Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BDT SEREALIA

KELOMPOK 2:
PUTRI MUHRIYANTI NAI (08220150020)
AULIA RAHMAN (08220150021)
KURNIA YULIASTI (08220150019)

KELAS:
B1-AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar,

Oktober 2016

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jagung merupakan salah satu tanaman serealia yang tumbuh hampir di seluruh dunia
dan tergolong spesies dengan variabilitas genetik yang besar.Tanaman jagung dapat
menghasilkan genotipe baru yang dapat beradaptasi terhadap berbagai karakteristik
lingkungan.Di Indonesia, jagung merupakan bahan makanan pokok kedua setelah padi.Di
samping itu, jagung pun digunakan sebagai bahan makanan ternak (pakan) dan bahan baku
indutri.Penggunaan sebagai bahan pakan yang sebagian besar untuk ternak ayam ras
menunjukkan tendensi makin meningkat setiap tahun dengan laju kenaikan lebih dari 20
%.Sebaliknya, penggunaan sebagai bahan pangan menurun.
Dari aspek produksi jagung sebenarnya swasembada jagung sudah terpenuhi.
Namun,karena kontinuitas kebutuhan tidak dapat dipenuhi maka terpaksa dilakukan impor
walaupun pada saat tertentu pun dilakukan ekspor.Terjadinya ekspor dan impor pada tahun
yang sama disbabkan antara lain musim panen jagung tidak merata sepanjang tahun.Pada
awal musim panen terjadi surplus produksi sehingga jaung harus diekspor karena belum
tersedia fasilitas penyimpanan yang memadai.Sebaliknya,pada musim paceklik terjadi
kekurangan produksi sehingga untuk memenuhi kebutuhan harus dipenuhi dari impor.Sejalan
dengan telah digalakkannya Gema Pelagung 2001 (Gerakan Mandiri Padi,Kedelai, dan
Jagung tahun 2001) maka sudah sewajarnya bila upaya peningkatan produksi jagung harus
diusahakan dengan prioritas tinggi.
Hasil tanaman jagung juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu masih belum
optimalnya penyebaran varietas unggul dimasyarakat, pemakaian pupuk yang belum tepat,
penerapan teknologi dan cara bercocok tanam yang beum diperbaiki. Usaha untuk
meningkatkan produksi tanaman jagung adalah peningkatan taraf hidup petani dan memenuhi
kebutuhan pasar maka perlu peningkatan produksi jagung yang memenuhi standard baik
kualitas dan kuantitas jagung yan dihasilkan tetapi dalam melakukan hal tersebut perlu
mengetahui atau memahami karakteristik tanaman jagung yang akan ditanam seperti
morfologi, fisiologi dan agroekologi yang diperlukan oleh tanaman jagung sehingga dapat
meningkatkan produksi jagung di Indonesia.

BAB II

PEMBAHASAN

1.Syarat Tumbuh Jagung


Meskipun dikenal sejumlah ras jagung yang mampu beradaptasi dengan suhu rendah
dan kawasan tinggi, jagung adalah tanaman dataran rendah dengan suhu hangat dan penyuka
cahaya matahari penuh. Perkecambahan jagung terhenti pada suhu di bawah 10 C.
Kebutuhan air jagung adalah rata-rata, namun kekurangan air pada masa awal tumbuh, masa
pembungaan, dan pengisian biji akan berakibat pada penurunan hasil yang dramatis. Jagung
dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah, asalkan ketersediaan air dan hara tercukupi dan akar
mampu tumbuh dengan baik. Perakaran jagung tidak dalam, sehingga lapis olah tidak boleh
terlalu keras. Kebutuhan hara jagung tinggi, terutama terhadap nitrogen dan fosfor. Jagung
menyukai tanah dengan kemasaman netral (pH 5 - 6,5). Penanaman jagung di tanah masam,
seperti gambut dan podsolik merah kuning (PMK), memerlukan pengapuran, pengatusan
(drainasi) yang baik, serta kultivar yang toleran. Pengolahan lahan untuk persiapan
penanaman jagung biasanya mencakup pembajakan, perataan, pembuatan parit atusan, serta
pengapuran (pada tanah masam). Sebelum ditanam, lahan perlu diirigasi terlebih dahulu.
- Ketentuan Syarat Iklim, meliputi:
* Tanaman jagung tumbuh di tanah tropic dan sub tropik
* Tanaman jagung dapat beradaptasi luas terhadap lingkungan tumbuh
* Ketinggian tempat antara 0-1300 m dpl
* Suhu udara 13 -38 derajat celcius
* Selama pertumbuhan, jagung membutuhkan suhu optimum 23-27 derajat celcius
(suhu bukan masalah bagi perkembangan jagung)
* Curah hujan optimum adalah 100 mm-125 mm per bulan
* Untuk pertumbuhan dan produksi jagung memerlukan penyinaran matahari penuh
- Ketentuan Syarat tanah, meliputi:
Tanaman jagung membutuhkan tanah yang bertekstur lempung, lempung berdebu, atau
lempung berpasir dengan struktur tanah remah, aerasi dan drainase baik, serta endap air.
Keadaan tanah ini dapat memacu pertumbuhan dan produksi jagung bila tanahnya subur,
gembur dan kaya bahan organik. Tanah yang kekurangan air dapat menimbulkan penurunan
produksi jagung hingga 15%. Tanaman jagung tahan terhadap pH tanah 5,5 sedangkan pH

