Anda di halaman 1dari 40

RESUME

KE-PGRI-AN
Di susun untuk memenuhi tugas semester ganjil pada mata kuliah ke pgri an

Disusun oleh :
Agil Akbar Nadjib
Penjaskesrek
Npm : 14852011A001569

PRODI S1 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
STKIP PGRI SUMENEP

BAB 1
Pendahuluan
Kemajuan

dunia

pendidikan

di

tentukan

oleh

segenap

pemangku

kepentingan.pendidikan bukan Urusan negara semata,melainkan semua pihak barus


peduli,ada kesadaran,ada partisipasi dan akhirnya ada tanggung jawab dari semua pihak
untuk membangun dunia pendidikan berkualitas.
PGRI merupakan salah satu elemen masyarakat profesi bidang pendidikan.posisinya
sangat strategis dalam ikut berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan dengan fokus
perhatian pada upaya peningkatankan proesionalisme guru di sertai kesejahteraan yang
memadai.dari perspektif ini,masalah ke-pgri-an penting untuk diketahui dan dialami.
A. Latar belakang
Perbaikan mutu pendidikan itu membutuhkkan masyarakat untuk mendukung
penyelengaraan pendidikan.peningkatan kualitas pendidikan tidak dilakukan hanya dengan
menata

kelembagaan,penentuan

personal,serta

penyedian

prasarana

sarana

dan

pembiayaan.mutu pendidikan itu merupakan persoalan kompleks yang terkait pula dengan
segenap dukungan komponen penyelenggaraan pendidikan yang tergabung dalam stakebolder
pendidikan

dan

pemberdayaan

masyarakat

menentukan

keberhasilan

pendidikan.

(suryadi,2002).
Dalam

upaya

peningkatan

sidi(2000),pemberdayaan

kualitas

masyarakat

pendidikan
dalam

sebagaimana
pendidikan

di

ungkap

merupakan

keharusan.kepedulian,perhatian bantuan dan dukungan masyarakat untuk penyelenggaraan


pendidikan

merupakan

prasyarat

sangat

mendasar

dalam

meningkatkan

mutu

pendidikan.dengan masyarakat yang berdaya,penyelengaraan pendidikan mendapatkan


manfaat besar dalam mewujudkan kualitas pendidikan.
Peranan masyarakat dalam pembangunan masyarakat lebih-lebih saat otonomi daerah
semakin

besar

dan

menentukan(wididjaya,2002).tanpa

meningkatkan

pemberdayaan

masyarakat,otonomi daerah dalam bidang pendidkan akan kehilangan makna dasar


nya.melalui otonomi,pemerintah daerah mempunyai peluang lebih besar untuk mendorong
,dan membangun pendidikan di daerah yang yang kondusif,sehingga muncul kreasi dan daya
inovasi masyarakat untuk pendidikan yang berdaya saing.

B. Peran mata kuliah ke-pgri-an


Mata kuliah ke pgri an perlu di ajarkan kepada mahasiswa perguruan tinggi
kependidikan PGRI.sebagai calon guru,calon sarjana pendidikan yang dapat menjadi anggota
PGRI.materi ke PGRI an merupakan keharusan untuk di pahami dan dikuasai sejak dini. Di
samping sebagai bekal aawal dalam meningkatkan kompotensi sosialnya sebagai guru,materi
ke PGRI an ini jug penting dalam mempertahankan dan menjaga identitas perguruan tingi di
bawah naungan PGRI.
Sebagai calon guru yang nanti tugas utamanya adalah membimbing mengajar dan
melatih peserta didik,meguasai,memahami dan mengerti persoalan ke PGRI an adalah
menjadi mutlak.dengan PGRI sebagai wadah berhimpunnya para guru dan tenaga
kependidikan lainnya,maha siswa calon guru menjadi penting untuk memahami dan
menguasai persoalan ke PGRI an mengingat beban tugas dan tanggung jawab guru yang kian
berat yang tidak mungkin dilakukan seorang guru tanpa wadah.
C. Maksud dan tujuan mata kuliah ke PGRI an
Mata kuliah ke PGRI an diberikan untuk memberikan perspektif awal sebagai wadah
perjuangan guru,wadah pengembangan profesionalisme guru dan wadah untuk mendapatkan
kesejahteraan yang layak bagi guru,dengan tujuan sebagai berikut:
1.

Mendapatkan pemahaman mengeni konsepsi dsaar PGRI sebagai pijakan


awal yang amat mendasar dalam mengembangkan dan memanfaatkan

2.

wadah PGRI
mengetahui dan memahami sejarah PGRI sepanjang masa mulai sebelum
merdeka,awal kemerdekaan,masa orde baru sampai era reformasi yang
dapat di jadikan perbandingan dan pembelajaran berharga dalam
menggunakan

3.

dan

membesarkan

PGRI

sesuai

dengan

dinamika

jaminannya;
membangun kesamaan pandangan, mengemban misi dan melaksanakan
strategi program PGRI sebagai organisasi perjuangan, profesi, dan

4.

ketenagakerjaan bagi para guru;


mewujudkan PGRI
sebagai organisasi perjuangan, profesi, dan
ketenagakerjaan bagi para guru yang benar-benar solid dan kredibel,
sehingga manfaatnya dapat dirasakan;

5.

menciptakan PGRI yang fungsional tehadap tuntunan prubahan dan dapat


menjawab tantangan yang dihapi guru yang pada gilirannya PGRI menjadi
organisasi yng dibutuhkan guru dan tenaga kependidikan lainnya serta
berwibawa dan disegani bagi organisasi lain yang peduli untuk kemajuan

pendidikan.
D. RUANG LINGKUP MATERI ke-PGRI-an
Berdasarkan telah teoritis dan empiris, dengan mengacu pada sejumlah referensi yang
relevan, maka ruang lingkup materi ke-PGRI-an sebagai berikut:
1. Pendahuluan
Dalam bab ini dibahas tentang latar belakang, maksud dan tujuan serta ruang lingkup
materi ke-PGRI-an
2. konsepsi dasar PGRI
bab ini mengetenghka pengertian dan dasar PGRI visi dan misi PGRI,tugas dan
fungsi PGRI serta sifat dan jati diri PGRI.
3. Sejarah PGRI
Bab ini mengetengahkan eksistensi PGRI pada masa sebelum kemerdekaan, awal
kemerdekaan, orde baru, sampai masa reformasi.
4. Organisasi PGRI
Di sini dipaparkan tentang keanggotaan, sifat, lingkup, persyaratan, dan struktur
kepengurusan PGRI: PB PGRI, PGRI provinsi, PGRI kabupaten/kota, serta alat
organisasi PGRI dan sitem informasi PGRI.
5. PGRI sebagai organisasi perjuangan
Bab ini membahas tentang PGRI sebagai organisasi perjuangan, prinsip-prinsip
perjuangan PGRI, fokus perjuangan PGRI, strategi perjuangan PGRI, lintasan
aktivitas perjuangan PGRI masa reformasi.
6. PGRI sebagai organisasi profesi
Pembahasan dalam bab ini berkisar pada PGRI sebagai organisasi profesi, maksud
dan tujuan PGRI sebagai organisasi profesi, kewenangan PGRI sebagai organisasi,
tanggung jawab PGRI sebagai organisasi profesi, upaya PGRI sebagai organisasi
profesi, dan strategi PGRI sebagai organisasi profesi.
7. PGRI sebagai ketenagakerjaan
Bab ini mengupas PGRI sebagai serikat pekerja, perjuangan PGRI sebagai serkat
pekerja, titik berat perjuangan dan tantagan PGRI sebagai serikat pekerja, PGRI
membangun serikat pekerja yang kuat, program PGRI sebagai serikat pekerja, hak
dan jaminan sosial guru sebagai serikat pekerja.
8. Profil PGRI, landasan tujuan, dan sasaran; serta kekuatan, kelemahan, hambatan,
peluang dan program kerja
9. PGRI Menyongsong Masa depan.

Bab ini membahas pradigma baru PGRI mencakup tantangan, jati diri serta nilai
keterbukaan dan lingkup reformasi PGRI, dan PGRI dalam kancah internasional.
10. Kompetensi Guru
Bab ini membahas perlunya kompetensi dan profesionalisme guru; kompetensi guru
dan profesionalisme guru.
11. Kebijakan, program dan kegiatan peningkatan mutu Guru sebagai tanggung jawab
PGRI dalam bab ini membahas pengadaan Guru, pembinaan profesi guru,
pengembangan karier guru dan peningkatan kesejahteraan guru sebagai tanggung
jawab PGRI untuk membantu pemerintah menindaklanjtinya.

BAB II
KONSEPSI DASAR PGRI

Konsepsi dasar PGRI merupakan dimensi pokok PGRI yang barus diketahui dan di
pahami calon guru dan guru sebagai anggota PGRI.konsepsi dasar PGRI merupakan fondasi
yang barus dijadikan pijakan utama bagi siapa saja yang ingin mengenal,mendalami dan
mengkiprahkan diri di PGRI.pada konsepsi dasar ini di jelaskan pengertia

dan dasar

PGRI,visi PGRI,misi PGRI,tujuan PGRI,tugas dan fungsi PGRI,sifat PGRI dan jati diri
PGRI.
A. Pengertian dan dasar PGRI
PGRI merupakan wadah tempat berhimpunnya segenap guru dan tenaga kependidikan
lainnya sebagai organisasi perjuangan,organisasi profesi,dan organisasi ketenagakerjaan yang

berdasarkan

pancasila.melalui

wadah

PGRI,sesama

anggota

mengembangkan

profesinya,berjuan memecahka masalah untuk anggota tanpa henti serta meningkatkan


