pada tahun 2012 sebanyak 93 kasus.
Perawatan luka perineum bagi ibu nifas difokuskan untuk mengurangi rasa
ketidaknyamanan, menjaga kebersihan, mencegah infeksi dan meningkatkan
penyembuhan luka perineum (Vani, 2015). Semua aspek pada perawatan nifas di
laksanakan berdasarkan upaya untuk mempertahankan personal hygiene serta
kenyamanan klien, mencegah infeksi dan meringankan kelainan ringan jika
terjadi.
Dampak keterlambatan penyembuhan luka perineum yang pertama adalah
terjadinya infeksi, kondisi perineum dengan luka basah, merah, berbau dan
lembab akan sangat menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat
menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum. Yang kedua terjadinya
komplikasi, munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran
kandung kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya
komplikasi infeksi saluran kandung kemih maupunn infeksi pada jalan lahir. Dan
yang ketiga adalah terjadinya kematian ibu post partum, penanganan komplikasi
yang lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian pada ibu post partum
mengingat kondisi fisik ibu post partum masih lemah (Ambarwati, 2008).
Daun sirih yang dikenal sejak tahun 600 SM ini mengandung zat antiseptik
yang dapat membunuh bakteri sehingga banyak digunakan sebagai antibakteri dan
antijamur. Hal ini disebabkan oleh turunan fenol yaitu kavikol dalam sifat
antibiotiknya lima kali lebih efektif dibandingkan fenol biasa. Selain fenol, daun
sirih juga mengandung vulnerary yang dapat digunakan sebagai antiseptik.
Dengan sifat antibiotik dan antiseptiknya, sirih sering digunakan untuk
menyembuhkan luka (Imoetya, 2010). Untuk itu peran bidan diharapkan dapat
membantu memberikan penyuluhan kepada ibu nifas tentang bagaimana cara
perawatan luka perineum yang benar.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di BPM Tutik
Purwati Ngawi pada tanggal 6 juni 2015 terdapat 5 ibu nifas hari ke-7 yang
mengalami luka perineum. Dari 5 orang ibu tersebut ada 3 orang ibu nifas atau
60% mengalami keterlambatan dalam penyembuhan luka perineum
dan
mengalami infeksi dan 2 orang ibu nifas atau 40% telah mengalami proses
penyembuhan luka perineum. Sedangkan data persalinan pada bulan Agustus
sebanyak 14 orang.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu tenaga kesehatan diharapkan
dapat melakukan sosialisasi penggunaan daun sirih sebagai alternatif pilihan

karena dengan pemberian obat medis saja ternyata penyembuhan luka masih
kurang cepat, sehingga ibu nifas lebih yakin bahwa membasuh perineum dengan
menggunakan air rebusan daun sirih juga dapat mempercepat proses
penyembuhan luka perineum karena tidak menimbulkan efek samping sehingga
aman digunakan serta lebih murah.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh rebusan daun sirih terhadap kecepatan
penyembuhan luka perineum pada ibu nifas di BPM Tutik Purwati Ngawi.
Tujuan Khusus
Mengidentifikasi kecepatan penyembuhan luka perineum dengan tidak
diberikan rebusan daun sirih di BPM Tutik Purwati Ngawi Tahun 2015.
Mengidentifikasi kecepatan penyembuhan luka perineum
diberikan rebusan daun sirih di BPM Tutik Purwati Ngawi Tahun 2015.

dengan

Menganalisa pengaruh rebusan daun sirih terhadap penyembuhan luka


perineum di BPM Tutik Purwati Ngawi Tahun 2015.
METODE
Penelitian dilaksanakan di di BPM Tutik Purwati Ngawi, tanggal 12-30
September 2015 dengan jumlah responden 16 orang. Dengan menggunakan teknik
Accidental Sampling. Dilakukan Uji Mann-Whitney dengan taraf signifikasi atau
= 0,05 dengan menggunakan program computer. Jika nilai sig () > 0,05 maka
Ho diterima artinya tidak ada Pengaruh Rebusan Daun Sirih Terhadap Kecepatan
Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas di BPM Tutik Purwati Ngawi. Jika
nilai sig () 0,05 maka Ho ditolak artinya ada Pengaruh Rebusan Daun Sirih
Terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas di BPM Tutik
Purwati Ngawi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Karakteristik variabel
Kecepatan penyembuhan luka perineum tidak diberikan rebusan daun sirih

No
1
2
3

Penyembuha
n luka tanpa
daun sirih
Lambat
Normal
Cepat
Jumlah

Jumlah Prosentase
1
6
1
8

Sebagian besar responden 6


orang (75%) penyembuhan luka
perinium tanpa diberikan rebusan
daun sirih tergolong normal.

