Anda di halaman 1dari 12

MENGHITUNG BALANCE CAIRAN

Rumus Balance Cairan


Inteake / cairan masuk = Output / cairan keluar + IWL (Insensible Water Loss)
Intake / Cairan Masuk : mulai dari cairan infus, minum, kandungan cairan dalam makanan
pasien, volume obat-obatan, termasuk obat suntik, obat yang di drip, albumin dll.
Output / Cairan keluar : urine dalam 24 jam, jika pasien dipasang kateter maka hitung dalam
ukuran di urobag, jka tidak terpasang maka pasien harus menampung urinenya sendiri, biasanya
ditampung di botol air mineral dengan ukuran 1,5 liter, kemudian feses.
IWL (insensible water loss(IWL) : jumlah cairan keluarnya tidak disadari dan sulit diitung, yaitu
jumlah keringat, uap hawa nafa.
RUMUS IWL
IWL = (15 x BB )
24 jam
Cth: Tn.A BB 60kg dengan suhu tubuh 37C (suhu normal)
IWL = (15 x 60 ) = 37,5 cc/jam
24 jam
*kalo dlm 24 jam -> 37,5 x 24 = 900cc/24 jam
*Rumus IWL Kenaikan Suhu
[(10% x CM)x jumlah kenaikan suhu] + IWL normal
24 jam
Cth: Tn.A BB 60kg, suhu= 39C, CM= 200cc
IWL = [(10%x200)x(39C-37C)] + 37,5cc
24 jam
= (202) + 37,5cc
24
= 1,7 + 37,5 = 39cc/jam
*CM : Cairan Masuk
Menghitung balance cairan seseorang harus diperhatikan berbagai faktor, diantaranya Berat Badan
dan Umur..karena penghitungannya antara usia anak dengan dewasa berbeda.
Menghitung balance cairanpun harus diperhatikan mana yang termasuk kelompok Intake cairan dan
mana yang output cairan. Berdasarkan kutipan dari Iwasa M. Kogoshi S (1995) Fluid Therapy do
(PT. Otsuka Indonesia) penghitungan wajib per 24 jam bukan pershift.
PENGHITUNGAN BALANCE CAIRAN UNTUK DEWASA
Input cairan:
Air (makan+Minum) = cc
Cairan Infus
= cc
Therapi injeksi
= cc
Air Metabolisme
= cc (Hitung AM= 5 cc/kgBB/hari)

Output cairan:
Urine
= cc
Feses
= ..cc (kondisi normal 1 BAB feses = 100 cc)
Muntah/perdarahan
cairan drainage luka/
cairan NGT terbuka = ..cc
IWL
= ..cc (hitung IWL= 15 cc/kgBB/hari)
(Insensible Water Loss)
Contoh Kasus:
Tn Y (35 tahun) , BB 60 Kg; dirawat dengan post op Laparatomi hari kedua..akibat appendix
perforasi, Keadaan umum masih lemah, kesadaran composmentis..Vital sign TD: 110/70 mmHg;
HR 88 x/menit; RR 20 x/menit, T 37 C: masih dipuasakan, saat ini terpasang NGT terbuka cairan
berwarna kuning kehijauan sebanyak 200 cc; pada daerah luka incici operasi terpasang drainage
berwarna merah sebanyak 100 cc, Infus terpasang Dextrose 5% drip Antrain 1 ampul /kolf : 2000
cc/24 jam., terpasang catheter urine dengan jumlah urine 1700 cc, dan mendapat tranfusi WB 300
cc; mendapat antibiotik Cefat 2 x 1 gram yg didripkan dalam NaCl 50 cc setiap kali pemberian,
Hitung balance cairan Tn Y!
Input Cairan:
Infus
= 2000 cc
Tranfusi WB = 300 cc
Obat injeksi = 100 cc
AM
= 300 cc (5 cc x 60 kg) +