kesejahteraan anggota untuk kejayaan PGRI.
PGRI secara aktif memelihara, mempertahankan dan meningkatkan persatuan dan
kesatuan guru yang dijiwai semangat kekeluargaan, kesetiakawanan sosial yang kokoh
sejahtera lahir batin dan kesetiakawanan organisasi baik nasional maupun internasional.
Dengan demikian, PGRI sebagai wadah berhimpunnya guru dan tenaga kependidikan lainnya
dapat saling merekatkan dan memberdayakan anggotanya.
a. visi PGRI
visi PGRI adalah mewujudkan PGRI sebagai organisasi dinamis, mandiri dan
berwibawa yang di cintai oleh anggotanya, di segani oleh mitranya, dan di akui
keberadaannya oleh masyarakat luas.
b. Misi PGRI
Dengan visi yang telah di rumuskan, misi yang di jalankan oleh PGRI adalah
sebagai berikut:
1. Misi nasional
Misi nasional PGRI adalah misi untuk mempertahankan, mengisi dan
mewujudkan cita citaproklamasi kemerdekaan republik indonesia tanggal 17
agustus 1945 dan berupaya mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur
melalui upaya mencerdaskan bangsa.
2. Misi pembangunan nasional
Misi pembangunan nasional PGRI adalah ikut berperan serta untuk
menyukseskan pembangunan nasional sebagai bagian pengisian kemerdekaan.
3. Misi pendidikan nasional
Misi pendidikan nasional merupakan misi dalam rangka ikut berperan serta aktif
dalam menyukseskan pendidikan nasional sebagai bagian pembangunan
nasional khususnya dalam upaya mengembangkan sumber daya manusia.
4. Misi profesional
Misi profesional merupakan misi untuk memperjuangkan perwujudan guru
profesional dengan hak dan martabatnya serta pengemmbangan karirnya.
5. Misi kesejahteraan
Misi kesejahteraan merupakan misi untuk kesejahteraan lahir dan batin para
guru dan tenaga kependidikan lainnya.
B. Tujuan PGRI
PGRI sebagai organisasi perjuangan, profesi dan ketenagakerjaan bertujuan:
1. Mewujudkan cita cita proklamasi kemerdekaan negara kesatuan republik
indonesia, berdasarkan pancasila dan undang undang dasar 1945

2. Berperanserta aktif mencapai tujuan nasional dalam mencerdaskan kehidupan


bangsa dan membentuk manusia dan seutuhnya
3. Berperan serta mengembangkan sistem dan pelaksanaan pendidikan nasional
sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia
4. Mempertinggi kesadaran dan sikap guru, meningkatkan mutu dan kemampuan
profesi guru dan tenaga kependidikan lainnya
5. Menjaga, memelihara, membela serta meningkatkan harkat dan martabat guru
dan tenaga kepenndidikan lainnya melalui peningkatan kesejahteraan anggota
serta kesetiakawanan organisasi
C. Tugas dan fungsi PGRI
PGRI mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut.
1. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap tuhan yang maha esa;
2. Membela, mempertahankan, mengamankan dan mengamalkan pancasila;
3. Mempertahankan dan melestarikan negara kesatuan republik indonesia ;
4. Meningkatkan integritas bangsa serta menjaga tetap terjamin dan terpeliharanya
keutuhan kesatuan dan persatuan bangsa ;
5. Membina dan bekerja sama dengan himpunan profesi dan keahlian sejenis di
bidang pendidikan yang secara sukarela menyatakan diri bergabung atau
bermitra dengan PGRI;
6. Mengupayakan dan mengefaluasi terlaksananya sistem sertifikasi, agreditasi,
dan lisensi bagi pengukuhn kompetensi profesi guru;
7. Mengadakan hubungan kerja sama dengan lembaga lembaga pendidikan,
organisasi yang bergerak di bidang pendidikan, dan atau organisasi
kemasyarakatan umumnya dalam rangka peningkatan mutu pendidikan dan
kebudayaan;
8. Menyelenggarakan dan membina anak lembaga PGRI sebagai intitusi yang
profesional dalam bidang pendidikan ;
9. Membentuk, memelihara, dan meningkatkan mutu kader organisasi yang dapat
mengembangkan PGRI;
10. Melaksanakan prinsip dan

pendekatan

trade

unionism

dalam

upaya

meningkatkan harkat dan martabat guru melalui peningkatan kesejahteraan


anggota ;
11. Membina dan meningkatkan hubungan kerja sama dengan organisasi guru luar
negeri dengan tetap mengutamakan kepentingan nasional;
12. Melakukan pengawasan sosial dan fungsional atas pelaksanaan sistem
pendidikan nasional.
D. Sifat PGRI
PGRI sebagai organisasi perjuangan,organisasi profesi,dan organisasi ketenagakerjaan
adalah bersifat unitaristik tanpa memandang perbedaan ijazah, tempat kerja,
kedudukan, suku, laki/perempuan, agama dan asal asul.

E. Jati diri PGRI


1.pengertian jati diri
Jati diri hakikatnya adalah landasan filosofis yang menjadi norma dalam pola
pikir,sikap,perbuatan dan tindakan yang bersifat mengikat da di taati oleh para
anggota nya.
2.dasar jati diri
Dasar jati diri PGRI meliputi:
a) dasar historis
b) dasar ideologis-politis
c) dasar sosiologi dan iptek
3.ciri ciri jati diri
a) nasionalisme
b) demokrasi
c) kemitraan
d) unitarisme
e) profesionalisme
f) kekeluargaan
g) kemandirian
h) nonportai
i) jiwa,semangat,dan nilai nilai agama 45
4.tujuan jati diri
Tujuan jati diri PGRI adalah ;
a.tegak nya keberadaan PGRI,tumbuh nya rasa bangsa rasa ikut memiliki
terhadap PGRI;
b.memiliki kemampuan dalam menganstisipasi setiap perubahan akibat
perkembangan masyarakat,ilmu dan teknologi;
5.fungsi jati diri
Fungsi adalah manfaat dari adanya jati diri dalam angak mengemban tugas tugas
organisasi PGRI untuk mewujudkan hakikat jati diri. Adapun fungsi jati diri PGRI
adalah;
a. sebagai pedoman gerak perjuangan bagi anggota organisasi
b. sebagai sarana memasyarakatkan eksistensi dan misi organisasi
c. sebagai pembangkit motivasi perjuangan PGRI
F. Misi jiti diri
Pada dasarnya misi adalah tugas pokok, fungsi dan peran (tupoksiran) yang
diemban oleh kelompok atau anggota yang tersusun sistematis, terarah,
terencana dalam pencapaian suatu tujuan.
Misi jati diri PGRI adalah suatu wahana untuk menampilkan citra, sikap,
semangat dan karakter organisasi keguruan yang mampu melestarikan nilai-nilai
perjuangan dan profesi keguruan.
a. Mempertahankan, mengamanan dan mengamalkan pancasila UndangUndang Dasar 1945;

b. Mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan Negara kesatuan repoblik


indonesia sebagai mana terkandung dalam pembukaan UUD 1945
c. Melestarikan jiwa, semangat dan nilai-nilai 45 sebagai motivasi perjuangan;

BAB III
SEJARAH PGRI

A. PGRI masa sebelum kemerdekaan


Sejarah organisasi perjuangan guru pada jaman belanda dimulai pada tahun 1912
dengan berdirinya persatuaan guru hindia belanda (PGHB) yang diketuai oleh karto soebroto.
Organisasi ini bersifat unitaristik yang para anggotannya terdiri atas guru bantu, guru desa,
kepala sekolah, dan pemilik sekolah. Tidak mudah bagi PGHB memperjuangkan nasib para
anggotannya yang memiliki pangkat, status sosial, dan latar belakang pendidikan yang
berbeda. Pada tahun 1932 nama PGHB diganti dengan PGI (persatuan guru indonesia).
Dalam nama organisasi ini mengajukan belanda, karna nama indonesia termasuk yang
paling tidak disenangi pleh penjajah belanda karena mencerminan tumbuhnya semangat
nasionalisme. PGI ini terdiri dari berbagai bund yang bercorak keagamaan, kebangsaan atau
yang lainya, seperti neterlands indische onterwys genooschap (NIOG) yang beranggotakan
semua guru tanpa membedakan golongan agama, chistelijke oderwijs vereniging (COV),
katolieke onderwosbond (KOB), vereniging van muloleerkrachten (VVM), dan lain-lain.
B. PGRI Masa Awal setelah kemerdekaan
1. Kongres PGRI l,24-25 November 1945
Semangat proklamasi itulah yang menjiwai penyelengaraan kongres pendidik bangsa
pada tanggal 24-25 november 1945 bertempat di sekolah guru puteri(SGP)
surakarta,jawa tengah. Dari kongres itu lahirlah persatuan guru republik
indonesia(PGRI)yang merupakan wahana persatuan dan kesatuan segenap guru di
seluruh indonesia.di antara pendiri PGRI adalah rh.koesnan,amin singgih,ali
marsabn,djajeng soegianto,soemidi adisasmito,abdullah noerbambang,dan soetono.
2. Kongres II PGRI di surakarta,21-23 november 1946
Melalui kongres ini,PGRI mengajukan tuntutan kepada pemerintah,yaitu: (a)sistem
pendidikan selekasnya didasarkan pada kepentingan nasional; (b)gaji guru supaya
tidak dihentikan; (c)diadakan undang undang pokok pendidikan dan undang undang
pokok perburuan. Tuntutan tersebut mendapat perhatian pemerintah,terbukti dengan
ditunjukkan rh.koesnan menjadi anggota panitia gaji pemerintah yang di bentuk oleh
departemen keuangan RI.
3. Kongres III PGRI di madiun,27-29 februari 1948
Kongres yang diadakan dalam keadaan darurat ini antara lain memutuskan bahwa
untuk meningkatkan efektivitas organisasi,di tempuh jalan dengan memarkan cabang
cabang yang tadinya setiap kepresidenan memiliki satu cabang menjadi cabang
cabang

yang

lebih

kecil,tetapi

dengan

jumlah

anggota

sedikitnya

100

orang.diharapkan bahwa cabang PGRI yang lebih kecil itu dapat lebih efektif.dalam

