Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikologi ialah telaah mengenai protista eukariotik nonfotosintetik yang disebut
fungi. Sebelum sampai ke definisi fungi maka perlu mengingat kembali ke sejarah
klasifikasi mahkluk hidup. Pada klasifikasi awal, mahkluk hidup hanya digolongkan
kedalam dua kelompok yaitu hewan (kingdom 1) dan tanaman (kingdom 2) (1866).
Pada waktu itu fungi masih dikelompokkan sebagai tanaman dengan alasan tidak
bergerak dan mempunyai dinding sel. Dalam perkembangan selanjutnya, Haeckel
memunculkan kingdom protista sebagai kingdom ke 3, yaitu untuk mengelompokkan
semua organisme yang mempunyai bentuk kehidupan mikroskopik (alga, bakteri,
protozoa dan fungi). Sejak ditemukannya mikroskop elektron (1950) dapat diketahui
informasi tentang ultrastruktur suatu organisme, oleh karena itu kemudian setiap
organisme digolongkan sebagai organisme Eukaryotik (sebagian besar organisme)
ataupun Prokaryotik (bakteri), berdasar ada tidaknya membran inti dan organel
(kingdom 4). Selanjutnya, Whittaker (1969) menjelaskan bahwa sebenarnya fungi
adalah organisme eukaryotik namun karena mempunyai banyak sifat yang berbeda
dengan eukaryotik pada umumnya maka fungi dianggap sebagai kelompok terpisah
dengan kingdom tersendiri (kingdom ke 5).
Fungi atau cendawan adalah organisme heterotrofik. Mereka memerlukan senyawa
organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut,
mereka disebut sporofit. Saprofit menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang
kompleks, menguraikannya menjadi zat-zat kimia yang lebih sederhana, yang
kemudian di kembalikan ke dalam tanh, dan selanjutnya meningkatkan kesuburannya.
Jadi mereka dapat sangat menguntungkan bagi manusia. Sebaliknya mereka juga dapat
merugikan kita bilamana mereka membusukkan kayu, tekstil, makanan dan bahanbahan lain.
Cendawan saprofitik juga penting dalam fermentasi industri, misalnya pembuatan
bir, minuman anggur dan produksi antibiotik seperti penisilin. Peragian adonan dan
pemasakan beberapa keju juga bergantung kepada kegiatan cendawan.

Banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan fungi, antara lain


kelembapan, suhu, keasaman substrat, pengudaraan, dan kehadiran nutrien-nutrien
yang diperlukan. Pendapat lain menyatakan bahwa fungi adalah tumbuhan yang tidak
mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel: sel eukarotik. Jamur ada yang
uniseluler dan multiseluler.
Di alam ini fungi dapat bersifat sangat merugikan manusia dengan menimbulkan
infeksi (penyakit) dan toksin yang dihasilkan ataupun bersifat menguntungkan dengan
menghasilkan produk - produk yang dapat digunakan oleh manusia sebagai contoh
antibiotika, vitamin, asam organik dan enzim.
Fungi akan terus menjadi bahan bagi penelaahan ilmiah dasar, terutama yang
berkaitan dengan morfogenesis (proses terorganisasinya sel-sel menjadi struktur
jaringan). Mereka akan menjadi semakin penting di dalam proses-proses komersial
untuk menyediakan produk-produk yang bermanfaat, termasuk antibiotic seperti
penisilin. Namun terdapat kebutuhan yang lebih banyak akan bahan-bahan antifungi,
sejajar dengan bahan antibakteri seperti antibiotic, yang daya racunnya lebih rendah
namun lebih efektif untuk penyakit-penyakit mikotik. Adanya kesadaran yang lebih
ringgi mengenai mikotoksin dan toksisitasnya akan memerlukan pengendalian yang
lebih ketat terhadap serangan kapang pada produk-produk pangan. Mungkin cirus
cendawan atau fungi dapat digunakan sebagai suatu bentuk pengendalian biologis
terutama terhadap fungi yang menghancurkan tanaman dan pohon.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui karakteristik kehidupan pada fungi
2. Untuk mengetahui reproduksi pada fungi
3. Untuk mengatahui pengklasifikasian pada fungi

