Asfiksia Seminar
Asfiksia Seminar
Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Mutmainnah
Pujiyati Wahyuni
Gita Rahmadani Safitri
Novian Firmanzah
Firman Hafid
Arisona Chandra Purnomo
Fitril Akbar Wardana
(716.6.3.0194)
(716.6.3.0209)
(716.6.3.0236)
(716.6.3.0203)
(716.6.3.0234)
(716.6.3.0224)
(716.6.3.0190)
Puji syukur kehadirat Allah. SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
Asuhan Keperawatan Pada By. Ny R Dengan Diagnosa Medis Spina Bifida Di
Ruang Neonatal/NICU RSUD dr.H. Slamet Martodirdjo Pamekasan. Adapun
maksud penyusunan makalah ini sebagai syarat memenuhi tugas stase anak.
Penulis sangat menyadari bahwa masih ada kekurangan sehingga dalam
pelaksanaan penulisan ini tetap berupaya dengan mencari referensi lain demi
kesempurnaan makalah ini.
Makalah ini dapat selesai atas dukungana dan partisipasi dari beberapa
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membimbing dalam pembuatan makalah ini. Penulis juga sadar
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga membutuhkan berupa kritik
dan saran dari semua pihak agar dapat membangun penulisan ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan berharap akan berguna bagi
penulisan selanjutnya.
LAPORAN PENDAHULUAN
ASFIKSIA
1.1 Pengertian
Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera
bernapas secara spontan dan teratur setelah dilahirkan (Prawirohardjo, 2008).
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas
secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir,
umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat
hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau
masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah
persalinan. (Wiknjosastro, 2008).
1.2 Etiologi
1.2.1
akibatnya
terjadi
gawat
janin.
Hal
ini
dapat
menyebabkan asfiksia :
a. Preeklampsia dan eklampsia
b. Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)
c. Partus lama atau partus macet yaitu persalinan yang berjalan
lebih dari 24 jam pada primigravida dan atau 18 jam pada
multigravida.
d. Deman selama persalinan
e. Infeksi barat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
f. Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)
2. Keadaan bayi
Pada keadaan berikut bayi mungkin mengalami asfiksia
meskipun tanpa didahului tanda gawat janin:
a. Bayi premature (sebelum 37 minggu kehamilan)
b. Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia
bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)
c. Kelainan bawaan (congenital)
d. Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)
1.3 Klasifikasi Asfiksia
Wiknjosastro (2008) membagi asfiksia menjadi beberapa golongan
antara lain:
1.5 Patofisiologi
Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan O2 selama
kehamilan / persalinan, akan terjadi asfiksia. Keadaan ini akan mempengaruhi
fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian.
Kerusakan dan gangguan ini dapat reversible atau tidak tergantung dari berat
badan dan lamanya asfiksia. Asfiksia ringan yang terjadi dimulai dengan
suatu periode appnoe, disertai penurunan frekuensi jantung. Selanjutnya bayi
akan menunjukan usaha nafas, yang kemudian diikuti pernafasan teratur. Pada
asfiksia sedang dan berat usaha nafas tidak tampak sehingga bayi berada
dalam periode appnoe yang kedua, dan ditemukan pula bradikardi dan
penurunan tekanan darah.Disamping perubahan klinis juga terjadi gangguan
metabolisme dan keseimbangan asam dan basa pada neonatus. Pada tingkat
Kelainan menahun seperti gizi ibu yang buruk atau penyakit menahun pada
ibu (anemia, hipertensi, penyakit jantung dan lain-lain) dapat ditanggulangi
dengan melakukan pemeriksaan antenatal ibu yang teratur. Kelainan yang
bersifat mendadak yang umumnya terjadi pada persalinan hampir selalu
mengakibatkan anoksia / hipoksia yang berakhir dengan asfiksia bayi
(Mansjoer, 2005).