tanah yang paling baik adalah 6,8. Dari hasil penelitian bahwa reaksi tanah pH 6,8 dapat
menimbulkan hasil yang tinggi. Pada tanah dengan pH 7,5 dan pH tanah di bawah 5,7 pada
jagung cendrung menurun.

2.Teknik Bercocok Tanam Jagung Di Lahan Sawah


1. Penggunaan Benih.
Benih jagung yang dianjurkan adalah jagung hibrida dengan menggunakan varietas
yang sesuai dengan situasi kondii setempat, adapun beberapa varietas jagung yang sudah
banyak berkembang antara lain : Pioner 21, 11 Hibrida Tongkol dua, C 7, Jaya, NT dan lainlain. Kebutuhan benih dalam 1 ha biasanya 15 20 kg, menanam jagung untuk produksi
jagung sekali-kali menanam keturunan jagung hibrida.
2. Penyiapan lahan
Menaman jagung dilahan sawah tidak perlu diolah secara sempurna, tetapi cukup di
cangkul pada lokasi yang akan ditanami jagung sesuai dengan jarak tanam yang dikehendaki.
Untuk mempermudah mengairi dan membuang air dikala hujan maka perlu dibuatkan
saluran irigasi/drainase dengan jarak antara got sekitar 3 meter.
3. Penanaman
Pengaturan jarak tanam untuk jagung hibrida adalah 75 x 20 cm barisan sebaiknya
membujur kearah barat timur agar sinar matahari dapat masuk secara penuh. Kedalaman
menanam jagung antara 3 4 cm, jangan terlalu dalam atau terlalu dangkal, bila terlalu dalam
jagung akan mengalami kesulitan menembus kepermukaan tanah, sebaliknya apa bila terlalu
dangkal perakaranm akan kurang baik.
4. Pemupukan
A. Jenis dan jumlah pupuk untuk 1 ha
1. Pupuk Urea 200 kg
2. Pupuk Phonska 250-300 kg.
3. Pupuk kompos 1,5-2 ton.
B.

Waktu Pemupukan
1. Pupuk ompos diberikan sebagai pupuk dasar dan dapat digunakan sebagai penutup
lubang tanam atau dapat disebar disepanjang larikan.
2. Susulan I pada umur 7 10 HST menggunakan Phonska 80 %
3. Susulan II pada tanaman berumur 28 30 HST menggunakan pupuk urea 50 %

4. Susulan III pada umur 40-45 HST menggunakan pupuk urea 50 % dan Phonska 20 %.

5. Pendangiran dan Pembumbunan


Tanaman jagung perlu dilakukan pendangiran dan pembumbunan, pendangiran
dimaksudkan untuk mengendalikan gulma yang apa bila dibiarkan akan sangat merugikan
tanaman jagung itu sendiri. Sedangkan pembumbunan dimaksudkan untuk merangsang
pertumbuhan akar agar tanaman jagung lebih kuat menyerap unsure hara dan tidak mudah
roboh. Dalam satu musim tanam jagung minimal dilakukan pendangiran dan pembumbunan,
yakni pada umur 15 20 HST dan 40 45 Hari setelah tanam.
6. Pengendalian Hama
Hama yang sering menyerang anatara lain :
-

Lalat bibit
Menyerang tanaman pada stadia muda terutama pada musim hujan, lama hidup sekitar

28 hari, populasi puncak telur serangga biasanya terjadi setelah tanaman berumur 9 hari.
-

Penggerek batang
Mulai muncul dan menyerang tanaman pada saat tanaman mulai berbunga jantan.

