KE-PGRI-AN
Di susun untuk memenuhi tugas semester ganjil pada mata kuliah ke pgri an
Disusun oleh :
Agil Akbar Nadjib
Penjaskesrek
Npm : 14852011A001569
BAB 1
Pendahuluan
Kemajuan
dunia
pendidikan
di
tentukan
oleh
segenap
pemangku
kelembagaan,penentuan
personal,serta
penyedian
prasarana
sarana
dan
pembiayaan.mutu pendidikan itu merupakan persoalan kompleks yang terkait pula dengan
segenap dukungan komponen penyelenggaraan pendidikan yang tergabung dalam stakebolder
pendidikan
dan
pemberdayaan
masyarakat
menentukan
keberhasilan
pendidikan.
(suryadi,2002).
Dalam
upaya
peningkatan
sidi(2000),pemberdayaan
kualitas
masyarakat
pendidikan
dalam
sebagaimana
pendidikan
di
ungkap
merupakan
merupakan
prasyarat
sangat
mendasar
dalam
meningkatkan
mutu
besar
dan
menentukan(wididjaya,2002).tanpa
meningkatkan
pemberdayaan
2.
wadah PGRI
mengetahui dan memahami sejarah PGRI sepanjang masa mulai sebelum
merdeka,awal kemerdekaan,masa orde baru sampai era reformasi yang
dapat di jadikan perbandingan dan pembelajaran berharga dalam
menggunakan
3.
dan
membesarkan
PGRI
sesuai
dengan
dinamika
jaminannya;
membangun kesamaan pandangan, mengemban misi dan melaksanakan
strategi program PGRI sebagai organisasi perjuangan, profesi, dan
4.
5.
pendidikan.
D. RUANG LINGKUP MATERI ke-PGRI-an
Berdasarkan telah teoritis dan empiris, dengan mengacu pada sejumlah referensi yang
relevan, maka ruang lingkup materi ke-PGRI-an sebagai berikut:
1. Pendahuluan
Dalam bab ini dibahas tentang latar belakang, maksud dan tujuan serta ruang lingkup
materi ke-PGRI-an
2. konsepsi dasar PGRI
bab ini mengetenghka pengertian dan dasar PGRI visi dan misi PGRI,tugas dan
fungsi PGRI serta sifat dan jati diri PGRI.
3. Sejarah PGRI
Bab ini mengetengahkan eksistensi PGRI pada masa sebelum kemerdekaan, awal
kemerdekaan, orde baru, sampai masa reformasi.
4. Organisasi PGRI
Di sini dipaparkan tentang keanggotaan, sifat, lingkup, persyaratan, dan struktur
kepengurusan PGRI: PB PGRI, PGRI provinsi, PGRI kabupaten/kota, serta alat
organisasi PGRI dan sitem informasi PGRI.
5. PGRI sebagai organisasi perjuangan
Bab ini membahas tentang PGRI sebagai organisasi perjuangan, prinsip-prinsip
perjuangan PGRI, fokus perjuangan PGRI, strategi perjuangan PGRI, lintasan
aktivitas perjuangan PGRI masa reformasi.
6. PGRI sebagai organisasi profesi
Pembahasan dalam bab ini berkisar pada PGRI sebagai organisasi profesi, maksud
dan tujuan PGRI sebagai organisasi profesi, kewenangan PGRI sebagai organisasi,
tanggung jawab PGRI sebagai organisasi profesi, upaya PGRI sebagai organisasi
profesi, dan strategi PGRI sebagai organisasi profesi.
7. PGRI sebagai ketenagakerjaan
Bab ini mengupas PGRI sebagai serikat pekerja, perjuangan PGRI sebagai serkat
pekerja, titik berat perjuangan dan tantagan PGRI sebagai serikat pekerja, PGRI
membangun serikat pekerja yang kuat, program PGRI sebagai serikat pekerja, hak
dan jaminan sosial guru sebagai serikat pekerja.
8. Profil PGRI, landasan tujuan, dan sasaran; serta kekuatan, kelemahan, hambatan,
peluang dan program kerja
9. PGRI Menyongsong Masa depan.
Bab ini membahas pradigma baru PGRI mencakup tantangan, jati diri serta nilai
keterbukaan dan lingkup reformasi PGRI, dan PGRI dalam kancah internasional.
10. Kompetensi Guru
Bab ini membahas perlunya kompetensi dan profesionalisme guru; kompetensi guru
dan profesionalisme guru.