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Fungi
Fungi merupakan mikroorganisme yang tidak memiliki klorofil dan hidup secara
heterotrof dengan menguraikan bahan-bahan organik yang ada dilingkungannya dan
menyerapnya untuk mendapatkan nutrient. Seperti yang telah diketahui bahwa fungi
dikelompokkan menjadi 2 yaitu kapang dan khamir, Kapang merupakan fungi yang
bersifat multiseluler dan menghasilkan miselium. Sedangkan khamir merupakan fungi
yang bersifat uniseluler dan tidak menghasilkan miselium. Selain itu, terdapat pula
kelompok fungi yang merupakan fungi semu yaitu fungi yang menghasilkan miselium
semu.
Fungi memiliki bermacam-macam bentuk organisme yang terdapat dimana-mana di
bumi, baik di daerah tropik, subtropik, di kutub utara, maupun antarika. Fungi juga
ditemukan di darat, di perairaian tawar, di laut, di mangrove, di bawah permukaan
tanah, di kedalaman laut, dipengunungan, maupun di udara.
Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual
dengan cara : dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot
tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk
spora, bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut
sporangium. Di dalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk
spora adalah Rhizopus. Contoh jamur yang membentuk tunas adalah Saccharomyces.
Hifa jamur dapat terpurus dan setiap fragmen dapat tumbuh menjadi tubuh buah.

B. Bentuk Pertumbuhan Fungi


Ada 3 (tiga) bentuk utama pertumbuhan fungi :
a. Miselium; tersusun atas jaring-jaring hifa, biasanya sering dikategorikan
sebagai moulds (kapang)
b. Sel bulat dan bercabang dengan rhizoid (misal. Chytridiomycota)
c. Yeast uniseluler (misal. Saccharomyces cerevisiae)

Keragaman bentuk tersebut mungkin berhubungan dengan habitatnya, misalnya


yeast banyak ditemukan pada habitat lingkungan lembab yang kaya akan
nutrien terlarut. Reproduksi yeast biasanya dilakukan dengan dua cara, yaitu :
-

Tunas (budding), misal: Saccaromyces cerevisiae

Membelah (fission), misal: Schizosaccaromyces pombe

Beberapa fungi tertentu mempunyai bentuk petumbuhan dimorfik (dua bentuk),


misalnya beberapa fungi patogen. Mereka berbentuk yeast (untuk penyebaran) dan
hifa (untuk infeksi jaringan).

Bentuk-bentuk pertumbuhan fungi


C. Cara hidup fungi
Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik
heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke
dalam sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal sebagian
besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali
yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri.
Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran
keturunan yang memiliki penampilan yang sama sekali berbeda (ingat metamorfosis
pada serangga atau katak).
Fungi adalah eukariota, dan sebagian besar adalah eukariota multiseluler.
Meskipun fungi pernah dikelompakkan ke dalam kingdom tumbuhan, fungi adalah
organisme unik yang umumnya berbeda dari eukariota lainnya ditinjau dari cara
memperoleh makanan, organisasi stuktural, serta pertumbuhan dan reproduksi

Campbell (2003). Fungi atau cendawan terdiri dari kapan dan khamir. Kapang bersifat
filamentus, sedangkan khamir biasanya bersifat uniseluler (Pelczar, 1986).
Fungi adalah heterotrof yang mendapatkan nutriennya melalui penyerapan
(absorpsi). Dalam cara ini, fungi akan mencerna makanan diluar tubuhnya dengan cara
mensekresikan enzim-enzim hidrolitik yang sangat ampuh kedalam makanan tersebut.
Enzim-enzim itu akan menguraikan molekul kompleks menjadi senyawa yang lebih
sederhana yang dapat diserap dan digunakan oleh fungi.
Fungi dapat hidup dari benda organik mati yang terlarut , yang disebut dengan
saprofit. Saprofit menghancurkan sisa-sisa ttumbuhan dan hewan yang kompleks dan
menguraikannya menjadi zat-zat kimia yang lebih sederhana, yang kemudian
dikembalikan ke dalam tanah, dan selanjutnya meningkatkan kesuburan. Makanan
fungi dapat berasal dari sumber-sumber seperti tanah subur, produk makanan yang
dibuat oleh pabrik, dan tubuh hewan dan tumbuhan (baik yang mati maupun yang
hidup).
Fungi parasitik menyerap zat-zat makanan dari inang yang masih hidup.
Beberapa jenis fungi misalnya seperti spesies tertentu yan menginfeksi paru-paru
manusia, bersifat patogenik (2003). Disamping itu Funfi juga hidup dalam bentuk
dismorfisme yaitu fungi dapat ada dalam bentuk uniseluler (Khamir) dan bentuk
benang/filamen (Kapang). Fase khamir timbul bila organisme itu sebagai parasit atau
patogen dalam jaringan sedangkan bentuk kapang jika organisme itu merupakan
saprofit dalam tanah atau dalam medium laboratorium.
Manfaat dari adanya fungi adalah pada fungi yang hidup sebagai saprofit dapat
membantu proses pengambilan mineral dari tanah bagi inangnya, disamping itu fungi
saprofit juga penting dala fermentasi industri, misalnya pembuatan anggur, bir, dan
produksi antibiotik seperti penisilin. Peragian adonan dan pemesakan beberapa keju
juga bergantung pada kegiatan cendawan.
Selain sifat yang menguntungkan, fungi juga memiliki sifat yang merugikan,
fungi dapat membusukkan kayu, tekstil, makanan dan lain-lain. Disamping itu fungi
juga dapat menyebabkan penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan, salah satu
contoh cendawan patogen adalah Histoplasma capsulacum yang menyebabkan
histoplomosis (infeksi mikosis pada sistem retikuloendotelium yang meliputi banyak
organ) (Pelczar, 1986).

Cara hidup fungi lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. fungi yang
hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan
zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme fungi dengan
tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu fungi yang hidup di akar tanaman kacangkacangan atau pada liken.
D. Habitat Fungi
Fungi menempati lingkungan yang sangat beragam yang berasosiasi secara
simbiotik dengan banyak organisme. Meskipun paling sering ditemukan pada habitat
darat, fungi juga hiudp dilingkungan akuatik, dimana fungi tersebut berasosiasi dengan
organisme laut dan air tawar serta bangkainya. Lichen, perpaduan antara fungi dan
alga, banyak terdapat dimana-mana dan ditemukan pada beberapa tempat yang tidak
bersahabat sepeti gurun yang dingin dan kering di Antartika, tundra alpin dan artik.
Fungi simbiotik lainnya hidup dalam jaringan tumbuhan yang sehat dan spesies lain
membentuk mutualisme-mutualisme pengkomsumsi selulosa dengan serangga, semut
dan rayap.
Golongan Fungi yang termasuk hidup dalam air adalah oomycota dan
chytridiomycota, sedangkan golongan fungi yang hidup di darat (tanah) misalnya,
Mucorales, Ascomycota, deuteremycetes dan beberapa Peronosporales.

E. Morfologi fungi
Fungi tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai ciri yang khas, yakni
berupa benang tunggal atau bercabang- cabang yang disebut hifa. Kumpulan dari hifahifa akan membentuk miselium. Fungi merupakan organisme eukariotik yang
mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
(1) Mempunyai spora,
(2) Memproduksi spora,
(3) Tidak mempunyai klorpfil sehingga tidak berfotosintesis,
(4) Dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual,

(5) Tubuh berfilamen dan dinding sel mengandung kitin, glukan selulosa, dan
manna.
Fungi dibedakan menjadi dua golongan yakni : kapang dan khamir. Kapang
merupakan fungi berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan Khamir merupakan
fungi bersel tunggal dan tak berfilamen. Fungi merupakan organisme menyerupai
tanaman, tetapi mempunyai beberapa perbedaan, yakni :

Tidak mempunyai klorofil

Mempunyai dinding sel dengan komposisi yang berbeda

Berkembang biak dengan spora

Tidak mempunyi batang, cabang, akar, dan daun

Tidak mempunyai system vaskuler seperti pada tanaman

Bersifat multiseluler tidak mempunyai pembagian fungsi masing-masing


bagian seperti pada tanaman

Fungi ada yang bersifat parasit dan saprofit. Parasit apabila dalam memenuhi
kebutuhan makannya dengan mengambil dari benda hidup yang ditumpanginya,
sedanghan saprofit apabila memperoleh makanan dari benda mati dan tidak merugikan
benda itu sendiri. Fungi dapat mensintesis protein dengan mengambik sumber karbon
dari karbohidrat, sumber nitrogen dari bahan organic ataun anorganik , dan mineral dari
substratnya. Ada juga fungi yang dapat mensintesis vitamin-vitamin yang dibutuhkan
dan perkembanh biakan sendiri sehingg harus mendapatkan dari cubstrat, misalkan
thiamin dan biotin.
F. Fisiologi fungi
Fungi dapat lebih bertahan dalam keadaan alam sekitar yang tidak
menguntungkan. Sebagai contoh, khamir dan kapang dapat tumbuh dalam suatu
substrat atau medium berisikan konsentrasi gula yang dapat menghambat pertumbuhan
kebanyakan bakteri. Inilah sebabnya mengapa selai, manisan dapat di rusak oleh
kapang tetapi tidak oleh bakteri. Demikian pula, khamir dan kapang umumnya dapat
bertahan terhadap keadaan yang lebih asam dari pada kebanyakan mikroba lainnya.
Khamir merupakan mikroorganisme fakultatif, artinya mereka dapat hidup
dalam keadaan aerobik maupun anaerobik. Kapang adalah mikrorganisme aerobik

sejati. Fungi dapat tumbuh dalam kisaran suhu yang luas, dengan suhu optimum bagi
kebanyakan spesies saprofitik dari 22 sampai 30 0C, spesies patogenik mempunyai suhu
ptimum lebih tinggi, biasanya 30 sampai 37 0 C. Beberapa fungi akan tumbuh pada atau
mendekati 0 C dan dengan demikian dapat menyebabkan kerusakan pada daging atau
sayur mayur dalam penyimpanan dingin.
G. Reproduksi Fungi
Secara alamiah fungi berkembang biak dengan berbagai cara, baik secara
aseksual dengan pembelahan, penguncupan atau pembentukan spora, dapat pula secara
seksual dengan peleburan nucleus dari dua sel induknya. Pada pembelahan, suatu sel
membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa. Pada penguncupan, suatu sel
anak tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inangnya
Spora aseksual, yang berfungsi untuk menyebarkan spesies dibentuk dalam
jumlah besar. Ada banyak macam spora aseksual yaitu :
1. Konidiospora atau konidium. Konidium yang kecil dan bersel satu disebut
mikrikonidium. Konidium yang besar lagi bersel banyak dinamakan
makrokonidium. Konidium dibentuk di ujung atau di sisi suatu hifa.
2. Sporangiospora. Spora bersel satu ini terbentuk di dalam kantung yang disebut
sporangium di ujung hifa khusus (sporangiosfor).
3. Oidium atau artrospora. Spora bersel satu ini terbentuk karena terputusnya selsel hifa.
4. Klamidospora. Spora bersel satu yang berdinding tebal ini sangat resisten
terhadap keadaan yang buruk, terbentuk dari sel-sel hifa somatic.
5. Blastospora. Tunas atau kuncup pada sel-sel khamir disebut blatospora.
Spora seksual, yang dihasilkan dari peleburan dua nucleus. Terbentuk lebih
jarang, lebih kemudian dan dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan
spora aseksual. Ada beberapa tipe spora seksual :
1. Askospora. Spora bersel satu ini terbentuk di dalam pundi atau kantung yang
dinamakan askus.
2. Basidospora. Spora bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk gada
yang dinamakan basidium.

3. Zigospora. Zigospora adalah spora besar berdinding tebal yang terbentuk


apabila ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga
gametangia.
4. Oospora. Spora ini terbentuk di dalam struktur betina khusus yang disebut
ooginium. Pembuahan telur atau oosfer, oleh gamet jantan yang terbentuk di
dalam anteredium menghasilkan oospora.
H. Peranan Fungi
Peranan fungi dalam kehidupan manusia sangat banyak, baik peran yang
merugikan maupun yang menguntungkan. Fungi yang menguntungkan meliputi
berbagai jenis antara lain sebagai berikut.
a. Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan berprotein
tinggi.
b. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu
dalam pembuatan tempe dan oncom.
c. Khamir

Saccharomyces

berguna

sebagai

fermentor

dalam

industri

keju, roti, dan bir.


d. Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.
e. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.
Di samping peranan yang menguntungkan, beberapa fungi juga mempunyai
peranan yang merugikan, antara lain sebagai berikut.
a. Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit rebah semai.
b. Phythophthora inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman kentang.
c. Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air.
d. Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.

e. Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru manusia.


f. Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia.

I. Aktifitas Fungi
Semua fungi membutuhkan nutrien organik yang akan digunakan sebagai
sumber energi dan untuk keperluan sintesis sel. Namun berdasar cara fungi
memperoleh nutriennya dapat dibuat beberapa kategori. Parasit (atau simbion) adalah
fungi mengambil senyawa organik dari organisme hidup dan saprofit adalah fungi yang
hidup pada organisme yang telah mati.
a) Fungi parasit tanaman
Parasit dapat didefinisikan sebagai organisme yang memperoleh beberapa atau
keseluruhan nutriennya dari jaringan hidup organisme lain dan mereka hidup dalam
hubungan yang baik.
-

Nekrotrofik : Fungi harus membunuh jaringan inang, misalnya dengan


menghasilkan toksin atau enzim pendegradasi.

Biotrofik : Fungi hidup pada sel hidup, biasanya dengan bantuan struktur
khusus untuk penyerapan.

Patogen : Menyebabkan penyakit

Simbiosis : parasit menguntungkan, misal pada lichenes (fungi dan alage)


dan mikorhiza (fungi dan akar tanaman).

b) Fungi parasit manusia


Jumlahnya lebih sedikit dibanding fungi parasit tanaman, namun sangat penting
karena berkaitan dengan daya imun seseorang dan pasien transplantasi (kasus
infeksi). Disisi lain pemberantasan fungi patogen manusia dengan bahan kimia
tertentu juga sulit karena fungi dan manusia sama-sama eukaryotik. Sulit
menemukan obat yang mematikan eukaryotik fungi patogen tanpa mempengaruhi
eukaryotik inang. Ini berbeda dengan kasus zat antibakteri yang memisahkan target
antara sel prokaryotik dan eukaryotik. Umumnya fungi oportunis, masuk melalui
luka atau spora masuk paru- paru (Aspergillus fumigatus, Histoplasma capsulatum).

Adalagi tipe penyebarannya yang bersifat sistemik, misalnya masuk mengikuti


aliran darah (Candida albicans). Juga fungi yang menyebabkan penyakit
dermatofitik yang menyerang kulit, kuku, dan rambut.
c) Fungi parasit sebagai agen biokontrol
Beberapa fungi juga sering dimanfaatkan sebagai agen biokontrol terhadap
oragnisme lain. Diantaranya adalah mikoparasit, yaitu untuk menyebutkan fungi
yang menjadi parasit pada fungi lain, entomopatogen untuk menyebutkan fungi
yang hidup pada serangga dan nematofagous atau fungi yang menjadi parasit pada
nematoda.
d) Fungi saprofit
Fungi saprofit mempunyai peran utama dalam mendekomposisi senyawasenyawa organik pada organisme mati yang penting untuk pendaur-ulangan nutrien
di alam. Di alam senyawa-senyawa tersusun dari yang sederhana hingga yang
kompleks, dan hanya ada sedikit senyawa yang bisa didegradasi oleh satu jenis
fungi saja. Pada umumnya adalah fungi decomposer berperan dalam :
1. Biodeteriorasi (biodeterioration), untuk beberapa produk seperti makanan,
perkayuan, kulit, buku dan lain-lain.
2. Biodegradation (biodegradasi), untuk aktivitas fungi saprotrof secara
umum.
e) Fungi dalam bioteknologi
Dalam bidang ini banyak fungi dimanfaatkan untuk keperluan komersial, seperti :
1) Makanan dan penyedap makanan : misal, telah diproduksi + 1,5 juta ton jamur
(ediblemushroom)/ tahun (Agaricus bisporus dan Volvariella volvacea) di
seluruh dunia; Quorn mycoprotein (Fusarium graminearum) sebagai sumber
protein sel tunggal; makanan dan minuman tradisional, misal minuman
beralkohol (Saccharomyces cerevisiae), keju blue-veined (Penicillium
requefortii), tempe (Rhizopus oligosporus).
2) Bahan metabolit : dikelompokkan dalam 2 kategori, yaitu: i) metabolit primer,
merupakan hasil akhir jalur metabolik utama; dan ii) metabolit sekunder,
merupakan beragam senyawa yang dibentuk melalui jalur metabolisme khusus
dari suatu organisme tertentu.
J. Klasifikasi Fungi

1) Mycomycotina
Myco yang artinya lendir, mykes adalah jamur, jadi mycomycotina yaitu golongan
jamur yang fase vegetatifnya serupa lendir. Mempunyai satu kelas saja yaitu
Myxomycetes.
Kelas myxomycetes
Myxomycetes meliputi organisme yang tidak mengandung klorofil, yang secara
filogenetik tergolong ke dalam organisme yang sangat sederhana. Dalam keadaan
vegetatif tubuhnya berupa massa protoplasma telanjang yang bergerak sebagai
amoeba yang disebut plasmodium dengan cara hidup sebagai saprofit atau seperti
hewan Di tempat yang lembab spora Myxomycetes dapat tumbuh menjadi amuba
lendir dan spora kembara. Amuba lendir dan spora kembara masing-masing
menjalar mencari makanan. Spora kembara dapat menjadi amuba lendir dan
membentuk kista dalam keadaan kurang air. Setelah keadaan membaik kista
berubah kembali menjadi amuba lendir. Amuba lendir dapat membelah berkali-kali
membentuk massa lendir yang luas. Spora Myxomycetes berkecambah dalam air
atau di atas substrat basah menjadi satu atau beberapa spora kembara yang
dinamakan miksoflagellata. Setelah beberapa lama bulu cambuknya lenyap dan
berubah menjadi miksoamoeba. Miksoflagellata dan miksoamoeba dapat berbiak
vegetatif dengan cara membelah diri. Dua miksoamoeba atau dua miksoflagellata
dapat mengadakan perkawinan menjadi amoebazigot, dan dalam amoebazigot
kedua inti akhirnya bersatu. Badan yang dioploid ini tidak langsung membentuk
dinding melainkan tetap telanjang dan bersifat amoeboid, dan dengan sesamanya
bisa bersatu membentuk plasmodium yang besar dan mempunyai banyak inti. Inti
dapat bertambah banyak karena adanya mitosis yang berulang-ulang. Contoh
species : Physarum nutans dan Arcyria sp.

2) Zygomycota

Jamur ini dinamakan Zygomycota karena membentuk spora istrahat berdinding


tebal yang disebut zigospora. Zigospora merupakan hasil peleburan menyeluruh
antara dua gametangium yang sama atau berbeda. Jamur yang tergolong divisi ini
hidup di darat, di atas tanah, atau pada tumbuhan dan hewan yang telah membusuk.
Stuktur tubuh
Zygomycota memimiliki miselium yang bercabang banyak dan tidak bersekatsekat. Hifanya bersifat senositik. Septa hanya ditemukan pada sel-sel
bereproduksi. Ada beberapa tipe hifa pada Zygomycota yaitu : Stolon, hifa yang
membentuk jaringan pada permukaan substrat. Misalnya jamur pada roti
Rizoid, Hifa yang menembus substrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk
menyerap makanan Sporangiofor, Hifa yang tegak dipermukaan substrat dan
memiliki sporangium globuler diujungnya.
Cara Reproduksi
Zygomycetes dapat bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi
secara aseksual adalah dengan spora yang dihasilkan oleh sporangium.
Reproduksi seksualnya dengan konjugasi.

Zygospora- konidia (asexual)

Zygosporangia (sexual)
Beberapa jenis jamur yang tergolong Zygomycota, antara lain:
a. Jamur Roti (Rhizopus Stolonifer)
Jika roti yang lembab disimpan ditempat yang hangat dan gelap, beberapa hari
kemudian akan tampak jamur tumbuh diatasnya. Pada roti akan tumbuh bulatan
hitam, yang disebut Sporangium yang dapat menghasilkan sekitar 50.000 spora.
b. Jamur Tempe (Rhizopus Nigricans)
Jamur tempe digunakan dalam pembuatan tempe. Reproduksi rhizopus
nigricans dapat terjadi secara seksual dan aseksual.
c. Pilobolus Adalah salah satu jamur yang biasa hidup pada kotoran hewan yang
telah terdekomposisi. Jamur ini tidak dapat bereproduksi tanpa adanya bantuan
cahaya. Jamur ini menunjukkan respon positif terhadap cahaya.
Peranan Jamur Zygomycota
1.

Dekomposer dalam tanah dan kotoran, sehingga bermain peranan yang cukup
besar dalam siklus karbon.

2. Berperan dalam beberapa simbiosis, seperti yang pada Harpellales yang


mendiami arthropoda (khususnya larva serangga air tawar akuatik) yang
melekat pada lapisan chitinous dari hindgut. Harpellids memperoleh gizi pada
pakan yang tidak dimanfaatkan oleh arthropoda. Karena mereka pada umumnya
dianggap tidak berbahaya dan tidak bermanfaat bagi hewan inang, asosiasi ini
dianggap commensalistic.
3. bearing trichospores yang melekat pada kutikula hindgut dari Chili blackfly.
4. Pathogen serangga yang dapat menyebabkan penyakit wabah besar
5. Parasit pada jamur Basidimycota Sejumlah spesies digunakan dalam
fermentatios, seperti Rhizopus oligosporus yang dimanfaatkan dalam
pembuatan tempe, dan Actinomucor elegans di Cina untuk pembuatan keju atau
sufu (Hesseltine 1991).

6. Menyebabkan infeksi oportunistik dari diabetes, immuno-tertindas, infeksi


virus dan dikompromi immuno-pasien (de Hoog dkk. 2000).
7. Parasit pada amoeba.
3) Ascomycota
Divisi ini bercirikan talus yang terdiri dari miselium bersepta. Reproduksi seksual
membentuk askospora di dalam askus. Ada yang hidup sebagai parasit, yang
menimbulkan penyakit pada tumbuhan.
Struktur umum
Bentuk askus ada bermacam-macam, antara lain:
1. Askus tanpa askokarp
2. Askus yang askokarpny berbentuk deperti mangkok disebut aposetium.
3. Askus yang askokarpnya berbentuk bola tanpa ostiulum disebut
kleistotesium.
4. Askus yang askokarpnya berbentuk botol dengan leher dan memiliki
ostiulum disebut peritesium.
Ada bermacam-macam askus tersebut digunakan sebagai dasar klasifikasi
tingkat kelas.
a. Kelas Hemiascomycetes
Kelompok jamur ini tidak membentuk askokarp, tidak mempunyai hifa,
tubuhnya terdiri dari sel bulat atau oval yang dapat bertunas sehingga
terbentuk rantai sel atau hifa senu. Contoh anggota Hemiascomycetes
adalah khamir Saccharomyces.
b. Kelas Plectonycetes
Kelas ini bercirikan adanya askokarp berbentuk bola yang disebut
kleistotesium. Kelompok ini ada yang saprobe, parasit atau hipeparasit.
Yang termasuk kelas Plectomycetes adalah Aspergillus dan Penicillium.
Reproduksi aseksual kedua jamur ini adalah dengan pembentukkan
konnidium dalam rantai pada konidiofor. Sedangkan reproduksi seksualnya
dengan spora yang dibentuk dalam askus. Askus-askus tersebut berkumpul
dalam suatu badan yang disebut askokarp.
c. Kelas pyrenomycetes

Ciri khas yang dimiliki adalah askokarp berbentuk khusus yang dilengkapi
dengan ostiolum (lubang untuk melepas askus dan askospora). Tubuh buah
seperti itu disebut peritesium, yang dapat berwarna cerah atau gelap.
4) Basidiomycotina
Struktur tubuh
Basidiomycotina adalah jamur multiseluler yang hifanya bersekat. Hifa
vegetative Basidiomycotina terdapat dalam substratnya (tempat hidupnya),
misal pada kulit kayu, tanah, dan serasah daun. Jalinan hifa generative jamur ini
ada yang membentuk tubuh buah dan ada yang tidak membentuk tubuh buah.
Tubuh buah pada Basidiomycotina disebut basidiokarp.
Basidiokarp berukuran makroskopik sehingga dapat dilihat dengan mata
telanjang. Bentuk basidiokarp bermacam-macam, misalnya seperti paying,
kuping, atau setengah lingkaran. Basidiokarp ada yang memiliki batang dan ada
yang tidak. Pada bagian bawah tudung basidiokarp terdapat lembaran-lembaran
(bilah). Pada lembaran ini terbentuk banyak basidium yang akan menghasilkan
spora basidium (basidiospora). Basidiospora merupakan spora generative.

Habitat
Jamur Basidiomycotina umumnya hidup sebagai saprofit pada sisa-sisa
makhluk hidup, misalnya serasah daun di tanah, merang padi, dan batang pohon
mati. Jamur yang parasit hidup pada organisme inangnya, misalnya tumbuhan
dan manusia. Jenis lainnya ada yang bersimbiosis dengan akar tumbuhan
membentuk mikoriza.
Reproduksi
Reproduksi jamur ini terjadi secara aseksual maupun seksual. Reproduksi
aseksual yaitu dengan cara membentuk spora konidia. Seperti Zygomycotina

dan Ascomycotina, reproduksi sesksual Basidiomycotina terjadi melalui


perkawinan antara hifa yang berbeda jenis menghasilkan spora seksulal (spora
generative), yaitu spora basidium (basidiospora).
Peranan
Jamur basidiomycotina adalah kelompok jamur dengan jumlah sekitar sekitar
25

ribu

spesies

yang

sudah

diidentifikasi.

Beberapa

jenis

jamur

Basidiomycotina yang menguntungkan adalah sebagai berikut.


1. Jamur kuping (Auricularia polytrichia), jamur merang (Volvariella
volvacea), dan jamur shitake (Lentinula edodes) dapat dimakan tubuh
buahnya.
2. Jamur

kayu

(Ganoderma)

sebagai

obat

atau

makanan

suplemen.

Adapun jamur Basidiomycotina yang merugikan adalah sebagai berikut.