Munculnya imago puncak peletakan telur oleh penggerek batang terjadi pada styadia
pembentukan bunga jantan. Larva masuk kedalam batang kemudian menggerek bagian
tanaman.
-

Penggerek Tongkol
Menyerang tongkol mulai dari pucuk dan daun kemudian menuju kedalam tongkol

dengan cara menggerek biji-biji dalam tongkol. Pada awalnya imago meletakkan telur di
rambut jagung pada malam hari. Larva yang baru menetas akan masuk memakan rambut
jagung kemudian membuat lubang untuk masuk kedalam tongkol.
-

Ulat Grayak (spodoptera litura)


Hama ini menyerang pada malam hari, tanaman inangnya adalah tomat, kacang tanah,

jarak, kedelai, kentang, kubis, ubi, dan bunga matahari. Untuk mengendalikan hama dan
penyakit tanaman pada prinsipnya harus dilakukan pengamatan secara rutin baru kalau ada
serangan yang dapat merugikan dilakukan tindakan penyemprotan menggunakan insek
tisida/pestisida secara bijaksana.
5. Panen
Panen terlalu muda akan merugikan demikian pula bila terlambat akan dapat
menurunkan kualitas. Jagung yang siap dipanen biasanya ditandai daun dan batang tanaman

mulai mengering dan berwarna kecoklatan, selain itu dapat dilihat adanya lapisan hitam pada
pangkal biji jagung (black layer). Apabila 50 % sudah demikian maka tanaman sudah masak
fisiologis.

3.Cara Bercocok Tanam Jagung Di Tegelan/Kebun


1. Tahap pengolahan tanah
Tanah yang akan di tanami jagung di bersihkan dari rumput liar sebelum di gemburkan.
Pengemburan tanah dapat di lakukan dengan mencangkul atau menggunakan mesin bajak.
Jika menggunakan cangkul, cangkul sedalam 15-20 cm lalu ratakan kembali. Cek pH tanah,
jika kurang dari 5, maka perlu di berikan pengapuran dengan dosis 300kg/ha. Tambahkan
pula pupuk dasar yang berupa pupuk kandang dengan dosis 2 ton/ha, SP36 150 kg dan KCL
75 kg. Untuk mencegah penyakit layu, tambahkan Natural GLIO bersamaan dengan
penaburan pupuk kandang.
2. Tahap Penanaman
Penanaman jagung biasanya di mulai di musim hujan. Sehingga tidak perlu di lakukan
penyiraman. Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, maka harus di gunakan bibit jagung
yang baik pula. Baik itu bibit jagung biasa, jagung hibrida ataupun jagung manis, semuanya
harus berkualitas baik. Bibit jagung yang dibutuhkan untuk penanaman dengan jarak tanam
25 x 75 cm adalah sekitar 20-30 kg/ha. Jarak tanam jagung biasanya bergantung pada pola
tanam. Untuk jagung yang masa panenya lebih dari 100 hari biasanya ditanam 2 batang/
lubang dengan jarak tanamnya biasanya 40 x 100 cm. Sedangkan yang masa panennya 80100 hari, biasanya ditanam 1 batang/lubang dengan jarak tanam 25 x 75 cm.
Cara menanam biji jagung adalah di tunggal dengan kedalaman 3-5 cm. Isikan 1 biji
tiap lubang kemudian tutup kembali. Untuk menjaga kelembaban tanah agar biji cepat
berkecambah, lakukan penyiraman. Kecuali jika ada hujan dan tanah sudah lembab, maka
penyiraman tidak di perlukan.
3. Tahap Pemeliharaan
Tahap pemeliharaan meliputi penyiangan, penjarangan dan penyulaman serta penyiraman
atau pengairan, pe,upukan dan pembumbunan.

Penyianga, biasanya di lakukan tiap 2 minggu sekali agar rumput liar tidak tumbuh
dan unsur hara tanah tidak terbagi untuk tanaman lain.