2700 cc
Output cairan: Drainage
= 100 cc
NGT
= 200 cc
Urine
= 1700 cc
IWL
= 900 cc (15 cc x 60 kg) +
2900 cc
Jadi Balance cairan Tn Y dalam 24 jam : Intake cairan output cairan
2700 cc 2900 cc
200 cc.
Bagaimana jika ada kenaikan suhu? maka untuk menghitung output terutama IWL gunakan rumus :
IWL + 200 (suhu tinggi 36,8 .C), nilai 36,8 C adalah konstanta
Andaikan suhu Tn Y adalah 38,5 C, berapakah Balance cairannya?
berarti nilai IWl Tn Y= 900 + 200 (38,5 C 36,8 .C)
= 900 + 200 (1,7)
= 900 + 340 cc
= 1240 cc
Masukkan nilai IWL kondisi suhu tinggi dalam penjumlahan kelompok Output :
Drainage
= 100 cc
NGT
= 200 cc
Urine
= 1700 cc
IWL
= 1240 cc +

3240 cc
Jadi Balance cairannya dalam kondisi suhu febris pada Tn Y adalah : 2700 cc 3240 cc = -540 cc
Menghitung Balance cairan anak tergantung tahap umur, untuk menentukan Air Metabolisme,
menurut Iwasa M, Kogoshi S dalam Fluid Tehrapy Bunko do (1995) dari PT. Otsuka Indonesia
yaitu:

Usia Balita (1 3 tahun)


Usia 5 7 tahun
Usia 7 11 tahun
Usia 12 14 tahun

: 8 cc/kgBB/hari
: 8 8,5 cc/kgBB/hari
: 6 7 cc/kgBB/hari
: 5 6 cc/kgBB/hari

Untuk IWL (Insensible Water Loss) pada anak = (30 usia anak dalam tahun) x cc/kgBB/hari
Jika anak mengompol menghitung urine 0,5 cc 1 cc/kgBB/hari
CONTOH :
An X (3 tahun) BB 14 Kg, dirawata hari ke dua dengan DBD, keluhan pasien menurut ibunya:
rewel, tidak nafsu makan; malas minum, badannya masih hangat; gusinya tadi malam berdarah
Berdasarkan pemeriksaan fisik didapat data: Keadaan umum terlihat lemah, kesadaran
composmentis, TTV: HR 100 x/menit; T 37,3 C; petechie di kedua tungkai kaki, Makan /24 jam
hanya 6 sendok makan, Minum/24 jam 1000 cc; BAK/24 jam : 1000 cc, mendapat Infus Asering
1000 cc/24 jam. Hasil pemeriksaan lab Tr terakhir: 50.000. Hitunglah balance cairan anak ini!
Input cairan: Minum : 1000 cc
Infus
: 1000 cc
AM
: 112 cc +
2112 cc

(8 cc x 14 kg)

Out put cairan: Muntah


: 100 cc
Urin
: 1000 cc
IWL
: 378 cc + (30-3 tahun) x 14 kg

1478 cc
Balance cairan = Intake cairan Output Cairam
2112 cc 1478 cc
+ 634 cc
Sekarang hitung balance cairannya jika suhu An x 39,8 C !
yang perlu diperhatikan adalah penghitungan IWL pada kenaikan suhu gunakan rumus:
IWL + 200 ( Suhu Tinggi 36,8 C) 36,8 C adalah konstanta.
IWL An X = 378 + 200 (39,8 C 36,8 C)
378 + 200 (3)
378 + 600
978 cc
Maka output cairan An X = Muntah
: 100 cc
Urin
: 1000 cc
IWL
: 978 cc +
2078 cc
Jadi Balance cairannya = 2112 cc 2078 cc
+ 34 cc.
Faktor yang Berpengaruh pada Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh antara lain :
a.Umur :

Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh pada luas
permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami
gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan
keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
b.Iklim :
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah memiliki
peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang
beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
c.Diet :
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat
maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein
akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal
ini akan menyebabkan edema.
d.Stress :
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot.
Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat
meningkatkan volume darah.
e.Kondisi Sakit :
Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
Misalnya :
Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan intake
cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.
f.Tindakan Medis :
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti :
suction, nasogastric tube dan lain-lain.
g.Pengobatgan :
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan
elektrolit tubuh.
h.Pembedahan :
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.

masalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh


Gangguan Keseimbangan Cairan dan eletrolit tubuh
1. Dehidrasi
2. Syok hipovolemik
Gangguan Keseimbangan Elektrolit
1. Hiponatremia
Definisi : kadar Na+ serum di bawah normal (<>
Causa : CHF, gangguan ginjal dan sindroma nefrotik, hipotiroid, penyakit Addison
Tanda dan Gejala :
Jika Na plasma turun 10 mEq/L dalam beberapa jam, pasien mungkin mual, muntah, sakit
kepala dan keram otot.
Jika Na plasma turun 10 mEq/L dalam satu jam, bisa terjadi sakit kepala hebat, letargi,
kejang, disorientasi dan koma.
Mungkin pasien memiliki tanda-tanda penyakit dasar (seperti gagal jantung, penyakit
Addison).

Jika hiponatremia terjadi sekunder akibat kehilangan cairan, mungkin ada tanda-tanda syok
seperti hipotensi dan takikardi.
2. Hipernatremia
Definisi : Na+ serum di atas normal (>145 mEq/L)
Causa : Kehilangan Na+ melalui ginjal misalnya pada terapi diuretik, diuresis osmotik, diabetes
insipidus, sekrosis tubulus akut, uropati pasca obstruksi, nefropati hiperkalsemik; atau karena
hiperalimentasi dan pemberian cairan hipertonik lain.
Tanda dan Gejala : iritabilitas otot, bingung, ataksia, tremor, kejang dan koma yang sekunder
terhadap hipernatremia.
3. Hipokalemia
Definisi : kadar K+ serum di bawah normal (<>
Etiologi
Kehilangan K+ melalui saluran cerna (misalnya pada muntah-muntah, sedot nasogastrik,
diare, sindrom malabsorpsi, penyalahgunaan pencahar)
Diuretik
Asupan K+ yang tidak cukup dari diet
Ekskresi berlebihan melalui ginjal
Maldistribusi K+
Hiperaldosteron
Tanda dan Gejala : Lemah (terutama otot-otot proksimal), mungkin arefleksia, hipotensi ortostatik,
penurunan motilitas saluran cerna yang menyebabkan ileus. Hiperpolarisasi myokard terjadi pada
hipokalemia dan dapat menyebabkan denyut ektopik ventrikel, reentry phenomena, dan kelainan
konduksi. EKG sering memperlihatkan gelombang T datar, gelombang U, dan depresi segmen ST.
4. Hiperkalemia
Definisi : kadar K+ serum di atas normal (> 5,5 mEq/L)
Etiologi :
Ekskresi renal tidak adekuat; misalnya pada gagal ginjal akut atau kronik, diuretik hemat
kalium, penghambat ACE.
beban kalium dari nekrosis sel yang masif yang disebabkan trauma (crush injuries),
pembedahan mayor, luka bakar, emboli arteri akut, hemolisis, perdarahan saluran cerna atau
rhabdomyolisis. Sumber eksogen meliputi suplementasi kalium dan pengganti garam, transfusi
darah dan penisilin dosis tinggi juga harus dipikirkan.
Perpindahan dari intra ke ekstraseluler; misalnya pada asidosis, digitalisasi, defisiensi
insulin atau peningkatan cepat dari osmolalitas darah.
Insufisiensi adrenal
Pseudohiperkalemia. Sekunder terhadap hemolisis sampel darah atau pemasangan torniket
terlalu lama
Hipoaldosteron
Tanda dan Gejala : Efek terpenting adalah perubahan eksitabilitas jantung. EKG memperlihatkan
perubahan-perubahan sekuensial seiring dengan peninggian kalium serum. Pada permulaan, terlihat
gelombang T runcing (K+ > 6,5 mEq/L). Ini disusul dengan interval PR memanjang, amplitudo
gelombang P mengecil, kompleks QRS melebar (K+ = 7 sampai 8 mEq/L). Akhirnya interval QT
memanjang dan menjurus ke pola sine-wave. Fibrilasi ventrikel dan asistole cenderung terjadi pada
K+ > 10 mEq/L. Temuan-temuan lain meliputi parestesi, kelemahan, arefleksia dan paralisis
ascenden.
Penanganan Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
TERAPI CAIRAN
Definisi
Terapi cairan adalah tindakan untuk memelihara, mengganti milieu interiur dalam batas-batas
fisiologis.