12,5
75
12,5
100%

Kecepatan penyembuhan luka perineum dengan diberikan rebusan daun sirih


No
1
2
3

Penyembuhan
luka dengan
daun sirih
Lambat
Normal
Cepat
Jumlah

Jumlah

Prosentase

0
2
6
8

0
25
75
100%

Sebagian besar responden 6


orang (75%) penyembuhan luka
perinium
dengan
diberikan
rebusan daun sirih tergolong
cepat.
ANALISA DATA

Hasil Uji statistik Mann-Whitney pengaruh rebusan daun sirih terhadap


penyembuhan luka perineum di BPM Tutik Purwati Ngawi Tahun 2015, tanggal
12-30 September 2015.
kondisi luka
11,000
47,000
-2,475
,013

Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed
,028b
Sig.)]
a. Grouping Variable: perawatan
b. Not corrected for ties.

Dari hasil uji statistik didapatkan


nilai p-value adalah 0,013 yang berarti
lebih kecil daripada nilai = 0,05 (p =
0,013 < = 0.05) artinya tolak Ho
kesimpulannya ada pengaruh rebusan
daun sirih terhadap penyembuhan luka
perineum di BPM Tutik Purwati

PEMBAHASAN
Kecepatan penyembuhan luka perineum dengan tidak diberikan rebusan
daun sirih di BPM Tutik Purwati Ngawi
sebagian besar responden 75% (6 orang) penyembuhan luka perineum tanpa
diberikan rebusan daun sirih tergolong normal dan 12,5% (1 orang) ada yang
proses penyembuhan lukanya cepat dan lambat.
Luka dapat sembuh melalui proses utama (primary intention) yang terjadi
ketika tepi luka disatukan (approximated) dengan menjahitnya. Jika luka dijahit,