1.8 WOC
1.9 Diagnosis
Asfiksia yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari
anoksia/hipoksia janin. Diagnosis anoksia/hipoksia dapat dibuat dalam
persalinan dengan ditemukannya tanda-tanda gawat janin. Tiga hal yang perlu
mendapatkan perhatian (Prawirohardjo, 2009):
1.5.1
1.5.2
1.5.3
1.10
Pemeriksaan Fisik
Kulit
Kepala
Mata
Hidung
Mulut
Telinga
Leher
Thorax
penumpukan lendir.
Bibir berwarna pucat atau merah, ada lendir atau tidak.
Perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan.
Perhatikan kebersihannya karena leher neonatus pendek.
Bentuk simetris, terdapat tarikan intercostal, perhatikan
suara wheezing dan ronchi, frekuensi bunyi jantung lebih
Abdomen
Umbilikus
sempurna.
Tali pusat layu, perhatikan ada perdarahan/tidak, adanya
Genitalia
muara
uretra
pada
neonatus
laki-laki,
Ekstremitas
Refleks
tulang
Penatalaksanaan
Prinsip resusitasi (Prawirohardjo, 2008) :
1. Menciptidakan lingkungan yang baik bagi bayi dan mengusahakan
tetap bebasnya jalan napas.
2. Memberikan bantuan pernapasan secara aktif kepada bayi dengan
usaha pernapasan buatan.
3. Memperbaiki asidosis yang terjadi.
4. Menjaga agar peredaran darah tetap baik.
Nilai APGAR 7 10 (bayi dinyatidakan baik) : pada keadaan ini bayi
1. Pengkajian
a. Sirkulasi
Nadi apikal dapat berfluktuasi dari 110 sampai 180 x/mnt. Tekanan
darah 60 sampai 80 mmHg (sistolik), 40 sampai 45 mmHg
(diastolik).
Bunyi jantung, lokasi di mediasternum dengan titik intensitas
maksimal tepat di kiri dari mediastinum pada ruang intercosta III/ IV.
Murmur biasa terjadi di selama beberapa jam pertama kehidupan.
Tali pusat putih dan bergelatin, mengandung 2 arteri dan 1 vena.
b. Eliminasi
Dapat berkemih saat lahir.
c. Makanan/ cairan
Berat badan : 2500-4000 gram
Panjang badan : 44-45 cm
Turgor kulit elastis (bervariasi sesuai gestasi)
d. Neurosensori
Tonus otot : fleksi hipertonik dari semua ekstremitas.
Sadar dan aktif mendemonstrasikan refleks menghisap selama 30
menit pertama setelah kelahiran (periode pertama reaktivitas).
yang memanjang)
e. Pernafasan
Skor APGAR : 1 menit......5 menit....... skor optimal harus antara 7
10.
Rentang dari 30-60 permenit, pola periodik dapat terlihat.
Bunyi nafas bilateral, kadang-kadang krekels umum pada awalnya
5. Tujuan dan
6. Kriteria Hasil
Keperawata
n
9. Bersihan
7. Intervensi
T 1.
jalan nafas
tindakan
tidak efektif
keperawatan
suction tracheal.
optimal
b.d produksi
selama proses
mukus
keperawatan
banyak.
diharapkan jalan
2.
dengan kriteria
hasil:
1.
Tidak
menunjukkan cemas.
Rata-rata
eminimaliasi penyebaran
mikroorganisme
19.
selesai dilakukan.
menunjukkan demam.
2.
Tidak
3.
A 2.
3.
nafas efektif,
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
8. Rasional
4.
4.
M
U
ntuk mengetahui efektifitas dari
suction.
5.
20. Pola nafas
Pertahan 1.
tidak efektif
tindakan
b.d
keperawatan
dengan melakukan
hipoventilasi.
selama proses
keperawatan
pengisapan lendir.
2.
kriteria hasil :
1.Pasien menunjukkan pola nafas
2.
Pantau
kebutuhan.
3.