11. Kebijakan, program dan kegiatan peningkatan mutu Guru sebagai tanggung jawab
PGRI dalam bab ini membahas pengadaan Guru, pembinaan profesi guru,
pengembangan karier guru dan peningkatan kesejahteraan guru sebagai tanggung
jawab PGRI untuk membantu pemerintah menindaklanjtinya.
BAB II
KONSEPSI DASAR PGRI
Konsepsi dasar PGRI merupakan dimensi pokok PGRI yang barus diketahui dan di
pahami calon guru dan guru sebagai anggota PGRI.konsepsi dasar PGRI merupakan fondasi
yang barus dijadikan pijakan utama bagi siapa saja yang ingin mengenal,mendalami dan
mengkiprahkan diri di PGRI.pada konsepsi dasar ini di jelaskan pengertia
dan dasar
PGRI,visi PGRI,misi PGRI,tujuan PGRI,tugas dan fungsi PGRI,sifat PGRI dan jati diri
PGRI.
A. Pengertian dan dasar PGRI
PGRI merupakan wadah tempat berhimpunnya segenap guru dan tenaga kependidikan
lainnya sebagai organisasi perjuangan,organisasi profesi,dan organisasi ketenagakerjaan yang
berdasarkan
pancasila.melalui
wadah
PGRI,sesama
anggota
mengembangkan
pendekatan
trade
unionism
dalam
upaya
BAB III
SEJARAH PGRI
yang
lebih
kecil,tetapi
dengan
jumlah
anggota
sedikitnya
100
orang.diharapkan bahwa cabang PGRI yang lebih kecil itu dapat lebih efektif.dalam
cakupan daerah yang sangat terbatas itu PGRI mempunyai 76 cabang yang masing
masing ternyata dapat menunjukkan aktifitas dan vitalitas yang tinggi.
C. PGRI masa demokrasi liberal(1950-1959)
Kongres IV PGRI di yogyakarta,26-28 februari 1950
Dalam pidato sambutan nya pada kongres ini,pejabat presiden RI assaat memuji
PGRI yang menurut pendapat nya tidak bisa lain dan pada pencerminan semangat
juang para guru sebagai pendidik rakyat dan bangsa.dengan demikian,semangat juang
para guru akan terpelihara dan bahkan dapat diwariskan secara turun temurun kepada
guru guru generasi selanjut nya.
Dalam suasana nasional seperti itulah, guru-guru yang bernaung di bawah panji-panji
PGRI secara alamasi mengambil keputusan untuk mempersatukan semua guru di
seluruh tanah air dalam satu organisasi kestuan yaitu PGRI. Mereka juga sepakat
untuk menyingkirkan segala rasa saling curiga dan semangat kedaerah yabg
menjangkiti par guru. Oleh karena itu, kongres memutuskan untuk mengeluarkan
maklumat persatuan yang berisikan seruan kepala seluruh masyarakat, khususnya
kepala guru-guru, untuk membantu menghilangkan suasana yang membahayakan
dalam hubungan antara golongan Non- dan Ko- dan mengalang persatuan demi
perjuangan untuk mengisi kemerdekaan.
Sementara itu, terbentuklah GBSI (Gabungan serikat Buruh Indonesia). Tindakan
PB PGRI untuk menarik PGRI dari SOBSI harus dipertanggungjawabkan pada
kongres IV di Yogyakarta. Perlu dicatat bahwa ada 12 cabang PGRI (yaitu sukabumi,
pekalongan, cianjur, cilacap, purwekwekerto, kudus, bumiayu, pemalang, blitar
srengat, kebumen, dan pacitan) yang menghendaki peninjauan kembali sikap PB
PGRI terhadap SOBSI. Namun akhirnya ternyata Kongres IV PGRI menyetujui
pengunduran diri PGRI dari SOBSI, sementara ke- 12 cabang PGRI itu mengajukan
minderheidsnota. Kemudian PGRI masuk kedalam GBSI yang beranggotakan 23
serikat buruh/serikat sekerja melalui Kongres V di Bandung.
Piode 1957-1959 masih merupakan tahun-tahun perkembangan organisasi, baik deri
segi pengisian kegiatan maupun peningkatan perjuangan organisasi agar hasilnya
dapat lebih di rasakan oleh para anggotanya.