cakupan daerah yang sangat terbatas itu PGRI mempunyai 76 cabang yang masing
masing ternyata dapat menunjukkan aktifitas dan vitalitas yang tinggi.
C. PGRI masa demokrasi liberal(1950-1959)
Kongres IV PGRI di yogyakarta,26-28 februari 1950
Dalam pidato sambutan nya pada kongres ini,pejabat presiden RI assaat memuji
PGRI yang menurut pendapat nya tidak bisa lain dan pada pencerminan semangat
juang para guru sebagai pendidik rakyat dan bangsa.dengan demikian,semangat juang
para guru akan terpelihara dan bahkan dapat diwariskan secara turun temurun kepada
guru guru generasi selanjut nya.
Dalam suasana nasional seperti itulah, guru-guru yang bernaung di bawah panji-panji
PGRI secara alamasi mengambil keputusan untuk mempersatukan semua guru di
seluruh tanah air dalam satu organisasi kestuan yaitu PGRI. Mereka juga sepakat
untuk menyingkirkan segala rasa saling curiga dan semangat kedaerah yabg
menjangkiti par guru. Oleh karena itu, kongres memutuskan untuk mengeluarkan
maklumat persatuan yang berisikan seruan kepala seluruh masyarakat, khususnya
kepala guru-guru, untuk membantu menghilangkan suasana yang membahayakan
dalam hubungan antara golongan Non- dan Ko- dan mengalang persatuan demi
perjuangan untuk mengisi kemerdekaan.
Sementara itu, terbentuklah GBSI (Gabungan serikat Buruh Indonesia). Tindakan
PB PGRI untuk menarik PGRI dari SOBSI harus dipertanggungjawabkan pada
kongres IV di Yogyakarta. Perlu dicatat bahwa ada 12 cabang PGRI (yaitu sukabumi,
pekalongan, cianjur, cilacap, purwekwekerto, kudus, bumiayu, pemalang, blitar
srengat, kebumen, dan pacitan) yang menghendaki peninjauan kembali sikap PB
PGRI terhadap SOBSI. Namun akhirnya ternyata Kongres IV PGRI menyetujui
pengunduran diri PGRI dari SOBSI, sementara ke- 12 cabang PGRI itu mengajukan
minderheidsnota. Kemudian PGRI masuk kedalam GBSI yang beranggotakan 23
serikat buruh/serikat sekerja melalui Kongres V di Bandung.
Piode 1957-1959 masih merupakan tahun-tahun perkembangan organisasi, baik deri
segi pengisian kegiatan maupun peningkatan perjuangan organisasi agar hasilnya
dapat lebih di rasakan oleh para anggotanya.
D. Seperti pada kongres sebelum nya,pada kongres IX PGRI di surabaya bulan
oktober/november 1959,soebandri dkk.melancarkan adu domba di antara para peserta
kongres,terutama pada waktu pemilihan ketua umum.kali ini pun,usaha tersebut tidak
berhasil.namun M.E subandinata dengan jiwa besar berusaha untuk membabeskan
meraka untuk pulang ke tempat nya masing masing.terpengaruh oleh suasana selama

kongres X berlangsung,akhirnya disepakati untuk memasukkan pancasila/manipol


usdek sebagai dasar PGRI.
1. Lahirnya PGRI non-vaksentral/PKI periode tahun 1962-1965 merupakan episode
yang sangat pahit bagi PGRI.dalam masa ini terjadi perpecahan dalam tubuh
PGRI yang lebih hebat dibandingkan dengan pada periode periode sebelum
nya.penyebab perpecahan itu pun bukan demi kepentingan guru atau profesi guru
secara keseluruhan ,melainkan karen ambisi politik dan luar dengan
dalihmachtvorming

en

mactsaanwending(pembentukan

kekuatan

dan

penggunaan kekuatan) yang di terapkan melalui berbagai macam organisasi


masyarakat
2. PGRI pasca-peristiwa G30 S/PKI
Periode tahu 1966-1972 merupakan masa perjuangan untuk turut menegakkan
orde baru,masa konsolidasi dan penataan kembali organisasi serta ,masa
menerukan dan menyesuaikan misi organisasi secara tegas dan tepat dalam
pembangunan nasional yang baru.
3. Usaha PGRI melawan PGRI non-vaksentral/PKI
Dekrit presiden pada tanggal 5 juli 1959 yang kemudian disusul dengan pidato
kenegaraan presiden soekarno pada tanggal 17 agustus 1959 merupakan
kebijaksanaan yang di terima dengan penuh penghargaan dan harapan oleh
segenap bangsa indonesia yang telah mengalami penderitaan sebagai akiat dan
kebijaksaaan politik.
E. PGRI masa orde baru
1. Kesatuan aksi guru indonesia (KAGI)
Bagi PGRI kongres,PGRI merupakan wahana untuk menyatakan semua organisasi
guru yang tadi nya terkotak kotak sebagai produk politik orde lama.PGRI bersama
sama dengan persatuan guru NU,ikatan guru muhammadyah,ikatan guru
PSII(serikat islam indonesia)ikatan guru marhenis(PM osa usep),persatuan guru
kristen indonesia,ikatan guru katolik,persatuan guru islam indonesia,dan persatuan
guru PERTI membentuk KAGI.tugas utama KAGI adalah; (a) membersikan dunia
pendidikan indonesia dan unsur unsur PKI dan orde lama, yaitu PGRI non
vaksentral/PKI, serikat sekerja pendidikan, dan PGTI (persatuan guru teknik
indonesia); (b) menyatukan semua guru di dalam satu wadah organisasi guru ,
yaitu PGRI ; (c) memperjuangkan agar PGRI menjadi organisasi guru yang tidak
hanya bersifat unitaristik, tetapi juga independen dan non partai politik.
2. Konsolidasi organisasi pada awal orde baru
Konsolidasi organisasi PGRI di lakukan di daerah- daerah dan cabangcabang,dengan prioritas ke daerah jawa tengah dan jawa timur. Pembenahan pada

kedua daerah tersebut tidak saja akiat kuatnya pengaruh PGRI Nonvaksentral/PKI sebelumnya, tetapi juga menyangkut masalah dualisme dalam
kepemimpinan nasional.ini bermula dari zaman orde lama ketika pollitik menjadi
panglima, sehingga banyak guru dan berlindung di bawah partai-partai politik
yang berkuasa pada waktu itu.
F. PGRI masa reformasi
Era reformasi merupakan suatu kurun waktu yang di tandai dengan berbagai
perubahan untuk membentuk suatu keseluruhan tatanan baru yang lebih baik untuk
mencapai tujuan sejak lengsernya presiden Soeharto pada bulan Mei 1997. Perubahan
dalam reformasi adalah perubahan yang di laksanakan secara konsepsional dan
konstitusional dengan strategi dan program yang lebih efektif dalam suasana madani.
Di dalam kerangka demikian, PGRI juga melakukn serangkaian perubahan melalui
kongres XVIII, November 1998 di Bandung sebagai respon penyesuaian terhadap
tuntutan reformasi.
Pada saat itulah, Anggaran dasar dan Anggaran rumah Tangga PGRI mengalami
perubahan guna menjawab tantangan global, tantangan nasional, organisasional.
Dalam mengadaptasi perubahan lingkungan yang demikian, PGRI di tuntut memiliki
kecakapan untuk: (1) lebih siap mengantisipasi dan beradaptasi terhadap dampak
perkembangan lingkungan; (2) mengakselerasi dan mengembangkan hasil, proses,
dan layanan yang lebih baik; (3) menjadi lebih cakap belajar dari pesaing dan mitra
kerja; (4) melncarkan tranfer pengetahuan dari satu bagian lainnya; (5) belajar secara
efektif dan kesalahan-kesalahan sendiri; (6) memberdayakan semua sumber daya
manusia pada setiap jenjang organisasi;(7)mempersingkat waktu yang di perlukan
untuk menerapkan perubahan strategis;(8)merangsang perbaikan secara terus
menerus pada setiap bidang dan jenjang organisasi.

BAB IV
Organisasi PGRI
A. Keangotaan
Anggota PGRI adalah warga negara republik indonesia yang dengan sukarela
mengajukan permohonan menjadi anggota dan memenuhi persyaratan yang di
tentukan dalam anggra rumah tangga. Keanggotaan berakhir atas permintaan sendiri;
karena diberhentikan,atau karena meninggal dunia.
B. Susunan dan perangkat perlengkapan organisasi
PGRI memiliki tat urutan/tingkat organisasi dengan susunan organisasi mulai dari
tingkat pusat yang meliputi seluru wilayah republik indonesia,tingkat provinsi,tingkat
kabupaten/kota,tingat cabang kecamatan/cabang khusus perguruan tinggi,serta
terakhir tingkat ranting yang berada pada satuan pendidikan.
C. Jenis forum organisasi PGRI
Forum organisasi PGRI tersebut meliputi:
1. Kongres PGRI
2. Kongres luar biasa PGRI
3. Konferensi pusat PGRI disingkat konpus
4. Konferensi PGRI provinsi disingkat komprov
5. Konferensi luar biasa PGRI provinsi di singkat konlubprov
6. Konferensi kerja PGRI Profensi di singkat kongkerprov
7. Konferensi PGRI kabupaten / Kota disingkat konkab/ kot
8. Konferensi luar biasa PGRI Kab/ kota di singkat konlubkab/kot
9. Konferensi kerja PGRI Kabupaten/ kota di singkat konkerkab/kot
10. Konferensi PGRI cabang/cabang khusus di singkat koncab/cabsus
11. Rapat anggota PGRI rapat ranting
12. Rapat pengurus PGRI dan pertemuan lain
D. Alat organisasi PGRI
1. Lembaga pendidikan PGRI
a. Visi lembaga pendidikan PGRI

