HgO + H2O
d. Dengan Kalium Iodida bila ditambahkan perlahan-lahan pada larutan terbentuk endapan merah merkurium(II) iodida, jika
ditambah reagensia berlebihan terbentuk ion tetraiodomerkurat (II) yang larut
Hg2+ + 2I - HgI2
HgI2 + 2I- - [HgI4]2- (Aq)
e. Dengan kalium sianida tidak terjadi perubahan apa-apa.
Bi (OH)3
d. Dengan Kalium Iodida bila ditambahkan perlahan-lahan pada larutan terbentuk endapan hitam bismut (II) iodida, jika ditambah
reagensia berlebihan terbentuk ion tetraiodobismutat (II) yang berwarna jingga.
Bi3+ + I- BiI3
BiI3 + I- BiI4e. Dengan kalium sianida terbentuk endapan putih bismut hidroksida
Bi3++ 3H2O + 3CN - Bi(OH)3 + 3HCN
CuS + 2H+
b. Dengan larutan amonia dalam jumlah yang sangat sedikit terbentuk endapan biru.
2Cu2++ SO4- + 2NH3 +2H2O
Cu (OH)2CuSO4 + 2NH4+
c. Dengan larutan NaOH dalam larutan dingin terbentuk endapan biru tembaga (II) hidroksida.
Cu2++ 2OH-
Cu (OH)2
d. Dengan Kalium Iodida terbentuk endapan putih tembaga (II) iodida, tetapi larutannya berwarna coklat tua karena terbentuk ion-ion
tri-iodida (iod)
2Cu2+ + 5I- 2CuI + I3e. Dengan kalium sianida terbentuk endapan kuning tembaga(II) sianida
Cu2+ CN - Cu(CN)2
CdS + 2H+
b. Dengan larutan amonia bila ditambahkan tetes demi tetes terbentuk endapan putih
Cd2++ 2NH3 +2H2O
Cd( OH)2 + 2NH4+
c. Dengan larutan NaOH dalam larutan dingin terbentuk endapan putih kadmium (II) hidroksida.
Cd2++ 2OH-
Cd (OH)2
A. Judul Praktikum
: Uji Kation Golongan II B
B. Tanggal Praktikum : 25 Oktober 2010
C. Tujuan Praktikum
:
Siswa dapat mengidentifikasi keberadaan kation - kation golongan II B, yaitu As, Sn dan Sb dalam suatu sampel yang belum
diketahui sesuai dengan jenis dan sifat masing-masing.
D. Dasar Teori
:
Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui.
Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya
dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan
pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan. Metode dalam melakukan
analisis kualitatif ini dilakukan secara konvensional, yaitu memakai cara visual yang berdasarkan kelarutan.
Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida,
ammonium sulfida, dan amonium karbonat.
Pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama dengan mengelompokkan ion-ion yang mempunyai kemiripan sifat.
Pengelompokkan dilakukan dalam bentuk pengendapan dimana penambahan pereaksi tertentu mampu mengendapkan
sekelompok ion-ion.
Cara ini menghasilkan 6 kelompok yang namanya disesuaikan dengan pereaksi pengendap yang digunakan untuk
mengendapkan
kelompok
ion
tersebut.
Kelompok ion-ion tersebut adalah: golongan klorida (I), golongan sulfide (II), golongan hidroksida (III), golongan sulfide (IV),
golongan karbonat (V), dan golongan sisa (VI).
Golongan II disebut juga golongan sulfide. Reagensia golongan ini adalah hydrogen sulfide (H2S) dengan konsentrasi
ion sulfide dikontrol dengan mengatur konsentrasi H+ (dalam suasana asam). Reaksi dalam golongan ini menyebabkan
endapan-endapan dengan berbagai warna. Berikut ini adalah ion-ion golongan II, beserta warna endapan-endapan yang
ditmbulkan.