D. Seperti pada kongres sebelum nya,pada kongres IX PGRI di surabaya bulan
oktober/november 1959,soebandri dkk.melancarkan adu domba di antara para peserta
kongres,terutama pada waktu pemilihan ketua umum.kali ini pun,usaha tersebut tidak
berhasil.namun M.E subandinata dengan jiwa besar berusaha untuk membabeskan
meraka untuk pulang ke tempat nya masing masing.terpengaruh oleh suasana selama
en
mactsaanwending(pembentukan
kekuatan
dan
kedua daerah tersebut tidak saja akiat kuatnya pengaruh PGRI Nonvaksentral/PKI sebelumnya, tetapi juga menyangkut masalah dualisme dalam
kepemimpinan nasional.ini bermula dari zaman orde lama ketika pollitik menjadi
panglima, sehingga banyak guru dan berlindung di bawah partai-partai politik
yang berkuasa pada waktu itu.
F. PGRI masa reformasi
Era reformasi merupakan suatu kurun waktu yang di tandai dengan berbagai
perubahan untuk membentuk suatu keseluruhan tatanan baru yang lebih baik untuk
mencapai tujuan sejak lengsernya presiden Soeharto pada bulan Mei 1997. Perubahan
dalam reformasi adalah perubahan yang di laksanakan secara konsepsional dan
konstitusional dengan strategi dan program yang lebih efektif dalam suasana madani.
Di dalam kerangka demikian, PGRI juga melakukn serangkaian perubahan melalui
kongres XVIII, November 1998 di Bandung sebagai respon penyesuaian terhadap
tuntutan reformasi.
Pada saat itulah, Anggaran dasar dan Anggaran rumah Tangga PGRI mengalami
perubahan guna menjawab tantangan global, tantangan nasional, organisasional.
Dalam mengadaptasi perubahan lingkungan yang demikian, PGRI di tuntut memiliki
kecakapan untuk: (1) lebih siap mengantisipasi dan beradaptasi terhadap dampak
perkembangan lingkungan; (2) mengakselerasi dan mengembangkan hasil, proses,
dan layanan yang lebih baik; (3) menjadi lebih cakap belajar dari pesaing dan mitra
kerja; (4) melncarkan tranfer pengetahuan dari satu bagian lainnya; (5) belajar secara
efektif dan kesalahan-kesalahan sendiri; (6) memberdayakan semua sumber daya
manusia pada setiap jenjang organisasi;(7)mempersingkat waktu yang di perlukan
untuk menerapkan perubahan strategis;(8)merangsang perbaikan secara terus
menerus pada setiap bidang dan jenjang organisasi.
BAB IV
Organisasi PGRI
A. Keangotaan
Anggota PGRI adalah warga negara republik indonesia yang dengan sukarela
mengajukan permohonan menjadi anggota dan memenuhi persyaratan yang di
tentukan dalam anggra rumah tangga. Keanggotaan berakhir atas permintaan sendiri;
karena diberhentikan,atau karena meninggal dunia.
B. Susunan dan perangkat perlengkapan organisasi
PGRI memiliki tat urutan/tingkat organisasi dengan susunan organisasi mulai dari
tingkat pusat yang meliputi seluru wilayah republik indonesia,tingkat provinsi,tingkat
kabupaten/kota,tingat cabang kecamatan/cabang khusus perguruan tinggi,serta
terakhir tingkat ranting yang berada pada satuan pendidikan.
C. Jenis forum organisasi PGRI
Forum organisasi PGRI tersebut meliputi:
1. Kongres PGRI
2. Kongres luar biasa PGRI
3. Konferensi pusat PGRI disingkat konpus
4. Konferensi PGRI provinsi disingkat komprov
5. Konferensi luar biasa PGRI provinsi di singkat konlubprov
6. Konferensi kerja PGRI Profensi di singkat kongkerprov
7. Konferensi PGRI kabupaten / Kota disingkat konkab/ kot
8. Konferensi luar biasa PGRI Kab/ kota di singkat konlubkab/kot
9. Konferensi kerja PGRI Kabupaten/ kota di singkat konkerkab/kot
10. Konferensi PGRI cabang/cabang khusus di singkat koncab/cabsus
11. Rapat anggota PGRI rapat ranting
12. Rapat pengurus PGRI dan pertemuan lain
D. Alat organisasi PGRI
1. Lembaga pendidikan PGRI
a. Visi lembaga pendidikan PGRI
persekolahan/perguruan
dalam
rangka
upaya
organisasi
pada
masing
masing
kepengurusan,menggunakan
ini
dapat
menggunakan
berbagai
bentuk
sesuai
dengan
dalam
tubuh
komunikasi,memungkinkan
PGRI.