Indikasi, antara lain:


Kehilangan cairan tubuh akut
Kehilangan darah
Anoreksia
Kelainan saluran cerna

MENGHITUNG BALANCE CAIRAN


Cara Menghitung Tetesan Infus :
a.
Dewasa :
Tetesan/Menit =
Keterangan :
1 cc = 20 tetes makro = 60 tetes mikro
Comoh Soal :
1.
Seorang pasien dewasa memerlukan rehidrasi dengan 1000ml (2 botol) infus dalam waktu
satu jam, maka tetesan permenit ?
Jawab : Jumlah tetesan/menit =
2.
Berapa tetes macro per menit tetesan 500 cc infus RL harus diberikan agar habis dalam 4 jam?
Jawab :
Jumlah cc Rl yang diberikan perjam : 500 cc 4 jam = 125 cc/jam
Jumlah cc RL yang diberikan per menit :
125 cc 60 = 2,083 cc/menit
1 cc = 20 tetes makro = 60 tetes mikro
Jadi 2,083 cc = (2,083 x 20) = 41,66 tetes makro
(2,083 x 60) 124,98 tetes mikro.
b. Anak :
Tetesan/Menit =
Contoh Soal :
1.
Seorang pasien neonatus memerlukan rehidrasi dengna 250 ml infus dalam waktu 2 jam, maka
tetesan permenit ?
Jawab : Jumlah tetesan/menit =
Mengukur Intake dan Output Cairan

Pengukuran intake dan output cairan merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk
mengukur jumlah cairan yang masuk kedalam tubuh (intake) dan jumlah cairn yang keluar dari
tubuh (output). Tujuan dari mengukur intake dan output cairan yaitu untuk menentukan status
keseimbangan cauran tubuh klien dn juga untuk menetukan tingkat dehidrasi klien.
Prosedur :
a.
Tentukan jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh. Cairan yang masuk ke dalam tubuh
melalui air minum, air dalam makanan, air hasil oksidasi (metabolisme) dan cairan intrvena.
b. Tentukan jumlah cairan yang keluar dari tubuh klien, cairan yang keluar dari tubuh terdiri atas
urine, insensible water loss (IWL), feses, dan muntah.
c.
Tentukan kseimbangan cairan tubuh klien dengan rumus intake-output.
Keseimbangan Intake dan Output :
a. Rata-rata intake cairan perhari :
1). Air minum : 1500 - 2500 ml
2). Air dari makanan : 750 ml
3). Air hasil metabolism oksidatif : 300 ml
b. Rata-rata output cairan perhari :
1). Urine : 1-2 cc/kgBB/jam
2). Insensible water loss :
- dewasa : IWL = 10-15 cc/kgBB/hari
- anak-anak : IWL = 30-umur th cc/kgBB/hari
- bila ada kenaikan suhu :
IWL = 200 (suhu sekarang sampai 36,8oC)
3). Feses : 100-200 ml
*NB : Rumus menghitung tetesan infus
Pada anak (mikro)
cc x 60 tetes (mikro)
60/detik x 24 jam
Pada dewasa (makro)
cc x 20 tetes (makro)
60/detik x 24 jam
Ket : cc
: dalam kolf (pack) biasanya 500 cc