Kation-kation golongan kedua menurut tradisi dibagi dua sub- golongan : sub-golongan tembaga dan sub-golongsn
arsenic. Dasar dari pembagian ini adalah kelarutan endapan sulfida dalam ammonium polisulfida. Sementara sulfida dari subgolongan tembaga tak larut dalam reagensia ini, sulfida dari sub-grup arsenik melarut dengan membentuk garam tio.
Sub-golongan arsenik terdiri dari ion arsenik(III), arsenik(V), stibium(III), stibium(V), timah(II) dan timah(IV).
Dengan membentuk endapan arsenik(III) sulfida, As 2S3 (kuning); arsenik(V) sulfida (kuning); stibium(III) sulfida,
Sb2S5 (jingga); stibium(V) sulfida, Sb2S3 (jingga); timah(II) sulfida, SnS (coklat); dan timah(IV) sulfda, SnS2 (kuning).
Ion-ion ini mempunyai sifat amfoter yaitu oksidanya membentuk garam baik dengan asam maupun dengan basa. Jadi,
arsenik(III) oksida dapat dilarutkan dalam asam klorida (6M), dan terbentuk kation arsenik(III). Disamping itu, arsenik(III)
oksida larut dalam natrium hidroksida (2M), pada mana terbentuk ion arsenit.
Melarutnya sulfida dalam ammonium polisulfida dapat dianggap sebagai pembentukkan garam-tio dari asam-tio
anhidrat. Jadi, melarutnya arsenik(III) sulfida (asam tio anhidrat mengakibatkan terbentuknya ion-ion ammonium dan
tioarsenit (ammonium tioarsenit adalah suatu garam-tio).
Semua sulfida dari sub-golongan arsenik larut dalam ammonium sulfida (tak berwarna), kecuali timah(II) sulfida.
Untuk melarutkan yang terakhir ini, diperlukan ammonium pulisulfida, yang bertindak sebagian sebagai zat pengoksid,
sehingga terbentuk ion tiostanat.
Ion-ion arsenik(III), stibium(III), dan timah(II), dapat dioksidasikan menjadi ion arsenik(V), stibium(V), dan
timah(IV). Di lain pihak, ketiga ion yang terakhir ini dapat direduksi oleh zat-zat pereduksi yang sesuai. Besarnya potensial
oksidasi-reduksi dari sistem arsenik(V)-arsenik(III), dan stibium(V)-stibium(III), bergantung pada pH yang sesuai untuk
reaksi tersebut.
AIR H2S
(NH4)2SX 2M
Kertas lakmus
H2O
NaOH 6M
Potongan Al
Kapas
HgCl2
HCl 2M
Mg-mixture
HNO3 pekat
Pereaksi molibdat
Butiran Fe
HgCl2 5%
KNO2 padat
Reagen Rhodamin B
NaOAc 6M
Na2S2O3
F. Prosedur dan Pengamatan
Sampel :
- Larutan berwarna putih
- Ada endapan putih
- Cair
- Tidak berbau
Prosedur
Sampel ditambahkan HCl.
Pengamatan
Larutan menjadi tidak berwarna, endapan putih
Sentrifuge.
kembali
metil
violet
endapan diperiksa.
Endapan dicuci dengan air H2S.
Ditambah 3 ml (NH4)2SX2M.
(periksa
dengan
Karena
tidak
terbentuk
endapan
maka
tidak larut.
Saat dipanaskan terdapat gelembung, larutan
menjadi habis, dinding tabung menjadi warna
endapan hitam.
Larutan berwarna kuning transparan dan masih
Sentrifuge.
Tiga tetes larutan dibubuhi setetes larutan terbentuk endapan putih atau abu-abu.
Sampel negatif Sn (Sn-) karena tidak terbentuk
HgCl2 5%.
endapan putih atau abu-abu.
Sentrat 2
Dibagi menjadi 2 tabung.
Tabung 1
2 tetes larutan dibubuhi sedikit KNO2 padat, Tidak terjadi reaksi.
aduk dengan batang pengaduk.
Lihat, apabila sudah tidak timbul gas lagi
tambahkan 2 tetes reagen Rhodamin B.