dapat
Dengan
segera
kelengkapan
terselesaikan
informasi
persoalan
dan
intern
BAB V
PGRI SEBAGAI ORGANISASI PERJUANGAN
A. PGRI sebagai organisasi perjuangan
PGRI sebagai organisasi guru dan tenaga pendidikan lainnya masih dihadapkan pada
sejumlah tantangan,kebutuhan dengan segala potensi dan kekurangan yang dimiliki
PGRI
B. Prinsip prinsip perjuangan PGRI
Perjuangan PGRI agar berhasil,maka perjuangan yang di lakukan oleh segenap
pengurus PGRI dan anggota PGRI harus sesuai dengan prinsip perjuangan PGRI.
C. Fokus perjuangan PGRI
Sebagai organisasi perjuangan,PGRI
merupakan wadah bagi guru dalam
memperoleh,mempertahankan,meningkatkan,dan membela hak asasi guru baik
sebagai
pribadi,anggota,masyarakat,warga
negara
maupun
pemangku
profesi
keguruan.
D. Strategi perjuangan PGRI
Perjuangan PGRI supaya sukses mewujudkan harapan harapan segenap tenaga
pendidikan terutama guru sebagai petugas utama pendidikan,maka diperlukan strategi
perjuangan PGRI secara tepat.
E. Lintasan aktivitas perjuangan PGRI masa reformasi
Lintasan perjuangan PGRI, khususnya pada masa reformasi, menurut Mohammad
surya (2003) sebagai ketua umum PB PGRI, meliputi bidang keorganisasian,
kesejahteraan, ketenagakerjaan, perundang-undangan, reformasi pendidikan nasional
serta kemitraan nasional dan internasional.
Pada pasal 4 Anggaran dasar PGRI dijelaskan bahwa PGRI merupakan organisasi
nasional yang bersifat: (1) unitaristik, yaitu mewadahi semua guru tanpa memandang
ijasah, tempat bekerja, kedudukan, suku, jenis kelamin, agama, dan asal-usul,(2)
independen , yang berarti bahwa PGRI berlandaskan pada prinsip-prinsip kemandirian
organisasi dengan mengutamakan mitra kesejajaran dengan berbagai pihak, dan(3)
nonpolitik praktis, yaitu tidak terikat dan atau mengikatkan din pada kekuatan
organisasi/partai politik manapun.
1. Bidang Kesejahteraan
Kesejahteraan guru merupakan inti dan keseluruhan perjuangan PGRI Khususnya
dalam kongres XVIII. Kesejahteraan guru dapat berwujud kesejahteraan materil
maupun non-materil yang ditopang oleh lima pilar, yaitu(a) imbal jasa,(b) rasa
aman, (c) kondisi kerja, (d) hubungan antar pribadi, (e) kepastian karier, berperan
aktivitas proses dan hasil program berkenan dengan kesejahteraan antara lain
sebagai berikut;
Tahun 1999
a. Pada bulan juni 1999 PB-PGRI bekerjasama dengan RCTI dengan sponsor
perusahaan B-29 dapat memberikan kepada sekitar 200 guru masing-masing
rp 1.000.000. Data akurat belum diberikan kepada PB-PGRI sedangkan
bantuan langsung disampaikan oleh RCTI dan B-29.
b. Tanggal 18 November 1999 PB-PGRI bekerjasama dengan Universitas
terbuka mendapat dana dari kantor Menko Kesra bagi 1000 orang guru untuk
menempuh program D-II Guru SD dan 1000 orang anak guru yang kuliah
pada perguruan tinggi negri.
c. Melaksanakan advokasi kepada presiden BJ Habiebie dan desakan ke DPR-RI
yang kemudian membuahkan hasil berupa seluruh pegawai negeri mendapat
tambahan tunjangan penghasilan Rp. 150.000.
2. Bidang ketenagakerjaan
Anggaran Dasar PGRI Bab III pasal 3 tentang jatidiri produk keputusan kongres
PGRI 18 di Lembang, jawa barat menyatakan bahwa, PGRI adalah organisasi
perjuangan, organisasi profesi dan organisasi ketenagakerjaan. Dinyatakan pula
dalam Bab IV pasal 6 tentang tujuan huruf (e), menjaga, memelihara, membela,
serta meningkatkan harkat dan martabat guru melalui peningkatan kesejahteraan
anggota serta kesetiakawanan anggota serta serta kesetiakawanan oranisasi.
