Kebijakan Penanganan Kasus TB Kanwil Kemenkumham
Kebijakan Penanganan Kasus TB Kanwil Kemenkumham
A. Latar Belakang
Salah satu program prioritas pembangunan pemerintah indonesia adalah
upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat sebagai unsur dari Mdgs
( Millenium Development Goals ) pemerintah. Berbagai upaya kesehatanpun
diarahkan untuk mendukung program ini, tidak terkecuali perang melawan
penyakit
infeksi
tercantum dalam MDG. searah dengan MDG, juga memandu dengan visinya agar
di tahun 2015 tidak ada lagi penyebaran ( zero new infections ), kematian
( zero AIDS-related deaths ), dan stigma ( zero discrimination ) akibat HIV-AIDS.
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian hukum dan ham Ri,
berdasarkan Peraturan menteri hukum dan ham Ri nomor M.HH.01.PH.02.05
tahun
Immunodeficiency
VirusAcquired
Immune
Deficiency
Syndrome
dan
kalangan
WBP / tahanan.
Lembaga
Pemasyarakatan
( Lapas ), rumah
pengembangan
sistem
pembinaan
dan
layanan
pemasyarkatan, upaya ini bertujuan untuk mencapai visi kesehatan dalam rangka
pemenuhan hak kesehatan dan sosial kemasyarakatan bagi Warga Binaan
Pemasyarakatan ( WBP ) dan tahanan
diluar Lapas. BerdasarkanHak asasi manusia dipahami secara umum sebagai hakhak yang melekat pada setiap insan manusia.
Konsep hak asasi manusia mengakui bahwa setiap insan manusia berhak
untuk menikmati hak-hak asasi mereka tanpa pembedaan alam bentuk apapun
seperti ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama,politik, atau pendapat yang
berbeda, asal usul bangsa atau sosial, harta, kelahiran atau status lainnya.Hak
asasi manusia dijamin secara hukum, melindungi semua individu dan kelompok
terhadap tindakan-tindakan yang mengganggu kebebasan dasar dan martabat
manusia.
B. Pengertian HAM (UU nomor 39 tahun 1999):
Seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, Hukum, Pemerintah dan setiap orang, demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia (Pasal 1 angka 1 UU No.
39 Tahun 1999 tentang HAM).
Peraturan
Menteri
Kesehatan
nomor
21
tahun
2013
tentang
D. KEBIJAKAN
Pelaksanaan layanan komprehensif HIV-AIDS & IMS di Lapas, rutan dan
Bapas didukung oleh kebijakan yang termaktub dalam rencana aksi nasional
Pengendalian hiV-aids dan Penyalahgunaan narkotika di unit Pelaksana teknis
Pemasyarakatan tahun 2010 - 2014, dengan menitik beratkan beberapa hal
sebagai berikut:
pemutusan
penyalahgunaan
pembimbingan
mata
dan peredaran
hukum,
terapi
rantai
gelap
penularan hiV,
narkotika,
pemutusan
penegakan
dan
berkesinambungan;
6. Pelaksanaan program pengendalian hiV-aidsdan penyalahgunaan serta
peredaran gelap narkotika diintegrasikan ke dalam tuPoKsi semua unit di
semua tingkat pada Jajaran Pemasyarakatan;
7. Program pengendalian hiV-aids dan penyalahgunaan serta peredaran gelap
narkotika merupakan upaya peningkatan perilaku hidup sehat, pencegahan
penularan penyakit, penegakan dan bimbingan hukum serta layanan sosial
kemasyarakatan, terapi dan rehabilitasi, serta dukungan, perawatan dan
pengobatan bagi odhadan berpedoman pada Juklak/Juknis yang sudah ada;
8. Pelaksanaan kegiatan program pengendalian ims, hiV dan aids menggunakan
standar,
pedoman
dan
petunjuk
teknis
yang
telah
ditetapkan
oleh
Kementerian Kesehatan;
9. setiap pemeriksaan untuk diagnosis hiV didahului dengan penjelasan yang benar
dan mendapat persetujuan yang bersangkutan (informed consent), serta
menjaga kerahasiaan hasil pemeriksaan
kebijakan
hukum
dan
nasional
dan
hammemastikan
perencanaan
kebijakan
kebutuhan
kesehatan
kesehatan.
teknis
yang
Memajukan hak asasi manusia dalam konteks HIV dan AIDS berarti ikut
mendorong orang agar menghormati hak masing-masing, dan memperlakukan orang
lain dengan cara mereka ingin diperlakukan sendiri. HAM menjamin bahwa penyuluhan
dan
akses
terhadap
layanan
kesehatan
tersedia
untuk
semua
membimbing orang untuk membantu mereka mengatasi rasa takut, ketidaktahuan dan
prasangka yang akan mendorong mereka menginjak hak orang lain
Melindungi hak asasi manusia pada penderita HIV berarti ikut mendukung dan
membela orang yang haknya terancam atau terinjak. HAM pada HIV juga ikut
memperbaiki dan mengimbangi pelanggaran apabila terjadi.
Selain itu dapat mengupayakan mengubah kondisi kemiskinan, ketidakberdayaan dan
ketergantungan yang membuat orang rentan terhadap pelanggaran hak mereka
F. Hak asasi manusia yang diakui pada tingkat internasional
Hak asasi manusia yang tercantum di bawah ini adalah pelanggaran yang umumnya
terjadi berkaitan dengan Odha atau kelompok rentan:
Kebebasan dari perlakuan yang tidak manusiawi atau penghinaan
1. Isolasi, misalnya pada narapidana yang HIV-positif
2. keterlibatan dalam uji coba klinis tanpa persetujuan berdasarakan informasi yang
lengkap
Perlindungan oleh hukum yang sama
1. tidak diberikan nasihat atau layanan hukum
Hak pribadi
1. hasil tes tidak dirahasiakan atau diumumkan tanpa persetujuan
2. nama Odha wajib dilaporkan ke instansi kesehatan yang berwenang (yang membuat
HIV penyakit yang wajib dilaporkan
Penentuan nasib sendiri
orang yang rentan terhadap atau terpengaruh oleh HIV dilarang berkumpul
Hak untuk menikah, mempunyai keluarga dan menjalin hubungan
1. Aborsi atau sterilisasi yang dipaksakan
2. Tes HIV yang diwajibkan sebelum menikah
3. Diskriminasi terhadap hubungan sesama jenis
Ketersediaan yang sama terhadap layanan kesehatan
- Kekurangan obat yang sesuai, kondom dll.
- Penolakan untuk merawat atau mengobati Odha
Pendidikan
1. tidak tersedianya informasi yang memungkinkan orang membuat pilihan