Ditambah 2 tetes reagen Rhodamin B.
Larutan menjadi berwarna ungu.
Sampel positif Sb (Sb+) karena warna larutan
berubah menjadi ungu.
Tabung 2
Sisa larutan diuapkan sampai tinggal sedikit. Larutan menjadi sedikit.
Teteskan 10 tetes NaOAc 6M.
Didihkan.
Tidak terjadi reaksi.
pada saat menambahkan NaOAc 6M karena kami kurang yakin dengan hasil pH yang didapatkan karena seharusnya pH yang
didapat yaitu 6 7, mungkin pada larutan kami pH-nya kurang atau lebih dari 6 7.
I.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami ambil pada percobaan yang kami kerjakan dalam identifikasi kation golongan II B yaitu sampel
yang kami identifikasi hanya mengandung atau positif Sb dan tidak mengandung atau negatif As dan Sn.
DAFTAR PUSTAKA :
SVEHLA G.1985.Vogel Bagian Satu Buku Teks Analisis Anorganik Kulitatif Makro dan Semi mikro edisi ke lima.Jakarta:
http://kimianalitikdimpras.blogspot.com/2013/05/uji-kation-golongan-ii-b.html
Kation golongan II dibagi menjadi dua bagian sub golongan, yaitu sub golongan tembaga dan sub golonngan arsenic. Dasar pembagian
ini adalah kelarutan endapan sulfide dalam ammonium polysulfide. Sementara sulfide dari sub golongan tembaga tak larut dalam reagensia
ini, sulfide dari sub golongan arsenic melarut dengan membentuk garam tio.
Sub golongan tembaga terdiri dari merkurium(II), timbel (II), bismuth(III), tembaga(II) dan cadmium(II). Meskipun bagian terbesar ion
timbel(II) diendapkan dengan asam klorida encer bersama ion-ion lain dalam kation golongan I, pengendapan ini agak kurang sempurna
disebabkan oleh kelarutan timbel(II)klorida yang relative tinggi. Kloroda, nitrat dan sulfat dari kation kation sub golongan tembaga, sangat
mudah larut dalam air. Sulfide, hidroksi dan karbonatnya tak larut. Beberapa kation dari sub golongan tembaga ( merkurium (II),
tembaga(II) dan cadmium(II) cenderung membentuk kompleks (ammonia, ion sianida dst).
Sub golongan arsenic terdiri dari ion arsenic (III), arsenic (V), stimbium (III), stimbium (V), timah (II) dan timah (IV). Ion-ion ini
mempunyai sifat amfoter, oksidanya membentuk garam baik dengan asam manapun dengan basa. Jadi arsenic (III) oksida dapat larut dalam
asam klorida (6M) dan terbentuk kation arsenic (III) :
As2O3 + 6HCl 2As3+ + 6Cl + 3H2O
Disamping itu rsenic(III) oksida larut pula dalam natrium hidroksida(2M) yang membentuk ion arsenic :
As2O3 + 6OH 2AsO33 + 3H2O
golongan akan mengendapkan ion-ion dalam golongan tersebut. Masing-masing golongan kemudian dipisahkan kemudian dilakukan
pemisahan ion-ion segolongan dan dilakukan identifikasi terhadap masing-masing ion.
a. Golongan I
Kation golongan I (Pb2+, Hg+, Ag+) membentuk endapan dengan HCl encer. Endapan tersebut adalah PbCl2, Hg2Cl2 dan AgCl yang
semuanya berwarna putih.
