PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikologi ialah telaah mengenai protista eukariotik nonfotosintetik yang disebut
fungi. Sebelum sampai ke definisi fungi maka perlu mengingat kembali ke sejarah
klasifikasi mahkluk hidup. Pada klasifikasi awal, mahkluk hidup hanya digolongkan
kedalam dua kelompok yaitu hewan (kingdom 1) dan tanaman (kingdom 2) (1866).
Pada waktu itu fungi masih dikelompokkan sebagai tanaman dengan alasan tidak
bergerak dan mempunyai dinding sel. Dalam perkembangan selanjutnya, Haeckel
memunculkan kingdom protista sebagai kingdom ke 3, yaitu untuk mengelompokkan
semua organisme yang mempunyai bentuk kehidupan mikroskopik (alga, bakteri,
protozoa dan fungi). Sejak ditemukannya mikroskop elektron (1950) dapat diketahui
informasi tentang ultrastruktur suatu organisme, oleh karena itu kemudian setiap
organisme digolongkan sebagai organisme Eukaryotik (sebagian besar organisme)
ataupun Prokaryotik (bakteri), berdasar ada tidaknya membran inti dan organel
(kingdom 4). Selanjutnya, Whittaker (1969) menjelaskan bahwa sebenarnya fungi
adalah organisme eukaryotik namun karena mempunyai banyak sifat yang berbeda
dengan eukaryotik pada umumnya maka fungi dianggap sebagai kelompok terpisah
dengan kingdom tersendiri (kingdom ke 5).
Fungi atau cendawan adalah organisme heterotrofik. Mereka memerlukan senyawa
organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut,
mereka disebut sporofit. Saprofit menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang
kompleks, menguraikannya menjadi zat-zat kimia yang lebih sederhana, yang
kemudian di kembalikan ke dalam tanh, dan selanjutnya meningkatkan kesuburannya.
Jadi mereka dapat sangat menguntungkan bagi manusia. Sebaliknya mereka juga dapat
merugikan kita bilamana mereka membusukkan kayu, tekstil, makanan dan bahanbahan lain.
Cendawan saprofitik juga penting dalam fermentasi industri, misalnya pembuatan
bir, minuman anggur dan produksi antibiotik seperti penisilin. Peragian adonan dan
pemasakan beberapa keju juga bergantung kepada kegiatan cendawan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Fungi
Fungi merupakan mikroorganisme yang tidak memiliki klorofil dan hidup secara
heterotrof dengan menguraikan bahan-bahan organik yang ada dilingkungannya dan
menyerapnya untuk mendapatkan nutrient. Seperti yang telah diketahui bahwa fungi
dikelompokkan menjadi 2 yaitu kapang dan khamir, Kapang merupakan fungi yang
bersifat multiseluler dan menghasilkan miselium. Sedangkan khamir merupakan fungi
yang bersifat uniseluler dan tidak menghasilkan miselium. Selain itu, terdapat pula
kelompok fungi yang merupakan fungi semu yaitu fungi yang menghasilkan miselium
semu.
Fungi memiliki bermacam-macam bentuk organisme yang terdapat dimana-mana di
bumi, baik di daerah tropik, subtropik, di kutub utara, maupun antarika. Fungi juga
ditemukan di darat, di perairaian tawar, di laut, di mangrove, di bawah permukaan
tanah, di kedalaman laut, dipengunungan, maupun di udara.
Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual
dengan cara : dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot
tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk
spora, bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut
sporangium. Di dalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk
spora adalah Rhizopus. Contoh jamur yang membentuk tunas adalah Saccharomyces.
Hifa jamur dapat terpurus dan setiap fragmen dapat tumbuh menjadi tubuh buah.
Campbell (2003). Fungi atau cendawan terdiri dari kapan dan khamir. Kapang bersifat
filamentus, sedangkan khamir biasanya bersifat uniseluler (Pelczar, 1986).
Fungi adalah heterotrof yang mendapatkan nutriennya melalui penyerapan
(absorpsi). Dalam cara ini, fungi akan mencerna makanan diluar tubuhnya dengan cara
mensekresikan enzim-enzim hidrolitik yang sangat ampuh kedalam makanan tersebut.
Enzim-enzim itu akan menguraikan molekul kompleks menjadi senyawa yang lebih
sederhana yang dapat diserap dan digunakan oleh fungi.
Fungi dapat hidup dari benda organik mati yang terlarut , yang disebut dengan
saprofit. Saprofit menghancurkan sisa-sisa ttumbuhan dan hewan yang kompleks dan
menguraikannya menjadi zat-zat kimia yang lebih sederhana, yang kemudian
dikembalikan ke dalam tanah, dan selanjutnya meningkatkan kesuburan. Makanan
fungi dapat berasal dari sumber-sumber seperti tanah subur, produk makanan yang
dibuat oleh pabrik, dan tubuh hewan dan tumbuhan (baik yang mati maupun yang
hidup).