Pembumbunan, dilakukan untuk memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak


mudah rebah dan akarnya sepenuhnya tertutup di dalam tanah. Pembumbunan dapat

di lakukan berkali-kali sesuai kebutuhan. Cara membumbun sangat mudah, yaitu akar
tanaman di uruk dengan tanah dari sebelah kanan dan kiri barisan tanaman dengan
menggunakan cangkul. Pembumbunan akan menghasilkan guludan yang memanjang
dan saluran drainase diantara barisan tanaman jagung

Penjarangan, di lakukan untuk mensortir tanaman jagung yang tumbuh tidak baik
dengan memotong atau mencabutnya. Lalu lubang tanaman yang kosong di sulami
dengan bibit jagung yang baru. Penjarangan dan penyulaman biasanya di lakukan 1
minggu setelah masa tanam, ketika bibit jagung sudah tumbuh.

Pemupukan susulan, biasanya di lakukan ketika tanaman telah berumur 18 dan 35


hari. Pupuk yang digunakan adalah urea 300 kg/ha dengan dosir 1/2 bagian pada saat
tanaman berumur 18 hari dan 35 hari.

Pengendalian hama dan penyakit, dapat dilakukan dengan penyemprotan dan


pemusnahan tanaman yang terinfeksi. Semua nya tergantung dari jenis hama dan
penyakit yang menyerang.

4. Tahap pemanenan
Masa panen jagung biasanya dilakukan ketika tanaman mencapai umur 85-95 hari atau
tergantung pada kebutuhan seperti untuk sayur (baby corn/janten) untuk di rebus/dibakar atau
untuk di ambil bijinya. Cara panen adalah dengan memutar tongkol jagung untuk
memisahkan buah jangung dari tangkainya. Sebagai tanaman yang semi serba guna, batang
jagung setelah panen selesai dapat di gunakan sebagai kayu bakar ataupun pakan ternak.
Sedangkan klobot jagung dapat digunakan sebagai papir tembakau atau bungkus dodol.

4.Strategi Untuk Meningkatkan Produksi Jagung


Untuk memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri meningkatkan ekspor maka upaya
peningkatan produksi jagung harus dilakukan.Upaya ini akan lebih berhasil jika ada kerja
sama terpadu antara pemerintah dan petani.Beberapa upaya yang dapat diterapkan untuk
meningkatkan produksi jagung diantara lain :
1. Memperluas Areal Panen
Perluasan areal panen merupakan satu faktor potensial dalam mendukung peningkatan
produksi jagung .Berkaitan dengan perluasan areal panen ini dapat dilakukan upaya
ekstensifikasi, diversifikasi, rehabilitasi, peningkatan intensitas tanaman, dan
penambahan periode panen jagung.
a. Ekstensifikasi

Dalam pengertian umum,ekstensifikasi merupakan upaya pengadaan sumber


pertumbuhan baru berupa perluasan/penambahan areal panen.Bilaa berhasil
menambah areal baru ratusan ribu hektar per tahun maka akan terjadi lonjakan
produksi jagung secara nyata di tingkat nasional. Perluasan penanaman jagung
disarankan dilakukan di daerah bukaan baru,antara lain htan tanaman industri
(HTI),daerah transmigrasi,lahan pasang surut,lahan lebak,dan lahan marjinal
lainnya (lahan tidur dan lahan belum produktif lain).Lahan produktif di
Indonesia masih sangat luas,tetapi belum dikelola.Pada kondisi ini progran
ekstensifikasi masih terbuka lebar untuk dilaksanakan.
b. Diversifikasi
Dalam kaitannya dengan usaha penungkatan produksi,diversifikasi diartikan
sebagai

kegiatan

penganekaragaman

komoditas

pertanian

yang

dibudidayakan.Pada program diversifikasi ini peningkatan produksi jagung


diupayakan dengan menjadikan jagung sebagai tanaman pokok dalam suatu
kegiatan pola tanam.Kegiatan tersbut dikenal dengan istilah diversifiksi
horizontal.Jenis