Auskulta
si jalan nafas untuk
Guna
meningkatkan kadar oksigen yang
nafas menjadi
efektif, dengan
diharapkan pola
Untuk
Memba
ntu mengevaluasi keefektifan upaya
batuk klien
24.
mengetahui adanya
yang efektif.
4.
Perubah
penurunan ventilasi.
2.Ekspansi dada simetris.
4.
Kolabor
an AGD dapat mencetuskan
3.Tidak ada bunyi nafas tambahan.
4.Kecepatan dan irama respirasi
asi dengan dokter untuk
disritmia jantung.
25.
dalam batas normal.
pemeriksaan AGD dan
5.
Terapi
pemakaian alat bantu nafas
oksigen dapat membantu mencegah
5.
Berikan
gelisah bila klien menjadi dispneu,
oksigenasi sesuai kebutuhan.
mencegahedema paru.
K 1.
Membantu
pertukaran
tindakan
gas b.d
keperawatan
ketidakseimb
selama proses
produksi sputum.
batuk klien
31.
angan perfusi
keperawatan
ventilasi.
2.
batuk klien
32.
kriteria hasil :
3.
P
Perubahan
AGD dapat mencetuskan disritmia
1. Tidak sesak
Membantu
mengevaluasi keefektifan upaya
pertukaran gas
27.
28.
29.
2.
diharapkan
teratasi, dengan
jantung.
Darah
nafas
2. Fungsi paru
33. Risiko cedera
b.d anomali
tindakan
kongenital
keperawatan
tidak
selama proses
1.
terdeteksi
keperawatan
3.
atau tidak
diharapkan risiko
teratasi
cidera dapat
pemajanan
dicegah, dengan
pada agen-
kriteria hasil :
agen
1.
infeksius.
3.
anak.
pelayanan kesehatan.
3.
5.
Mendeskripsikan teknik
pertolongan pertama
indikasi (imunoglobulin
hepatitis B dari vaksin
hepatitis
39. Risiko
1.
hipotermi b.d
tindakan
kurangnya
keperawatan
suplai
selama proses
oksigen
keperawatan
dalam darah.
hangat.
diharapkan suhu
2.
45.
tubuh normal,
2.
berhubungan dengan
dengan kriteria
hasil :
Tem
peratur badan dalam batas
3.
3.
Monitor TTV.
normal.
2.
dll.
Tida
Peru
bahan warna kulit.
5.
Bilir
ubin dalam batas normal.
4.
Monitor adanya bradikardi.
5.
Monitor status pernafasan.
48.
49.
50. Asuhan Keperawatan Pada By. Ny R Dengan Diagnosa Medis Spina Bifida Di
Ruang Neonatal/NICU RSUD dr.H. Slamet Martodirdjo Pamekasan
51.
52. Asuhan keperawatan
53.
54. Tanggal MRS/jam
: 8 Oktober 2016
: Asfiksia Sedang
1. Pengkajian
A. Data subjektif
1. Identitas
a. Identitas klien
58. Nama bayi
: By. Ny. R
59. Umur
: 7 Hari
60. Tanggal/ jam lahir
: Pamekasan, 08 Oktober 2016
61. Jenis kelamin : Perempuan
b. Identitas penanggung jawab
62. Nama Ayah/Ibu
: Tn. AB/ Ny. R
63. Umur Ayah/Ibu
: 46 tahun/ 40 tahun
64. Agama
: Islam
65. Suku/bangsa : Madura/ Indonesia
66. Pendidikan
: Sarjana/Sarjana
67. Pekerjaan
: Guru / Guru
68. Alamat
: Waru Timur
2. Alasan datang/Riwayat penyakit sekarang
69.
By lahir tanggal 08-10-2016 di RSUD dr. H. Slamet Martodidjo, sesak
(+), cyanosis (+), tidak menangis (+), bayi dihangatkan diradiant heater dan
dilakukan hisap lendir dari mulut dan hidung, kemudian bayi dibersihkan dari
sisa darah dan ketuban, bayi diberikan O2 1 Lmp tali pusat dirawat dengan kasa
steril.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan maternal/keluarga
70.