Lembaga pendidikan PGRI mengembangkan visinya dengan visi organisasi


induknya PGRI yaitu:
1) Merupakan suatu pengabdian masyarakat membantu rakyat dan peerintah
menyelenggarakan

persekolahan/perguruan

dalam

rangka

upaya

mencerdaskan kehiddupan bangsa sebagai mana tercantum dalam pembukaan


Undang- Undang Dasar 1945;
2) Menjadi tempat peningkatan mutu, kewenangan dan pengembangan
kemampuan profesional guru;
3) Menjadi tempat pembinaan karir guru dan pendayagunaan kelanjutan
pengabdian tenaga guru dan tenaga kependidikan lainnya yang bermutu dan
berpengalam yang karena atas usia pensiunnya berhenti dari jabatan
formalnya;
4) Menjadi tempat pengembangan upaya pembaharuan pendidikan yang efektif
sejalan dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang di
orientasikan pada kepentingan pembangunan nasional;

b. Misi lembaga pendidikan PGRI


Lembaga pendidikan PGRI mengemban misi perjuangan yang sejalan
dencian misi, aspirasi dan jati diri organisasi induknya,PGRI yaitu:
1) Lembaga pendidikan PGRI melaksanakan pengabdian masyarakat
memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat serta sekaligus membantu
pemerintah dalam menyelenggarakan persekolahan berdasarkan kehidupan
bangsa sebagai termasuk dalam pembukaan undang undang dasar 1945;
2) Lembaga pendidikan PGRI sebagai tempat pengembangan upaya
pembaharuan pendidikan yang efektif sejalan dengan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang di orentasikan pada kepentingan bangunan
nasional;
3) Lembaga pendidikan PGRI mengemban misi menampilkan citra tentang
sikap dan karakter PGRI sebagai organisasi guru pejuang yang lahir dari
masa revolusi kemerdekaan indonesia 17 agustus 1945 serta mampu
melestarikan dan mentranformasikan jiwa, semangat, dan nilai-nilai 1945
secara mantap kepada generasi penerus perjuangan bangsa;
c. Jati diri lembaga pendidikan PGRI
Jati diri/identitas atau iri khas lembaga pendidikan PGRI sejalan dengan jati
diri organisasi induk nya PGRI yaitu sebagai berikut;

1) Lembaga pendidikan PGRI bersifat nasional dan di kelola secara


profesional oleh persatuan guru republik indonesia(PGRI);
2) Lembaga pendidikan PGRI mengemban misi dan identitas organisasi
induk nya sebagai berikut;
a) Lembaga penghayatan

dan pengamalan serta pelestarian jiwa,

semangat,dan nilai nilai 1945 kepada para peserta didik sebagai


generasi penerus perjuangan bangsa;
b) Lembaga pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
keterampilan yang bermanfaat bagi pembangunan melalui sistem
pendidikan nasional berdasarkan pancasila
2. Lembaga konsultasi dan bantuan hukum (LKBH) PGRI
LKBH PGRI didirikan dan di bentuk untuk melakukan konsultasi dan
pembelaan hukum terhadap anggota PGRI yang menghadapi masalah masalah
yang berkaitan dengan hukum.
LKBH PGRI didirikan guna membantu guru guru yang akan memperoleh
gugatan dan atau menggugat dari dan kepada berbagai pihak yang merasa
merugikan anggota PGRI guna dicapai nya keadilan hukum.
A. Sistem informasi PGRI
1. Perlunya sistem informasi komunikasi PGRI
Dengan adanya sistem informasi komunikasi PGRI.dapat emberikan gambaran
aktivitas

organisasi

pada

masing

masing

kepengurusan,menggunakan

pengalaman suatu jajaran kepengurusan oleh jajaran lain memperkaya


informasi tentang berbagai jenis kegiatan yang telah dilakukan oleh berbagai
jenjang organisasi PGRI
2. Jalinan informasi komunikasi PGRI
3. Jalinan informasi komunikasi PGRI dapat dilakukan secara vertikal dan
horizontal serta dapat pula secara diagonal. Jalinan informasi komunikasi
PGRI

ini

dapat

menggunakan

berbagai

bentuk

sesuai

dengan

jenis,hambatan,dan tantangan yang sedang dihadapi.


3. manfaat informasi dan komunikasi PGRI
dengan jalinan informasi dan komunikasi PGRI jajaran pengurus di tingkat
pusat dapat dengan cepat menginformasikan berbagai kebijakn terbaru secara
cepat ke tingkat yang paling bawah dan memberikan kontribusi pada tetap
tegaknya negara kesatuan republik indonesia.
Dengan jalinan informasi dan komunikasi PGRI dapat terwujud derap langkah
serentak seluruh jajaran organisasi sehingga terjalin ikatan struktural dan
kultural

dalam

tubuh

komunikasi,memungkinkan

PGRI.
dapat

Dengan
segera

kelengkapan
terselesaikan

informasi
persoalan

dan
intern

organisasi dapat bersinergi secara mantap dengan segenap pemangku


kepentingan pendidikan dalam membangun dan membantu penyelengaraan
sistem pendidikan nasional.

BAB V
PGRI SEBAGAI ORGANISASI PERJUANGAN
A. PGRI sebagai organisasi perjuangan
PGRI sebagai organisasi guru dan tenaga pendidikan lainnya masih dihadapkan pada
sejumlah tantangan,kebutuhan dengan segala potensi dan kekurangan yang dimiliki
PGRI
B. Prinsip prinsip perjuangan PGRI
Perjuangan PGRI agar berhasil,maka perjuangan yang di lakukan oleh segenap
pengurus PGRI dan anggota PGRI harus sesuai dengan prinsip perjuangan PGRI.
C. Fokus perjuangan PGRI
Sebagai organisasi perjuangan,PGRI
merupakan wadah bagi guru dalam
memperoleh,mempertahankan,meningkatkan,dan membela hak asasi guru baik

sebagai

pribadi,anggota,masyarakat,warga

negara

maupun

pemangku

profesi

keguruan.
D. Strategi perjuangan PGRI
Perjuangan PGRI supaya sukses mewujudkan harapan harapan segenap tenaga
pendidikan terutama guru sebagai petugas utama pendidikan,maka diperlukan strategi
perjuangan PGRI secara tepat.
E. Lintasan aktivitas perjuangan PGRI masa reformasi
Lintasan perjuangan PGRI, khususnya pada masa reformasi, menurut Mohammad
surya (2003) sebagai ketua umum PB PGRI, meliputi bidang keorganisasian,
kesejahteraan, ketenagakerjaan, perundang-undangan, reformasi pendidikan nasional
serta kemitraan nasional dan internasional.
Pada pasal 4 Anggaran dasar PGRI dijelaskan bahwa PGRI merupakan organisasi
nasional yang bersifat: (1) unitaristik, yaitu mewadahi semua guru tanpa memandang
ijasah, tempat bekerja, kedudukan, suku, jenis kelamin, agama, dan asal-usul,(2)
independen , yang berarti bahwa PGRI berlandaskan pada prinsip-prinsip kemandirian
organisasi dengan mengutamakan mitra kesejajaran dengan berbagai pihak, dan(3)
nonpolitik praktis, yaitu tidak terikat dan atau mengikatkan din pada kekuatan
organisasi/partai politik manapun.

1. Bidang Kesejahteraan
Kesejahteraan guru merupakan inti dan keseluruhan perjuangan PGRI Khususnya
dalam kongres XVIII. Kesejahteraan guru dapat berwujud kesejahteraan materil
maupun non-materil yang ditopang oleh lima pilar, yaitu(a) imbal jasa,(b) rasa
aman, (c) kondisi kerja, (d) hubungan antar pribadi, (e) kepastian karier, berperan
aktivitas proses dan hasil program berkenan dengan kesejahteraan antara lain
sebagai berikut;
Tahun 1999
a. Pada bulan juni 1999 PB-PGRI bekerjasama dengan RCTI dengan sponsor
perusahaan B-29 dapat memberikan kepada sekitar 200 guru masing-masing
rp 1.000.000. Data akurat belum diberikan kepada PB-PGRI sedangkan
bantuan langsung disampaikan oleh RCTI dan B-29.
b. Tanggal 18 November 1999 PB-PGRI bekerjasama dengan Universitas
terbuka mendapat dana dari kantor Menko Kesra bagi 1000 orang guru untuk
menempuh program D-II Guru SD dan 1000 orang anak guru yang kuliah
pada perguruan tinggi negri.
c. Melaksanakan advokasi kepada presiden BJ Habiebie dan desakan ke DPR-RI
yang kemudian membuahkan hasil berupa seluruh pegawai negeri mendapat
tambahan tunjangan penghasilan Rp. 150.000.
2. Bidang ketenagakerjaan
Anggaran Dasar PGRI Bab III pasal 3 tentang jatidiri produk keputusan kongres
PGRI 18 di Lembang, jawa barat menyatakan bahwa, PGRI adalah organisasi
perjuangan, organisasi profesi dan organisasi ketenagakerjaan. Dinyatakan pula
dalam Bab IV pasal 6 tentang tujuan huruf (e), menjaga, memelihara, membela,
serta meningkatkan harkat dan martabat guru melalui peningkatan kesejahteraan
anggota serta kesetiakawanan anggota serta serta kesetiakawanan oranisasi.
Dalam Bab VII pasal 7 tentang tugas dan fungsi huruf (o), membina usaha
kesejahteraan guru dalam arti yang luas dan membantu upaya pemerintah dalam
memberikan pelayanan hak-hak anggota dibidang kepegawaian seta dalam huruf
(p) melaksanakan prinsip-prinsip dan pendekatan trade union dalam upaya
meningkatkan harkat dan martabat guru melalui peningkatan kesejah teraan
anggota.
3. Bidang Perundang-undangan
Hal yang berkenan dengan perundang undangan merupakan salah satu amanat
kongres XVII, dan selama periode masa bhakti XVIII telah,sedang, dan akan di
perjuangkan.

a. Revisi terhadap UU No. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan


nasional.dalam

berbagai

kesempatan

beraudiensi

presiden,menteri,MPR,DPR,DPA, dan pihak terkait lainnya

dengan
PB-PGRI

senantiasa menyuarakan perlunya revisi UUSPN tersebut.PB-PGRI mengenai


RUU sisdiknas baik yang diselenggarakan oleh DPR,MPR,depdiknas,ataupun
perguruan tinggi.
b. Gagasan tentang perlunya UU guru telah dilontarkan sejak awal masa bhakti
XVIII PB-PGRI mulai dan presiden(waktu itu adalah bj habibi),mendiknas
dan

DPR-RI.Sambutanya

cukup

positif

dan

ditindakianjuti

dengan

pembentukan tim oleh ditjen dikdasmen yang terdiri atas unsur depdiknas dan
PB-PGRI
c. PB-PGRI ikut serta secara aktif memberikan pemasukan kepada DPR dan BPMPR dalam

upaya amandemen UUD 1945 khusus nya yang berkenaan

dengan pendidikan dan guru.