diversifikasi

lain

adalah

diversifikaso

vertikal

yang

merupakan kegiatan penganekaragaman prodouk industri yang menggunakan


bahan baku jagung .Jelaslah bahwa diversifikasi komoditas jagung dapay
meningkatkan produksi melalui penggantian tanaman lain ,tumpang
sari,sisipan, atau sebagai tanaman susulan.
c. Rehabilitasi
Salah satu kegiatan rehabilitasi pada pembudidayaan jagung adalah perbaikan
potensi varietas unggul dengan pemurnian banih atau penggantian buah
hibrida yang sudah berkali-kali ditanam. Selain perbaikan varietas, program
rehabilitasi ini pun menyangkut perbaikan segala aspek penanaman, termasuk
masalah lahan. Rehabilitasi lahan di antaranya ialah perbaikan kesuburan
lahan masam dengan pemberian kapur dan perbaikan drainase di lahan pasang
surut.
d. Peningkatan Intensitas Penanaman (IP)
Intensitas pertanaman (IP) diartikan sebagai banyaknya pertanaman dalam
satu tahun pola tanam disuatu daerah. Pola tanam padi-jagung-bera berarti
mempunyai IP 200. IP ini masih dapat ditingkatkan bila masa bera ditanami.
Upaya peningkatan intensitas pertanaman jagung ini ditujukan untuk lahan
yang masih mempunyai IP kurang dari 300 atau lahan yang belum diusahakan
(lahan tidur). Peningkatan IP jagug ini dapat dilakukan dalam setahun, baik
dengan pola tanam monokultur maupun tupang sari. Cara ini merupakan salah
satu upaya untuk meningkatkan produksi jagug.

e. Penambahan periode panen jagung


Pertumbuhan tanaman jagung, terutama awal fase pertumbuhan sampai
pengisian tongkol, sangat tergantung pada ketersediaan air. Untuk dapat
berproduksi tinggi, penanamannya biasanya hanya dilakukan pada waktu
tanam tertentu saja. Akibatnya, produksi jagung mengalami fluktuasi, yaitu
berlebihan pada musim panen dan kekurangan pada musim paceklik sehingga
kebituhannya harus dipenuhi dari impor. Salah satu upaya mengurangi
ketergantugan impor di musim paceklik adalah melakukan penanaman off
season (di luar musim tanam). Penamanam off season ini dapat dilakukan pada
bulan dan lahan penanaman tertentu.
2. Meningkatkan Produktivitas
Upaya meningkatkan produktivitas jagung dapat dicapai dengan penanaman varietas
unggul. Upaya ini akan lebih berhasil bila disertai pengelolaan lingkungan fisik dan hayati
serta penerapan teknologi produksi yang sesuai lingkungan tubuh. Penerapan teknologi ini
harus secara efektif dan efisien. Dengan peningkatan mutu intensifikasi maka diharapkan
akan berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas. Produktivitas jagung di masingmasing sentra produksi beragam antara 2-4 ton/ha. Upaya peningkatan produktivitas dapat
dilakukan bila suatu daerah kabupaten masih di bawah rata-rata produktivitas tingkat
propinsi. Untuk itu, daerah kabupaten tersebut harus berupaya paling sedikit menyamai
produktivitas tingkat propinsi tersebut. Dengan demikian, selisih produktivitas dapat
menambah produksi jagung di tingkat kabupaten. Bila sejumlah kabupaten dalam satu
produksi melakukan hal yang sama, kenaikan produksi di tingkat propinsi akan cukup
banyak.
Peningkatan mutu intensifikasi dari usaha tani non-intensifikasi menjadi intensifikasi
umum (Inmum), kemudian menjadi intensifikasi khusus (Insus), dan selanjutnya menjadi
Supra Insus. Berkaitan dengan kondisi pertanaman jagung yang selalu berubah dan
berkembang pada setiap agroekosistem maka teknologi produksi harus selalu ditinjau ulang.
Teknologi produksi merupakan komponen program intensifikasi. Peninjauan ulang ini harus
dilakukan secara berkala dan selalu disempurnakan agar selaras dengan perkembangan
sehingga akhirnya diperoleh teknologi produksi yang benar-benar spesifik agroekologi.
3. Menekan Senjang Hasil
Kesenjangan hasil merupakan perbedaan antara hasil riil (nyata) yang dicapai petani
dengan potensi genetik dari suatu varietas yang ditanam. Di lapang, kesenjangan antara hasil
yang diperoleh petani dengan hasil yang mungkin dapat dicapai lebih disebabkan oleh faktor
biofisisk dan faktor sosial ekonomi dalam proses alih teknologi. Proses alih teknologi pada