Dalam Bab VII pasal 7 tentang tugas dan fungsi huruf (o), membina usaha
kesejahteraan guru dalam arti yang luas dan membantu upaya pemerintah dalam
memberikan pelayanan hak-hak anggota dibidang kepegawaian seta dalam huruf
(p) melaksanakan prinsip-prinsip dan pendekatan trade union dalam upaya
meningkatkan harkat dan martabat guru melalui peningkatan kesejah teraan
anggota.
3. Bidang Perundang-undangan
Hal yang berkenan dengan perundang undangan merupakan salah satu amanat
kongres XVII, dan selama periode masa bhakti XVIII telah,sedang, dan akan di
perjuangkan.
berbagai
kesempatan
beraudiensi
dengan
PB-PGRI
DPR-RI.Sambutanya
cukup
positif
dan
ditindakianjuti
dengan
pembentukan tim oleh ditjen dikdasmen yang terdiri atas unsur depdiknas dan
PB-PGRI
c. PB-PGRI ikut serta secara aktif memberikan pemasukan kepada DPR dan BPMPR dalam
bagian
dan
education
BAB VI
PGRI sebagai organisasi profesi
A. PGRI sebagai organisasi profesi
PGRI adalah organnisasi profesi yang mengabdi di bidang pendidikan,
bertekad melanjutkan reformasi, dan menata pendidikan melalui penyelenggaraan
otonomi pendidikan bermutu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, agar
di masa depan dapat maju dan berkembang.
PGRI sebagai organisasi profesi bertugas membina serta mengembangkan
sikap, prilaku dan keahlian, agar para guru anggota PGRI khususnya mampu
melekukan tugasnya dengan baik, bertanggung jawab, dan dapat di andalkan oleh
pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.
Pada tatanan ini kondisi yang ada mengharuskan segenap masyarakat untuk
dipersiapkan menjadi sumber daya manusia yang siap melaksakan kompetisi yang
semakin berat di era global ini. Untuk itu, langkah PGRI sebagai organisasi profesi
adalah memberikn perhatian serius terhadap keberadaan guru sebagai unsur yang
sangat menentukan dan berada di garda depan dalam proses penyiapan sumber
manusia masa depan.
B. Maksud dan tujuan PGRI sebagai organisasi Profesi
PGRI sebagai organisasi profesi ini di maksudkan untuk meningkatkan sikap
profesionalisme, loyalitas, dedikasi guru sebagai anggota utama PGRI. Dengan
meningkatkan dedikasi, loyalitas, dan profesionalisme guru akan memiliki dampak
positif terhadap kinerja dan prestasi guru.
PGRI sebagai organisasi profesi melakukan pengabdian pada pemerintah dan
masyarakat dengan berpijak pada kerangka sistem pendidikan nasional; terfokus
dalam memperjuangkan harkat dan martabat guru; terdepan dalam mewujudkan
profesionalisme guru serta terpanggil untuk ikut aktif membantu pemerintah
meningkatkan profesionalisme guru indonesia.
Bantuan yang diberikan PGRI sebagai organisasi profesi kepada pemerintah
adalah
guru; menjamin hak ddan kewajiban profesi guru; meningkatkan kompetensi profesi
guru; memajukann profesi serta karir profesi guru; meningkatkan mutu pembelajaran
sebagai tugas utama profesi guru; meningkatkan mutu pendidikan nasional sebagai
tugas penting profesi guru; mengurangi kesenjangan ketersediaan profesi guru antar
daerah dari segi jumlah, mutu, kualifikasi akademik dan kompetensi.
C. Kewenangan PGRI sebagai organisasi PGRI
PGRI sebaggai organisasi profesi mempunyai kewenangan dalam menetapkan
dan menegakkan kode etik guru; memberikan bantuan hukum kepada guru;
memberikan perlindungan profesi guru; melakukan pembinaan dan pengembangan
profesi guru; dan memajukan pendidikan nasional.
Prinsip profesionalitas guru juga memiliki tanggungg jawab atas pelaksanaan
tugas keprofesionalan; memperoleh penghasilan yang di tentukan sesuai dengan
prestasi kerja; memiliikii kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; memiliki jaminan perlindungann
hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan memiliki organisasi profesi
menjunjung
tinggi
hak
asasi
manusia,
nilaii
keagamaan,
nilai
pendidikan;
meningkatkan
memperoleh
kualifikasi
akademik
kesempatan
dan
untuk
kompetensi;
mengembangkan
dan/atau
dan
memperoleh
nilai-nilai agama dan etika, dan memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan
bangsa.