71.
1). Peny.
Jantung
72.
3)
73.
5) DM
74.
Hipertensi
75. 2).
abortus
76. 4
Pen
y.
Ginj
al
7). Riwayat
77.
6).
Pen
y.
Kela
78.
min
n
y
.
H
a
t
i
79. b. Riwayat kesehatan Prenatal
80.
1). HPHT
: Tidak terkaji
81.
2). ANC
: Tidak terkaji
82.
3). Imunisasi TT
: Tidak ada
83.
4). BB Ibu
: 60 kg
84. 5). Keluhan TM I,II,III
: TM I dan II (mual,pusing,lemah), TM
III stabil
85. 6). Perdarahan
: Tidak
86. 7). Preeklampsia
: Tidak terkaji
87. 8). Eklampsia
: Tidak terkaji
88. 9). Gestational Diabetes
: Tidak terkaji
89.
10). Polihidramnion/Oligohidramnion: Tidak terkaji
90.
11). Infeksi
: Tidak terkaji
91.
12). Konsumsi obat/Jamu/Vitamin dll
: Tidak terkaji
92. c. Riwayat kesehatan intranatal
93. 1. Tempat lahir
: RSUD dr.H.Slamet Martodirjo
94. 2. Penolong
: Bidan
95. 3. Jenis persalinan : Spontang
96. 4. Lama persalinan : Tidak terkaji
97. 5. Penyulit
: Tidak terkaji
98. 6. Penggunaan obat selama persalinan : Tidak terkaji
99. d. Riwayat kesehatan postnatal
100.
1. Usaha nafas (dengan/tanpa bantuan)
: Dengan bantuan
101.
2. APGAR Score
102.
3. Keluhan Resusitasi (jenis dan lamanya) : Tidak terkaji
103.
4. Trauma lahir
: Tidak terkaji
104.
5. BB Lahir, BB saat MRS : BB Lahir 2700 gr , MRS : 2700 gr
105.
106.
107.
108.
109.
110.
111. 4. Pola Kebutuhan Sehari-hari
112. a. Pola nutrisi
113.
Kondisi
114.
Sebelum Sakit
115.
: 5,6
Saat Sakit
a. Selera makan
116.
119.
b. Menu makan
117.
120.
c. Frekuensi
118.
Px lahir
d. Pantangan makan
langsung MRS
121.
Px dipuasakan
e. Cara makan
b. Pola Eliminasi
122. Kondisi
123.
Sebelum
Sakit
a. Tempat pembuangan
129.
B
132. Pam
K
137. Pam
b. Frekuensi (waktu)
130.
pers
pers
Px langsung
133. 1-
138. 2-
MRS
2x/hari
3x/hari
134. Lun
139. Cair
ak
140. Tida
135. Tida
k ada
k ada
141. Tida
136. Tida
k ada
c. Konsistensi
131.
d. Kesulitan
e. Obat pencahar
k ada
c. Pola Isirahat/Tidur
142. Kondisi
a. Jam tidur
-
Siang
Malam
144.
Saat Sakit
146.
MRS
147.
8-10 jam
148.
8-10 jam
b. Pola tidur
c. Kebiasaan
149.
sebelum
tidur
Normal
150.
Tidak ada
151.
Tidak ada
162.
Saat Sakit
d. Kesulitan tidur
152.
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
d. Pelaksanaan Personal Hygiene
160. Kondisi
161.
Sebelum Sakit
a. Mandi
172.
163.
- Cara
164.
Px langsung MRS
173.
174.
washlap
Frekuensi
165.
175.
- Alat
176.
mandi
178.
-
Frekuensi
167.
168.
- Cara
Menggunakan
Tidak dilakukan
180.
181.
-
2x/hari
washlap
179.
c. Gunting kuku
2x/hari
Shampoo, sabun
177.
b. Cuci rambut
166.