d. Dalam kaitan implementasi UU No. 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah
PB-PGRI ikut memberikan masukan dalam upaya pengaman implementasi
masukan dalam upaya pengamanan implementasi UU tersebut,termasuk
memberikan masukan dalam rencana perubahan UU tersebut.
4. Bidang reformasi pendidikan nasional
Upaya reformasi pendidikan nasional hanya akan terwujud apabila guru mendapat
tempat yang sentral dan menajdi prioritas utama.sehubungan dengan itu,PGRI
menekankan agar masalah guru dalam rangka reformasi pendidikan nasional
PGRI mendapat perhatian dan prioritas utama mengingat peranan guru yang
fundamental.sesuai dengan kendala yang di hadapi reformasi yang berkenaan
dengan guru antara lain;
a. Pertama pemerintah ada harus kemauan politik umtuk menempatkan posisi
guru di titik sentral keseluruhan pendidikan nasional.
b. Kedua,mewujudkan satu sistem manejeman guru dan tenaga kependidikan
lainnya meliputi penggadaan,pengangkatan,penempatan,pengelolaan,pebinaan
dan pengemtik.
c. Ketiga,pembenahan sistem pendidikan pendidikan guru yang lebih fungsional
untuk lebih menjamin dihasilkan kualitas profesional guru dan tenaga
kependidikan lainnya.
d. Keempat,pegembangan suatu sistem insentif(gaji dan tunjangan lainnya)bagi
guru secara adil,bernilai ekonomis serta emmiliki daya tarik sehingga
merangsang para guru melakukan dengan penuh dedikasi dan memberikan
kepuasanlahir da batin.

e. Kelima,PGRI harus menuntut kepada pemerintah dan DPR-RI agar jabatan


guru diakui jabatan sebagai jabatan fungsional seperti dosen,sehingga guru
dapat tunjangan fungsional bukan tunjangan kependidikan seperti sekarang
ini.
5. Bidang kemitraan nasional dan internasional
Pada tingkat internasional PGRI menjadi

bagian

dan

education

international(EI),yaitu persatuan guru guru seluruh dunia(sebanyak 304 organisasi


guru dan 155 negara dan mengimpun 24 juta angota)
Beberapa hasil dan jalinan kemitraan internasional antara lain;
a. Ketua umum PB-PGRI duduk dalam kepengurusan EI untuk kawasan asiapasifik.
b. Perjuangan PGRI telah masuk dalamm salah satu resolusi konferensi EI asiapasifik
c. PGRI telah menyampaikan keras kerja dalam pertemuan guru nusantara(PGN)

BAB VI
PGRI sebagai organisasi profesi
A. PGRI sebagai organisasi profesi
PGRI adalah organnisasi profesi yang mengabdi di bidang pendidikan,
bertekad melanjutkan reformasi, dan menata pendidikan melalui penyelenggaraan
otonomi pendidikan bermutu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, agar
di masa depan dapat maju dan berkembang.
PGRI sebagai organisasi profesi bertugas membina serta mengembangkan
sikap, prilaku dan keahlian, agar para guru anggota PGRI khususnya mampu

melekukan tugasnya dengan baik, bertanggung jawab, dan dapat di andalkan oleh
pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.
Pada tatanan ini kondisi yang ada mengharuskan segenap masyarakat untuk
dipersiapkan menjadi sumber daya manusia yang siap melaksakan kompetisi yang
semakin berat di era global ini. Untuk itu, langkah PGRI sebagai organisasi profesi
adalah memberikn perhatian serius terhadap keberadaan guru sebagai unsur yang
sangat menentukan dan berada di garda depan dalam proses penyiapan sumber
manusia masa depan.
B. Maksud dan tujuan PGRI sebagai organisasi Profesi
PGRI sebagai organisasi profesi ini di maksudkan untuk meningkatkan sikap
profesionalisme, loyalitas, dedikasi guru sebagai anggota utama PGRI. Dengan
meningkatkan dedikasi, loyalitas, dan profesionalisme guru akan memiliki dampak
positif terhadap kinerja dan prestasi guru.
PGRI sebagai organisasi profesi melakukan pengabdian pada pemerintah dan
masyarakat dengan berpijak pada kerangka sistem pendidikan nasional; terfokus
dalam memperjuangkan harkat dan martabat guru; terdepan dalam mewujudkan
profesionalisme guru serta terpanggil untuk ikut aktif membantu pemerintah
meningkatkan profesionalisme guru indonesia.
Bantuan yang diberikan PGRI sebagai organisasi profesi kepada pemerintah
adalah

meningkatkan profesionalisme gguru untuk mengangkat martabat profesi

guru; menjamin hak ddan kewajiban profesi guru; meningkatkan kompetensi profesi
guru; memajukann profesi serta karir profesi guru; meningkatkan mutu pembelajaran
sebagai tugas utama profesi guru; meningkatkan mutu pendidikan nasional sebagai
tugas penting profesi guru; mengurangi kesenjangan ketersediaan profesi guru antar
daerah dari segi jumlah, mutu, kualifikasi akademik dan kompetensi.
C. Kewenangan PGRI sebagai organisasi PGRI
PGRI sebaggai organisasi profesi mempunyai kewenangan dalam menetapkan
dan menegakkan kode etik guru; memberikan bantuan hukum kepada guru;
memberikan perlindungan profesi guru; melakukan pembinaan dan pengembangan
profesi guru; dan memajukan pendidikan nasional.
Prinsip profesionalitas guru juga memiliki tanggungg jawab atas pelaksanaan
tugas keprofesionalan; memperoleh penghasilan yang di tentukan sesuai dengan
prestasi kerja; memiliikii kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; memiliki jaminan perlindungann
hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan memiliki organisasi profesi

yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan denan tugas


keprofesionalan guru.
Pemberdayaan profesi guru di selenggarakan melalui pengembangan diri yang
di lakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan berkelanjutan
dengan

menjunjung

tinggi

hak

asasi

manusia,

nilaii

keagamaan,

nilai

kultural,kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi dengan menyeimbangkan hak


dan kewajiban guru.
D. Tanggung jawab PGRI sebagai organisasi profesi
Tanggung jawab PGRI sebbagai organisasi profesi adalah ikut serta secara
aktif dan konstruktif dalam melaksanakan tugas keprofesionalan guru sebagai anggota
terdepan PGRI yang dapat memahami hak-haknya. Hak-hak guru sebagaia mana yang
di amanatkan Undang-Undang 14 tahun 2006 tentangg guru dan dosen adalah
memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial; mendapatkan promosi dan pengharapan sesuai dennan tugas dan
prestasi kerja; mmemperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas
kekeyaan intelektual; memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.
Selain itu, hak-hak guru adalah memperoleh dan memanfaatkan sarana dan
prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan; memiliki
kebebasan dalam mmemberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan,
penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah
pendidikan,kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan; memperoleh rasa
aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas; memiliki kebebasan untuk
berserikat dalam organisasi profesi.
Guru juga berhak memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan
kebijakn

pendidikan;

meningkatkan

memperoleh

kualifikasi

akademik

kesempatan
dan

untuk

kompetensi;

mengembangkan
dan/atau

dan

memperoleh

penghasilan dan mashalat tambagan yang merupakan tambahan kesejahteraan yang di


peroleh dalam bentuk tunjangan pendidikan, asuransi pendidikan beasiswa, dan
penghargaan bagi guru, serta kemudahan untuk memperoleh pendidikan bagi putra
dan putri guru, pelayanan kesehatan, untuk bentuk kesejahteraan lain.
Guru juga berkewajiban untuk meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi
akademik dan kompetensi secara bekelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, eknolohi,dan seni; bertidak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar
pertimbangan kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar
belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
menjungjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta

nilai-nilai agama dan etika, dan memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan
bangsa.
E. Upaya PGRI sebagai organisasi profesi
Upaya-upaya PGRI sebagai organisasi profesi difokuskan pada upaya peningkatan
kompetensi profesionalisme guru melalui tiga jalan secara serentak. Ketiga jalan
tersebut adalah melalui peningkatan pendidikan dan latihan guru secara bekelanjuta;
peningkatan fungsi dan pemanfaatan kelompok profesi guru; serta peningkatan
pemanfaatan suber daya dan sumber dana guru secara efektif.
Upaya paling strategis adalah melalui jalur pendidikan dan latihan. Melalui upaya
pendidikn formal khususnya pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, guru akan
mendapatkan serangkaian pengetahuan, berbagai keterampilan serta nilai dan sikap
yang lebih menyeluruh dan terpadu sehingga memungkinkan guru memiliki wawasan
yang lebih luas, kemahiran pelaksanaan tugas yang lebih mantap, serta kedalaman
sikap dan profesionalisme dalam melaksanakan tugas.

F. Strategi PGRI sebagai organisasi profesi


Strategi PGRI sebagai organisasi PGRI adalah mendudukan guru sebagai tenaga
profesional yang berfungsi untuk meningkatkan martabat guru seta perannya sebagai
agen pembelajaran dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Sejalan dengan fungsi tersebut kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan
untuk

melaksanakan

sistem

pendidikan

nasional

dan

mewujudkan

tujuan

pendidikannasional, yakni berkebangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia


yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, sertamenjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggungjawab.
Selain itu, juga diperhatikan upaya-upaya memaksimalkan fungsi dan peran strategis
guru yang meliputi penegakan hak dan kewajiban guru sebagai tenaga profesional,
pembinaan dan pengembangan profesi guru, perlindungan hukum, prlindungan
profesi, serta perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.
Juga diupayakan peningkatan peran organisasi profesi untuk menjaga dan
meningkatkan kehormatan dan martabat guru dalam pelaksanaan tugas sebagai tenaga
profesional; penguatan kesetaraan antara guru yang bertugas pada satuan pendidikan
yang diselanggarakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah dengan guru yang
bertugas pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat; penguatan

tanggung jawab dan kewajiban pemerintah dan pemerintah daerah dalam


merealisasikan pencapaian anggaran pendidikan untuk memenuhi hak dan kewajiban
guru sebagai tenaga profesional; dan peningkatan peran serta masyarakat dalam
memenuhi hak dan kewajiban guru.