terjadi penutupan jaringan yang disatukan dan tidak ada ruang yang kosong. Oleh
karena itu, dibutuhkan jaringan granulasi yang minimal dan kontraksi sedikit
berperan. Penyembuhan luka yang kedua yaitu melalui proses sekunder
(secendary intention) terdapat defisit jaringan yang membutuhkan waktu yang
lebih lama (Boyle, 2008).
Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka ada dua faktor yang pertama
faktor eksternal yaitu status gizi, lingkungan, tradisi, pendidikan, sosial ekonomi,
penanganan petugas, dan faktor internal yaitu usia, penanganan jaringan,
hipovolemia, personal hygiene, medikasi, aktivitas yang berlebih serta penyakit
penyerta (setiya, 2010).
Hampir seluruh responden yaitu 7 orang (88%) berumur 20-35 tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa hampir seluruh responden adalah berusia produktif, dan
setengah responden yaitu 50% (4 orang) bekerja sebagai wiraswasta. Hal ini
sesuai dengan teori bahwa pekerjaan berpengaruh terhadap penyembuhan luka.
Pengaruh dari pekerjaan ibu dengan lama penyebuhan perineum adalah keadaan
fisik dan mental ibu dalam melakukan aktifitas sehari-hari pasca persalinan. Jika
ibu memiliki kesibukan yang tinggi, bisa jadi penyembuhan luka perineum
berlangsung lama karena timbulnya rasa malas dalam merawat diri. (Smeltzer,
2002). Usia berpengaruh terhadap imunitas. Penyembuhan luka yang terjadi pada
orang tua sering tidak sebaik pada orang yang muda. Hal ini disebabkan suplai
darah yang kurang baik, status nutrisi yang kurang atau adanya penyakit penyerta.
Sehingga penyembuhan luka lebih cepat terjadi pada usia muda dari pada orang
tua. (Setiya, 2010). Ibu yang bekerja sebagai wiraswasta atau pegawai negeri atau
swasta akan kurang perhatian terhadap luka periniumnya daripada ibu yang
dirumah saja, karena ibu yang bekerja akan sibuk dengan pekerjaannya.
Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa luka dapat sembuh secara alami
tanpa pertolongan dari luar, tetapi cara alami ini memakan waktu cukup lama dan
meninggalkan luka parut yang kurang baik, terutama kalau lukanya menganga
lebar. Untuk itu diperlukan perawatan luka perineum agar proses penyembuhan
luka lebih cepat. Kecepatan penyembuhan luka perineum dengan diberikan
rebusan daun sirih di BPM Tutik Purwati Ngawi
sebagian besar responden 75% (6 orang) penyembuhan luka perineum dengan
diberikan rebusan daun sirih tergolong cepat, dan 25% (2 orang) penyembuhan
lukanya tergolong normal.
Menurut Drs. Diman Sudirman, sirih berkhasiat untuk pembersihan
kewanitaan dan perawatan luka perineum. Caranya, daun sirih sebanyak lima
lembar direbus sampai mendidih dan warna air berubah kekuningan, kemudian
didinginkan. Airnya digunakan untuk membersihkan daerah kewanitaan dan
digunakan setiap hari sebnayk 2-3 kali. Khasiat lain daun sirih diantaranya
sebagai obat batuk dan pelega perut, seperti perut mual, enek, kembung, dan
muntah. Daun sirih juga berguna untuk mengatasi sariawan, gigi goyah, sakit
mata, hidung berdarah, bisul, radang tenggorokan, dan bau mulut (Hendra, 2007).
Banyak perempuan merasa terlalu khawatir terhadap luka perineumnya
sehingga takut melakukan aktivitas seperti berjalan, buang air kecil, dan mandi
pada hari pertama setelah melahirkan. Sebenarnya hal ini berlebihan karena luka
episiotomi bisa pulih cepat tidak perlu menunggu hingga 4-6 minggu. Perawatan
luka perineum kuncinya adalah memulihkan kesehatan secara umum dan menjaga
kebersihan luka episiotomi. Lakukan perawatan rutin seperti yang disarankan

dokter, misalnya membasuh luka dengan cairan antiseptik (betadin) (bisa juga
menggunakan air rebusan daun sirih), mengganti pembalut dengan teratur,
menjaga daerah perineum agar tidak lembab karena jika lembab akan
mengandung jamur (Jamilah, 2009).
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan merawat luka
menggunakan daun sirih apabila normalnya dengan perawatan biasa proses
penyembuhan luka pada fase inflamasi terjadi 1-4 hari, dengan menggunakan
daun sirih fase inflamasi hanya terjadi pada hari ke-dua dan ke-tiga, sedang untuk
fase proliferasi yang umumnya terjadi pada hari ke 5 sampai hari ke 14 dengan
menggunakan daun sirih hari ke 5 pasien sudah banyak yang melewati fase
proliferasi dengan ditandai dengan terbentuknya sel baru, dan epitel tepi luka
terlepas.
Daun sirih juga bersifat menahan perdarahan, menyembuhkan luka pada kulit,
dan gangguan saluran pencernaan. Selain itu juga bersifat mengerutkan,
mengeluarkan dahak, meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan
perdarahan. Biasanya untuk obat hidung berdarah, dipakai 2 lembar daun segar
Piper betle, dicuci, digulung kemudian dimasukkan ke dalam lubang hidung.
Selain itu, kandungan bahan aktif fenol dan kavikol daun sirih hutan juga dapat
dimanfaatkan sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan hama penghisap
Dari uraian tersebut diatas peneliti berpendapat bahwa dengan perawatan luka
perineum menggunakan daun sirih lebih cepat menyembuhkan luka daripada
merawat luka yang tanpa menggunakan daun sirih atau hanya dengan
menggunakan disinfektan biasa. Pengaruh rebusan daun sirih terhadap
penyembuhan luka perineum di BPM Tutik Purwati Ngawi
Hasil uji statistik didapatkan nilai p-value untuk pendidikan dan perilaku
adalah p = 0,013 yang berarti lebih kecil daripada nilai = 0,05 (p = 0,013 < =
0.05) artinya tolak Ho kesimpulannya ada pengaruh rebusan daun sirih terhadap
penyembuhan luka perineum di BPM Tutik Purwati.
Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang (betlephenol),
seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan kavikol yang memiliki daya
mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida, anti jamur. Sirih berkhasiat
menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. (Herman,
2015).
Luka perineum apabila dalam perawatannya dijaga kesterilan dan
kebersihannya maka luka akan dapat sembuh dengan sendirinya, dan kecepatan
kesembuhan luka tergantung banyak faktor seperti yang disebutkan diatas. Infeksi
bisa terjadi karena ibu kurang telaten melukan perawatan setelah persalinan. Ibu
takut menyentuh luka yang ada di perineum sehingga memilih tidak
membersihkannya padahal dalam keadaan luka yang ada di perineum rentan
didatangi kuman dan bakteri sehingga mudah terinfeksi
Dari uraian tersebut diatas peneliti berpendapat bahwa ternyata daun sirih
bisa mempercepat penyembuhan luka selama perawatan luka dirawat dengan baik
dan benar. Infeksi bisa muncul kapan saja bila ibu kurang bisa menjaga
kebersihan dirinya, nutrisi juga bisa berpengaruh terhadap kesembuhan luka,
dengan memakan makanan yang bergizi maka proses penyembuhan luka akan
berlangsung dengan cepat
KESIMPULAN