b. Golongan II
Kation golongan II (Hg2+, Pb2+, Bi3+, Cu2+, Cd2+, As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, Sn4+) membentuk endapan dengan hidrogen
sulfida dalam suasana asam mineral encer. Endapan yang terbentuk adalah : HgS (hitam), PbS (hitam), CuS (hitam), CdS (kuning),
Bi2S3 (coklat), As2S3 (kuning), As2S5 (kuning), Sb2S3 (jingga), Sb2S2 (jingga), SnS (coklat) SnS2 (kuning). Kation golongan II dibagi
lagi menjadi lagi dua sub golongan berdasarkan kelarutan endapan tersebut dalam amonium polisulfida, yaitu sub golongan
tembaga (golongan IIA) dan sub golongan arsenik (Golongan IIB). Sulfida dari sub golongan tembaga (ion Hg2+, Pb2+, Bi3+, Cu2+,
Cd2+) tidak larut dalam amonium polisulfida, sedangkan sulfida sub golongan arsenik (As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, Sn4+) larut
membentuk garam-garam kation. Ion-ion golongan IIB ini bersifat amfoter, oksidanya membentuk garam baik dengan asam maupun
dengan basa. Semua sulfida dari golongan IIB larut dalam (NH4)2S tidak berwarna kecuali SnS.
c. Golongan III
Sebelum pengendapan golongan ini dilakukan, terlebih dahulu diperiksa adanya ionion pengganggu (fosfat, oksalat dan borat). Bila
ion-ion tersebut ada maka harus dihilangkan dahulu. Kation golongan III (Co2+, Ni2+, Fe2+, Zn2+, Mn2+, Cr3+, Al3+) membentuk
endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniakal. Endapan yang terbentuk adalah FeS (hitam), Al(OH)3
(putih), Cr(OH)3 (hijau) NiS (hitam), MnS (merah jambu) dan ZnS (putih).
d. Golongan IV
Kation golongan ini (Ca2+, Sr2+dan Ba2+) mengendap sebagai karbonatnya dalam suasana netral atau sedikit asam dengan
adanya amonium klorida. Endapan yang terbentuk adalah BaCO3, CaCO3 dan SrCO3 yang semuanya berwarna putih. Garam logam
alkali tanah yang digunakan untuk pemisahan satu sama lain ialah kromat, karbonat, sulfat dan oksalat.
e. Golongan V (Golongan sisa)
Kation golongan V (Mg2+, Na+, K+dan NH4+). Untuk identifikasi ion-ion ini dapat dilakukan dengan reaksi-reaksi khusus atau uji
nyala, tetapi ion amonium tidak dapat diperiksa dari filtrat IV.
Pb2+ : Dengan asam klorida encer membentuk endapan putih PbCl2 dalam larutan dingin dan tidak terlalu encer. Endapan
larut dalam air panas dan membentuk kristal seperti jarum setelah larutan dingin kembali.
Hg2 2+ : Dengan asam klorida encer membentuk endapan putih Hg2Cl2. Endapan tidak larut dalam air panas tapi larut
dalam air raja.
Ag+ : Dengan asam klorida encer membentuk endapan putih AgCl. Endapan tidak larut dalam air panas tapi larut dalam
amonia encer karena membentuk kompleks Ag(NH3)2+. Asam nitrat encer dapat menetralkan kelebihan amonia sehingga
endapan dapat terbentuk kembali.
Hg2+ : Dengan menambahkan larutan KI secara perlahan-lahan akan membentuk endapan merah HgI2, yang akan larut
kembali dalam KI berlebih karena membentuk kompleks [HgI4]2-.
Bi3+ : Dengan NaOH membentuk endapan putih Bi(OH)3 yang larut dalam asam.
Cu2+ : Dengan NaOH dalam larutan dingin membentuk endapan biru Cu(OH)2, yang tidak larut dalam NaOH berlebih. Bila
endapan tersebut dipanaskan akan terbentuk endapan hitam CuO.
Cd2+ : Dengan H2S membentuk endapan kuning CdS, yang larut dalam asam pekat dan tidak larut dalam KCN.
As3+ : Dengan tes Gutzeit akan terbentuk warna hitam pada kertas saring setelah dibiarkan beberapa lama
Sb3+ : Dengan larutan NaOH atau NH3 membentuk endapan putih yang larut dalam larutan basa alkali yang pekat (5M),
membentuk antimonit.