Mandi dengan
Px belum tumbuh
gigi
Frekuensi
169.
- Cara
d. Gosok gigi
170.
Frekuensi
171.
- Cara
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a) Kesadaran : cukup
b) TTV :
182. - Nadi : 148 x/mnt
183. - RR
: 48 x/mnt
184. - Suhu : 370 C
c) Antropometri :
185. - BB
: 2,6 kg
186. - PB
: 50 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a) Pernapasan
-Spontan/Tidak
: spontan
-RR
: 48x/mnt
-Downe Score : 0
-O2
: nasal canul 1 lpm
-SpO2
: tidak terkaji
-Sianosis
:-Suara napas tambahan : tidak ada
b) Sirkulasi
a. Nadi
: 148x/menit,
CRT : < 2 detik, Irama : Reguler
b. Ekstremitas
: Akral hangat
Edema : Tidak ada edema
c. Perdarahan
: Tidak adperdarahan
c) Nutrisi, Cairan dan Elektrolit
a. Usia bayi
: 5 hari
b. Diet, program : Dipuaskan
c. BB lahir, BB MRS, BB saat ini : 2600 gr, 2600 gr, 2600 gr
d. Cara minum : Per speen/botol
e. Muntah/tidak, drowling : Tidak
f. Labioschizis, palatoschizis, gnatoschizis, combinasi :
g. Muniliasis
: Tidak terkaji
h. Abdomen
: Tidak kembung
i. Lidah
: Bersih
j. Mukosa
: Kering
k. Turgor
: Sedang
l. Dekstrostik
: ( normal/low/high, nilai gula acak) :
d) Genetalia
a. Perempuan
: Kebersihan vagina, pseudomenstruasi,
leucorrhea, kateter
b. Labia prominen
: Bersih
c. Laki-laki
: Kebersihan preputium, testis, skrotum, kelainan
d. Warna sekret (jika ada, bau) : tidak ada
e) Eliminasi
a. Miksi
187. Kondisi
1. Frekuensi/ produksi
2. Jernih/pekat/hematuria
3. Penggunaan kateter
188. Keterangan
189. 3/hari
190. Kuning cair
191. Tidak ada
192.
193.
194.
195.
196.
b. Defekasi
197. Kondisi
198. Keterangan
1. Frekuensi
199. 1-2/hari
2. Konsistensi
200. Lunak
3. Atresia
4. Kolostomi
201.
5. Konstipasi
6. Meteorismus
f) Neurosensori
a. Tingkat kesadaran ( respon terhadap nyeri)
b. Tangisan (kuat/lemah/tidak ada/ melengking/merintih)
c. Trauma lahir, kelainan
d. Ubun-ubun ( datar/cekung/cembung)
e. Pupil (respon terhadap cahaya)
f. Gerakan (lemah/paralise/aktif)
g. Kejang (tonik/klonik)
h. Reflek fisiologis
g) Integumen
a. Warna kulit : kemerahan
: kuat
: tidak ada
: cembung
: normal
: lemah
: tidak ada
: lemah
b. Suhu
c.
d.
e.
f.
g.
h.
: 37,8
Akral
: hangat
Turgor
: Sedang
Integritas
: Kering
Kepala (bersih/kotor, bau) : bersih
Mata (sekret) : tidak ada
Tali pusat (ada/tidak, kering/basah, warna, push, bau busuk, jumlah
216.
217.
218.
219.
220.
221.
222.
C. Analisa Data
223. Data
224. Masalah
226. DS :
230. Defisit volume cairan
227. DO :
d. S : 37,8 oC
e. BC = 58,6-(50+22,75)
228.
= 58,6-
225. Penyebab
231. Intake berkurang
77,75
229.
= -19,25
f. Pasien dipuasakan
g. Turgor sedang
h. Mukosa bibir kering
i. Akral hangat
232. DS : 234. Gangguan
nutrisi 235.