tanaman jagung berjalan tidak terlalu cepat dan tingkat adopsi teknologi masih rendah.
Sebagai misal, hasil di tingkat penelitian sudah mencapai 7-8 ton/ha, sedangkan di tingkat
petani baru 3-4 ton/ha. Bila kesenjangan hasil ini dapat ditekan melalui teknologi maka
kenaikan hasil dapat menyumbang cukup besar terhadap peningkatan produksi jagung
nasional.
4. Mempertahankan Stabilitas Produksi
Stabilitas hasil jagung pada suatu wilayah diartikan sebagai besarnya perubahan hasil
dari tahun ke tahun di wilayah tersebut dengan penerapan teknologi produksi yang sama.
Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas hasil tersebut antara lain perkembangan hama
penyakit dan cekaman lingkungan (kekeringan, genangan, dan gulma). Stabilitas hasil ini
dapat ditingkatkan bila petani dapat melakukan tertib waktu tanam sesuai pola tanam
setempat, menggunakan varietas unggul tahan hama penyakit, menggunakan varietas umur
genjah agar terhindar dari cekaman kekeringan, serta meningkatkan pengendalian hama
penyakit secara baik.
5. Menurunkan Kehilangan Hasil
Dari data daerah penanaman di tiga propinsi, yaitu Sulawesi Utara, Jawa Tengah, dan
Jawa Timur, menunjukkan kehilangan hasil jagung yang dimulai sejak masa panen sampai
pascapanen dapat mencapai 8,5%. Bila dihitung di tingkat nasional, kehilangan hasil tersebut
enjadi sangat besar. Menurunkan persentase kehilangan hasil tersebut melalui penggunaan
alat dan mesin pertanian (alsintan) yang tepat dapat membentu meningkatkan total produksi
nasional.untuk itu, peningkatan jasa alsintan pascapanen di masa mendatang menjadi salah
satu faktor penting dalam menekan kerugian petani. Peran kegiatan penyuluhan pun akan
memberi nilai tersendiri dalam suksesnya penggunaan jasa alsintan tersebut.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil yang telah di bahas dapat di simpulkan bahwa tanaman jagung juga
merupakan tanaman yang rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Untuk menghindari
penurunan produksi pada tanaman jagung perlu diperhatikan beberapa faktor yaitu pada
pemilihan benih,diharapkan mengunakan varietas ungul seperti varietas jagung Bt. Dan
memperhatikan pemakaian pupuk yang sesuai. Penerapan cara bercocok tanam yang baik
untuk menghindari banyaknya serangan hama dan penyakit pada tanaman budidaya.
Pada serangan hama Ostrinia furnacalis diperlukan langkah terpadu yang tepat, karena
serangannya berfluktuasi dari waktu ke waktu. Mengatur waktu tanam bisa menjadi salah
satu alternatif untuk menghindari serangan hama ini. Waktu tanam yang baik adalah pada
awal musim hujan dan paling lambat empat minggu sesudah mulai musim hujan.
Saran
Untuk petani jagung diharapkan untuk menerapkan cara bercocok tanaman yang baik
agar dapat mengurangi serangan hama dan penyakit. Petani diharapkan lebih memperhatikan
perawatan pada tanaman tersebut. Agar mendapatkan hasil yang optimal dalam budidaya
tanaman jagung sekiranya perlu di perhatikan system atau teknik dalam budidaya tanaman
jagung serta organisme pengganggu tanaman yang dapat menurunkan kualitas maupun
kuantitas dari tanaman jagung itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
Kasryno, F. 2005. Perkembangan produksi dan konsumsi jagung dunia danimplikasinya bagi
Indonesia. Dalam: F. Kasryno, E. Pasandaran, dan A.M.Fagi (Eds.). Ekonomi
jagung Indonesia, cet. II. Badan Litbang Pertanian.Jakarta.
Tangendjaja, B. 2007. Inovasi teknologi pakan menuju kemandirian usaha ternak unggas.
WARTAZOA, Vol. 17. No. 1.
BPS. 2010-2012. Produktivitas dan produksi jagung di Indonesia. BPS. Jakarta.
Dewan Ketahanan Pangan. 2009. Kebijakan Umum Ketahanan Pangan 2010-2014.Jakarta.
Optimum. 1998. Your Link to the Future of Poultry Production. Optimum QualityGrain Des
Moines, Iowa.
Tangendjaja, B. dan E. Wina. 2011. Limbah tanaman dan produk sampingan industri jagung
untuk pakan. Balai Penelitian Ternak, Bogor.
Kasryno, F., E. Pasandaran, dan A.M. Fagi. 2005. Dinamika produksi dan pengembangan
sistem komoditas jagung Indonesia. Dalam: F. Kasryno, E.Pasandaran, dan A.M.
Fagi (Eds.). Ekonomi jagung Indonesia, cet. II. BadanLitbang Pertanian.

Anda mungkin juga menyukai