BAB VII
PGRI SEBAGAI ORGANISASI KETENAGAKERJAAN

A. PGRI sebagai organisasi ketenagakerjaan


Menurut UU No. 13 2003 tentang ketenagakerjaan,serikat pekerja/serikat buruh
adalah organisasi yang di bentuk dari,oleh,dan untuk pekerja/buruh baik di perusahaan
maupun di luar perusahaan yang bersifat bebas,terbuka mandiri,demokratis,dan bertanggung
jawab guna memperjuangkan,membela serta melindugi hak dan kepentingan pekerja/buruh
dan meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarga nya.
B. Perjuangan PGRI sebagai serikat pekerja
Titik berat perjuangan serikat pekerja adalah berupaya meningkatkan kesejahteraan
anggota bersama anggota keluarganya.
C. Titik berat perjuangan dan tantangan PGRI sebagai serikat kerja
Telah dikemukakan bahwa titik berat perjuangan serikat bekerja adalah berupaya
meningkatkan kesejahteraan anggota beserta anggota keluarganya.
1. PGRI membangun serikat pekerja yang kuat
Dengan beratnya tantangan yang di hadapi serikat pekerja menuntut PGRI untuk
mengupayakan agar organisasi serikat pekerja yang kuat.
2. Program PGRI sebagai serikat pekerja

Jati diri PGRI adalah organisasi profesi,perjuangan dan ketenagakerjaan.oleh


sebab itu,di samping memperjuangkan kesejahteraan anggotanya,PGRI harus
pula memperjuangkan peningkatan mutu profesi guru khususnya dan pendidikan
pada umurnnya.
Dana dalam memperkuat PGRI sebagi serikat pekerja Suatu organisasi tidak
akan menjadi kuat bila tidak di topang oleh dana yang memadai.oleh sebab
itu,PGRI sebagai organisasi ketenaga kerjaan harus berusaha sekuat tenaga untuk
mencari dana untuk membiayai kegiatan organisasi.dalam kaitan dengan
pendanaan PGRI,maka yang di tempuh PGRI sebagai berikut;
1. PGRI harus berupaya agar semua iuran anggota dapat masuk,tidak
hilang atau tersangkut pada seseorang;
2. PGRI harus memperjuangkan agar upaya pemasukan iuran anggota
dilakukan dengan check off system;
3. PGRI sebanyak mungkin mencari sumber dana lain di luar iuran
anggota dalam rangka memperbesar keuangan organisasi;
4. Pengurus harus lincah dan tanggap dalam rangka mencari dana bagi
organisasi memperlakukan dana besar;
5. Para anggota harus terus di sadarkan tanggung jawab nya dalam
membayar iuran anggota sebagai kewajibannya.
6. Peranan
bendahara
sangat
penting
menerima,menyimpan

membayar

serta

dalam

bertanggung

upaya
jawab

mengembangkan sumber dana dan menejemen penggunaan dana


organisasi;
7. Meningkatkan koperasi guru/PGRI yang dapat dijadikan wahana
kegotongroyongan

PGRI

dalam

meningkatkan

kesejahteraan

anggota;
8. Peranan dan partisipasi anak lembaga PGRI perlu ditigkatkandalam
rangka pengumpulan dana;
9. Mendirikan perusahaan yang dapat memperbesar keugan organisasi
PGRI
10. Bantuan dari luar harus tidak mengikat sehingga organisasi dapat
berjalan lancar dan bebas;
A. Hak hak hukum dan jaminan sosial PGR sebagi serikat pekerja
Hak hak hukum serikat pekerja. Hak hak hukum serikat pekerja meliputi
1. Memperoleh kesempatan kerja
2. Mendapatkn diklat
3. Memilih pekerjaan
4. memperoleh pekerjaa yang layak
5. Memperoleh yang adil dan layak
6. Memperoleh perlindungan kerja

7. Kebebasan berserikat
8. Mogok
9. Membuat perjanjian
Jaminan sosial guru. syarat syarat umum jaminan sosial guru sebagai berikut;semua
guru ,tanpa memperhatikanjenis sekolah yang dilayani nya,hendaklah menikmati
perlindungan jaminan sosial yang sama.
Jaminan kesehatan.jaminan karena sakit hendaklah diberikan sepanjang setiap masa
ketakmampuan bekerja meliputkan penanguhan pendapatan.
Jaminan kecelakaan kerja. Guru guru hendaklah dilindungi terhadap akibat akibat
kecelakaan yang di derita bukan hanya selama mengajar di sekolah akan tetapi juga sewaktu
sibuk dengan kegiatan kegiatan sekolah di luar pekarangan atau halaman sekolah.
Jaminan di hari tua . kredit kredit pensiun yang di peroleh guru di bawah penguasa
pendidikan yang mana pun dalam suatu negara hendaklah dapat dibawa atau di pindahkan
jika guru itu pindah pekerjaan dibawah penguasa yang mana pun di dalam negara itu.
Tunjangan karena cacat. Tunjangan karena cacat hendaklah dapat dibayarkan kepada
guru guru yang terpaksa tidak melanjutkan pengajaran karean ketakmampuan fisik atau
mental.
Tunjangan bagi mereka yang luput bencana. Kondisi kondisi mereka yang boleh
mendapatkan tunjangan luput bencana dan jumlah tunjanganitu hendaklah sedemikian rupa
sehingga memampukan mereka yang luput untuk memelihara standar kehidupan yang
memadai dan yang menjamin kesejahteraan dan pendidikan anak anak yang lupt dari bencan
itu.
B. Sosialisasi dan pelaksanaan serikat pekerja
Seluk belut serikat pekerja merupakan sesuatu yang penting bagi PGRI.oleh sebab itu
perlu diadakan sosialisasikepada seluru anggota PGRI.pola dan mekanisme
pelaksanaan program kerja serikat pekerja sudah universal,misalnya pelaksaan
perjanjian kerjasama.dalam uraian telah dikemukakan penting nya PGRI untuk
menerapkan tata cara serikat pekerja dalam perjuangannya;sesuatu yang telah lazim
diterapkan dengan berhasil oleh hampir semua organisasi guru diluar negeri.
PGRI harus berusaha sekuat tenaga untuk memperkuat organisasi ini.hal ini
merupakan syarat mutlak bagi PGRI dalam upaya melaksanakan tata cara serikat
pekerja.bila PGRI kuat,maka akan berwibawa,independen,disegani dan akan lebih

memperjuangkan program program yang direncankan.namun disisi lain perjuangan


berdasarkan tata cara serikat pekerja penuh dengan resiko.oleh sebab itu,PGRI harus
senantiasa waspada dan hati hati dalam melaksankan nya. Pelaksanaan tata cara
serikat pekerja harus disesuaikan dengan kondisi yang ada,melalui tahap
tahap,disesuaikan dengan kindisi yang ada,melalui tahap tahap,dan sesuai dengan
kemampuan organisasi di daerah masing masing

BAB VIII
Profil,landasan,tujuan,dan sasaran,program kekuatan,kelemahan,hambatan, peluang
serta ancaman dan program kerja PGRI
A. Profil singkat PGRI
Secara singkat ,dikemukakan profil organisasi ini.nama organisasi adlah persatuan guru
republik indonesia disingkat PGRI.
B. Landasan,tujuan dan sasaran program PGRI
1. Landasan
2. Tujuan program
3. Sasaran
C. Kekuatan
1. Jumlah anggota PGRI yang cukup besar tersebar luas dan relatif merata serta
pada umum nya memiliki pendidikan paling sedikit setingkat pendidikan SLTA.
2. Dengan modal sejarah yang panjang serta pengalaman yang relatif banyak,PGRI
masih memiliki kesempatan untuk melaksanakan konsolidasi dan mengoptmalkan
kinerjanya.
3. Tempat berkarya/pengabdian anggota PGRI tersebar di seluruh kabupaten kota
bahkan sampai ke daerah kepulauan terpencil;
D. Kelemahan
1. Karena kurangnya komunikasi antara pengurus dan anggota masih banyak yang
menanyakan manfaat organisasi bagi para anggota.
2. Hanya sedikit pengurus PGRI yang secara sungguh-sungguh mengelola
organisasi secara profesional dengan kepedulian yang relatif tinggi.
3. Di semua tingkat kepengurusan terdapat kelemahan manejemen dengan belum
dapat di terapkan manejemen organisasi modern yang efektif.
E. Peluang
1. Amandemen UUD 45 tentang pendidikan; serta lainnya UU nomor: 14 tahun
2005 tentang guru dan dosen telah memberikan peluang yang amat baik bagi
dunia pendidikan dan merupakan dasar yang kuat bagi perjuangan PGRI.
2. Program pendidikan untuk semua (education for all) yang di lancarkan dunia dan
program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun bagi indonesia merupakan
peluang bagi PGRI untuk berperan serta secara aktif dalam menangani
pendidikan.

F. Ancaman
1. Pada masa kini dan masa mendatang akan mengganggu posisi, kedudukan, dan
kebersamaan PGRI sebagai organisasi profesi.
2. Terbuka kesempatan dan kebebasan bagi para anggota untuk membentuk
organisasi guru di luar PGRI.
G. Pokok-pokok Program Umum
Kemajuan PGRI mendatang akan bergantung pada kredibilitas, kapabilitas dan
akuntabilitas seluruh pengurus maupun anggota dalam menyikapi dan menentukan
posisi dan kedudukan PGRI ddengan tetap mempertahankan indenpendasinya dalam
tataran politik praktis, sehingga posisi dan kedudukan PGRI akan makin kokoh dan
kuat.
H. Bidang umum, Organisasi dan Kaderisasi
1. Meningkatkan pelayanan kepada anggota maupun masyarakat dalam menata
bersama penyelenggaraan pendidikan secara bermutu.
2. Membina, mengembangkan dan mendayagunakan potensi PGRI di berbagai
bidang pengabdian dan keahlian.
I. Profesi Kependidikan
1. PGRI secara proaktif antisipatif dan adaptif terhadap semua yang di lakukan
oleh seluruh anggota dan pimpinan organisasi .
2. Membantu dan mengusahakan beasiswa pendidikan bagi guru yang ingin
melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi.
3. Mendorong dan memberikan motivasi dilaksanakannya pekan olahraga dan
seni mahasiswa pada lingkup pengurus tinggi PGRI.
J. Kesejahteraan dan Ketenagakerjaan
1. Memperjuangkan UU guru dan perda guru oleh pemerintah daerah.
2. Memperjuangkan perbaikan penggajian guru dan tenaga kependidikan melalui
sistem penggajian khusus guru.
3. Mendorong pembentukan koperasi PGRI sampai dengan unit kerja sekolah.
K. Pemberdayaan perempuan
1. Meningkatkan pembinaan, pemberdayaan serta pendayagunaan perempuan
melalui pokja wanita PGRI.
2. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan perempuan PGRI
untuk meningkatkan mutu kepengurusan dan kaderisasi
L. Pokok pokok program umum anak lembaga PGRI
1. Pendahuluan
Tujuan PPLP-PGRI antara lain membantu masyarakat dan pemerintah dalam
usaha melaksanakan program dan pendidikan,membina dan mengelola lembaga
pendidikan PGRI da membantu masyarakatnya dan pemerintah dalm upaya
pemerataan pelayanan dan pendidikanbagi masyarakat.
2. Umum dan organisasi
a. Meningkatkan hubungan dan kerja sama
b. Melaksanakan usaha usaha