Tanda-Tanda Dehidrasi Pada Anak


Bayi dan anak-anak lebih rentan terhadap dehidrasi dibandingkan orang dewasa. Dehidrasi pada
anak-anak dapat berkembang dengan cepat dan sangat berbahaya. Dehidrasi bisa terjadi jika bayi
dan anak-anak mengalami kekurangan cairan akibat muntah, diare, demam, atau berkeringat.
Dehidrasi dapat berupa dehidrasi ringan yang mudah diatasi, dehidrasi sedang, atau dehidrasi berat.
Dehidrasi berat dapat menyebabkan shock, kondisi yang mengancam jiwa.
Anak-anak dan bayi mungkin belum dapat menyampaikan apa yang sedang ia rasakan kepada orang
tuanya, sehingga agak sulit untuk mengtahui tanda-tanda dehidrasi pada anak. Lalu bagaimana cara
mengetahui bahwa anak kita mengalami dehidrasi?
dehidrasi pada anak bayi
Tanda-tanda dehidrasi ringan pada anak:
Anak lebih haus daripada biasanya (rewel).
Urin anak lebih gelap dari biasanya.
Tanda-tanda dehidrasi sedang pada anak:
Anak jauh lebih haus daripada biasanya.
Mulut dan mata anak lebih kering dari biasanya.
Urin anak jauh lebih gelap dari biasanya.
Tidak pipis selama 6-8 jam atau lebih.
Tidak ada air mata saat menangis

Merasa pusing saat dia berdiri atau duduk tegak.


Tanda-tanda dehidrasi berat pada anak:
Mulut dan mata anak sangat kering.
Tidak pipis selama 12 jam atau lebih.
Anak tampaknya tidak waspada atau tidak mampu berpikir jernih.
Anak terlalu lemah atau pusing untuk berdiri.
Anak mungkin pingsan.

Hubungi dokter jika anak Anda memiliki salah satu dari gejala dan tanda berikut:

Mulut kering

Menangis tanpa air mata

Tidak pipis selama enam jam

Mata cekung

Darah dalam tinja

Nyeri perut

Muntah selama lebih dari 24 jam, atau muntah yang konsisten berwarna hijau

Demam tinggi lebih dari 103 F (39,4 C)

Kurang aktif dari biasanya

Buang air kecil lebih dari biasanya

Dehidrasi berat merupakan keadaan darurat medis, sehingga Anda harus segera membawanya
ke Unit Gawat Darurat (UGD).
Tanda-tanda dehidrasi pada dewasa

Dehidrasi Ringan
kehilangan cairan 2-5% dari berat badan semula.
o Tanda ciri dehidrasi antara lain :
mulut dan bibir kering serta lengket, turgor kulit normal, denyut jantung meningkat, tenggorokan
kering, sakit kepala.

Dehidrasi Sedang.
Kehilangan cairan 5% dari berat badan semula.
o Tanda dehidarasi sedang antara lain:
orang yang mengantuk, pusing, otot lemah, mata kering, haus, produksi urin sedikit dan mulai
berwarna kuning tua, silau melihat sinar, suhu tubuh meningkat (demam).

Dehidrasi Berat.
Kehilangan cairan 8% dari berat badan semula
o Tanda dehidrasi berat antara lain:
urine berwarna kuning gelap sampai oranye tua, hipotensi, ekstremitas dingin, kram otot, kondisi
fisik sangat lemah, lidah bengkak, nadi cepat (takikardia), elastisitas hilang, mata cekung,
menggigil, penurunan fungsi ginjal, kulit kering, terkadang bisa sampai terjadi pingsan.
Tanda-tanda dehidrasi pada Lansia
Masalah cairan yang lebih sering dialami lansia adalah kekurangan cairan tubuh, hal ini
berhubungan dengan berbagai perubahan-perubahan yang dialami lansia, diantaranya adalah
peningkatan jumlah lemak pada lansia, penurunan fungsi ginjal untuk memekatkan urin dan
penurunan rasa haus.
Tanda-tanda utama kekurangan cairan pada lansia antara lain :
Terjadi peningkatan suhu tubuh
Dapat terjadi peningkatan frekuensi pernafasan dan kedalaman pernafasan (normal : 14 20
x/menit)
Peningkatan frekwensi denyut nadi (normal : 60-100 x/mnt), nadi lemah, halus.
Tekanan darah menurun.
Terjadi penurunan jumlah urine

