Tipe-tipe proses
Dalam pendirian pabrik perlu dilakukan seleksi dari berbagai proses yang ada.
Seleksi proses sangat diperlukan agar memperoleh proses pembuatan sirup glukosa yang
optimal serta pabrik dapat berproduksi secara efisien. Sirup glukosa dapat diproduksi
dengan berbagai cara dengan jenis bahan baku, dan kondisi operasi serta konversi yang
berbeda. Prinsip utama dalam pembuatan sirup glukosa adalah menghidrolisa pati dengan
bantuan katalis. Dalam perkembangannya, ada beberapa metode untuk menghidrolisa pati
menjadi glukosa, diantaranya yaitu :
1. Hidrolisa menggunakan katalis asam.
2. Hidrolisa menggunakan katalis asam-enzim.
3. Hidrolisa menggunakan katalis enzim-enzim.
2.1.1
Proses hidrolisa dilakukan dalam tangki converter yang terbuat dari baja than karat
dengan dilengkapi pipa saluran uap pemanas dan pipa saluran udara yang
dihubungkan dengan kompresor untuk mengatur tekanan udara didalamnya.
Larutan suspense yang mengandung 18-20% pati di dalam air dialirkan masuk ke
dalam converter lalu ditambahkan lartutan HCl hingga pH mencapai nilai = 2,3.
II-1
Kemudian larutan tersebut dipanaskan dalam converter hingga mencapai suhu 120135C dan tekanan 3 kg/cm2 . Proses ini memakan waktu antara 15-20 menit agar
menghasilkan derajat hidrolisa yang diinginkan.
Setelah dicapai suhu yang diinginkan, kemudian hidrolisat ditampung pada tangki
penahan agar proses hidrolisa berlangsung secara sempurna.
Reaksi yang terjadi :
1. Reaksi utama
(C6H10O5)n + nH2O C6H10O5
2. Reaksi samping
2(C6H10O5)n + nH2O C12H22O11
3(C6H10O5)n + nH2O C18H32O16
Keuntungan dari proses hidrolisa asam ini ialah :
Bahan pembantu yaitu berupa asam mudah didapatkan dan sifatnya yang relatif
murah.
Biaya pembuatan peralatan yang mahal, karena dibutuhkan peralatan yang tahan
terhadap korosif.
Penanganan asam sebagai bahan pembantu akan memakan resiko besar karena
sifatnya yang eksplosif dan berbahaya bagi kesehatan pekerja serta lingkungan.
B.
1.
2.
3.
Biaya produksi yang tinggi karena penggunaan katalis asam dan enzim.
Kondisi operasi yang sulit tercapai karena penyesuaian pH dan suhu optimum
dari masing-masing katalis.
glukoamila
se
n(C6H10O5)x + xnH2O
x nC6H12O6
II-3
Pembuatan sirup glukosa yang umumnya berbahan dasar dari pati, tahapan
prosesnya meliputi likuifikasi, sakarifikasi, penjernihan, dan pemekatan. Proses diawali
dengan pencampuran larutan pati dengan air pada tangki pencampur. Selanjutnya
larutan pati yang telah dicampur dengan air ditambah dengan CaCl2. Penambahan ini
bertujuan sebagai aktivator.
Selanjutnya dilakukan penambahan enzim -amylase atau yang biasa disebut
dengan liquifying pada larutan pati dan dilakukan pemanasan dengan jet cooker
sampai 105oC selama 5 menit. Kemudian larutan pati dialirkan ke reaktor likuifikasi
untuk mengalami proses hidrolisa selama 2 jam. Pada proses likuifikasi ini terjadi
pemutusan rantai ikatan panjang polisakarida menjadi dekstrin dan sejumlah kecil
karbohidrat.
Untuk proses selanjutnya yaitu penambahan HCl pada larutan pati untuk
menurunkan pH, agar kondisi optimum dari enzim glukoamylase tercapai. Proses
hidrolisa dari dekstrin menjadi glukosa membutuhkan waktu 24-72 jam.