Sn3+ : Dengan larutan NaOH membentuk endapan putih Sn(OH)2 yang larut dalam NaOH berlebih. Dengan amonia
mengendap sebagai hidroksida pula, tetapi tidak larut dalam pereaksi berlebih.
Fe2+ : Dengan larutan K4Fe(CN)6 dalam keadaan tanpa udara terbentuk endapan putih K2Fe[Fe(CN) 6]. Pada keadaan biasa
akan terbentuk endapan biru muda.
Fe3+ : Dengan larutan NaOH membentuk endapan coklat kemerahan Fe(OH)3 yang tidak larut dalam pereaksi berlebih.
Al3+ : Dengan larutan basa membentuk endapan gelatin putih yang larut dalam pereaksi berlebih.
Cr3+ : Dengan larutan NaOH terbentuk endapan hijau Cr(OH)3 yang akan larut kembali dengan penambahan asam.
Co2+ : Dengan menambahkan beberapa butir kristal NH4SCN ke dalam larutan Co2+ dalam suasana netral atau sedikit
asam akan terbentuk warna biru dari ion [Co(SCN)4]2-.
Ni2+ : Dengan larutan NaOH terbentuk endapan hijau Ni(OH)2 yang larut dalam amonia tetapi tidak larut dalam NaOH
berlebih.
Mn2+ : Dengan larutan NaOH terbentuk endapan Mn(OH)2 yang mula-mula berwarna putih dan akan berubah menjadi coklat
bila teroksidasi.
Zn2+ : Dengan larutan NaOH akan terbentuk endapan gelatin putih Zn(OH)2 yang larut dalam asam dan dalam pereaksi
berlebih.
Ba2+ : Dengan larutan aminium oksalat membentuk endapan putih BaC2O4 yang sedikit larut dalam air, mudah larut dalam
asam asetat encer dan asam mineral.
Sr2+ : Dengan larutan aminium oksalat membentuk endapan putih SrC2O4 yang sedikit larut dalam air, tidak larut dalam
asam asetat encer tapi larut dalam asam mineral.
Ca2+ : Dengan larutan amonium oksalat terbentuk endapan putih CaC2O4 yang tidak larut dalam air maupun asam asetat,
tetapi larut dalam asam mineral.
Mg2+ : Dengan larutan NaOH terbentuk endapan putih Mg(OH)2 yang tidak larut dalam pereaksi berlebih tetapi mudah larut
dalam garam amonium.
K+ : Dengan larutan Na3[Co(NO2)6] terbentuk endapan kuning K3[Co(NO2)6] yang tidak larut dalam asam asetat encer.
Catatan, tidak boleh ada ion NH+ dalam larutan karena akan memberikan reaksi yang sama dengan K+.
Na+ : Dengan pereaksi seng uranil asetat terbentuk kristal kuning NaZn(UO2)3(CH3COO)9.9H2O
2. Idetifikasi Anion
Cara identifikasi anion tidak begitu sistematik seperti pada identifikasi kation. Salah satu cara penggolongan anion adalah
pemisahan anion berdasarkan kelarutan garam-garam perak, garam-garam kalsium, barium dan seng.
Selain itu ada cara penggolongan anion menurut Bunsen, Gilreath dan Vogel. Bunsen menggolongkan anion dari sifat kelarutan
garam perak dan garam bariumnya, warna, kalarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath menggolongkan anion
berdasarkan pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd dan garam peraknya. Sedangkan Vogel menggolongkan anion berdasarkan
pada proses yang digunakan dalam identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dan identifikasi anion berdasarkan
reaksinya dalam larutan.
Identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dibagi dua lagi yaitu anion membentuk gas bila diolah dengan HCl encer
atau H2SO4 encer, dan anion yang membentuk gas atau uap bila diolah dengan H2SO4 pekat. Demikian pula identifikasi anion
berdasarkan reaksi dalam larutan dibagi dua yaitu anion yang diidentifikasi dengan reaksi pengendapan dan dengan reaksi redoks.
Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat asal dan analisis anion dengan menggunakan larutan ekstra
soda. Dari hasil analisis sebelumnya (data kelarutan) dan pengetahuan tentang kation yang ada, dapat memberikan petunjuk
tentang anion yang mungkin ada atau tak ada dalam larutan sampel. Sebagai contoh, zat asal larut dalam air panas, kation yang
ditemukan Pb2+, anion yang mungkin ada adalah klorida karena PbCl2 larut dalam air panas. Tida mungkin nitrat karena timbal
nitrat mudah larut dalam air dingin.
Berikut ini akan dibahas beberapa reaksi identifikasi anion yang lain.
SO3 2- : Dengan larutan KmnO4 yang diasamkan dengan asam sulfat encer akan terjadi penghilangan warna ungu KmnO4
karena MnO4 tereduksi menjadi ion Mn2+.
S2O3 2- : Dengan larutan Ion akan terjadi penghilangan warna iod karena terbentuk larutan tetrationat yang tak berwarna.
SO4 2- : Dengan larutan barium klorida membentuk endapan putih BaSO4 yang tak larut dalam HCl encer, asam nitrat encer
tetapi larut dalam HCl pekat panas.
NO2 - : Dengan larutan KI kemudian diasamkan dengan asetat atau sulfat encer akan dibebaskan iodium yang dapat
diidentifikasi dari timbulnya warna biru dalam pasta kanji.
CN- : Dengan larutan AgNO3 terbentuk endapan putih AgCN yang mudah larut dalam larutan sianida berlebih karena
membentuk ion komplkes [Ag(CN)2] -
[Fe(CN)6]4- : Dengan larutan FeCl3 akan terbentuk endapan biru prusia dalam larutan netral atau asam. Endapan diuraikan
oleh larutan hidroksida alkali membentuk endapan Fe(OH)3 yang berwarna coklat.
[Fe(CN)6]3- : Dengan larutan AgNO3 membentuk endapan merah jingga, Ag3[Fe(CN) 6] yang larut dalam amonia tetapi
tidak larut dalam asam nitrat.
Cl- : Dengan larutan AgNO3 membentuk endapan putih AgCl yang tidak larut dalam air dan asam nitrat encer, tetapi larut
dalam amonia encer.
Br- : Dengan larutan AgNO3 membentuk endapan kuning AgBr yang sukar larut dalam amonia encer, larut dalam amonia
pekat, KCN dan Na2S2O3 tetapi tidak larut dalam sama nitrat encer.
I- : Dengan larutan Pb asetat terbentuk endapan kuning PbI2 yang larut dalam air panas yang banyak membentuk larutan
tidak berwarna, ketika didinginkan terbentuk keping-keping kuning keemasan.
NO3 - : Dengan tes cincin coklat. Tambahkan 3 ml larutan FeSO4 yang segar ke dalam 2 ml larutan NO3 -. Tuangkan 3-5 ml
asam sulfat pekat melalui dinding tabung. Terbentuknya cicncin coklat menunjukkan adanya NO3 -.
Setelah melakukan reaksi/analisis pendahuluan kita telah dapat memperkirakan zat/unsur anorganik apa yang mungkin terdapat dalam
bahan (sampel) yang dianalisis. Untuk itu perlu dianalisis kation dan anion yang ada dalam campuran senyawa anorganik.
Untuk memastikan kation apa yang terdapat dalam bahan maka harus dilakukan reaksi selektif untuk memisahkan/menggolongkan
unsur-unsur yang ada terutama bila zat dalam bentuk campuran.
Ada beberapa cara analisis sistematika kation, antara lain:
1. Metode H2S
Cara hidrogen sulfida ini paling luas penggunaannya. Metode ini dibuat oleh Bergmann dan disempurnakan oleh Fresenius dan
Noyus.
AgCl
Hg2Cl2
PbCl2
Gol. I
CuS
Hitam
SnS
Coklat
FeS
Hitam
HgS
Gol. II
hitam
PbS
hitam
As2S3
Kuning
ZnS Putih
MnS kuning
CuS hitam
Al2(OH)3
Putih
Gol. III
Filtrat dididihkan +
(NH4)2CO3, lalu dipanaskan
Endapan (gol.
(NH4)2CO3
CaCO3 Putih
BaCO3 Putih
SrCO3 Putih
Gol.IV
Gol.sisa
Na+
K+
Mg2+
NH4+
Gol. V
Selanjutnya dari endapan-endapan atau larutan golongan sisa di atas dilakukan identifikasi masing-masing kation dengan reaksi
spesifik terhadap kation yang diduga ada.
Maksud dilakukannya pemisahan adalah agar reaksi spesifik suatu ion tidak terganggu karena adanya kation yang lain.
2. Metode non H2S
Cara ini terutama didasarkan pada kelarutan oksida logam dalam pelarut asam yang digunakan. Zat yang akan diperiksa
dipijarkan di dalam krus porselain diatas nyala bunsen, kecuali untuk memeriksa kation-kation yang mudah menguap, menyublim
atau mudah terurai seperti kation NH4+, As3+, Bi3+, Hg2+ yang harus diperiksa langsung dari zat asalnya sebelum dipijarkan.
Cara kerjanya seperti pada Gambar 147.
Zat dipijar dalam cawan pijar, setelah dingin larutan dingin disaring
Filtrat :
Filtrat :
K+
Na+
Li+
Ca2+
Ba2+
Sr2+
Mg2+
Zn2+
Cu2+
Filtrat :
Ag+Al+
Bi2+ Sn4+
As3+ Pb2+
Hg2+ Fe3+
Mn3+Cd2+
Cr3+ No3+
Co2+
kocok, saring
Filtrat :
Residu :
Sb3+
SiO2
Cara non H2S ini tidak berarti tiap filtrat atau residu hanya terdiri dari ion-ion seperti tersebut di atas, tapi
kemungkinan juga ada ion-ion yang termasuk golongan filtrat lain dalam jumah sedikit yang ikut di dalamnya.
Untuk mengidentifikasi anion-anion yang ada dalam campuran senyawa anorganik perlu dipisahkan
antara kation dan anionnya dengan membuat ekstrak soda.
Cara membuat ekstrak soda:
Kurang lebih 1 gram zat dimasukkan dalam beaker glass 100 mL.
Ditambahkan 20 mL larutan Na2CO3 jenuh dan dididihkan selama 15 menit, didinginkan dan disaring.
Filtratnya ini disebut ekstrak soda dan digunakan untuk identifikasi anion selain ion karbonat. Endapan pada
kertas saring merupakan garam karbonat dari kation logam yang dapat dipakai untuk analisis kation.
Kelompok 3Aprizal yogi saputra Helida sariDedy surya pratama Ice lely Febby putri mayu Sonia karlina Fitria
mardiana s
2.
3.
materiDefinisi analisis kualitatif Pengertian anion dan kation Pengenalan unsur IIB Pemisahan golongan IIB
4.
Analisis Kualitatif Analisa kualitatif merupakan suatu proses mendeteksi keberadaan unsur kimia dalam
cuplikan yang tidak diketahui
5.
Dalam analisis kualitatif sistematis, kation- kation diklasifikasikan dalam limagolongan, berdasarkan sifat-sifat
kation itu terdapat beberapa reagensia.Reagensia yang umum dipakai diantaranya: asam klorida, Hidrogen sulfide,
Amonium sulfide, dan Amonium karbonat
6.
Definisi kation dan anion Anion biasa dikenal dengan sebutan ion negatif, biasanya anion ditemukan dari sisa
asam, anion biasanya ada untuk menstabilkan kation. NO3-, NO2-, CH3COO-, SO42-, CO32-, NO2-, AsO43-, I-, dan
Br- merupakan beberapa contoh anion yang sering digunakan dalam analisis kimia, untuk mengidentifikasi
keberadaannya, maka analisis kimia secara kualitatif lah yang digunakan
7.
