Anda di halaman 1dari 4

#1. Pengumuman itu....!!!

Pagi ini begitu cerah, senyum sumringah mentari hari ini semoga dapat membawa kabar
baik untuk aku dan teman-temanku. Ya... hari ini adalah pengumuman kelulusan siswa
tingkat SMA, campur aduk rasanya aku tak sabar untuk mendengarnya. Waktu demi
waktu berputar sangatlah lama, sebenarnya tak ada firasat buruk yang mendera dalam
benaku, namun tetap saja aku merasa gugup, begitu pula teman-temanku.
Waktu yang ku nantikan akhirnya tiba, kita semua telah menyepakati bahwa hasil
pengumuman akan di buka dirumah Pak Rus, selaku wali kelas XII IPA 2. Kebetulan
jarak rumah beliau dengan sekolah tidaklah begitu jauh. Aku memang sudah beberapa
kali kesana bersama teman-temanku, namun kali ini aura yang ada di berbagai sudut
rumah itu amatlah berbeda. Mungkin saja ini hanya gara-gara rasa gugupku yang begitu
luar biasa mendera batinku.
Tampaknya teman-temanku sudah mulai berdatangan disini, mereka berjajar rapi
melingkar membentuk barisan, tidak semua dari mereka berada didalam rumah,
mengingat ruang tamu itu begitu mungil. Aku yang baru melepas helm, langsung
bergabung bersama mereka didepan teras rumah.
Hendrik,ayo masuk! Acaranya segera di mulai, sapa salah seorang temanku.
iya tunggu sebentar, jawabku.
Setelah semua temanku lengkap, akhirnya acara pun dimulai, dengan sedikit basa basi
Pak Rus pun menyampaikan agar kita harus berfikir positif, bagaimanapun hasilnya nanti.
Aku pun mulai gugup saat beliau mau memberi tau hasil Ujian Nasional kami.
kita harus bersyukur kita telah diberi kelancaran dalam melaksanakan Ujian Nasional
dengan baik, tanpa ada kekurangan apapun. Seperti tahun-tahun sebelumnya, SMA N 1
Sumberrejo kembali Lulus 100%, kita wajib berbangga akan hal ini, kata Pak Rus
alhamdulillah.....!!!! jawab kami serempak
Perasaan senang bercampur lega menyelimuti suasana hati kami. ruangan itu menjadi riuh
karena kebahagiaan kami yang tiada terkira, namun kembali hening ketika Pak Rus
melanjutkan bicaranya.
Nilai kalian bagus-bagus koq, rata-tata berkepala 5, Cuma satu yang berkepala 4
ungkapnya.
Hati ku mulai gelisah siapa kira-kira yang mndapatkan nilai kepala 4 itu.
dia adalah 1 dari 9 orang laki-laki disini lanjudnya.
Kita serentak kaum adam kembali termenung diam, terbesit dalam hatiku, apakah aku
yang mndapatkan nilai itu. Karena mengingat ketika itu aku tidak total mengerjakan soal

Ujian Nasional Matematika. Banyak soal yang kurang bisa aku eksekusi dengan baik.
Namun aku juga berharap itu bukan nilaiku.
tidak perlu saya sebutkan disini siapa yang mendapat itu, namun kalian akan mengetahui
sendiri setelah saya membagikan amplop yang berisi NUN 1 ini. Langsung saja yang
pertama Laily Mainawati, Yessy Rahmawati, Anggita Maya......
Hendrik Ferdi
Ya itu namaku, ku terima amlop itu dengan tangan bergetar, aku tidak mengerti kenapa
agak berat aku membukanya, rasanya belum begitu siap aku menerimanya. Ku siapkan
keberanian dalam diriku untuk membuka itu, dan ku mulai untuk membukanya , terlihat
jelas sekarang dalam surat itu.
Hendrik Ferdi dinyatakan LULUS, dengan nilai sebagai berikut:
Kulihat tabel nilai yang berjajar vertikal di kertas itu, dengan seksama ku amati goresan
tinta angka yang tertoreh per mata ujian yang ada pada kertas itu, hingga pada akhirnya
terpampang dengan jelas di pojok paling bawah Total NUN ku adalah 49,25. Setengah
tidak percaya ku lihat dan ku baca lagi, ku amati dan ku hitung lagi siapa tahu ada yang
keliru dari atas ke bawah, namun sekian lama aku hitung hasil itu tetap sama tak ada yang
berubah. Ternyata yang di maksud Pak Rus itu adalah Aku.
Seperti apa yang dikatakan Pak Rus tadi di awal pembicaraan, apapun hasilnya harus
diterima dengan lapang dada. Ya aku harus bisa berbesar hati menjadi under dog di kelas
ini. Baru aku menyadari mendapat posisi paling bawah saat penentuan akhir memang
sakit rasanya. Hanya gara gara nilai matematika yang mendapatkan 5,25 membuat total
NUN-ku terjun bebas seperti sebuah aliran air pada air terjun karena pengaruh gaya
Gravitasi Bumi.
nilai bahasa inggrisku koq dapat 7 sih, perasaan aku udah kerjain dengan bener deh
celoteh Nita
aduh.... masih mending Nit nilaimu itu, nilai bahasa Indonesiaku 6,50, kan kurang 0,10
udah 7, sayang banget!! sahut Elvira.
temen-temen NUNnya kok pada gede-gede yah totalnya, punyaku kok cuma 53,75
sambung Leni.
gak usah diributin, banyaknya nilai itu tergantung amal-perbuatan kata bayu.
syukuri apa aja yang ada, sekarang tinggal kita berdoa agar bisa Lolos SNMPTN 2 aku
menimpali.
1 Nilai Ujian Nasional
2 Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri

bener itu kata Hendrik!! sambung Norman


Gelak tawa mewarnai orolan kami, namun dalam hati kecilku tetap saja aku belum bisa
menerima keadaan ini. Apa mungkin benar seperti apa yang dikatakan bayu, amal
perbuatan kita dapat menentukan besar kecilnya nilai Ujian Nasiaonal?... Entahlah, Hanya
Tuhan yang tau semua iu.
0ooo0ooo0
Sang surya telah menapaki singgasananya, namun aku masih menyimpan kesedihan akan
kekalahan yang menimpaku dan membuatku menempati juru kunci klasemen akhir nilai
Ujian Nasional. Kekecewaan mungkin masih ada pada diriku, namun semua itu aku tepis
agar tidak larut dalam kecemburuan sosial. Sekarang yang aku fikirkan harapanku untuk
masuk ke Perguruan Tinggi Negeri dapat terlaksana. Sebuah impian yang wajar bagi
setiap pelajar seperti ku.
Masuk di PTN3 yang bagus apalagi yang sudah memiliki nama se-antero nusantara adalah
hal yang membanggakan bagi calon mahasiswa baru, tak terkecuali aku. Sempat bingung
menentukan pilihan, akhirnya kota Surabayalah yang menjadi tumpuanku memilih
kampus idaman. Kujatuhkan pilihan ke ITS4 setelah berkali-kali konsultasi ke Guru BK 5
dan kunjunganku dalam acara Goes to Campus membuatku mantap memilih kampus itu.
Selain dekat dengan tempat tinggalku, aku pun merasa nyaman ketika berada di sana.
Tidak Cuma itu, Program Studi yang aku ambil juga sudah Terakreditasi. Pilihan pertama
aku jatuhkan pada prodi6 Arsitektur, impianku dari dulu memang ingin seperti Agung
Podomoro dan Ciputra yang dengan sukses mampu membangun perusahan Properti
dengan skala Internasional. Sedangkan pilihan yang kedua adalah Teknik Perkapalan, hal
ini cocok sekali karena aku mempunyai jiwa petualang dan suka menggambar.
Waktu pengumuman SNMPTN akhirnya tiba, sore itu salah satu teman SMA-ku
mengirim pesan singkat di HP-ku
Hendrik, gimana qm uda buka? tanya Johan.
Blum, aku masih ragu! jawabku singkat.
Ragu knp?, ayo buka dong! Johan mulai penasaran.
Emang qm masuk mna? tanyaku balik
3 Perguruan Tinggi Negeri
4 Institut Teknologi Sepuluh November
5 Bimbingan Konseling
6 Program Studi

buka dulu punyamu, entar tak kasih tau


ya entar tak kasih tau
Sebenarnya aku masih ragu untuk membuka pengumuman itu, namun bagaimanapun juga
aku ingin mengetahui hasilnya. Ku mulai buka HP-ku dan ku mulai membuka Opera
Mini, ku ketik alamat web-nya dan ku lihat layar HP-ku mulai loading, lama sekali aku
menunggu, namun hasilnya pun masih nihil. Aku tidak mengerti kenapa layar hp-ku tetap
saja tidak menunjukkan perubahan, padahal sinyal-nya juga agak penuh, mungkin ini
gangguan server mengingat banyak sekali orang yang membuka portal web ini. Agak
berputus asa, aku lalu mengirim pesan singkat kepada Johan.
Punyaku gk bisa kbuka, Gimana donk!! sms ku pada johan.
Coba sini tak bukain, kirim No. ID dan Password. Pinta Johan
Lalu aku kirimkan No. ID dan password ku pada Johan , sambil menunggu sms dari johan
akupun mulai membuka lagi alamat web SNMPTN. Tak beberapa lama kemudian sms
dari Johan pun berdering,
Hendrik, kita sama sama gak lolos!
Agak kaget sebenernya membaca tulisan itu, lalu akupun membalas pesan singkat itu,
gk papa, mungkin blum rezeki qt Jo! Siapa yang LOLOS?
Leni, Nita, Norman, Elvira, banyak koq!
Sambil saling mengirim pesan akupun terus mencoba membuka web SNMPTN, dan
akhirnya setelah beberapa jam memantengi layar ponsel muncul juga akun SNMPTN-ku,
dan akhirnya benar ada tulisan berwarna Merah, dan tertulis disitu, Maaf Anda Tidak
Lolos
Tidak pernah terbayangkan betapa hancurnya hati ini ketika harapan sangat jauh dari
kenyataan. Sebelumnya sempat aku percaya bahwa apapun target yang akan aku capai
jika ditulis pada sebuah kertas akan membuat harapan itu lebih besar menjadi kenyataan.
Namun apa yang terjadi sekarang sangatlah bertolak belakang, mungkin bukan karna
sebuah tulisan yang membuat mereka berhasil menggapai impiannya. Namun seberapa
gigih dia berusaha menjadikan sebuah impian itu menjadi nyata.
0ooo0ooo0

Anda mungkin juga menyukai