Anda di halaman 1dari 4

BAB III

HASIL PENGAMATAN

3.1 Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Diketahui bahwa perusahaan ini memiliki 715 tenaga kerja yang tersebar di beberapa
divisi produksi dan staf. Dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan karyawan di
perusahaan ini, PT Grandtex memiliki sejumlah fasilitas penyokong, berupa, pos poliklinik,
kotak P3K di setiap divisi produksi.
Pos poliklinik tersedia di komplek PT. Grandtex, dekat dengan persebaran area beberapa
divisi produksi, namun jauh dari potensi bahaya industry yang ada. Poliklinik ini dilengkapi
dengan 1 tempat tidur pemeriksaan, peralatan medis standar, terdapat 2 dokter umum, dan 1
orang perawat. Untuk perawat stand by dari pukul 08.30 sampai dengan 16.00, sedangkan dokter
nya datang mulai jam 14.00 sampai 16.00. dokter yang ada di poliklinik sudah mendapatkan
sertifikat hiperkes. Namun detail mengenai penempatan fasilitas yang tersedia di poliklinik dan
penjelasan lebih lanjut dari dokter umum jaga poli tidak dapat dilakukan karena poliklinik ramai
dengan pasien.
Selama kegiatan rutin harian, fasilitas pelayanan kesehatan terdekat terdapat di setiap
divisi produksi berupa kotak P3K dan tenaga terlatih medis yang siap sedia. 1 kotak P3K
ditempatkan dengan rasio per kurang lebih 50 karyawan.
PT. Grandtex bekerja sama dengan beberapa rumah sakit seperti RS Santo Yusup, RSU.
Pindad, RS Ujung berung. Dengan adanya beberapa rumah sakit yang bekerja sama dengan PT.

Grandtex, fasilitas pelayanan kesehatan karyawan secara otomatis terpenuhi. Ditambah dengan
kepemilikan anggota BPJS kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan bagi setiap karyawan.

Pemeriksaan Kesehatan
Hasil kunjungan ke PT PINDAD, diperoleh keterangan bahwa perusahaan melakukan
pemeriksaan kesehatan sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970, PERMENAKERTRANS
N0.PER.02/MEN/1980, PERMENAKERTRANS N0.PER.03/MEN/1982. Bahwa perusahaan
melakukan 3 jenis pemeriksaan pada karyawannya.
1. Pemeriksaan kesehatan sebagai syarat pada penerimaan karyawan. Calon karyawan akan
menjalani pemeriksaan kesehatan di klinik dokter dan menjalani pemeriksaan penunjang
seperti pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi seperti rontgen.
2. Pemeriksaan berkala, pemeriksaan berkala dilaksanakan dua tahun sekali, pemeriksaan
tersebut dilakukan untuk menjaga kesehatan karyawan secara maksimal. Pemeriksaan
tersebut meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan meliputi pemeriksaan darah rutin, urin rutin, dan
kimia darah, gula darah, dan lain sebagainya. Disertai pemeriksaan radiologi seperti
rontgen dada.
3. Pemeriksaan khusus dilakukan pada karyawan yang bekerja pada daerah tertentu seperti
karyawan yang bekerja pada daerah las, atau karyawan yang bekerja dengan menggunakan
bahan kimia yang tinggi. Karyawan tersebut akan menjalani pemeriksaan tambahan,
seperti pemeriksaan kadar metal, besi, atau pemeriksaan zat-zat kimia tertentu dalam
darah. Pemeriksaan khusus tersebut dilaksanakan pada pemeriksaan rutin berkala.
Dari hasil kunjungan diperoleh data mengenai kesehatan karyawan secara umum.
Karyawan yang sakit akan dibawa ke poliklinik yang ada di komplek perusahaan, sementara bila
ada karyawan yang membutuhkan perawatan atau pemeriksaan lebih lanjut, akan dirujuk ke RS
yang bekerja sama dengan PT.Grandtex,, Bila ada suatu penyakit yang timbul akibat kerja
(PAK), rumah sakit akan memberi laporan ke bagian bidang K3LH agar menjadi bahan
perhatian.
Hingga saat ini, tidak ada laporan penyakit khusus yang timbul akibat kerja. Beberapa
keluhan yang timbul pada karyawan seperti gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, atau

ketidaknyamanan yang timbul akibat posisi kerja yang kurang ergonomis, sudah menjadi
perhatian perusahaan. Menurut hasil konsultasi dengan karyawan yang bekerja di PT. Grandtex,
ada beberapa karyawan dengan gangguan pendengaran dan penglihatan, tetapi hal tersebut masih
dapat ditolerir, hanya perlu dilakukan pencegahan agar keluhan tersebut tidak memburuk.

BAB IV
PEMECAHAN MASALAH

4.1.

Aspek Kesehatan
Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No: Per.02/Men/ 1980 dan

Per.01/Men/1976 dimana pemeriksaan kesehatan tenaga kerja harus dilakukan pada awal
penerimaan dan secara berkala oleh dokter perusahaan yang telah memenuhi persyaratan
sehingga seharusnya terdapat tenaga kerja kesehatan terutama dokter untuk perusahaan ini.
Selain itu, dokter perusahaan juga berkontribusi terhadap pembuatan dan pelaksanaan program
kesehatan dan keselamatan kerja. Dengan adanya dokter perusahaan faktor-faktor resiko yang
berpotensi mengurangi produktifitas perusahaan dapat diatasi dengan lebih baik. Selain itu,
pemakaian fasilitas BPJS menjadi lebih efektif dan mengontrol faktor finansial perusahaan
dalam masalah pembayaran kesehatan tenaga kerja. Sehingga apabila terdapat penyakit akibat
kerja maupun kecelakaan kerja, pekerja dimudahkan dengan jaminan tersebut.
Pengadaan fasilitas kesehatan seperti kotak P3K dapat lebih diawasi meliputi
kelengkapan isinya, pendapatan, pemakaian, dan perawatannya. Penempatan kotak P3K harus
disosialisasikan kepada tenaga kerja supaya dapat dimanfaatkan dengan baik. Dengan didukung

oleh adanya tenaga kerja kesehatan pula fasilitas kesehatan seperti klinik dapat dimaksimalkan
kembali sesuai dengan fungsinya.
Untuk saran pelayanan kesehatan seharusnya dilakukan tes kesehatan secara berkala terhadap
tenaga kerja yang bekerja di perusahaan tersut, agar lebih mengetahui kondisi-kondisi para
tenaga kerja. Sering dilakukan penyuluhan tentang posisi tubuh yang baik dan benar saat bekerja
agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan,

Anda mungkin juga menyukai