Nama lain kation adalahion positif, kation berasaldari sisa basa. Kation dananion biasanya salingmenstabilkan
satu sama lain
8.
PENGENALAN GOLONGAN II BGolongan II disebut juga golongan sulfide.Reagensia golongan ini adalah
hydrogen sulfide(H2S) dengan konsentrasi ion sulfide dikontroldengan mengatur konsentrasi H+ (dalam
suasanaasam). Reaksi dalam golongan ini menyebabkanendapan-endapan dengan berbagai warna
9.
Kation-kation golongan kedua menurut tradisi dibagi dua sub- golongan: sub-golongan tembaga dan subgolongan arsenic.Dasar dari pembagian ini adalah kelarutan endapan sulfida dalamammonium polisulfida.sulfida dari
sub-golongan tembaga tak larut dalam reagensia inisulfida dari sub-grup arsenik melarut dengan membentuk garam
tio.
10.
Sub-golongan arsenik terdiri dari :1. ion arsenik(III) membentuk endapan arsenik(III)sulfida, As2S3 (kuning)2.
arsenik(V) membentuk endapan arsenik(V) sulfida (kuning)3. stibium(III) membentuk endapan stibium(III)sulfida,
Sb2S5 (jingga)
11.
4. stibium(V) membentuk endapan stibium(V)sulfida, Sb2S3 (jingga). 5. timah(II) membentuk endapan timah(II)
sulfida,SnS (coklat). 6. timah(IV) membentuk endapan timah(IV) sulfda,SnS2 (kuning).
12.
Ion-ion ini mempunyai sifat amfoter yaitu oksidanya membentuk garam baik dengan asam maupun dengan
basa. Contohnya, arsenik(III) oksidadapat dilarutkan dalam asam klorida (6M), dan terbentuk kation arsenik(III).
Disamping itu,arsenik(III) oksida larut dalam natrium hidroksida (2M),pada mana terbentuk ion arsenit.
13.
Pemisahan golongan IIB Endapan Mungkin mengandung HgS dan As2S3. Cuci endapan dengan air. Tuangkan
5cc NH4OH 2N melalui filter dan filtrat mengalir melalui filter. Endapan Filtrat Jika berwarna Tambahkan HNO3 encer
hingga bereaksi hitam (HgS) Ada asam. Endapan kuning dari As2S3. ada As. Hg. Tunjukkan Untuk menyakinkan
adanya As, larutkan dengan reaksi dalam NH4OH panas. Panaskan beberapa penetapan Hg. menit dengan H2O2
untuk mengoksida arsenit Jika Hg tidak menjadi arsenat. Tambahkan Mg(NO3)2, dijumpai pada kacau dan kemudian
biarkan sebentar. golongan II A Endapan putih Mg(NH4)AsO4.6H2O. Saring dan cuci dengan sedikit air. Tuangkan
keatas filter 1 cc AgNO3 yang mengandung sedikit asam asetat. Endapan merah coklat dari Ag3SSO4
14.
3. Netralkan larutan, tambahkan 10-15 cm kawat besi yang bersih pada 1 cc larutan, panaskan perlahan-lahan
untuk mereduksi stannic menjadi stanno dan saring. Lalu tambahkan pada filtrat larutan HgCl2. Endapan putih Hg2Cl2
atau endapan kelabu dari Hg menunjukkan adanya Sn. 2. Tambahkan pada 2 tetes larutan sedikit kristal NaNO2
kacau dan tambahkan 2 tetes reagens Rhodamin-B. Warna lembayung atau endapan lembayung menunjukkan adanya
Sb. 1. Buat alkalis dengan NH4OH. Tambahkan asam oksalat jenuh berlebih, didihkan dan alirkan H2S selama 1
menit waktu panas. Endapan jingga dari Sb2S3 menunjukkan Adanya Sb.Filtrat Mungkin mengandung HSb, Cl4 dan
H2SnCl6. Bagi larutan menjadi 3 bagian:
15.