Fungi parasitik menyerap zat-zat makanan dari inang yang masih hidup.
Beberapa jenis fungi misalnya seperti spesies tertentu yan menginfeksi paru-paru
manusia, bersifat patogenik (2003). Disamping itu Funfi juga hidup dalam bentuk
dismorfisme yaitu fungi dapat ada dalam bentuk uniseluler (Khamir) dan bentuk
benang/filamen (Kapang). Fase khamir timbul bila organisme itu sebagai parasit atau
patogen dalam jaringan sedangkan bentuk kapang jika organisme itu merupakan
saprofit dalam tanah atau dalam medium laboratorium.
Manfaat dari adanya fungi adalah pada fungi yang hidup sebagai saprofit dapat
membantu proses pengambilan mineral dari tanah bagi inangnya, disamping itu fungi
saprofit juga penting dala fermentasi industri, misalnya pembuatan anggur, bir, dan
produksi antibiotik seperti penisilin. Peragian adonan dan pemesakan beberapa keju
juga bergantung pada kegiatan cendawan.
Selain sifat yang menguntungkan, fungi juga memiliki sifat yang merugikan,
fungi dapat membusukkan kayu, tekstil, makanan dan lain-lain. Disamping itu fungi
juga dapat menyebabkan penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan, salah satu
contoh cendawan patogen adalah Histoplasma capsulacum yang menyebabkan
histoplomosis (infeksi mikosis pada sistem retikuloendotelium yang meliputi banyak
organ) (Pelczar, 1986).
Cara hidup fungi lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. fungi yang
hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan
zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme fungi dengan
tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu fungi yang hidup di akar tanaman kacangkacangan atau pada liken.
D. Habitat Fungi
Fungi menempati lingkungan yang sangat beragam yang berasosiasi secara
simbiotik dengan banyak organisme. Meskipun paling sering ditemukan pada habitat
darat, fungi juga hiudp dilingkungan akuatik, dimana fungi tersebut berasosiasi dengan
organisme laut dan air tawar serta bangkainya. Lichen, perpaduan antara fungi dan
alga, banyak terdapat dimana-mana dan ditemukan pada beberapa tempat yang tidak
bersahabat sepeti gurun yang dingin dan kering di Antartika, tundra alpin dan artik.
Fungi simbiotik lainnya hidup dalam jaringan tumbuhan yang sehat dan spesies lain
membentuk mutualisme-mutualisme pengkomsumsi selulosa dengan serangga, semut
dan rayap.
Golongan Fungi yang termasuk hidup dalam air adalah oomycota dan
chytridiomycota, sedangkan golongan fungi yang hidup di darat (tanah) misalnya,
Mucorales, Ascomycota, deuteremycetes dan beberapa Peronosporales.
E. Morfologi fungi
Fungi tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai ciri yang khas, yakni
berupa benang tunggal atau bercabang- cabang yang disebut hifa. Kumpulan dari hifahifa akan membentuk miselium. Fungi merupakan organisme eukariotik yang
mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
(1) Mempunyai spora,
(2) Memproduksi spora,
(3) Tidak mempunyai klorpfil sehingga tidak berfotosintesis,
(4) Dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual,
(5) Tubuh berfilamen dan dinding sel mengandung kitin, glukan selulosa, dan
manna.
Fungi dibedakan menjadi dua golongan yakni : kapang dan khamir. Kapang
merupakan fungi berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan Khamir merupakan
fungi bersel tunggal dan tak berfilamen. Fungi merupakan organisme menyerupai
tanaman, tetapi mempunyai beberapa perbedaan, yakni :
Fungi ada yang bersifat parasit dan saprofit. Parasit apabila dalam memenuhi
kebutuhan makannya dengan mengambil dari benda hidup yang ditumpanginya,
sedanghan saprofit apabila memperoleh makanan dari benda mati dan tidak merugikan
benda itu sendiri. Fungi dapat mensintesis protein dengan mengambik sumber karbon
dari karbohidrat, sumber nitrogen dari bahan organic ataun anorganik , dan mineral dari
substratnya. Ada juga fungi yang dapat mensintesis vitamin-vitamin yang dibutuhkan
dan perkembanh biakan sendiri sehingg harus mendapatkan dari cubstrat, misalkan
thiamin dan biotin.
F. Fisiologi fungi
Fungi dapat lebih bertahan dalam keadaan alam sekitar yang tidak
menguntungkan. Sebagai contoh, khamir dan kapang dapat tumbuh dalam suatu
substrat atau medium berisikan konsentrasi gula yang dapat menghambat pertumbuhan
kebanyakan bakteri. Inilah sebabnya mengapa selai, manisan dapat di rusak oleh
kapang tetapi tidak oleh bakteri. Demikian pula, khamir dan kapang umumnya dapat
bertahan terhadap keadaan yang lebih asam dari pada kebanyakan mikroba lainnya.
Khamir merupakan mikroorganisme fakultatif, artinya mereka dapat hidup
dalam keadaan aerobik maupun anaerobik. Kapang adalah mikrorganisme aerobik
sejati. Fungi dapat tumbuh dalam kisaran suhu yang luas, dengan suhu optimum bagi
kebanyakan spesies saprofitik dari 22 sampai 30 0C, spesies patogenik mempunyai suhu
ptimum lebih tinggi, biasanya 30 sampai 37 0 C. Beberapa fungi akan tumbuh pada atau
mendekati 0 C dan dengan demikian dapat menyebabkan kerusakan pada daging atau
sayur mayur dalam penyimpanan dingin.
G. Reproduksi Fungi
Secara alamiah fungi berkembang biak dengan berbagai cara, baik secara
aseksual dengan pembelahan, penguncupan atau pembentukan spora, dapat pula secara
seksual dengan peleburan nucleus dari dua sel induknya. Pada pembelahan, suatu sel
membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa. Pada penguncupan, suatu sel
anak tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inangnya
Spora aseksual, yang berfungsi untuk menyebarkan spesies dibentuk dalam
jumlah besar. Ada banyak macam spora aseksual yaitu :
1. Konidiospora atau konidium. Konidium yang kecil dan bersel satu disebut
mikrikonidium. Konidium yang besar lagi bersel banyak dinamakan
makrokonidium. Konidium dibentuk di ujung atau di sisi suatu hifa.
2. Sporangiospora. Spora bersel satu ini terbentuk di dalam kantung yang disebut
sporangium di ujung hifa khusus (sporangiosfor).
3. Oidium atau artrospora. Spora bersel satu ini terbentuk karena terputusnya selsel hifa.
4. Klamidospora. Spora bersel satu yang berdinding tebal ini sangat resisten
terhadap keadaan yang buruk, terbentuk dari sel-sel hifa somatic.
5. Blastospora. Tunas atau kuncup pada sel-sel khamir disebut blatospora.
Spora seksual, yang dihasilkan dari peleburan dua nucleus. Terbentuk lebih
jarang, lebih kemudian dan dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan
spora aseksual. Ada beberapa tipe spora seksual :
1. Askospora. Spora bersel satu ini terbentuk di dalam pundi atau kantung yang
dinamakan askus.
2. Basidospora. Spora bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk gada
yang dinamakan basidium.
Saccharomyces
berguna
sebagai
fermentor
dalam
industri
I. Aktifitas Fungi
Semua fungi membutuhkan nutrien organik yang akan digunakan sebagai
sumber energi dan untuk keperluan sintesis sel. Namun berdasar cara fungi
memperoleh nutriennya dapat dibuat beberapa kategori. Parasit (atau simbion) adalah
fungi mengambil senyawa organik dari organisme hidup dan saprofit adalah fungi yang
hidup pada organisme yang telah mati.
a) Fungi parasit tanaman
Parasit dapat didefinisikan sebagai organisme yang memperoleh beberapa atau
keseluruhan nutriennya dari jaringan hidup organisme lain dan mereka hidup dalam
hubungan yang baik.
-
Biotrofik : Fungi hidup pada sel hidup, biasanya dengan bantuan struktur
khusus untuk penyerapan.
1) Mycomycotina
Myco yang artinya lendir, mykes adalah jamur, jadi mycomycotina yaitu golongan
jamur yang fase vegetatifnya serupa lendir. Mempunyai satu kelas saja yaitu
Myxomycetes.
Kelas myxomycetes
Myxomycetes meliputi organisme yang tidak mengandung klorofil, yang secara
filogenetik tergolong ke dalam organisme yang sangat sederhana. Dalam keadaan
vegetatif tubuhnya berupa massa protoplasma telanjang yang bergerak sebagai
amoeba yang disebut plasmodium dengan cara hidup sebagai saprofit atau seperti
hewan Di tempat yang lembab spora Myxomycetes dapat tumbuh menjadi amuba
lendir dan spora kembara. Amuba lendir dan spora kembara masing-masing
menjalar mencari makanan. Spora kembara dapat menjadi amuba lendir dan
membentuk kista dalam keadaan kurang air. Setelah keadaan membaik kista
berubah kembali menjadi amuba lendir. Amuba lendir dapat membelah berkali-kali
membentuk massa lendir yang luas. Spora Myxomycetes berkecambah dalam air
atau di atas substrat basah menjadi satu atau beberapa spora kembara yang
dinamakan miksoflagellata. Setelah beberapa lama bulu cambuknya lenyap dan
berubah menjadi miksoamoeba. Miksoflagellata dan miksoamoeba dapat berbiak
vegetatif dengan cara membelah diri. Dua miksoamoeba atau dua miksoflagellata
dapat mengadakan perkawinan menjadi amoebazigot, dan dalam amoebazigot
kedua inti akhirnya bersatu. Badan yang dioploid ini tidak langsung membentuk
dinding melainkan tetap telanjang dan bersifat amoeboid, dan dengan sesamanya
bisa bersatu membentuk plasmodium yang besar dan mempunyai banyak inti. Inti
dapat bertambah banyak karena adanya mitosis yang berulang-ulang. Contoh
species : Physarum nutans dan Arcyria sp.