Jika terjadi kekurangan cairan juga akan nampak perubahan fisik pada lansia, antara lain :
Kulit kering dan agak kemerahan.
Lidah kering dan kasar.
Mata cekung.
Penurunan berat badan yang terjadi secara tiba-tiba atau drastis.
Turgor kulit menurun.
Selain perubahan yang nampak pada fisik, akibat kekurangan cairan yang dialami oleh seorang
lansia bisa mengakibatkan hal-hal sebagai berikut :
Penurunan kesadaran
Gelisah
Lemah
Pusing
Tidak nafsu makan
Mual dan muntah
Kehausan (pada lansia kurang signifik)
Kebutuhan cairan pada anak,dewasa,lansia
Pada pria dewasa 55-60% berat tubuh adalah air, pada perempuan dewasa air meliputi 50-60%
berat tubuhnya. Air juga merupakan kebutuhan & bagian dari kehidupan manusia sehingga asupan
air pun sebaiknya seimbang dengan jumlah yang dikeluarkan. Asupan air yang kurang akan
menimbulkan masalah kesehatan, begitupun sebaliknya asupan air yang berlebih juga dapat
menimbulkan masalah kesehatan, khususnya pada mereka yang menderita penyakit ginjal & gagal
jantung serta pada orang lanjut usia.
Kebutuhan Cairan Tubuh Pada Bayi dan Anak
Intake Output Cairan Pada Bayi dan Anak
Intake Cairan
Jurnlah air yang dianjurkan untuk diberikan pada bayi penting, terutama pada bayi muda
dibandingkan dengan golongan umur selanjutnya, karena air merupakan nutrien yang medium
untuk nutrien yang lain. Oleh karena itu, intake nutrien ditentukan oleh kadarnya dalam cairan dan
jumlah cairan (termasuk air) yang diberikan. Sebaliknya, air dapat diberikan tanpa bersama-sama
dengan nutrien yang lain. Menurut umur, dalam keadaan biasa, kebutuhan air rata-rata bayi sebagai
berikut.
Tabel Kebutuhan air pada bayi per kg berat badan.
Umur
Rata rata Kebutuhan Air / Kg BB / 24 Jam
6 Bulan
130 -140 ml
9 Bulan
125 145 ml
1 Tahun
120 135 ml
Kebutuhan intake cairan berbeda-beda pada berbagai usia, berhubungan dengan luasnya permukaan
tubuh, kebutuhan metabolik dan berat badan.
Tabel.
Kebutuhan intake cairan berdasarkan umur dan berat badan
Umur
BB (Kg)
Kebutuhan Cairan
3 hari
250-300
1 tahun
9,5
2 tahun
11,8
1350-1500
6 tahun
20
1800-2000
10 tahun
28,7
2000-2500
14 tahun
45
2200-2700
18 tahun
54
2200-2700
Kebutuhan Cairan Pada Lansia

Berat badan (lemak tubuh) cenderung meningkat dengan bertambahnya usia, sedangkan sel-sel
lemak mengandung sedikit air, sehingga komposisi air dalam tubuh lansia kurang dari manusia
dewasa yang lebih muda atau anak-anak dan bayi.
Fungsi ginjal menurun dengan bertambahnya usia. Terjadi penurunan kemampuan untuk
memekatkan urine, mengakibatkan kehilangan air yang lebih tinggi.
Terdapat penurunan asam lambung, yang dapat mempengaruhi individu untuk mentoleransi
makanan-makanan tertentu. Lansia terutama rentan terhadap konstipasi karena penurunan
pergerakan usus. Masukan cairan yang terbatas, pantangan diet, dan penurunan aktivitas fisik dapat
menunjang perkembangan konstipasi. Penggunaan laksatif yang berlebihan atau tidak tepat dapat
mengarah pada masalah diare.
Lansia mempunyai pusat haus yang kurang sensitif dan mungkin mempunyai masalah dalam
mendapatkan cairan (misalnya gangguan dalam berjalan) atau mengungkapkan keinginan untuk
minum (misalnya penderita stroke).
Menghitung Balance Cairan Data 24 jam yang dipakai!
Rumus Balance Cairan
Inteake / cairan masuk = Output / cairan keluar + IWL (Insensible Water Loss)
Intake / Cairan Masuk : mulai dari cairan infus, minum, kandungan cairan dalam makanan pasien,
volume obat-obatan, termasuk obat suntik, obat yang di drip, albumin dll.
Output / Cairan keluar : urine dalam 24 jam, jika pasien dipasang kateter maka hitung dalam ukuran
di urobag, jka tidak terpasang maka pasien harus menampung urinenya sendiri, biasanya ditampung
di botol air mineral dengan ukuran 1,5 liter, kemudian feses.
IWL (insensible water loss(IWL) : jumlah cairan keluarnya tidak disadari dan sulit diitung, yaitu
jumlah keringat, uap hawa nafa.
RUMUS IWL
IWL = (15 x BB )
24 jam
Cth: Tn.A BB 60kg dengan suhu tubuh 37C (suhu normal)
IWL = (15 x 60 ) = 37,5 cc/jam
24 jam
*kalo dlm 24 jam -> 37,5 x 24 = 900cc/24 jam
*Rumus IWL Kenaikan Suhu
[(10% x CM)x jumlah kenaikan suhu] + IWL normal
24 jam
Cth: Tn.A BB 60kg, suhu= 39C, CM= 200cc
IWL = [(10%x200)x(39C-37C)] + 37,5cc
24 jam
= (202) + 37,5cc
24
= 1,7 + 37,5 = 39cc/jam
*CM : Cairan Masuk
Menghitung balance cairan seseorang harus diperhatikan berbagai faktor, diantaranya Berat Badan
dan Umur..karena penghitungannya antara usia anak dengan dewasa berbeda.
Menghitung balance cairanpun harus diperhatikan mana yang termasuk kelompok Intake cairan dan
mana yang output cairan. Berdasarkan kutipan dari Iwasa M. Kogoshi S (1995) Fluid Therapy do
(PT. Otsuka Indonesia) penghitungan wajib per 24 jam bukan pershift.
PENGHITUNGAN BALANCE CAIRAN UNTUK DEWASA
Input cairan:
1. Air (makan+Minum) = cc

2.
3.
4.

Cairan Infus
Therapi injeksi
Air Metabolisme

= cc
= cc
= cc

1)
2)
3)
4)

Output cairan:
Urine
= cc
Feses
= ..cc (kondisi normal 1 BAB feses = 100 cc)
Muntah/perdarahan ,cairan drainage luka/cairan NGT terbuka = ..cc
IWL(Insensible Water Loss)= ..cc (hitung IWL= 15 cc/kgBB/hari)

(Hitung AM= 5 cc/kgBB/hari)

Contoh Kasus:
Tn Y (35 tahun) , BB 60 Kg; dirawat dengan post op Laparatomi hari kedua..akibat appendix
perforasi, Keadaan umum masih lemah, kesadaran composmentis..Vital sign TD: 110/70 mmHg;
HR 88 x/menit; RR 20 x/menit, T 37 C: masih dipuasakan, saat ini terpasang NGT terbuka cairan
berwarna kuning kehijauan sebanyak 200 cc; pada daerah luka incici operasi terpasang drainage
berwarna merah sebanyak 100 cc, Infus terpasang Dextrose 5% drip Antrain 1 ampul /kolf : 2000
cc/24 jam., terpasang catheter urine dengan jumlah urine 1700 cc, dan mendapat tranfusi WB 300
cc; mendapat antibiotik Cefat 2 x 1 gram yg didripkan dalam NaCl 50 cc setiap kali pemberian,
Hitung balance cairan Tn Y!
Input Cairan:
Infus
= 2000 cc
Tranfusi WB = 300 cc
Obat injeksi = 100 cc
AM