1. Jamur karat (Puccinia graminis) merupakan parasit pada daun tanaman
pertanian dari family Gramineae, misalnya jagung dan gandum.
2. Puccinia arachidis, parasit pada tanaman kacang tanah.
3. Ustilago maydis, parasit pada jagung.
4. Amanita ocreata dan Amanita phalloides, beracun dan mematikan jika
dimakan.
5. Amanita muscaria, dapat menyebabkan halusinasi jika dimakan.
Terdapat beberapa jenis jamur Basidiomycotina yang mempunyai tubuh buah
yang sulit dibedakan antara beracun dan tidak beracun, sehingga lebih baik
jangan memakan jamur yang belum diketahui dapat dimakan atau tidak.
5) Deuteromycota
Deuteromycota berasal dari kata deutero: kedua, mykes: jamur. Deuteromycota
merupakan kelompok buatan yang digunakan untuk mengakomodasi banyak fungi
yang jarang atau tidak pernah menghasilkan tahapan seksual. Banyak diantara
anggota deuteromycota sangat sering kita jumpai diantaranya adalah Penicillium,
Aspergillus, Trichoderma dan Fusarium.
Beberapa karakter utama deuteromycota
a. Tahapan somatik : sama dengan pada Ascomycota.
b. Reproduksi aseksual : Menggunakan konidia yang dibentuk melalui beberapa
cara. Contoh: dengan cara pertunasan (budding) seperti pada Aerobasidium dan

Cladosporium, dengan penggelembungan ujung hifa seperti pada Humicola,


dengan fragmentasi hifa seperti pada Geotrichum, dengan tonjolan yang muncul
melalui sel bentuk botol dan disebut phialide seperti pada Aspergillus dan
Penicillium. Hifa tempat spora berada (konidiofor = conodiophorres) sederhana
atau bercabang membentuk agregasi yang disebut synnema atau coremium.
c. Reproduksi seksual : absen, jarang atau tidak diketahui.
d. Peran ekologis : biasanya dikelompokkan dalam tiga sub group yaitu
blastomycetes (seperti yeast), hyphomycetes yang mempunyai hifa sederhana
mirip konidiofor, dan coelomycetes yang menghasilkan konidia pada acervulus
atau pycnidium. Contoh deuteromycota yang terkenal, Candida albicans yang
bersifat komensal dan patogen pada manusia. Geotrichum candidum merupakan
fungi perusak produk-produk susu. Yang termasuk hyphomycetes merupakan
saprotrof umum di tanah (Trichoderma, Penicillium, Gliocladium, Fusarium)
atau pada permukaan tanaman (Cladosporium, Alternaria, dan Aureobasidium).
Kelompok perusak biji-bijian dan makanan seperti Penicillium, Aspergillus dan
Fusarium.
BAB III
PE N UTU P
A. Kesimpulan
Dalam sejarah kehidupan, mikroorganisme telah banyak sekali memberikan peran
sebagai bukti keberadaannya. Salah satunya adalah fungi. Fungi merupakan
mikroorganisme eukariota yang sebagian besar bersifat multiseluler. Fungi atau
cendawan terdiri dari kapang dan khamir. Secara umum Fungi hidup dengan 3 cara
yaitu sebagi saprofit, parasitik dan diomorfis. Fungi adalah heterotrof yang
mendapatkan nutriennya melalui penyerapan (absorpsi).
Fungi menempati lingkungan yang sangat beragam yang berasosiasi secara
simbiotik dengan banyak organisme baik di darat maupun di air. Sebagian besar fungi
adalah organisem multiseluler dengan hifa yang dibagi menjadi sel-sel oleh dinding
yang bersilangan atau septa. Dinding sel pada fungi dilindungi oleh Selulosa dan Kitin
(polisakarida yang mengandung unsur N). Fungi dapat berkembang biak dengan dua
cara yaitu cara seksual dan aseksual.

Berdasarkan pada cara dan cirri reproduksinya terdapat lima kelas cendawan sejati
atau berfilamen di dalam dunia Fungi yaitu: Mycomycotina, Zygomycota, Ascomycota,
Basidiomycota dan Deuteromycota.
B. Saran
Kepada mahasiswa: diharapkan agar lebih memahami karakteristik dari berbagai
fungi

DAFTAR PUSTAKA
-

Akin, H.M. (2005). Virologi Tumbuhan. Yogyakarta:

Campbell, dkk. 2003. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga

Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-dasar mikrobiologi. Jakarta : UI

http://www.gudangmateri.com/2010/06/mikologi-fungi-pada-tumbuhan.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Fungi

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..............................................................................

DAFTAR ISI ............................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................

B. Tujuan ..........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Fungi ...............................................................................

B. Bentuk Pertumbuhan Fundi...........................................................

C. Cara Hidup Fungi...........................................................................

D. Habitat Fungi.................................................................................

10

E. Morfologi Fungi.............................................................................

11

F. Fisiologi ........................................................................................

12

G. Reproduksi Fungi...........................................................................

13

H. Peranan Fungi................................................................................

14

I. Aktivitas Fungi..............................................................................

15

J. Klasifikasi Fungi............................................................................

18

BAB III P E N U T U P
A. Kesimpulan....................................................................................

27

B. Saran ............................................................................................

27

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................

28

Anda mungkin juga menyukai