c. Penatalaksanaan dan pengelolaan


d. Peningkatan mutu dan pendidikan.
e. Keuangan,sarana dan prasarana
M. Lembaga konsultasi dan bantuan hukum(LKBH)
1. Memantapkan status orgaisasi dan fungsi LKBH-PGRI
2. Menyebarluaskan pemahaman tentang visi,misi dan tugas tugas LKBH PGRI
sebagai anak lembaga organisasi profesi guru sebagai organisasi perjuangan.
3. Memotivasi,mendorong dan mempercepat proses pembentukan LKBH PGRI di
kabupaten kota.
4. Membentuk dan membina kelompok kerja LKBH PGRI yang terdiri dari kader
kader yang profesional di bidang hukum.
5. Membantu pelaksanaan program kadarkum terutama di lingkungan keluarga
pendidikan.

BAB IX
PGRI MENYONGSONG MASA DEPAN
A. Paradigma baru PGRI
1. Tantangan PGRI
Era reformasi merupakan era baru yang di tandai adanya perubahan mendasar
untuk membentuk tatanan yang lebihbaik guna mencapai tujuan nasional yang
di cita citakan.perubahan dalam reformasi dilakukan secara konsepsional dan
konstitusional dengan strategi dan program yang lebih efektif.tatanan baru
yang diupayakan melalui reformasi tersebut bersifat holistik dalam
keseluruhan tatanan kehidupan mencakup;aspek politik.sosial,budaya,dan
sebagainya.
2. Jati diri PGRI
Sebenarnya,jati diri PGRI tidak luntur dan tetap merupakan urat nadi
perkembangan dan keberadaan PGRI dalam seluruh perjalanan bangsa.sesuai
dengan semangat kelahirannya,jati diri PGRI adalah organisasi
perjuangan,organisasi profesi dan organisasi ketenagakerjaan yang mewadahi
kaum guru di seluruh indonesia dalam upaya mewujudkan hak hak asasi nya
sebagai pribadi ,warga negara,dan pengemban profesi.
3. Nilai keterbukaan dan lingkup reformasi PGRI
Reformasi PGRI sesuai dengan visi dan misi yang dikemukakan di atas hanya
dapat terwujud apabila didasari nilai nilai keterbukaaan.keterbukaan tersebut
menurut surya mencakup keterbukaan terhadap partisipasi perbedaan konflik
keterbukaan terhadap pandangan dan refleksi serta keterbukaan terhadap
kesalahan.
B. PGRI pada era ekonomi otonomi daerah
Pada era otonomi daerah PGRI harus terus mengikuti dan menyikapi berbagai
permasalahan dan tantangan sesuai dengan tuntutan otonomi daerah.sesuai
dengan pendapat surya perkembangan yang harus di respon oleh PGRi adalh
pelaksanaan otonoimi daearah.dalam hal ini PGRI harus melakukan adaptasi
dalam aspek struktur,kultur,subtansi,dan sumberdaya manusia.dalam aspek
struktur harus dilakukan penyesuaian struktur organisasi yang sesuai dengan
semangat otonomi daerah tanpa kehilangan jati diri
C. PGRI dalam kancah internasional
Dalam kancah internasional PGRI harus proaktif.surya menegaskan,bahwa
PGRI pada masa globalisasi tidak cukup membangun kemitaraan dengan
segenap pemangku kepentingan yang ada dalam negeri bagian dari elemen

bangsa.akan tetapi kiprahnya harus di perluas dengan membangun kemitraan


secar internasional,khususnya melalui El.dengan memperkuat bangunan
kemitaraan dengal EI,PGRI dapat belajar banyak dari organisasi guru dari
banyak negara di dunia dan PGRI dapat menstransformasikan keberadaan
PGRI ide gagasan PGRI untuk masyarakat dunia dalam mambangun tatanan
dunia baru yang lebih baik,khususnya pada aspek pendidikan.
EI memiliki tujuan sebgai berikut;
1. Mempertahankan orgnisasi guru dan pesonel pendidikan dalam rangka
meningkatkan status,minat dan kesejahteraan anggotanya serta
memperjuangkan hak hak profesional dan ketenagakerjaan.
2. Meningkatkan perdamaian,demokrasi,keadilan dan keseimbangan sosial
bagi semua orang di seluruh dunia serta melaksanakan deklarsi PBB
tentang hak hak asasi manusia melalui pembangunan pendidikan dan
kekuatan kolektif para guru dan pekerja pendidikan.
3. Mengusahakan dan memelihara pengakuan akan hak hak ketenagakerjaan
pada umum nya dan para guru serta pekerja pendidikan pada khususnya
meningkatkan standar internasional bagi pekerja termasuk kebebasan
berserikat dan organisasi melakukan tawar menawar kolektif,dan
melaksanakan aksi aksi industrial.
4. Memperbaiki kondisi kerja para guru dan pekerja pendidikan serta
meningkatkan status profesional ,erka melalui dukugan kepada organisasi
yang menjadi anggotanya dan menyeruakan kepentingan mereka dalam
forum PBB,badan badan khusus dan organisasi antar pemerintah lainnya
yang terkait dan relevan
5. Mendukung dan meningkatkan kebebasan profesional para guru dan
pekerja pendidikan dan hak hak meraka untuk berpatisipasi dalam
perumusan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan.
6. Meningkatkan hak hak semua orang tanpa diskriminasi,di seluruh dunia
untuk memperoleh pendidikan.
7. Membantu pengembangan konsep pendidikan yang mengarah pada
tumbuhnya saling pengertian internasional menjaga perdamaian dan
kemerdekaan dan menghormati hak hak asasi manusia.
Prioritas program kegiatan EI meliputi tiga bidang,yaitu;
1. Meingkatkan hak untuk menapai pe ndidikan yang berkualitas bagi
semua.
2. Mengusahakan tercapainya standar internasional tentang hak hak dan
keadilan manusia dan ketenagakerjaan
3. Memperbaiki status guru dan pekerja pendidikan

Bab X
kompotensi profesionalisme kewibawaan guru serta masalah dan upaya
pemecahan masalah guru
A. Perlunya kompetensi dan profesionalisme
Kelima pendidikan pemain pendidikan itu adalah masyarakat lokal orang tua
peserta didik negara dan pengelola profesional pendidikan.para pengelola
profesional pendidikan sebagai salah satu pemain pendidikan adalah
pendidikan tenga pendidik dan pendidikan dengan menempatkan guru sebagai
tenaga inti kependidikan.
Dengan demikian,jalan utama untuk mensukseskan pendidikan adalah
meningkatkan kualitas profesionalisme guru dan hanya pada guru profesional

sebagai tenaga profesi dalam bidang pendidikan yang dapat menjalankan


tugasnya membangun mutu pendidikan.dengan lingkup tugas nya dengan
demikian berat di tengah tuntutan tugas yang terus berkembang sejalan dengan
dinamika perkembangan iptek dan kian kuatnya harapan terhadap pemenuhan
kebutuhan untuk membentuk kompotensi peserta didik maka hanya guru yang
memiliki kompoten profedional yang dapat menerjemahkan dan mewujudkan
harapan meningkatkan kualitas pendidikan.pintu gerbang berda di pundak
lembaga pendidikan tenaga kependidikan(LPTK).
B. Kompotensi guru
Kompetensi berasal dari bahasa inggris yakni competence yan bberarti
kecakapan, kemampuan dan kesanggupan. Menurut kamus besar bahasa
indonesia, kompetensi adalah kewenangan (kekusasaan) untuk menentukan,
memutuskan dan menetapkan sesuatu (poerwadarminta, 1989).
Kompetensi, menurut W. Robert houston, adalah kemampuan yang memadai
uuntuk melaksanakan tugas profesi yang di tandai dengan penguasaan
pengetahuan, keterampilan dan kecakapan yang di persyaratkan sebagai guru
(Arifin, 1993).
Kepribadian arif memiliki karakteristik menampilkan tindakan yang di
dasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat yang di
tandai dengan bertindak atas dasar kemanfaatan peserta didik, bertindak atas
dasar kemanfaatan sekolah, dan bertindak atas dasar kemanfaatan masyarakat;
serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak dengan ciri
menerima kritik dan saran untuk perbaikan dan menempatkan diri secara
proporsional.
C. Guru merupakan profesi bidang pendidikan. Suatu profesi memiliki ciri
spesifik. Karakteristik profesi, menurut moore dalam sutisna (1985)
bercirikan: (1) menggunakan waktu penuh untuk menjalankan perkejaannya;
(2) terikat oleh suatu panggilan hidup dan memperlakukan pekerjaannya
sebagai perangkat norma kepatuhan dan prilaku; (3) memiliki organisasi
profesi normal; (4) menguasai pengetahuan yang berguna dan keterampilan
atas dasar spesialisasi atau pendidikan yang sangat khusus.
Dari sudut pandang orang tua siswa, guru profesional adalah pribadi yang di
harapkan dapat menjadi mitra pendidik bagi anak-anak yang di titipkan untuk
di didik,orang tua berharap agar guru dapat menggatikan peran orang tua di
sekolah sehingga dapat melengkapi, menambah, memperbaiki pola-pola
pendidikan di dalam keluarga.