= 300 cc (5 cc x 60 kg)
2700 cc
Output cairan: Drainage
= 100 cc
NGT
= 200 cc
Urine
= 1700 cc
IWL
= 900 cc (15 cc x 60 kg)
2900 cc
Jadi Balance cairan Tn Y dalam 24 jam : Intake cairan output cairan
2700 cc 2900 cc
200 cc.( defisit )
Bagaimana jika ada kenaikan suhu? maka untuk menghitung output terutama IWL gunakan rumus :
IWL + 200 (suhu tinggi 36,8 .C), nilai 36,8 C adalah konstanta
Andaikan suhu Tn Y adalah 38,5 C, berapakah Balance cairannya?
berarti nilai IWl Tn Y= 900 + 200 (38,5 C 36,8 .C)
= 900 + 200 (1,7)
= 900 + 340 cc
= 1240 cc
Masukkan nilai IWL kondisi suhu tinggi dalam penjumlahan kelompok Output :
Drainage
100 cc
NGT
200 cc
Urine
1700 cc
IWL
1240 cc +

3240 cc
Jadi Balance cairannya dalam kondisi suhu febris pada Tn Y adalah : 2700 cc 3240 cc = -540 cc (
defisit )

Menghitung Balance cairan anak tergantung tahap umur, untuk menentukan Air Metabolisme,
menurut Iwasa M, Kogoshi S dalam Fluid Tehrapy Bunko do (1995) dari PT. Otsuka Indonesia
yaitu:
Usia Balita (1 3 tahun)
: 8 cc/kgBB/hari
Usia 5 7 tahun
: 8 8,5 cc/kgBB/hari
Usia 7 11 tahun
: 6 7 cc/kgBB/hari
Usia 12 14 tahun
: 5 6 cc/kgBB/hari
Untuk IWL (Insensible Water Loss) pada anak = (30 usia anak dalam tahun) x cc/kgBB/hari
Jika anak mengompol menghitung urine 0,5 cc 1 cc/kgBB/hari
CONTOH :
An X (3 tahun) BB 14 Kg, dirawata hari ke dua dengan DBD, keluhan pasien menurut ibunya:
rewel, tidak nafsu makan; malas minum, badannya masih hangat; gusinya tadi malam berdarah
Berdasarkan pemeriksaan fisik didapat data: Keadaan umum terlihat lemah, kesadaran
composmentis, TTV: HR 100 x/menit; T 37,3 C; petechie di kedua tungkai kaki, Makan /24 jam
hanya 6 sendok makan, Minum/24 jam 1000 cc; BAK/24 jam : 1000 cc, mendapat Infus Asering
1000 cc/24 jam. Hasil pemeriksaan lab Tr terakhir: 50.000. Hitunglah balance cairan anak ini!
Input cairan: Minum : 1000 cc
Infus
: 1000 cc
AM
: 112 cc + (8 cc x 14 kg)
2112 cc
Out put cairan: Muntah
: 100 cc
Urin
: 1000 cc
IWL
: 378 cc + (30-3 tahun) x 14 kg
1478 cc
Balance cairan = Intake cairan Output Cairam
2112 cc 1478 cc
+ 634 cc
Sekarang hitung balance cairannya jika suhu An x 39,8 C !
yang perlu diperhatikan adalah penghitungan IWL pada kenaikan suhu gunakan rumus:
IWL + 200 ( Suhu Tinggi 36,8 C) 36,8 C adalah konstanta.
IWL An X = 378 + 200 (39,8 C 36,8 C)
378 + 200 (3)
378 + 600
978 cc
Maka output cairan An X = Muntah
: 100 ccUrin
: 1000 cc
IWL
: 978 cc

2078 cc
Jadi Balance cairannya = 2112 cc 2078 cc=34 cc

Anda mungkin juga menyukai