E. Upaya PGRI sebagai organisasi profesi
Upaya-upaya PGRI sebagai organisasi profesi difokuskan pada upaya peningkatan
kompetensi profesionalisme guru melalui tiga jalan secara serentak. Ketiga jalan
tersebut adalah melalui peningkatan pendidikan dan latihan guru secara bekelanjuta;
peningkatan fungsi dan pemanfaatan kelompok profesi guru; serta peningkatan
pemanfaatan suber daya dan sumber dana guru secara efektif.
Upaya paling strategis adalah melalui jalur pendidikan dan latihan. Melalui upaya
pendidikn formal khususnya pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, guru akan
mendapatkan serangkaian pengetahuan, berbagai keterampilan serta nilai dan sikap
yang lebih menyeluruh dan terpadu sehingga memungkinkan guru memiliki wawasan
yang lebih luas, kemahiran pelaksanaan tugas yang lebih mantap, serta kedalaman
sikap dan profesionalisme dalam melaksanakan tugas.
melaksanakan
sistem
pendidikan
nasional
dan
mewujudkan
tujuan
BAB VII
PGRI SEBAGAI ORGANISASI KETENAGAKERJAAN
membayar
serta
dalam
bertanggung
upaya
jawab
PGRI
dalam
meningkatkan
kesejahteraan
anggota;
8. Peranan dan partisipasi anak lembaga PGRI perlu ditigkatkandalam
rangka pengumpulan dana;
9. Mendirikan perusahaan yang dapat memperbesar keugan organisasi
PGRI
10. Bantuan dari luar harus tidak mengikat sehingga organisasi dapat
berjalan lancar dan bebas;
A. Hak hak hukum dan jaminan sosial PGR sebagi serikat pekerja
Hak hak hukum serikat pekerja. Hak hak hukum serikat pekerja meliputi
1. Memperoleh kesempatan kerja
2. Mendapatkn diklat
3. Memilih pekerjaan
4. memperoleh pekerjaa yang layak
5. Memperoleh yang adil dan layak
6. Memperoleh perlindungan kerja
7. Kebebasan berserikat
8. Mogok
9. Membuat perjanjian
Jaminan sosial guru. syarat syarat umum jaminan sosial guru sebagai berikut;semua
guru ,tanpa memperhatikanjenis sekolah yang dilayani nya,hendaklah menikmati
perlindungan jaminan sosial yang sama.
Jaminan kesehatan.jaminan karena sakit hendaklah diberikan sepanjang setiap masa
ketakmampuan bekerja meliputkan penanguhan pendapatan.
Jaminan kecelakaan kerja. Guru guru hendaklah dilindungi terhadap akibat akibat
kecelakaan yang di derita bukan hanya selama mengajar di sekolah akan tetapi juga sewaktu
sibuk dengan kegiatan kegiatan sekolah di luar pekarangan atau halaman sekolah.
Jaminan di hari tua . kredit kredit pensiun yang di peroleh guru di bawah penguasa
pendidikan yang mana pun dalam suatu negara hendaklah dapat dibawa atau di pindahkan
jika guru itu pindah pekerjaan dibawah penguasa yang mana pun di dalam negara itu.
Tunjangan karena cacat. Tunjangan karena cacat hendaklah dapat dibayarkan kepada
guru guru yang terpaksa tidak melanjutkan pengajaran karean ketakmampuan fisik atau
mental.
Tunjangan bagi mereka yang luput bencana. Kondisi kondisi mereka yang boleh
mendapatkan tunjangan luput bencana dan jumlah tunjanganitu hendaklah sedemikian rupa
sehingga memampukan mereka yang luput untuk memelihara standar kehidupan yang
memadai dan yang menjamin kesejahteraan dan pendidikan anak anak yang lupt dari bencan
itu.
B. Sosialisasi dan pelaksanaan serikat pekerja
Seluk belut serikat pekerja merupakan sesuatu yang penting bagi PGRI.oleh sebab itu
perlu diadakan sosialisasikepada seluru anggota PGRI.pola dan mekanisme
pelaksanaan program kerja serikat pekerja sudah universal,misalnya pelaksaan
perjanjian kerjasama.dalam uraian telah dikemukakan penting nya PGRI untuk
menerapkan tata cara serikat pekerja dalam perjuangannya;sesuatu yang telah lazim
diterapkan dengan berhasil oleh hampir semua organisasi guru diluar negeri.
