Anda di halaman 1dari 2

Mazhab-mazhab sosiologi muncul dikarenakan adanya pengaruh ilmu-ilmu lainya, sosiolog

menemukan data dari penggunaan ilmu-ilmu tersebut dan latar belakang sosiolog dan obyek
kajianya.
Berikut adalah uraian tentang beberapa mazhab dalam sosiologi menurut Soerjono Soekanto.
Mazhab Geografi dan Lingkungan
Mazhab ini menilai masyarakat manusia tidak bisa lepas dari kondisi lingkungan dan
geografisnya, tempat berpijak atau tempat hidup tinggalnya.T eori mazhab ini menghubungkan
faktor keadaan alam dengan faktor-faktor struktur serta organisasi sosial.
Tokoh-tokoh dari mazhab ini adalah Edward Buckle dari Inggris (1821-1862), le Play dari
Perancis (1806-1888) kemudian E. Huntington (1915). Dalam karyanya History of Civilization
in England, Buckle menemukan beberapa keteraturan hubungan antara keadaan alam dengan
tingkah-laku manusia. Misalnya, terjadinya bunuh diri adalah sebagai akibat rendahnya
penghasilan, dan tinggi-rendahnya penghasilan tergantung dari keadaan alam.
[Baca juga: Pemikiran Sosial dari W.E.B Du Bois]
Le Play menguraikan bagaimana organisasi keluarga ditentukan oleh cara-cara mempertahankan
kehidupanya yaitu cara mereka bermata pencaharian yang itu sangat tergantung pada lingkungan.
Kemudian E. Hutington dalam karyanya Civilization and Climate mengemukakan bahwa
mentalitas manusia ditentukan oleh faktor iklim.
Mazhab Organis dan Evolusioner
Tokoh-tokohnya Herbert Spencer, W.G. Sumner, Emile Durkheim dan Ferdinand Tonnies. Ciri
khas dari mazhab ini adalah kuatnya pengaruh ilmu alam, positivistik, biologi terhadap kajianya.
Mazhab ini menganalogikan kehidupan manusia dalam bermasyarakat seperti sebuah organisme
makhluk hidup yang berkembang dan mengalami fase-fase perubahan secara teratur. Herbert
Spencer menilai masyarakat sebagai organisme dengan kriteria kompleksitas, diferensiasi dan
integrasi. Sumner dengan kebiasaan, tata krama dalam masyarakat. Durkheim dengan konsep
solidaritasnya. Dan Tonnies dengan pembagian kelompok masyarakat, ada yang paguyuban dan
patembayan.
Mazhab Formal
Tokoh-tokohnya; Georg Simmel, Leopold von Wiese, Alfred Vierkandt. Ciri khas dari mazhab
ini kebanyakan sosiolognya dari Jerman dan dipengaruhi oleh filsuf Imanuel Kant. Selain itu
mazhab ini menekankan pada kelompok sosial dan lembaga sosial. Simmel menilai elemenelemen masyarakat mencapai kesatuan melalui bentuk-bentuk yang mengatur hubungan antar
elemen tersebut. Leopold von Wiese menilai sosiolog harus memusatkan perhatian pada
hubungan-hubungan antar manusia tanpa mengaitkanya dengan tujuan-tujuan maupun
kaidahnya. Alfred Vierkandt menilai tugas sosiologi adalah menganalisis dan mengadakan

sistematika terhadap gejala sosial dengan jalan menguraikanya ke dalam bentuk-bentuk


kehidupan mental.
Mazhab Psikologi
Tokoh-tokohny; Gabriel Tarde, Albion Small, Richard Horton Cooley, L.T Hobhouse. Gabriel
Tarde menilai gejala sosial mempunyai sifat psikologis yang terdiri dari interaksi antar jiwa-jiwa
individu, dimana jiwa tersebut terdiri dari kepercayaan-kepercayaan dan keinginan-keinginan.
Richard Horton Cooley menilai individu dan masyarakat saling melengkapi, dimana individu
hanya akan menemukan bentuknya di dalam masyarakat. Menurut LT Hobhouse, psikologi dan
etika merupakan kriteria yang diperlukan untuk mengukur perubahan sosial.
[Baca juga: Tes Psikologi: Pengertian, Macam dan Pemanfaatannya]
Mazhab Ekonomi
Tokoh-tokohnya; Karl Marx, Max Weber, Emile Durkheim. Karl Marx menilai masyarakat
terbagi dalam kelas-kelas yang dipengaruhi oleh kekuatan dan kekayaan. Ini kemudian
menimbulkan pertikaian antar kelas. Weber menganalisa fenomena kapitalisme, industri dalam
masyarakat berkaitan dengan nilai sosial dan agamanya.
Mazhab Hukum
Tokoh-tokohnya; Emile Durkheim, Max Weber, Lawrence M. Friedman, Daniel S. Lev.
Durkheim menaruh perhatian yang besar terhadap hukum yang dihubungkanya dengan jenisjenis solidaritas di dalam masyarakat. Pada masyarakat yang didasarkan solidaritas mekanis
terdapat kaidah-kaidah hukum dengan sanksi yang represif, sedangkan sanksi-sanksi restitutif
terdapat pada masyarakat atas dasar solidaritas organis.
[Baca juga: Pengantar Sosiologi Hukum]
Menurut Max Weber ada empat tipe ideal hukum, yaitu; hukum irasional dan material, hukum
irasional dan formal, hukum rasional dan material, dan hukum rasional dan formal. Lawrence M.
Friedman mengenalkan budaya yang kemudian diteruskan Daniel Lev; budaya hukum mencakup
dua hal; nilai-nilai hukum subtantif dan nilai-nilai hukum ajektif.

Anda mungkin juga menyukai