Menurut pihak pemerintah, guru profesional adalah uru yang mampu


melaksanakan tugas-tugas secara profesionall sebagai wakil pemerintah dalam
menyiapakan warga negara untuk meningkatkan kualitas bangsa di masa
depan.
D. Kewibawaan Guru
Mohammad Surya (2005), menegaskan, bahwa kewibawaan guru banyak di
tentukan oleh keunggulan-keunggulan yang ada dalam diri guru.
Ketepatan dalam pengambilan keputusan. Bentuk dan mutu keputusan yang
diambil oleh seorang guru akan banyak menentukan kewibawannya. Makin
tepat seseorang mengambil keputusan terutama dalam situasi-situasi yang
kritis,makin mungkin ia mendapat pengakuan kewibawaannya. Sebaliknya
kekurangtepatan dalam mengambil keputusan dapat menimbulkan berbagai
kegagalan dan pada gilirannya dapat mempengaruhi kualitas kewibawaannya.
E. Masalah Guru
Masalah guru dapat di lihat dari beberapa perspektif meliputi: aspek kuantitas,
kualiatas, penyebaran, kesejahteraan dan sistem pengganjaran, sistem
pengelolaan dan jenjang karier, dan dari sudut manajeman (Surya, 2005).
F. Penanganan Guru
Dengan kendala yang di hadapi di atas, maka penanganan guru menurut Surya
(2005), antara lain :
1. Pemerintah harus ada kemauan dan komitmen politik untuk politik untuk
menempatkan posisi guru dalam keseluruhan pendidikan nasional dan
memberikan penghargaan sesuai dengan hak dan martabatnya.
2. Mewujudkan satu sistem manajemen guru dan tenaga pendidikan lainnya
dalam satu institusi yang memiliki kewenangan nasional secara terpadu
yang sistematik, sinergik, dan simbiotik. Seluruh aspek manajemen guru
yang mencakup antara lain rekrumen,pendidikan, penempatan pembiaan
dan pengembangan berada dalam satu sistem pengelolaan tunggal yang
profesional dan propr-sional.
3. Pembenahan sistem pendidikan dan pelatihan guru yang lebih fungsional
untuk lebih menjamin dihasilkaannya kualitas profesional guru dan tenaga
kependidikan lainnya. Dilihat dari posisi dan peranannya, guru
memerlukan kompetensi pribadi dan profesi agar mampu melaksanakan
proses pendidikan secara mendasar. Oleh karena itu pendidikan dan latihan
guru hendaknya lebih berorientasi pada pembentukan dan pemberdayaan
kepribadian guru profesional, lingkungan kehidupan pendidikan ,
dinamika adaptasi yang tinggi pengembangan dedikasi kependidikan.

4. Membenahi kesejahteraan guru dengan pengembangan satu sistem


remunerasi (gaji dan tunjangan lainnya) bagi para guru secara adil, bernilai
ekonomis, serta memiliki daya tarik sedemikian rupa sehingga merangsang
para guru meakukan tugasnya dengan penuh dedikasi dan memberikan
kepuasan lahir batin.
5. Upaya mewujudkan citra dan wibawa guru pada hakikatnya bukan
tanggung jawab kaum guru sendiri melainkan tanggung jawab bersama
dari semua pihak terkait terutama pemerintah, orangtua dan masyarakat
luas. Beerapa hal yang memerlukan perhatian antara lain:(a)Kemauan
kaun guru itu sendiri untuk mewujudkan kinerja ideal, (b)sikap dari pihak
masyarakat terutama dalam pemahaman dan penghargaan terhadap harkat
martabat guru secara hakiki, (c)Kepedulian dan peran serta dari pihakpihak; pembuat kebijakan/keputusan, para pakar, birokrat/pengelola,
pelaksana, (d)tindakan nyata dari pemerintah dan pihak lainnya terhadap
unsur kepuasan kerja guru terutama hal-hal yang menyangkut
kesejahteraan dan rasa aman.
BAB XI
KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN PENINGKATAN MUTU
GURU

A. Pengetian Guru
1. Perencanaan
Perencanaan pengadaan (rekrume) calon tenaga pendidik (dikrendik),
khususnya guru, didasarkan pada hasil analis kebutuhan guru per mata
pelajaran, per jenis satuan pendidikan, per kecamatan, per
kabupaten/kota, per provinsi, dan kebutahan kualitatif dan kuantitatif
guru secara nasional. Perencanaan pengadaan guru berbasisis
kebutuhan dikembangkan dan dilaksanakan secara konsisten.
Pemerintah, melalui Depdiknas, juga merencanakan pengemangan
diversifikasi program pengadaan guru melalui pemberian ikatan dinas,
beasiswa, dan sejenisnya bagi putera/puteri yang potensial dari daerah
terpencil dan terasing.

Sehubungan dengan itu akan dilakukan analisis dan pemerataan


kebutuhan guru jangka panjang, menengah, dan jangka pendekyang
mencakup : (a) jumlah kebutuhan, guru yang ada, dan kekurangan guru
mata pelajaran pada semua jenjang dan jenis dikdasmen per
kabupaten/kota, per provinsi, dan nasional untuk 25 tahun mendatang;
(b) kualifikasi pendidikan guru dikdasmen per kabupaten/kota, per
provinsi, dan nasional; dan (c) kondisi guru menurut umur dan latar
belakang pendidikan. Hasil analisis dan pemataan kebutuhan diktendik
tersebut menjadi sangat sentral dan dan strategis. Hal ini penting untuk
mengetahui jumlah guru yang ada,kebutuhan guru, dan kekurangan
guru mata pelajaran pada jenjang dikdasmen secara nasional yang
diperlukan sebagai masukan untuk perencanaan ke depan.
Pada masa mendatang, perencanaan pengadaan guru senantiasa
didasarkan pada hasil analisis kebutuhan dengan mengedepankan
prinsip-prinsip taat azas, tepat kualifikasi, tepat kompetensi, tepat
jumlah kebutahan, jumlah guru yang ada, dan kekurangan guru secara
kualitatif dan kuantitatif, baik permata pelajaran, per sekolah, per
kecamatan, per kabupaten/kota, per provinsi maupun secara nasional.
2. Rekrumen dan seleksi Guru
Dalam kerangka penjaminan mutu guru, sistem rekrumen dan sleksi
guru didasarkan pada kebutuhan sesuai dengan hasil analisis.
Operasionalnya, rekrumen dan sleksi untuk pengangkatan dan
penempatan guru didasrkan pada persyaratan administrasi umum dan
persyaratan khusus. Persyaratan administrasi umum mencakup
berbagai persyaratan penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS)
Ssesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Selain itu, seleksi calon guru guru juga mempertimbangkan faktorfaktor, (1) minat dan bakat; (2) persepsi tentang profesi guru; serta (3)
kepribadian, integritas dan penampilan yang mutlak menjadi ciri khas
profesi guru. Penyelenggara seleksi calon guru perlu menjamin proses
rekrumen dan seleksi transparan dan akun tabel. Selain itu, dalam
rekrumen dan seleksi calon guru juga memperhatikan potensi
individual (aspek intelektual, kepribadian, minat-bakat, penampilan
fisik, dan kemampuan berkomunikasi), kondisi dan kebutuhan daerah.

Agar seleksi guru dapat menjadi pendukung dalam pengadaan guru


secara tepat kualifikasi, tepat kompetensi, tepat sasaran, tepat jumlah,
dan tepat lokasi, maka prises sleksi dilaksanakan dengan berdasarkan
pada : A. Hasil analisis kebutuhan guru per mata pelajaran/disiplin
ilmu, per satuan pendidikan, per kabupaten/kota, per provinsi, dan
nasional. B.yang Sistem rekrumen yang taat azas, tepat kualifikasi,
tepat kompetensi,tepat sasaran, tepat jumlah, dan tepat lokasi dengan
mengedepankan:
B. Pembinaan profesi Guru
Pembinaan profesi dan pengembangan karier guru perlu di laksanakan
dalam satu sistem pengelolaan guru berdasarkan perturan perundangan
yang berlaku. Pengelolaan pembinaan provesi dan pengembangan
karier guru yang jeles dan dibarengi dengan tingkat remunerasi yang
memadai, diharapkan dapat mengangkat profesi guru menjadi lebih
menarik bagi masyarakat.
Sesuia dengan amanat Undang-Undang Republik indonesia Nomor 20
tentang sistem pendidikan nasional, serta Undang-Undang Nomor: 14
tahun 2005 tentang guru dan dosen, pemerintah dan pemerintah daerah
berkewajiban untuk membina profesi guru. Secara ideal, pembinaan
profesi guru tersebut sejalan dengan pergeseran pradigma pendidikan,
perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, tuntutan pendidikan
global (global education), dan kebutuhan otonomi daerah. Pembinaan
profesi guru menyangkut peningkatan mutu, metodologi, substansi
bidang studi, dan penelitian tindakan kelas yang berkelanjutan dalam
bingkai kompetensi personal, kompetensi sosial dan kompetensi
akademik.
Selain itu, lembaga pendidikan profesi guru perlu diakreditasi dengan
perangkat instrumen yang memberdayakan. Dalam instrumen
akreditasi tersebut penekanan penjamin mutu diletakkan pada daya
dukung sarana dan prasarana, kualifikasi dan relevansi staf akademik
dan penunjang, intensitas praktek pengelolaan pembelajaran, serta
kualitas penyelenggaraan pendidikan profesi. Badan Akreditasi
Nasional disarankan menyusun suborganisasi khusus yang berfumgsi

sebagai Badan Nasional Akreditasi Lembaga pendidikan Guru sebagai


wujud komitmen penjamin mutu pendidikan profesi guru.
C. Pengembangan Karier Guru
Pengembangan karier guru menyangkut promosi kenaikan dan jabatan
fungsional gutu yang didasarkan pada kinerja guru. Pengembangan
karier diarahkan untuk memberikan kepuaasan kerja yang diperoleh
seorang guru, disamping pengembangan karir vertikal yaitu promosi
jabatan dan kenaikan pangkat, dan pengembangan karier horizontal
berupa peningkatan kualifikasi dan kompetensi.
D. Peningkatan Kesejahteran Guru
Penghargaan kepada guru tidak hanya dinyatakan. Dengan kata-kata
sanjungan yang menyatakan guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa.

Anda mungkin juga menyukai