2) Zygomycota
Zygosporangia (sexual)
Beberapa jenis jamur yang tergolong Zygomycota, antara lain:
a. Jamur Roti (Rhizopus Stolonifer)
Jika roti yang lembab disimpan ditempat yang hangat dan gelap, beberapa hari
kemudian akan tampak jamur tumbuh diatasnya. Pada roti akan tumbuh bulatan
hitam, yang disebut Sporangium yang dapat menghasilkan sekitar 50.000 spora.
b. Jamur Tempe (Rhizopus Nigricans)
Jamur tempe digunakan dalam pembuatan tempe. Reproduksi rhizopus
nigricans dapat terjadi secara seksual dan aseksual.
c. Pilobolus Adalah salah satu jamur yang biasa hidup pada kotoran hewan yang
telah terdekomposisi. Jamur ini tidak dapat bereproduksi tanpa adanya bantuan
cahaya. Jamur ini menunjukkan respon positif terhadap cahaya.
Peranan Jamur Zygomycota
1.
Dekomposer dalam tanah dan kotoran, sehingga bermain peranan yang cukup
besar dalam siklus karbon.
Ciri khas yang dimiliki adalah askokarp berbentuk khusus yang dilengkapi
dengan ostiolum (lubang untuk melepas askus dan askospora). Tubuh buah
seperti itu disebut peritesium, yang dapat berwarna cerah atau gelap.
4) Basidiomycotina
Struktur tubuh
Basidiomycotina adalah jamur multiseluler yang hifanya bersekat. Hifa
vegetative Basidiomycotina terdapat dalam substratnya (tempat hidupnya),
misal pada kulit kayu, tanah, dan serasah daun. Jalinan hifa generative jamur ini
ada yang membentuk tubuh buah dan ada yang tidak membentuk tubuh buah.
Tubuh buah pada Basidiomycotina disebut basidiokarp.
Basidiokarp berukuran makroskopik sehingga dapat dilihat dengan mata
telanjang. Bentuk basidiokarp bermacam-macam, misalnya seperti paying,
kuping, atau setengah lingkaran. Basidiokarp ada yang memiliki batang dan ada
yang tidak. Pada bagian bawah tudung basidiokarp terdapat lembaran-lembaran
(bilah). Pada lembaran ini terbentuk banyak basidium yang akan menghasilkan
spora basidium (basidiospora). Basidiospora merupakan spora generative.
Habitat
Jamur Basidiomycotina umumnya hidup sebagai saprofit pada sisa-sisa
makhluk hidup, misalnya serasah daun di tanah, merang padi, dan batang pohon
mati. Jamur yang parasit hidup pada organisme inangnya, misalnya tumbuhan
dan manusia. Jenis lainnya ada yang bersimbiosis dengan akar tumbuhan
membentuk mikoriza.
Reproduksi
Reproduksi jamur ini terjadi secara aseksual maupun seksual. Reproduksi
aseksual yaitu dengan cara membentuk spora konidia. Seperti Zygomycotina
ribu
spesies
yang
sudah
diidentifikasi.
Beberapa
jenis
jamur
kayu
(Ganoderma)
sebagai
obat
atau
makanan
suplemen.
Berdasarkan pada cara dan cirri reproduksinya terdapat lima kelas cendawan sejati
atau berfilamen di dalam dunia Fungi yaitu: Mycomycotina, Zygomycota, Ascomycota,
Basidiomycota dan Deuteromycota.
B. Saran
Kepada mahasiswa: diharapkan agar lebih memahami karakteristik dari berbagai
fungi
DAFTAR PUSTAKA
-
http://www.gudangmateri.com/2010/06/mikologi-fungi-pada-tumbuhan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Fungi
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..............................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................
B. Tujuan ..........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Fungi ...............................................................................
D. Habitat Fungi.................................................................................
10
E. Morfologi Fungi.............................................................................
11
F. Fisiologi ........................................................................................
12
G. Reproduksi Fungi...........................................................................
13
H. Peranan Fungi................................................................................
14
I. Aktivitas Fungi..............................................................................
15
J. Klasifikasi Fungi............................................................................
18
BAB III P E N U T U P
A. Kesimpulan....................................................................................
27
B. Saran ............................................................................................
27
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................
28