233. DO :
kurang dari kebutuhan tubuh
j. BB menurun 3,7 % dari
Resiko cidera
239.
Kejang
ekstermitas
240.
242.
243.
ARI/
DIAGNOSA
244.
TUJUAN
245.
INTERVENSI
246.
RASIONAL
KEPERAWATAN
TGL
247.
259.
261.
dilakukan
berkurang
248.
Setelah
keperawatan
260.
249.
250.
a.
b.
c.
d.
252.
253.
1.
Observasi TTV
262.
2.
selama 1 x 7 jam
251.
1.
254.
255.
penyakit
2.
Intake
yang
output
seimbang
dengan
menandakan
cairan
seimbang
3.
Menghitung balance cairan dapat
menentukan pasien defisit atau
kelebihan dan menjadi patokan
pemberian cairan
4.
Pada dehidrasi berat didapatkan
256.
tanda-tanda
257.
banyak
258.
269.
271.
Gangguan pemenuhan
272.
Setelah
dilakukan
1.
Monitor TTV
1.Keadaan
dehidrasi
umum
lebih
pasien
keperawatan
274.
selama 1 x 7 jam
2.Penurunan
2.
status nutrisi
3.Pemberian PASI
Timbang BB
diharapakan
275.
nutrisi terpenuhi 3.
dengan
sering
menghindari
tapi
muntah
277.
normal
b. Intake adekuat
sedikit
nutrisi adekuat
4.Pemilihan makanan yang tepat
a. BB bertambah/dalam batas
memperparah
hasil :
BB
4.
273.
Kolaborasi
dengan
ahli
gizi
Resiko
cidera
281.
Setelah
dilakukan
keperawatan
279.
selama 1 x 8 jam
diharapakan
resiko
1.
Monitor TTV
2.
2.
derajat pasien
Lingkungan
cidera
berkurang/tidak
terjadi
1.
pemberian terapi :
c. O2 1 Lpm
dengan
kriteria hasil :
283.
dapat
3.
Pada kasus kejang kadang-kadang
ditemukan
apnea
sehingga
digunakan
sebagai
upaya preventif
282.
aman
oksigen
a. Pasien aman
b. Suplai oksigen terpenuhi
yang
284.
285.
286.
287.
288.
289.
290.
291.
292.
293.
CATATAN PERKEMBANGAN
294.
295.
Nama Pasien :
No.RM
296.
Umur
Dx Medis :
297.
Ha
298.
Dx. Keperawatan
ri/Tgl
299.
300.
Implementasi
Jam
301.
303.
Evaluasi
TD/
302.
S cairan
Defisit
volume
315.
316.
1. Mengkaji ttv
berhubungan
09.0
317.
2.
305.
307.
314.
318.
3.
Menghitung
ama
320.
Memantau
TD/
ama
306.
313.
304.
321.
S: -
322.
O:
S = 37,8 C
RR = 48 x / menit,
N = 148 x / menit
325.
ballance cairan
319.
308.
4.
Mengkaji
tanda-tanda dehidrasi
323.
309.
A : masalah
tidak teratasi
310.
324.
311.
312.
326.
P : lanjutkan
intervensi no 1, 2, 3, 4
327.
328.
1.Mengkaji TTV
2.Menimbang BB
10.0
329.
330.
-
331.
S: -
332.
O:
335.
S = 37,8 C
RR= 48 x / menit
N=148 x / menit
Puasa (+), BB = 2600
gram, BAB (-)
333.
S:
Masalah
tidak teratasi
334.
336.
337.
338.
1. mengkaji TTV
2. memberikan posisi dan lingkungan
11.0
yang aman
3. melakukan anfis dokter o2 1 lpm
339.
Lanjutkan
intervensi 1 dan 2
340.
S: 341.
P:
O:
S = 37,8 C
RR = 48 x / menit
N = 148 x / menit
Kejang (-)
345.
342.
A:
masalah
teratasi sebagian
343.
P:
lanjutkan
intervensi 1-3
344.
346.
347.