PGRI harus berusaha sekuat tenaga untuk memperkuat organisasi ini.hal ini
merupakan syarat mutlak bagi PGRI dalam upaya melaksanakan tata cara serikat
pekerja.bila PGRI kuat,maka akan berwibawa,independen,disegani dan akan lebih
BAB VIII
Profil,landasan,tujuan,dan sasaran,program kekuatan,kelemahan,hambatan, peluang
serta ancaman dan program kerja PGRI
A. Profil singkat PGRI
Secara singkat ,dikemukakan profil organisasi ini.nama organisasi adlah persatuan guru
republik indonesia disingkat PGRI.
B. Landasan,tujuan dan sasaran program PGRI
1. Landasan
2. Tujuan program
3. Sasaran
C. Kekuatan
1. Jumlah anggota PGRI yang cukup besar tersebar luas dan relatif merata serta
pada umum nya memiliki pendidikan paling sedikit setingkat pendidikan SLTA.
2. Dengan modal sejarah yang panjang serta pengalaman yang relatif banyak,PGRI
masih memiliki kesempatan untuk melaksanakan konsolidasi dan mengoptmalkan
kinerjanya.
3. Tempat berkarya/pengabdian anggota PGRI tersebar di seluruh kabupaten kota
bahkan sampai ke daerah kepulauan terpencil;
D. Kelemahan
1. Karena kurangnya komunikasi antara pengurus dan anggota masih banyak yang
menanyakan manfaat organisasi bagi para anggota.
2. Hanya sedikit pengurus PGRI yang secara sungguh-sungguh mengelola
organisasi secara profesional dengan kepedulian yang relatif tinggi.
3. Di semua tingkat kepengurusan terdapat kelemahan manejemen dengan belum
dapat di terapkan manejemen organisasi modern yang efektif.
E. Peluang
1. Amandemen UUD 45 tentang pendidikan; serta lainnya UU nomor: 14 tahun
2005 tentang guru dan dosen telah memberikan peluang yang amat baik bagi
dunia pendidikan dan merupakan dasar yang kuat bagi perjuangan PGRI.
2. Program pendidikan untuk semua (education for all) yang di lancarkan dunia dan
program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun bagi indonesia merupakan
peluang bagi PGRI untuk berperan serta secara aktif dalam menangani
pendidikan.
F. Ancaman
1. Pada masa kini dan masa mendatang akan mengganggu posisi, kedudukan, dan
kebersamaan PGRI sebagai organisasi profesi.
2. Terbuka kesempatan dan kebebasan bagi para anggota untuk membentuk
organisasi guru di luar PGRI.
G. Pokok-pokok Program Umum
Kemajuan PGRI mendatang akan bergantung pada kredibilitas, kapabilitas dan
akuntabilitas seluruh pengurus maupun anggota dalam menyikapi dan menentukan
posisi dan kedudukan PGRI ddengan tetap mempertahankan indenpendasinya dalam
tataran politik praktis, sehingga posisi dan kedudukan PGRI akan makin kokoh dan
kuat.
H. Bidang umum, Organisasi dan Kaderisasi
1. Meningkatkan pelayanan kepada anggota maupun masyarakat dalam menata
bersama penyelenggaraan pendidikan secara bermutu.
2. Membina, mengembangkan dan mendayagunakan potensi PGRI di berbagai
bidang pengabdian dan keahlian.
I. Profesi Kependidikan
1. PGRI secara proaktif antisipatif dan adaptif terhadap semua yang di lakukan
oleh seluruh anggota dan pimpinan organisasi .
2. Membantu dan mengusahakan beasiswa pendidikan bagi guru yang ingin
melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi.
3. Mendorong dan memberikan motivasi dilaksanakannya pekan olahraga dan
seni mahasiswa pada lingkup pengurus tinggi PGRI.
J. Kesejahteraan dan Ketenagakerjaan
1. Memperjuangkan UU guru dan perda guru oleh pemerintah daerah.
2. Memperjuangkan perbaikan penggajian guru dan tenaga kependidikan melalui
sistem penggajian khusus guru.
3. Mendorong pembentukan koperasi PGRI sampai dengan unit kerja sekolah.
K. Pemberdayaan perempuan
1. Meningkatkan pembinaan, pemberdayaan serta pendayagunaan perempuan
melalui pokja wanita PGRI.
2. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan perempuan PGRI
untuk meningkatkan mutu kepengurusan dan kaderisasi
L. Pokok pokok program umum anak lembaga PGRI
1. Pendahuluan
Tujuan PPLP-PGRI antara lain membantu masyarakat dan pemerintah dalam
usaha melaksanakan program dan pendidikan,membina dan mengelola lembaga
pendidikan PGRI da membantu masyarakatnya dan pemerintah dalm upaya
pemerataan pelayanan dan pendidikanbagi masyarakat.
2. Umum dan organisasi
a. Meningkatkan hubungan dan kerja sama
b. Melaksanakan usaha usaha
BAB IX
PGRI MENYONGSONG MASA DEPAN
A. Paradigma baru PGRI
1. Tantangan PGRI
Era reformasi merupakan era baru yang di tandai adanya perubahan mendasar
untuk membentuk tatanan yang lebihbaik guna mencapai tujuan nasional yang
di cita citakan.perubahan dalam reformasi dilakukan secara konsepsional dan
konstitusional dengan strategi dan program yang lebih efektif.tatanan baru
yang diupayakan melalui reformasi tersebut bersifat holistik dalam
keseluruhan tatanan kehidupan mencakup;aspek politik.sosial,budaya,dan
sebagainya.
2. Jati diri PGRI
Sebenarnya,jati diri PGRI tidak luntur dan tetap merupakan urat nadi
perkembangan dan keberadaan PGRI dalam seluruh perjalanan bangsa.sesuai
dengan semangat kelahirannya,jati diri PGRI adalah organisasi
perjuangan,organisasi profesi dan organisasi ketenagakerjaan yang mewadahi
kaum guru di seluruh indonesia dalam upaya mewujudkan hak hak asasi nya
sebagai pribadi ,warga negara,dan pengemban profesi.
3. Nilai keterbukaan dan lingkup reformasi PGRI
Reformasi PGRI sesuai dengan visi dan misi yang dikemukakan di atas hanya
dapat terwujud apabila didasari nilai nilai keterbukaaan.keterbukaan tersebut
menurut surya mencakup keterbukaan terhadap partisipasi perbedaan konflik
keterbukaan terhadap pandangan dan refleksi serta keterbukaan terhadap
kesalahan.
B. PGRI pada era ekonomi otonomi daerah
Pada era otonomi daerah PGRI harus terus mengikuti dan menyikapi berbagai
permasalahan dan tantangan sesuai dengan tuntutan otonomi daerah.sesuai
dengan pendapat surya perkembangan yang harus di respon oleh PGRi adalh
pelaksanaan otonoimi daearah.dalam hal ini PGRI harus melakukan adaptasi
dalam aspek struktur,kultur,subtansi,dan sumberdaya manusia.dalam aspek
struktur harus dilakukan penyesuaian struktur organisasi yang sesuai dengan
semangat otonomi daerah tanpa kehilangan jati diri
C. PGRI dalam kancah internasional
Dalam kancah internasional PGRI harus proaktif.surya menegaskan,bahwa
PGRI pada masa globalisasi tidak cukup membangun kemitaraan dengan
segenap pemangku kepentingan yang ada dalam negeri bagian dari elemen
Bab X
kompotensi profesionalisme kewibawaan guru serta masalah dan upaya
pemecahan masalah guru
A. Perlunya kompetensi dan profesionalisme
Kelima pendidikan pemain pendidikan itu adalah masyarakat lokal orang tua
peserta didik negara dan pengelola profesional pendidikan.para pengelola
profesional pendidikan sebagai salah satu pemain pendidikan adalah
pendidikan tenga pendidik dan pendidikan dengan menempatkan guru sebagai
tenaga inti kependidikan.
Dengan demikian,jalan utama untuk mensukseskan pendidikan adalah
meningkatkan kualitas profesionalisme guru dan hanya pada guru profesional
A. Pengetian Guru
1. Perencanaan
Perencanaan pengadaan (rekrume) calon tenaga pendidik (dikrendik),
khususnya guru, didasarkan pada hasil analis kebutuhan guru per mata
pelajaran, per jenis satuan pendidikan, per kecamatan, per
kabupaten/kota, per provinsi, dan kebutahan kualitatif dan kuantitatif
guru secara nasional. Perencanaan pengadaan guru berbasisis
kebutuhan dikembangkan dan dilaksanakan secara konsisten.
Pemerintah, melalui Depdiknas, juga merencanakan pengemangan
diversifikasi program pengadaan guru melalui pemberian ikatan dinas,
beasiswa, dan sejenisnya bagi putera/puteri yang potensial dari daerah
terpencil dan terasing.