Filtrasi dilakukan menggunakan rotary vacum filter, yang bertujuan untuk
memisahkan kotoran (impurities) yang tidak larut. Filtrat selanjutnya diberi karbon
aktif untuk pemucatan (penghilangan warna). Proses pertukaran ion dilakukan untuk
menghilangkan ion-ion yang terkandung pada larutan glukosa, seperti Cl- dan Na+ .
Proses ini dilakukan pada penukar ion, vessel berisi resin yang telah diaktivasi dan
dapat menukarkan ion positif terlarut dengan ion H + (pada kation exchanger) dan ion
negatif terlarut dengan OH- (pada anion exchanger). Apabila resin yang digunakan
telah jenuh, perlu dilakukan proses regenerasi, yang bertujuan untuk mengaktifkan
resin sehingga dapat digunakan kembali. Pada proses pemekatan dilakukan dengan
menggunakan evaporator, tahap evaporasi ini dilakukan untuk mendapatkan
konsentrasi sirup glukosa yang diinginkan.
(Food Chemistry,74,1961)
Keuntungan menggunakan hidrolisa enzim :
II-4
Membutuhkan kondisi operasi yang berbeda untuk setiap enzim agar tercapai
2.2
Pemilihan Proses
Dari berbagai macam proses pembuatan sirup glukosa secara hidrolisa di atas,
berikut akan ditunjukkan perbedaan dari segi teknis maupun ekonomis ketiganya.
Tabel 2.1 Perbedaan Teknis dan Ekonomis Proses Pembuatan Glukosa
Uraian
Aspek Teknis
Operasi :
Tekanan (Kg/cm2)
Suhu (oC)
pH
Proses :
DE
Reaksi Samping
Daya Korosi
Aspek Ekonomis
Kebutuhan Asam
Biaya Peralatan
Energi
Investasi
Asam
Proses Hidrolisa
Asam-Enzim
Enzim
3
140-160
2,3
1-3
60-140
1,8-2
1
60-105
4,5-6
30-55 %
Ada
Tinggi
63-80 %
Ada
Tinggi
90-95%
Rendah
Banyak
Mahal
Besar
Tinggi
Banyak
Mahal
Besar
Tinggi
Sedikit
Murah
Kecil
Sedang
Berikut adalah tabel komposisi kimia tepung tapioka dalam 100 gram bahan :
Tabel 3.1 Komposisi Kimia Tepung Tapioka
Komponen
Jumlah
Kalori (kal)
362
Protein (gram)
0.5
Lemak (gram)
0.3
Karbohidrat (gram)
86.9
Air (gram)
12
Abu (gram)
0.3
Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan, 1991
Berdasarkan data yang didapatkan dari Badan Pusat Statistik, pada tahun 2015
ada 160 industri penghasil tepung tapioka di seluruh Indonesia. Sedangkan berdasarkan
Dinas Pertanian Lampung Timur pada tahun 2003 ada 31 industri penghasil tapioka di
Kabupaten Lampung Timur. Ketersediaan tepung tapioka ini juga di pengaruhi oleh
ketersediaan bahan baku tepung tapioka yaitu ubi kayu yang sangat melimpah di
Indonesia. Produsen ubi kayu terbesar di Indonesia terdapat di Kota Lampung, hal ini
yang menyebabkan Kota Lampung menjadi salah satu pengahasil tepung tapioka
terbesar di Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2016).
Berikut adalah data ekspor dan impor tepung tapioka selama 5 dekade dari
tahun 2011-2015.
Tabel 3.2 Ekspor-Impor Tepung Tapioka
Tahun
Impor (ton)
2011
755,387
2012
2.915,653
2013
344,583
2014
109,974
2015
100,579
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016
2.3.2
Pati
II-7
Ekspor (ton)
8.367,986
8.367,986
8.367,986
8.367,986
8.367,986