Sebagian besar responden 75% (6 orang) penyembuhan luka perineum tanpa


diberikan rebusan daun sirih tergolong normal. Sebagian besar responden 75% (6
orang) penyembuhan luka perineum dengan diberikan rebusan daun sirih
tergolong cepat.
Hasil uji statistik didapatkan nilai p-value untuk pendidikan dan perilaku
adalah p = 0,013 yang berarti lebih kecil daripada nilai = 0,05 (p = 0,013 < =
0.05) artinya tolak Ho kesimpulannya ada pengaruh rebusan daun sirih terhadap
penyembuhan luka perineum
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur karena PKM-AI dengan judul Pengaruh Pemberian Terapi
Rendam Air Hangat Terhadap Nyeri Kram Kaki Pada Ibu Hamil Trimester II Dan
III di Wilayah Kerja Puskesmas Balowerti Kota Kediri dapat terselesaikan
dengan baik. Terimakasih disampaikan kepada segenap rekan-rekan yang telah
membantu

DAFTAR PUSTAKA
Ambari. 2011. Manfaat Daun Sirih Bagi Ibu Nifas.
Ambarwati. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra Cendekia
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC
Boyle Mouren. 2008. Pemulihan Luka : Seri Praktik Kebidanan. Jakarta : EGC
Farrer H. 2007. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Hendra Kadanusmar. 2007. Sehat Dengan Obat Tradisional. Jakarta : Sinar Wadja
Lestari
Imoetya. 2010. Pengaruh Daun Sirih Terhadap Penyembuhan Luka Perineum di
Desa Sumbermulyo, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang.
Jamilah. 2009. Efektifitas Penggunaan Rebusan Daun Sirih Terhadap Kecepatan
Penyembuhan Luka Perineum Di Puskesmas Balulawang. Malang : STIKES
Widyagama Husada
Riwidikdo, Handoko. 2013. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Rohima Press.
Ruth. 2005. Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta : EGC
Saifuddinn Abdul Bari. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal. Jakarta : YBPSP
Saleha Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika
Setiya Hartiningtiyaswati. 2010. Hubungan Perilaku Pantang Makanan Dengan
Lama Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas Di Kecamatan Srengat
Kabupaten Blitar. Surakarta UNS
Suherni. 2009. Perawatan masa nifas. Yogyakarta : Fitramaya
Sulistyawati Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.
Yogyakarta : ANDI
Vani. 2015. Hygiene Dan Perawatan Perineum Ibu Nifas.
Varney Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC
Wiknjosastro Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : YBPSP
Yanti Damai. 2011. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Bandung : PT Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai