SMA MUHAMMADIYAH
LEMAHABANG
Disusun Oleh
LEMBAR PENGESAHAN
1.Judul
2. Identitas Peneliti
Nama
NIP
Pangkat / Gol
: Pembina Tk I / IV.b
TMT
: 01 10 - 2004
Jenis kelamin
: Laki - laki
Unit kerja
Alamat
Lama penelitian
Observer
: Meti S,Pd
Lemahabang : Oktober 2009
Kepala Pustakawan
Kepala Sekolah
Badarudin
ABSTRAK
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Untuk
Meningkatkan Penguasaan Materi Perubahan Sosial Siswa Kelas XII IPS SMA
Muhammadiyah Lemahabang Kabupaten Cirebon.
Teknik ini dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Teknik ini bisa digunakan
dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Dalam kegiatan
Kancing Gemerincing, masing-masing anggota kelompok mendapatkan kesempatan
untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran
anggota yang lain. Teknik ini dapat digunakan untuk mengatasi hambatan pemerataan
kesempatan yang sering mewarnai kerja kelompok.
Tujuan dari penelitian ini adalah:1) Untuk mengetahui penguasaan materi ajar
Sosiologi Siswa kelas XII IPS di SMA Muhammadiyah Lemahabang, 2) Untuk
mengetahui peningkatan Prestasi belajar Siswa kelas XII IPS di SMA Muhammadiyah
Lemahabang, 3) Untuk mengetahui peningkatan Keaktifan Siswa kelas XII IPS di SMA
Muhammadiyah Lemahabang Kabupaten Cirebon.
Subjek penerima tindakan siswa kelas XII IPS semester I tahun pelajaran 2009 / 2010.
SMA Muhammadiyah Lemahabang Kabupaten Cirebon. Dengan jumlah siswa 35 orang
terdiri dari laki-laki 19 orang dan siswa perempuan 21 orang
Data yang dikumpulkan melalui observasi, catatan lapangan, dan review. Data
dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Model alur keabsahan data diperiksa dengan trianggulasi penyidik. Hasil Penelitian
Tindakan Kelas ini yakni: 1) kerja kolaboratif dapat mengembangkan guru Sosiologi
memahami pembelajaran yang efektif, 2) subjek penerima tindakan berhasil
meningkatkan hasil belajar Sosiologi, seperti; perhatian, keberanian, aktifitas meningkat,
kemampuan mengajukan pertanyaan dan menyelesaikan soal-soal serta prestasi belajar
yang meningkat dari rata-rata pre tes pada pra siklus sebesar (58,64) meningkat pada
hasil pos tes dengan rata-rata nilai sebesar (67,88). Pada siklus I hasil pre tes sebesar
(61,10) , meningkat pada rata-rata hasil pos tes sebesar (77,63),. Sedangkan pada siklus
II hasil pos tes rata-rata sebesar (73,50), meningkat pada hasil pos tes dengan rata-rata
nilai sebesar (83,00). Begitu juga dengan akifitas siswa pada tiap siklus mengalami
perubahan kearah lebih baik, dengan persentase masing-masing adalah tahap pra siklus
sebesar (25%), pada siklus I meningkat sebesar (55%), dan pada siklus II menjadi
(87,5%).
Dari hasil penemuan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan
model Kancing Gemerincing ( KCG ), pada umumnya dapat meningkatkan prestasi
belajar dan aktifitas siswa kelas XII IPS SMA Muhammadiyah Lemahabang Kabupaten
Cirebon.
Kata Kunci : Model Kancing Gemerincing (KCG), Hasil Belajar
ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT., akhirnya penulis
dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini yang berjudul : Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Untuk Meningkatkan Penguasaan
Materi Perubahan Sosial Siswa Kelas XII IPS SMA Muhammadiyah Lemahabang
Kabupaten Cirebon.
Penelitian Tindakan Kelas ini memang jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan
saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penulis
banyak mendapat bantuan yang bermanfaat. Untuk itu, ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada yang terhormat:
1
ABD. HALIM
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................i
ABSTRAK........................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.............................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................vi
BAB I Pendahuluan......................................................................................................... 1
A.Latar Belakang Masalah.....................................................................................1
B.Rumusan Masalah..............................................................................................5
C.Tujuan Penelitian................................................................................................6
D.Manfaat Penelitian. 6
BAB II Kajian Teori........................................................................................................7
A.Hakikat Pembelajaran Kooperatif......................................................................7
B.Penguasaan Materi Ajar.....................................................................................13
C.Tinjauan Materi Ajar Perubahan Sosial..............................................................21
D.Kerangka Berpikir..............................................................................................28
E. Hipotesis Tindakan.31
BAB III Metodologi Penelitian......................................................................................32
A.Lokasi dan Waktu Penelitian..............................................................................32
B.Subjek Penelitian................................................................................................32
C.Tekink Pengumpulan Data.................................................................................32
D.Teknik Analisa Data...........................................................................................32
E Prosedur Penelitian ............................................................................................34
F. Perangkat Pembelajaran.....................................................................................37
G.Instrumen Penelitian..........................................................................................37
H.Teknik Pengolahan Data....................................................................................38
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembehasan ..................................................................41
A.Deskripsi Hasil Penelitian. 41
B.Pembahasan Hasil Penelitian.............................................................................60
BAB V Kesimpulan dan Saran......................................................................................64
A.Kesimpulan .......................................................................................................64
B.Saran...................................................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................65
LAMPIRAN- LAMPIRAN.............................................................................................66
DAFTAR TABEL
Tab 3,1 Kriteria keberhasilan siswa................................................................................33
Tab.3.2 Aktifitas Siswa Pada Pembelajaran....................................................................33
Tab.3.3
Tab.3.4
Tab.4.2
Tab.4.3
Tab.4.4
Tab.4.5
Tab.4.6
Tab.4.7
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Soal-soal PreTes
66
Lampiran 2
Lampiran 3
70
Lampiran 4
71
Lampiran 5
79
Lampiran 6
80
Lampiran 7
82
Lampiran 8
Jadwal Penelitian
83
Lampiran 9
68
84
85
86
90
BAB I
PENDAHULUAN
maksimal. Seorang siswa menurut Kristi dalam Kesuma (2013 : 10) menyebutkan
bahwa Siswa adalah jiwa yang terus berubah, berproses, bertumbuh, berkembang, dan
bertransformasi sehingga mereka bukan objek pembelajaran. Melalui sistim pendidikan
yang baik, seharusnya guru dan sekolah bekerjasama untuk memenuhi hak-hak peserta
didik berdasarkan tahap perkembangan dan kebutuhan setiap pribadi peserta didik.
1
Tujuan belajar sendiri menrut Kesuma (2013 : 10) adalah Tujuan belajar adalah
membuat siswa senang belajar, membuat mereka menikmati belajarnya, membuat
mereka menemukan relasi-relasi pengetahuan berdasarkan apa yang mereka pelajari.
Sebagai guru yang profesional hal ini menjadi suatu keharusan, bahwa dalam
proses belajar mengajar sebisa mungkinmembuat suasana belajar yang menyenangkan,
dengan pembelajaran yang menyenangkan maka akan meningkatkan minat. motivasi
dan prestasi belajar siswa. Apalagi dalam era modernisasi ini, guru diberikan berbagai
kemudahan, misalnya adanya LCD.
Melalui LCD dapat ditampilkan video-video pembelajaran yang akan membuat
suasana yang berbeda dikelas. Penggunaan model pembelajaran yang bervariasi juga
dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar. Namun dalam praktiknya, tidak semua
guru dapat memenuhi standar profesional. Dalam kenyataan disekolah, guru memiliki
sifat dan karater yang berbeda-beda, tidak jarang juga pihak sekolah menemui kendala
atau permasalahan yang berkaitan dengan keprofesionalan seorang guru.
Proses pembelajaran dikelas biasanya berkaitan dengan cara atau metode
pembelajarannya.
Metode
atau
cara
pembelajaran,
berkaitan
dengan
sifat
profesionalisme guru dalam mengajar. Seorang guru yang profesional sebaiknya mampu
menerapkan berbagai metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
Penggunaan bebagai metode pembelajaran yang bervariasi dan inovatif tentu akan
meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.
belum mempersiapkan alat tulis dan buku pelajaran sosiologi, saat guru menjelaskan
materi ada peserta didik yang asik berbicara diluar materi pelajaran, pada saat diminta
berdiskusi dengan teman sebangku, banyak peserta didik yang berdiskusi sendiri di luar
materi, saat pembelajaran berlangsung banyak siswa yang tidak memperhatikan
pelajaran dan hanya tiduran padahal ada guru yang sedang menjelaskan materi.
Dari segi penataan tempat duduk pun, banyak bangku di bagian depan yang masih
kosong, siswa lebih memilih tempat duduk dibagian belakang. Jika dilihat dari hasil
evaluasi belajar pun banyak siswa yang tidak tuntas. Dari siswa yang hadir saat evaluasi
berlangsung yaitu 35 siswa, atau 100% siswa yang tidak tuntas pada KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimum) 70, dengan nilai rata-rata kelas adalah 54,6. Jadi sejumlah 35
siswa atau 100% siswa tidak tuntas dalam evaluasi.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa dari 24 siswa yang mengikuti
evaluasi belajar, semua siswa dinyatakan tidak tuntas. Berdasarkan hal tersebut, dalam
rangka memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran maka peneliti melakukan
penelitian dengan menerapkan Teknik Kancing Gemerincing agar siswa dapat lebih
aktif, antusias dalam mengikuti proses pembelajaran Sosiologi, serta mempermudah
siswa untuk memahami pelajaran sosiologi, dengan begitu maka prestasi belajar pun
menjadi meningkat.
Dengan
menerapkan
teknik
kancing
gemerincing
ini,
diharapkan
dapat
meningkatkan prosentase siswa yang tuntas nilai KKM, keaktifan siswa meningkat,
tumbuhnya sikap tanggungjawab siswa, serta terciptanya interaksi yang baik antar siswa.
Pemilihan indikator prestasi belajar oleh peneliti, memiliki beberapa pertimbangan, yang
pertama rendahnya nilai evaluasi siswa yang jauh dari standar yang telah ditetapkan,
yaitu 56,4 dengan KKM adalah 70, maka peneliti berfokus pada peningkatan prestasi
belajar, yang kedua adalah siswa kelas XII IPS memang dituntut banyak latihan soal
dengan nilai yang memenuhi standar atau tuntas KKM, karena di kelas XII IPS ini akan
menghadapi tantangan terdekatnya yaitu ujian nasional, sehingga dituntut peningkatan
prestasi belajar.
Jadi pemilihan metode pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing ini
sesuai dengan kebutuhan dan karateristik siswa serta sesuai dengan permasalahan yang
ada dikelas. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti mengangkat
judul : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing
Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Perubahan Sosial Siswa Kelas XII IPS
SMA Muhammadiyah Lemahabang Kabupaten Cirebon.
B Perumusan Masalah
Sehubungan dengan judul dengan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka
fokus permasalahannya dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah penguasaan materi ajar Sosiologi Siswa kelas XII IPS di SMA
Muhammadiyah Lemahabang?
2. Adakah peningkatan Hasil belajar Siswa kelas XII IPS di SMA Muhammadiyah
Lemahabang?
3.Adakah peningkatan Keaktifan Siswa kelas XII IPS di SMA Muhammadiyah
Lemahabang?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui penguasaan materi ajar Sosiologi Siswa kelas XII IPS di SMA
Muhammadiyah Lemahabang.
2. Untuk mengetahui peningkatan Prestasi belajar Siswa kelas XII IPS di SMA
Muhammadiyah Lemahabang.
3.Untuk mengetahui peningkatan Keaktifan Siswa kelas XII IPS di SMA
Muhammadiyah Lemahabang.
D
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1
Bagi penulis,
Dapat menambah wawasan pemahaman yang lebih komprehensif tentang pentingnya
menguasai materi ajar.
2.Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan sebagai masukan
bagi sekolah terkait, dalam meningkatkan berbagai hal yang diperlukan untuk
mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran yang efektif.
3.Penelitian ini sebagai bagian dari usaha untuk memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan pada umumnya, dan materi ajar Sosiologi khususnya.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
dengan melalui dua proses yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi terjadi bila
informasi baru sesuai dengan struktur yang sudah ada dalam pikiran siswa. Sedangkan
akomodasi berlangsung bila ada ketidak seimbangan antara informasi baru dengan
struktur yang dimiliki siswa sehingga siswa perlu melakukan modifikasi agar terjadi
keseimbangan baru dalam pikiran siswa.
7
menyatakan
bahwa
dalam
pembelajaran
4
5
yang sama.
Siswa harus membagi tugas satu dengan yang lainnya.
Siswa akan diberi evaluasi/penghargaan yang ikut berpengaruh terhadap evaluasi
kelompok.
Siswa berbagi kepemimpinan dan memperoleh keterampilan bekerjasama selama
belajar.
Siswa diminta pertanggung jawaban secara individual materi yang ditangani oleh
kelompok kooperatif.
2.Karakteristik kooperatif
Slavin (Roswanjaya, 2003:13) mengemukakan juga pandangannya mengenai
karakteristik dari pembelajaran kooperatif. Dia mengatakan bahwa yang membedakan
pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran lain adalah dari segi karakteristiknya,
yaitu pembelajaran kooperatif mengacu pada keberhasilan kelompok, menekan
peranan
anggota,
mengandalkan
sumber/bahan,
menekankan
interaksi,
Group goals
Individual accountability
Team competition
Task specialization
1
2
bertindak
sebagai
moderator
ketika
masing-masing
kelompok
Fasilitator
Sebagai fasilitator seorang guru harus memiliki sikap-sikap sebagai berikut :
a
membina siswa agar setiap orang merupakan sumber yang bermanfaat bagi
lainnya; dan
2.Mediator
Guru sebagai penghubung dalam menjembatani materi pembelajaran yang
sedang dibahas melalui pembelajaran kooperatif dengan permasalahan yang nyata
ditemukan di lapangan.
3.Direktor-Motivator
Peran ini sangat penting karena membantu kelancaran diskusi kelompok, guru
membimbing serta mengarahkan jalannya diskusi tapi tidak memberikan jawaban.
Sebagai motivator guru berperan sebagai pemberi semangat pada siswa untuk aktif
berpartisipasi.
4.Evaluator
Guru menilai kegiatan belajar-mengajar yang sedang berlangsung. Penilaian ini
tidak nyata hanya pada hasil tapi lebih ditekankan pada proses pembelajaran.
6. Model Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing
Teknik ini dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Teknik ini bisa digunakan
dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Dalam
kegiatan Kancing Gemerincing, masing-masing anggota kelompok mendapatkan
kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan
pemikiran anggota yang lain. Teknik ini dapat digunakan untuk mengatasi hambatan
pemerataan kesempatan yang sering mewarnai kerja kelompok. Dalam banyak
kelompok, sering ada anak yang terlalu dominan dan banyak bicara. Sebaliknya, juga
ada anak yang pasif dan pasrah saja pada rekannya yang lebih dominan. Dalam situasi
seperti ini pemerataan tanggung jawab dalam kelompok bisa tidak tercapai karena
anak yang pasif terlalu menggantungkan diri pada rekannya yang dominan Teknik ini
memastikan setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk berperan serta. Menurut Lie
(2002: 64), model pembelajaran kooperatif dengan tipe kancing gemerincing langkah
pembelajarannya , adalah:
a. Guru menyiapkan kotak kecil yang berisi kancing-kancing atau bisa juga bendabenda kecil lainnya seperti kacang merah, biji kenari, potongan sedotan, batangbatang lidi, sendok es krim dan sebagainya.
b.Sebelum kelompok memulai tugasnya, setiap siswa dalam masing-masing
kelompok mendapat dua atau tiga buah kancing (jumlah kancing bergantung pada
sukar tidaknya tugas yang diberikan).
c. Setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendpat, dia harus
menyerahkan salah satu kancingnya dan meletakannya di tengah - tengah
kelompoknya.
d. Jika kancing yang dimiliki seorang siswa habis, dia tidak boleh berbicara lagi
sampai semua rekannya juga menghabiskan kancing mereka.
e. Jika semua kancing sudah habis, sedangkan tugas belum selesai, kelompok boleh
mengambil kesepakatan untuk membagikan kancing lagi dan mengulangi
prosedurnya kembali.
f. Guru menyiapkan sebuah papan penilaian, gunanya apabila salah satu anak yang
menjawab pertanyaan dengan benar, maka akan mendapatkan penghargaan sebuah
simbol bergambar bintang. Dan nanti pada akhir pembelajaran guru dengan siswa
menghitung perolehan scor (bintang). Bagi kelompok yang anggotanya paling
banyak menjawab maka kelompok tersebut dinobatkan sebagai kelompok terbaik
dan mendapat penghargaan bintang emas.
B.
Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan digali pada saat dibutuhkan untuk
diproduksi kembali.
Bentuk penguasaan siswa ini untuk meningkatkan kembali bahan pelajaran yang
telah diperoleh, baik berupa pengalaman, fakta yang ia alami maupun dari
mempelajari buku mata pelajaran tertentu untuk dipelajari siswa dalam proses
pembelajaran. Contoh kata kerja operasional yang digunakan untuk mengukur
pengetahuan siswa adalah: menyebutkan, menghafal, mengulangi, mengenali,
mengurutkan, menyusun, mengaitkan.
2) Pemahaman
Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari mata
pelajaran yang telah diperoleh. Dalam kaitan ini difokuskan pada kemampuan
siswa untuk menguraikan isi pokok pelajaran sedetail mungkin, sehingga pelajaran
yang diajarkan akan dengan mudah diterima, dimengerti dan dipahami. Contoh
kata kerja operasional yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa adalah :
menjelaskan. mengemukakan, menguraikan, memilih, menunjukkan, menjabarkan.
3) Penerapan
Penerapan artinya kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode
kerja pada masalah yang nyata atau baru. Adapun kemampuan ini dinyatakan dalam
penerapan suatu pengalaman dan metode dan pelajaran yang telah dimiliki kedalam
bentuk pengajaran. Contoh kata kerja operasional yang digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa dalam menerapkan suatu kaidah adalah: menerapkan,
menggunakan, menentukan, mendemonstrasikan, menafsirkan.
4) Analisis
Analisis mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan kedalam bagianbagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Contoh kata
adalah:
membedakan,
membandingkan.
menganalisis,
mengkategorikan.
5) Sintesis
Sintesis merupakan kemampuan untuk menggunakan bagian-bagian menjadi
suatu bentuk yang utuh dan menyeluruh. Hasil belajar sintesis menekankan pada
perilaku siswa yang kreatif dengan menggunakan perumusan pola atau struktur
yang barn dan unik. Contoh kata kerja operasional yang digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa dalam membuat sintesis adalah: menyiapkan, menyusun,
menulis, mengkonstruksi.
6) Penilaian
Penilaian merupakan kemampuan untuk memperkirakan dan menguji nilai suatu
materi (pernyataan) untuk tujuan tertentu. Hasil belajar penilaian merupakan
tingkatan kognitif paling tinggi sebab berisi unsurunsur dari semua kategori,
termasuk kesadaran untuk melakukan pengujian yang sarat nilai dan kejelasan
kriteria. Contoh kata kerja operasional yang digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa dalam memberikan penilaian adalah: menghargai, menyanggah,
menilai, menguji, mempertahankan dan mengevaluasi). Dalam aspek kognitif ini
memiliki hubungan erat terhadap perilaku keberagamaan (aspek psikomotor).
Banyak contoh yang membuktikan bahwa kecakapan kognitif itu berpengaruh
besar terhadap berkembangnya kecakapan psikomotor. Para siswa yang berprestasi
baik (dalam arti yang luas dan ideal) dalam bidang pelajaran agama misalnya sudah
tentu akan lebih rajin beribadah sholat, puasa dan mengaji (psikomotor). Dia juga
tidak akan segan-segan memberi pertolongan atau bantuan kepada orang yang
memerlukan. Sebab, ia merasa memberi bantuan itu adalah kebajikan (afektif),
1.Pengajaran dengan strategi memahami, meyakini dan mengaplikasikan isi dan nilai pelajaran.
2.Pengajaran dengan strategi memecahkan masalah dengan mengaplikasikan isi dan nilai pelajaran.
Hasil
oleh semua siswa. Tujuan guru mengajar adalah agar bahan yang disampaikannya
dikuasai sepenuhnya oleh semua siswa, bukan hanya beberapa orang saja yang
diberikan angka tertinggi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penguasaan
materi pelajaran adalah:
1)Bakat untuk mempelajari sesuatu
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap
orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke
tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Menurut Guillford ada tiga
macam komponen bakat yaitu komponen intelektual, perseptual dan psikomotor.
Komponen intelektual terdiri dari atas beberapa aspek yaitu aspek pengenalan,
ingatan, berpikir konvergen, berpikir divergen dan evaluasi. Komponen perseptual
juga meliputi beberapa aspek yaitu pemusatan perhatian, ketajaman indera,
orientasi ruang dan waktu, keluasan dan kecepatan mempersepsi. Komponen
psikomotor terdiri atas aspek-aspek rangsangan, kekuatan dan kecepatan gerak,
ketepatan, koordinasi gerak dan kelenturan.
Sesuatu bakat dibentuk oleh kombinasi dari aspek-aspek tersebut. Tinggi
rendahnya sesuatu bakat yang dimiliki oleh seseorang bukan saja ditentukan oleh
kualitas dari tiap aspek yang mendukung bakat tersebut, tetapi juga oleh
keterpaduan antara aspek-aspek tersebut. Ada dua kelompok bakat yang dimiliki
individu yaitu bakat sekolah dan bakat pekerjaan. Bakat sekolah (scholastic
aptitude), merupakan bakat yang dimiliki seseorang yang mendukung penyelesaian
tugas-tugas atau perkembangan sekolah atau pendidikan. Bakat ini terutama
berkenaan dengan kapasitas dasar untuk menguasai pelajaran/materi. Sedangkan
Ketekunan itu nyata dari jumlah waktu yang diberikan oleh murid untuk belajar
mempelajari sesuatu. Ketekunan belajar berhubungan dengan sikap dan minat
terhadap pelajaran. Bila suatu pelajaran, karena suatu hal tidak menarik minatnya,
maka ia segera mengesampingkannya jika menjumpai kesulitan. Sebaliknya ia
dapat berjam-jam melakukan tugas jika suatu tugas menarik. Bahan pelajaran dapat
dianalisis menjadi langkah-langkah tertentu yang dapat dilalui oleh setiap murid
dengan hasil baik. Keberhasilan dalam melakukan tugas akan menambah semangat
belajar dan ketekunan belajar. Semakin sering anak mendapat kepuasan atas
kemampuannya menguasai bahan pelajaran, maka makin besar pula ketekunannya.
5) Waktu yang tersedia untuk belajar
Dalam sistem pendidikan kita kurikulum dibagi dalam bahan yang harus
diselesaikan dalam jangka waktu tertentu, misalnya untuk satu semester atau satu
tahun. Guru dapat menguraikannya menjadi tugas bulanan atau mingguan.
Maksudnya ialah agar bahan yang sama dikuasai oleh semua murid dalam jangka
waktu yang sama. Dapat dipahami bahwa waktu yang sama untuk bahan yang sama
tidak akan sesuai bagi semua murid dengan kondisi yang berbeda. Bagi murid yang
pandai, waktu itu terlampau lama. Sedangkan untuk murid yang tidak begitu pandai
waktu itu mungkin tidak cukup. Jumlah waktu saja tidak mempertinggi
keberhasilan belajar dan penguasaan materi. Selain waktu masih perlu sikap dan
minat anak untuk mempelajari bahan pelajaran itu, kemampuan bahasa, mutu
pengajaran dalam kelas.
4. Fungsi Penguasaan Materi dalam Pembelajaran
Penguasaan materi tidak akan lepas dari proses belajar, karena penguasaan materi
merupakan hasil yang dicapai siswa setelah melakukan proses belajar. Sedangkan
hasil proses belajar siswa itu sendiri nantinya akan dinyatakan dalam bentuk
perubahan tingkah laku baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun dalam
masyarakat. Dalam pendidikan, penguasaan materi ini berfungsi agar para siswa dapat
menguasai bahan pelajaran yang diberikan pada saat proses belajar mengajar sebagai
dasar untuk mencapai tingkatan hasil belajar yang lebih tinggi.
C. Tinjauan Materi Ajar : Perubahan Sosial
1.Pengertian Perubahan Sosial
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan
pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala
umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi
sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan
perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan
penyebab dari perubahan.
Selo Soemardjan Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan pada lembagalembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem
sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara
kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Tekanan pada definisi tersebut terletak pada lembaga-lembaga kemasyarakatan
sebagai
himpunan
pokok
manusia,
perubahan-perubahan
mana
kemudian
Dampak
negatif
pembangunan
yang
tidak
memperhatikan
lingkungan
akibat negatif
D. Kerangka Berpikir
Keberhasilan belajar siswa pada aspek kognitif akan mengantarkannya kepada
suatu pengamalan dalam tingkah lakunya. Keberhasilan aspek kognitif ini menjadi
potensi yang akan menghantarkan pada suatu keyakinan yang mantap dan penghayatan
serta pengamalan yang mendalam terhadap ajaran-ajaran islam.
Dalam suatu proses belajar-mengajar ada dua unsur yang sangat penting yaitu
Metode Mengajar (Strategi Pembelajaran) dan media pengajaran, kedua aspek ini saling
berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis
media pengajaran yang sesuai. Proses pembelajaran kooperatif ini berdasarkan pada
pemikiran filosofis yaitu: Getting Better Togother artinya mendapatkan sesuatu yang
lebih baik dalam belajar hendaknya dilakukan secara bersama-sama dalam sebuah
kelompok.
Di samping itu ada keyakinan berdasarkan penelitian bahwa peserta didik akan
lebih baik bila belajar dengan rekan sebayanya. Atas alasan itulah maka model
pembelajaran kancing gemerincing ini dipergunakan sebagai salah satu model yang
dipakai di sekolah-sekolah.
Penerapan model pembelajan kancing gemerincing ini mampu memicu timbulnya
kesetiakawanan serta tumbuhnya empati diantara komunitas peserta didik.
Kurikulum KTSP, merupakan kurikulum yang menekankan kepada penerapan
konsep pembelajaran aktif, dan merupakan istilah yang sama dengan konsep Student
Active Learning (SAL) yang bukan suatu ilmu atau teori, tetapi merupakan salah satu
strategi pengajaran yang menuntut keterlibatan dan keaktifan serta partisipasi peserta
didik sebagai subjek didik secara optimal (Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, 1991:57).
Begitu pula dikatakan Nana Sudjana (1989:30), bahwa cara belajar siswa aktif
merupakan salah satu strategi belajar mengajar menuntut keaktifan dan partisipasi
subyek didik seoptimal mungkin sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya
secara efektif dan efisien.
Hampir tidak pernah terjadi proses belajar mengajar tanpa adanya keaktifan siswa
yang belajar. Setiap proses belajar mengajar bagaimanapun
terdapat aktivitas siswa, karena belajar pada hakekatnya adalah wujud keaktifan siswa
walaupun derajatnya tidak sama antara siswa satu dengan siswa yang lain dalam
suatu proses belajar mengajar di kelas (Herry Sukarman, 2003:24).
Uraian diatas menjelaskan bahwa penerapan model pembelajaran kancing
gemerincing, berorientasi kepada prinsip Child Centered. Ahmad Rohani dan Abu
Ahmadi (1991:58) menjelaskan bahwa derajat ke CBSA-an yang bisa mengarah secara
optimal bagi keterlibatan dan keaktifan peserta didik adalah jika diterapkan suatu pola
pengajaran Student centered Instruction.
Untuk dapat mewujudkan ciri-ciri dari hakikat belajar siswa aktif dalam praktek
pengajaran, menurut Herry Sukarman (2003:25), memiliki tujuh dimensi yang harus
tampak dalam proses belajar mengajar, yaitu :
1
2
3
4
5
6
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A
B Subjek Penelitian
Subjek tindakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS dengan jumlah 40
siswa terdiri dari siswa laki-laki 19 orang, dan siswa perempuan 21 orang.
C Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas pembelajaran. Data yang
dikumpulkan melalui catatan obsevasi dan hasil evaluasi yang dilakukan dari awal
penelitian sampai dengan akhir penelitian bersama rekan kolaborasi.
Catatan observasi digunakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa dan
kreatifitas selama mengikuti pembelajaran. Sedangkan evaluasi dilakukan untuk
mengukur kemampuan siswa dalam menguasai / memahami terhadap materi ajar, serta
peningkatan prestasi belajar.
Pada bagian refleksi diadakan analisis data mengenai proses, masalah dan
hambatan yang dijumpai. Kemudian dilanjutkan dengan refleksi dampak pelaksanaan
tindakan yang dilaksanakan. Salah satu aspek penting dari kegiatan refleksi adalah
evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan.
rata
hasil
pembelajaran
Sosiologi
di
SMA
Muhammadiyah
No
1
2
3
4
Tabel 3.1
Kriteria Keberhasilan Siswa
Kategori
Nilai
Keterangan
Sangat baik
91-100
A
Baik
81 - 90
B
Cukup
71 - 80
C
Kurang
< 70
D
Nila
i
Jumlah Nilai
Persentase Proses Pembelajaran
Tabel 3.3
Kinerja Guru pada Pembelajaran
Aktivitas Guru dalam Pembelajaran
No
1.
a
b
c
d
e
2.
3.
a
b
c
d
e
Penilaian
SB B C K
Melakukan apersepsi
Melakukan motivasi
Melakukan pra tes
Memberi tujuan pembelajaran
Menggunakan alat bantu / media pembelajaran
Keterangan:
0 = Sangat kurang
2 = Cukup
1 = Kurang
3 = Baik
4 = Sangat baik
E Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dalam pembelajaran ini dilakukan secara bertahap mulai dari
tahap awal sampai dengan tahap akhir pembelajaran pada masing-masing siklus.
Adapun langkah-langkah yang ditempuhnya sebagai berikut:
1 Identifikasi Masalah
Perencanaan/Persiapan Tindakan
a Pembuatan perangkat pembelajaran
b Pembuatan bahan ajar dan perangkat tes
c Pembuatan pedoman observasi untuk guru dan siswa
d Pembuatan pedoman angket untuk siswa
3 Pelaksanaan Tindakan
a
Melaksanakan pembelajaran
4 Evaluasi
a Pelaksanaan tes
b Observasi aktivitas guru dan siswa
c Angket pendapat siswa
5 Analisis dan Refleksi
Melihat kembali aktivitas yang telah dilakukan serta menentukan solusinya
berdasarkan hasil observasi dan temuan di kelas pada saat pembelajaran berlangsung.
Dari kajian itu disusun rancangan baru untuk ditetapkan pada proses pembelajaran
berikutnya di kelas.
Langkah-langkah dalam refleksi adalah:
Identifikasi kembali tindakan yang telah dilakukan selama pembelajaran pada tiap
siklus.
Analisis data hasil evaluasi dan merinci tindakan pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
Pendahuluan
2)Kegiatan Inti
Guru menyiapkan kotak kecil yang berisi kancing-kancing atau bisa juga bendabenda kecil lainnya seperti kacang merah, biji kenari, potongan sedotan, batangbatang lidi, sendok es krim dan sebagainya.
Setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat, dia harus
menyerahkan salah satu kancingnya dan meletakannya di tengah-tengah
kelompoknya.
Jika kancing yang dimiliki seorang siswa habis, dia tidak boleh berbicara lagi
sampai semua rekannya juga menghabiskan kancing mereka.
Guru menyiapkan sebuah papan penilaian, gunanya apabila salah satu ada anak
yang menjawab pertanyaan dengan benar, maka akan mendapatkan penghargaan
sebuah simbol bergambar bintang. Dan nanti pada akhir pembelajaran guru
dengan siswa menghitung perolehan scor (bintang).
3) Kegiatan Penutup
Menutup pelajaran.
Perangkat Pembelajaran
1 Silabus: Penyusunan silabus berdasarkan acuan pada kurikulum 2006 KTSP yang memuat
kompetensi dasar dan indikator pada teknik pelaksanaan pembelajarannya.
2 Rencana pembelajaran: merupakan persiapan mengajar guru untuk tiap pertemuan. Dalam hal
ini ada 2 siklus pembelajaran.
3 Bahan/Materi Ajar: Winkel (Merdekawati, 2004:22) mendefinisikan bahan ajar adalah materi
pelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan instruksional yang dapat berupa macammacam bahan seperti: naskah, persoalan, gambar, dan lain sebagainya.
G Instrumen Penelitian
1
Tes tertulis yaitu: Pre tes (awal) dan Pos tes (akhir)
Angket aktivitas guru dan siswa: Mengukur kinerja guru dan siswa selama
pembelajaran berlangsung dengan bantuan dari observer untuk melihat perkembangan
proses pembelajaran.
Tingkat
Pemahaman
Paham (P)
Sko
r
4
2-3
0-1
1.
P
x100%
N
2.
pS
PS
x100%
N
3.
tP
TP
x100%
N
Keterangan
pS
tP
PS
TP
N
= % siswa paham
Analisis Angket
Angket siswa dihitung dengan rumus sebagai berikut:
f
x100%
N
Keterangan
P
f
N
= % jawaban
= Frekuensi jawaban
= Banyaknya siswa
Desain penelitian ini dapat digambarkan pada bagan seperti dibawah ini.
Permasalahan Baru
Per
Refleksi IISiklus II
Pengamat II
Permasalahan Baru
Pel
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada proses pembelajaran, berdasarkan data kualitatif dan
kuantitatif yang diperoleh dari observasi terhadap pembelajaran dan hasil evaluasi pada
tiap siklus, untuk kemudian dijadikan refleksi dalam menentukan tindakan yang tepat
untuk mengarah pada perbaikan dalam proses pengajaran di kelas. Dari hasil refleksi
kemudian dilakukan tindakan pembelajaran dengan model Kancing Gemerincing.
Pembelajaran ini terdiri dari 2 siklus tindakan, dimana tiap siklus diadakan refleksi
sebagai bahan masukan bagi pelaksanaan tindakan selanjutnya.
1
Pada dasarnya guru Sosiologi itu belum pernah menerapkan strategi pembelajaran
yang tepat, setelah dilakukan diskusi dengan peneliti dan mitra kolaborasi, maka
peneliti memberikan solusi dengan menawarkan suatu strategi pembelajaran yang
dapat menghantarkan pada peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa yaitu:
41
dengan penerapan pembelajaran model Kancing Gemerincing.
b
N
o
1
guru.
pembelajaran.
mendominasi pembelajaran
mengkomunikasikan
(Teacher Oriented).
pendapatnya.
masih rendah.
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran ini terdiri dari 2 siklus, dengan tiap siklusnya dilakukan
refleksi tindakan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada
siklus sebelumnya.
a
Perencanaan
- Membuat Silabus dan sistem penelitian
- Membuat RPP
- Membuat lembar observasi guru dan siswa
- Membuat lembar angket siswa
Pelaksanaan
Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
2
Pendahuluan
2)Kegiatan Inti
Guru menyiapkan kotak kecil yang berisi kancing-kancing atau bisa juga
benda-benda kecil lainnya seperti kacang merah, biji kenari, potongan
sedotan, batang-batang lidi, sendok es krim dan sebagainya.
Setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat, dia harus
menyerahkan salah satu kancingnya dan meletakannya di tengah-tengah
kelompoknya.
Jika kancing yang dimiliki seorang siswa habis, dia tidak boleh berbicara lagi
sampai semua rekannya juga menghabiskan kancing mereka.
Guru menyiapkan sebuah papan penilaian, gunanya apabila salah satu ada
anak yang menjawab pertanyaan dengan benar, maka akan mendapatkan
penghargaan sebuah simbol bergambar bintang. Dan nanti pada akhir
pembelajaran guru dengan siswa menghitung perolehan scor (bintang).
3) Kegiatan Penutup
Menutup pelajaran.
Observasi Siklus I
Pada tahap siklus I menjadi fokus penelitian adalah memantau perilaku siswa,
mengamati kemampuan individu dan kelompok, mengamati proses transfer
informasi dan mengoptimalkan peran aktif siswa.
c
1
2
Refleksi Siklus I
Memeriksa hasil laporan siswa
Identifikasi kelemahan-kelemahan yang muncul pada saat pembelajaran
berlangsung
No
Tabel 4.2
Identifikasi Masalah dan Refleksi Tindakan Siklus I
Identifikasi Masalah
Refleksi Tindakan Siklus I
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Refleksi Siklus II
Dari hasil observasi diperoleh kegiatan belajar dengan menerapkan pembelajaran
Kancing Gemerincing (KCG) sudah memenuhi harapan sesuai yang diinginkan
yaitu adanya peningkatan dari prestasi belajar siswa, keaktifan siswa dalam
merespon kegiatan belajar mengajar serta tingkat pemahaman siswa dalam
menguasai materi pekajaran yang diajarkan. Adapun langkah-langkah pelaksanaan
refleksi yang dilakukan adalah:
1)Memeriksa hasil tes siswa setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung.
2)Memeriksa hasil kerja siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok dan
membuat laporan.
3)Mengidentifikasi kekurangan-kekurangan yang terjadi/ditemukan saat kegiatan
belajar mengajar berlangsung.
4)Melakukan evaluasi dan koreksi secara keseluruhan terhadap proses kegiatan
belajar mengajar dari awal sampai akhir kegiatan.
Tabel 4.3
Identifikasi Masalah dan Refleksi Tindakan Siklus II
N
o
1
Identifikasi Masalah
2.
3.
4.
5.
6.
Tabel 4.4
Nilai Evaluasi Pra Siklus & Siklus I
Kode Siswa
Pra Siklus
Siklus I
Pre
tes
Pos
tes
Pre
tes
Keteranga
n
Pos
tes
XII.S.01
50
70
55
75
Meningkat
S.02
55
65
50
78
Meningkat
S.03
60
70
65
80
Meningkat
S.04
60
75
60
80
Meningkat
S.05
65
70
58
75
Meningkat
S.06
65
70
55
78
Meningkat
S.07
60
70
50
70
Meningkat
S.08
50
70
60
80
Meningkat
S.09
55
70
65
80
Meningkat
10
S.10
50
70
60
90
Meningkat
11
S.11
60
70
60
75
Meningkat
12
S.12
70
75
57
70
Meningkat
13
S.13
60
70
55
78
Meningkat
14
S.14
60
65
60
75
Meningkat
15
S.15
50
60
58
70
Meningkat
16
S.16
50
70
55
70
Meningkat
17
S.17
60
70
57
70
Meningkat
18
S.18
50
60
55
75
Meningkat
19
S.19
50
60
60
85
Meningkat
20
S.20
65
70
57
75
Meningkat
21
S.21
50
60
58
70
Meningkat
22
S.22
70
75
60
75
Meningkat
23
S.23
60
60
65
75
Meningkat
24
S.24
65
70
60
80
Meningkat
25
S.25
70
75
60
85
Meningkat
26
S.26
60
60
65
85
Meningkat
27
S.27
60
70
57
78
Meningkat
28
S.28
60
65
55
70
Meningkat
29
S.29
50
70
56
70
Meningkat
30
S.30
50
70
58
70
Meningkat
31
S.31
60
70
60
85
Meningkat
32
S.32
70
70
60
80
Meningkat
33
S.33
65
70
65
90
Meningkat
34
S.34
60
60
65
78
Meningkat
35
S.35
60
65
60
80
Meningkat
36
S.36
70
70
70
85
Meningkat
37
S.37
60
70
68
85
Meningkat
38
S.38
60
70
65
80
Meningkat
39
S.39
50
65
60
80
Meningkat
40
XII. S.40
50
60
65
75
Meningkat
Jumlah
2345
2715
2444
3105
Rata-rata
58,64
67,88
61,10 77,63
Cukup
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pembelajaran pada tahap pra siklus masih
menganut model yang lama, dimana kebiasaan guru dengan model tradisional, karena
guru tersebut beralasan lebih mudah dan praktis, sehingga sangat berpengaruh pada
hasil belajar siswa. Kenyataan hal ini tidak bisa dipungkiri, hampir (90%) pada
umumnya guru lebih memilih menggunakan model ceramah atau sejenisnya,
walaupun hal itu sah-sah saja, namun dengan tanpa disadari, sering beberapa orang
guru yang mengeluh karena mereka harus kembali memberikan perbaikan atau
remedial, yang seakan-akan menghambat waktu. Padahal itu semua bukan karena
siswa yang tidak mampu atau tidak memiliki kemampuan kompetensi, akan tetapi
justru gurulah yang kurang bisa mengarahkan siswa dengan kemampuan kompetensi
yang dimilikinya menjadi suatu hasil yang diharapkan.
Dengan hasil yang masih jauh dari standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) = 70.
Otomatis pembelajaran kurang bermakna. Pada tahap pra siklus untuk nilai rata-rata
pre tes sebesar (58,64), sedangkan rata-rata pos tes sebesar (67,88).
Pada pembelajaran siklus I yang merupakan hasil dari refleksi pembelajaran pra
siklus, dengan menerapkan suatu model pembelajaran kooperatif
tipe Kancing
Gemerincing ( KCG ) sudah menunjukan suatu upaya perubaikan kearah yang lebih
baik lagi. Itu artinya bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif
tersebut, ternyata membawa siswa kepada pola berpikir yang kreatif, aktif, dan kritis
serta menyenangkan. Hasil perolehan pada tahap siklus I untuk pre tes rata-rata
sebesar (61,0), sedangkan untuk rata-rata pos tes siklus I sebesar (77,63). Maka dapat
dikatakan terjadi peningkatan hasil yang cukup signifikan untuk ke dua tes tersebut
baik pre tes maupun pos tes. Dengan kenaikan masing-masing untuk pre tes sebesar
(2,46%) dan untuk pos tes sebesar (9,75%). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa melalui penerapan model kooperatif Kancing Gemerincing (KCG), ternyata
dapat menunjukan peningkatan hasil belajar siswa ke arah lebih baik.
No
Tabel 4.5
Nilai Evaluasi Siklus II.
Kode Siswa
Siklus 2
Keterangan
Pre
tes
Pos
tes
XII.S.01
70
80
Meningka
t
S.02
75
85
Meningka
t
S.03
70
80
Meningka
t
S.04
70
75
Meningka
t
S.05
75
80
Meningka
t
S.06
70
85
Meningka
t
S.07
70
85
Meningka
t
S.08
75
80
Meningka
t
S.09
80
85
Meningka
t
10
S.10
75
80
Meningka
t
11
S.11
75
90
Meningka
t
12
S.12
70
85
Meningka
t
13
S.13
70
80
Meningka
t
14
S.14
70
75
Meningka
t
15
S.15
75
90
Meningka
t
16
S.16
80
90
Meningka
t
17
S.17
80
85
Meningka
t
18
S.18
75
90
Meningka
t
19
S.19
75
80
Meningka
t
20
S.20
70
85
Meningka
t
21
S.21
75
80
Meningka
t
22
S.22
80
90
Meningka
t
23
S.23
75
85
Meningka
t
24
S.24
70
90
Meningka
t
25
S.25
70
80
Meningka
t
26
S.26
70
75
Meningka
t
27
S.27
75
95
Meningka
t
28
S.28
75
90
Meningka
t
29
S.29
70
80
Meningka
t
30
S.30
70
75
Meningka
t
31
S.31
70
75
Meningka
t
32
S.32
75
80
Meningka
t
33
S.33
70
75
Meningka
t
34
S.34
80
95
Meningka
t
35
S.35
70
80
Meningka
t
36
S.36
70
80
Meningka
t
37
S.37
80
85
Meningka
t
38
S.38
80
90
Meningka
t
39
S.39
75
80
Meningka
t
40
XII. S.40
70
75
Meningka
t
Jumlah
2940
3320
Rata-rata
73,50
83,00
Baik
Pembelajaran pada siklus II masih sama seperti halnya pada siklus I, yaitu dengan
menggunakan model kooperatif Kancing Gemerincing (KCG), pada pelajaran
Sosiologi, dari tabel diatas dapat dikatakan bahwa perubahan hasil belajar siswa sudah
betul-betul menunjukan peningkatan yang sangat signifikan. Dari hasil diatas terlihat
hasil pre tes siswa memperoleh nilai rata-rata sebesar (73,50), termasuk dalam kategori
cukup, namun pada hasil pos tes siswa memperoleh rata-rata nilai sebesar (83,00).
Suatu prestasi yang begitu baik. Dengan demikian siswa sudah mampu menunjukan
eksistensinya
dalam
memahami
materi
ajar
dan
sekaligus
sudah
mampu
mengadaptasikan dirinya dengan model yang baru tersebut. Terjadi kenaikan nilai
yang signifikan. Hal ini berarti bahwa pembelajaran dengan model kooperatif Kancing
Gemerincing (KCG),dapat membawa pengaruh yang kuat bagi seluruh aspek yang
diamati yakni: aspek kinerja guru, aktifitas siswa, keterampilan kooperatif siswa serta
hasil belajar siswa. Sehingga menghasilkan suatu perubahan baru bagi guru maupun
siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan ilmunya. Dan pembelajaran tersebut
menjadi bermakna serta kondusif.
Gambar 4.1
Rekapitulasi Hasil Evaluasi Tiap Siklus
Hasil Evaluasi
90
80
70
60
50
Nilai rata-rata 40
30
20
10
0
Pre Tes
Pos Tes
Pra Siklus
Siklus I
Siklus 2
Tahapan Pembelajaran
Selain hasil tes pada masing-masing siklus tersebut diatas, terdapat pula hasil
perolehan siswa pada saat proses pembelajaran kelompok yaitu hasil perolehan nilai
presentasi masing-masing kelompok siswa pada siklus I maupun siklus II dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel 4.6
Sumbangan Skor Kelompok dan Klasifikasinya pada Siklus I
No
Kelompok
Skor yang dicapai
Klasifikasi
1
I
80
Cukup
2
II
73
Cukup
3
III
75
Cukup
4
IV
73
Cukup
5
V
80
Cukup
6
VI
73
Cukup
7
VII
75
Cukup
8
VIII
80
Cukup
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa rata-rata klasifikasi prestasi kelompok
termasuk dalam kategori cukup, dan usaha yang telah dilakukan oleh masing-masing
kelompok tergolong cukup sehingga siswa dapat menginterpretasikan kemampuannya
dalam memahami materi pelajaran Sosiologi dengan kerjasama kelompok yang cukup
solid. Walaupun masih belum sepenuhnya dari kelompok siswa tersebut yang sudah
mahir dalam memahami materi ajar.
Sedangkan hasil perolehan siswa pada pembelajaran kelompok tahap siklus II sudah
menunjukan perubahan yang lebih baik lagi bila dibandingkan dengan tahap siklus I.
Dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.7
Sumbangan Skor Kelompok dan Klasifikasinya pada Siklus II.
No
Kelompok
Skor yang dicapai
Klasifikasi
1
I
87
Baik
2
II
80
Cukup
3
III
90
Baik
4
IV
80
Cukup
5
V
87
Baik
6
VI
80
Cukup
7
VII
85
Baik
8
VIII
85
Baik
Berdasarkan hasil diatas dapat dikatakan bahwa pada pembelajaran siklus II ini para
siswa semakin antusias dalam menunjukan eksistensi kemampuannya dalam
mempresentasikan hasil kerjasama dengan temannya. Hal ini jelas bahwa dalam
pembelajaran kooperatif akan sangat bermakna sekali bila efektifitas keterampilan
kooperatif siswa lebih dimunculkan agar pembelajaran lebih berkembang. Dari skor
perolehan pada tabel diatas diperoleh hasil rata-rata baik. Dengan demikian terdapat
peningkatan hasil dari siklus I ke siklus II.
Gambar 4.2
Hasil Skor Kelompok Tiap Siklus
Nilai Rata-rata
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Siklus I
Siklus II
II
III
IV
VI
VII
VIII
KELOMPOK
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tabel 4.8
Aktifitas Siswa pada pembelajaran Tiap Siklus
Penilaian
Aspek Penelitian
Pra
Siklus Siklus
Siklus
I
2
Perhatian siswa pada saat KBM
1
2
3
Keberanian siswa
1
2
4
Hasil jawaban siswa
2
2
4
Kesungguhan siswa
1
3
4
Kemampuan siswa
1
2
3
Keberanian
tampil
untuk
0
2
3
presentasi
Berfikir kritis
1
2
4
Mengemukakan Pendapat
1
2
3
Mengembangkan materi ajar
1
2
3
Peningkatan prestasi belajar
1
3
4
Kerjasama kelompok
Jumlah
10
22
35
Rata-rata
25%
55%
87,5
%
1 = Kurang 2 = Cukup
4 = Sangat baik.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa perolehan nilai rata-rata aktifitas siswa pada
masing-masing siklus berbeda dan menunjukan perubahan kenaikan. Pada tahap pra
siklus diperoleh rata-rata nilai sebesar (25%), sedangkan pada siklus I sebesar (55%),
dan meningkat pada siklus II sebesar (87,5%). Hal ini menandakan bahwa aktifitas
siswa sangat berpengaruh terhadap model pembelajaran yang disampaikan oleh
gurunya. Dengan model konvensional pada tahap pra siklus tidak memberikan
kontribusi yang berarti bagi siswa maupun guru, karena membuat siswa kurang
berkreatif, dalam memunculkan ide-ide atau gagasannya pada saat pembelajaran
berlangsung. Sedangkan pada tahap siklus I dan siklus II dengan guru menerapkan
model Kancing Gemerincing (KCG) pada pembelajaran memberikan kontribusi nilai
yang signifikan baik dari segi aktifitas maupun dari segi hasil belajar siswanya.
Tabel 4.9
Kinerja Guru pada Pembelajaran Tiap Siklus
Penilaian
N
Unsur yang diamati
Pra
Siklus Siklus
o
siklus
1
II
1 Kemampuan guru membuka
2
3
3
pelajaran
2 Sikap guru dalam pembelajaran
3
3
4
3 Penguasaan materi pelajaran
3
3
3
4 Proses pembelajaran
1
2
3
5 Pemakaian media pelajaran
1
2
3
6 Evaluasi
1
3
3
7 Kemampuan menutup pelajaran
2
3
3
Jumlah
Rata-rata
13
32,5%
19
47,5%
22
55%
seyogyanya guru mesti tanggap dengan inovasi dan kretifitas yang harus dilakukan
sebagai tenaga profesional.
6.Data Hasil Angket Pendapat Siswa
Setelah pelaksanaan proses belajar mengajar Sosiologi dengan penerapan model
Kancing Gemerincing (KCG), siswa diminta pendapatnya tentang pembelajaran
tersebut melalui angket dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana tanggapan, sikap
dan respon siswa terhadap pembelajaran Sosiologi.
Ada tiga aspek yang ada pada angket tersebut yaitu:
1). Sikap dan respon siswa terhadap Materi ajar Perubahan Sosial
2). Sikap dan respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif KCG
3). Sikap dan respon siswa terhadap peran guru dalam pembelajaran.
Adapun hasil observasi masing-masing angket pendapat siswa di tampilkan pada
tabel sebagai berikut:
1)Respon Siswa terhadap Materi Ajar Sosiologi
Tabel 4.10
Prosentase Angket Siswa untuk Respon Terhadap Materi Ajar
SS
No
Pernyataan
S (%)
TS(%) STS(%)
(%)
1.
LKS sangat
membantu dalam
62,5% 37,5%
memahami
materi pelajaran.
2. LKS sulit
dipahami padahal
57,5% 42,5%
sudah dibaca
berulang-ulang.
3. Soal-soal pada
LKS sangat
15%
60%
25%
sukar untuk
dikerjakan.
4. Materi ajar tidak
sesuai dengan
65%
35%
LKS yang
diberikan.
5.
LKS kurang
mewakili materi
yang diajarkan.
Keterangan.
SS = Sangat Setuju
S
= Setuju
70%
30%
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa respon siswa terhadap Materi ajar
menyatakan sangat setuju bahwa belajar dengan LKS sangat membantu dalam
memahami materi pelajaran, dan soal-soal yang diberikan sangat mendorong siswa
untuk berfikir kritis, cermat dan teliti. Untuk pernyataan negatif sebesar (100%) bahwa
siswa tidak setuju, LKS sulit dipahami padahal sudah dibaca berulang-ulang dan soalsoal pada LKS sangat sukar untuk dikerjakan siswa menyatakan tidak setuju (85%).
Begitu juga dengan pernyataan materi ajar tidak sesuai dengan LKS yang diberikan
menyatakan tidak setuju sebesar (100%), dan pernyataan LKS kurang mewakili materi
yang diajarkan menyatakan tidak setuju sebesar (100%). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa siswa pada prinsipnya sudah menyetujui dengan materi ajar yang
disampaikan guru Sosiologi sesuai dengan program semester yang ditetapkannya.
Tabel 4.11
Prosentase Angket Siswa untuk Respon Terhadap Pembelajaran
N
o
1
2
3
4
Pernyataan
Model pembelajaran KCG lebih
menarik dari pada dengan model
konvensional.
Model pembelajaran KCG
memudahkan saya memahami
materi pelajaran
Pembelajaran dengan KCG
sangat efektif.
Dengan model pembelajaran
KCG dapat menanamkan rasa
kebersamaan dalam
menyelesaikan tugas.
Model pembelajaran KCG tidak
membosankan.
SS%
S%
TS %
STS %
45%
42,5%
12,5%
57,5%
37,5%
5%
60%
40%
35%
65%
40%
60%
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran
menyatakan
kooperatif
Kancing
Gemerincing (KCG) dapat meningkatkan minat dan aktivitas siswa serta dapat
menanamkan rasa kebersamaan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru
(100%) dan pembelajaran kooperatif Kancing Gemerincing (KCG) sangat efektif
menunjukkan sikap positif/ setuju sebesar (100%) sedangkan yang menyatakan tidak
setuju sebesar (0%) ini menandakan bahwa hanya sebagian kecil saja dari siswa yang
belum memahami manfaat dari model pembelajaran tersebut sudah dirasakan oleh
semua siswa.
Tabel 4.12
Prosentase Angket Siswa untuk Respon peran guru dalam Pembelajaran
N
Pernyataan
SS%
S%
TS % STS %
o
1
Guru membeikan arahan dalam
72,5% 27,5%
menyelesaikan soal-soal.
2
Guru kurang memperhatikan
kesulitan yang dihadapi siswa
sehingga membuat saya
67,5% 32,5%
kesulitan dalam mempelajari
Sosiologi dengan baik.
3
Peran guru sangat membantu
55%
45%
dalam memahami soal-soal.
4
Guru tidak memberikan
motivasi sehingga saya makin
72,5% 27,5%
malas mengikuti pelajaran
Sosiologi.
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa respon siswa terhadap peran guru dalam
memberikan pengarahan-pengarahan sangat setuju (100%) sedangkan guru kurang
memperhatikan kesulitan belajar siswa sangat tidak setuju (100%), peran guru sangat
membantu siswa setuju (100%) guru tidak memberikan motivasi pada siswa tidak
setuju (100%) dengan demikian bahwa pada dasarnya semua membutuhkan bimbingan
dan pengarahan dari guru dalam memahami materi pelajarannya.
I
akan tetapi berperan sebagai fasilitator, transfer informasi dan teknik penerapan model
Kancing Gemerincing (KCG) sudah betul-betul dikuasai, sehingga proses pembelajaran
pun dapat dikatakan optimal.
Dari hasil angket pendapat siswa terdiri dari 3 aspek yang diberikan/ dibagikan pada
siswa masing-masing berisi a) respon siswa terhadap materi ajar perubahan social, b)
respon siswa terhadap model pembelajaran Kancing Gemerincing (KCG) yang telah
digunakan, dan c) respon siswa terhadap peran guru pada saat pembelajaran berlangsung.
Adapun rincian masing-masing aspek tersebut adalah:
1.Respon Siswa terhadap materi ajar Perubahan Sosial
Lebih dari setengahnya siswa menyatakan sangat setuju ( 62,5%) bahwa LKS
Hampir dari setengahnya siswa menyatakan sangat setuju (45%) bahwa Model
pembelajaran KCG lebih menarik dari pada model konvensional.
Lebih dari stengahnya siswa menyatakan sangat setuju (57,5%) bahwa Model
tugas.
Lebih dari setengahnya siswa menyatakan setuju (60%) bahwa pembelajaran
Lebih dari setengahnya siswa menyatakan sangat setuju (72,5%) bahwa Guru
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A
Kesimpulan.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
aPrestasi belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan setelah dilaksanakan
pembelajaran dengan model Kancing Gemerincing (KCG) dari pra siklus pos tes
b
cMelalui
penerapan
model
Kancing
Gemerincing
(KCG)
ternyata
mampu
2.
64 PUSTAKA
DAFTAR
Anita, Lie,2004, Cooperative Learning : Mempraktikan Cooperative Learning di Ruangruang Kelas, Jakarta : Grasindo.
Baharudin dan Esa nur Wahyuni,2007, Teori Belajar & Pembelajaran,
Yogyakarta : AR-Ruzz Media.
Depdiknas, 2002, Sosialisasi KTSP Rancangan Penilaian Hasil Belajar, Jakarta.
Endi Nugraha. (1985). Pengantar Statistik. CV. Permadi. Bandung.
Jalaludin Rahmat. (1987). Psikologi Komunikasi. Remaja Karya. Bandung.
Moh. Surya. (1992). Psikologi Pendidikan. FKIP. IKIP. Bandung.
Muhammad Ali. (1987). Guru dalam Proses Belajar-Mengajar. Sinar Baru. Bandung.
Nana Sudjana. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar-Mengajar. Sinar Baru. Bandung.
Sudjana, 2005, Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif, Bandung: Falah Production.
User Usman. (1989). Menjadi Guru Profesional. Remaja Karya. Bandung.
_________________,(2005), strategi Pembelajaran, Bandung: Falah Foundation.
65
Lampiran 1.
Instrumen Penelitian
Pre Tes
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan cara memberi tanda (x) pada
pilihan berikut : a, b, c, d, e
1. Berikut ini adalah faktor perubahan Sosial yang intern, yaitu ....
a. perubahan alam
b. peperangan
c. krisis demografi
d. akulturasi
e. kontak budaya
2.Contoh masyarakat yang mempertahankan Sosial lama karena memperoleh proses
sosialisasi sejak kecil adalah ....
a. makanan pokok
b. upacara adat perkawinan
c. tata cara beribadah
d. solidaritas kelompok
e. hubungan kekerabatan
Lampiran 2
Instrumen Penelitian
Pos Tes
II Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan cara ocial tanda (x) pada pilihan
berikut : a, b, c, d, e
1
b. revolusi
c. modernisasi
d. regress
e. progress
5.Berikut merupakan contoh perubahan social yang bersifat progress ....
a. Koran masuk desa untuk meningkatkan informasi
b. listrik masuk desa mempermudah para pemuda untuk begadang
c. TNI masuk desa menakut-nakuti rakyat
d. banyak keluarga memiliki pesawat tv membuat masjid menjadi kosong
e. gotong royong semakin menurun karena penduduk mencari pekerjaan di kota
6.Proses integrasi Sosial akan baik apabila ....
a. ada homogenitas kelompok
b. adanya penggunaan berbagai ragam bahasa
c. kepribadian setiap individu sama
d. terdapat sifat egoisme pada setiap individu
e. norma-norma itu konsisten dan tidak berubah-ubah
7.Contoh perubahan Sosial secara cepat dan mendasar adalah ....
a. revolusi kemerdekaan
b. mode pakaian
c. penggunaan alat telekomunikasi
d. perubahan peranan wanita
e. Lembaga Musyawarah Desa
8.Perubahan pada lembaga kemasyarakatan akan memengaruhi Sistem sosialnya yang
meliputi ....
a. nilai, sikap, dan pola perilaku masyarakatnya
b. kebutuhan, asal-usul, dan Ciri fisik masyarakat
c. keyakinan, suku bangsa, dan adat istiadat
d. kebutuhan hidup, pola perilaku, dan asal-usul
e. norma, nilai, dan seluruh kondisi alam lingkungan
9.Perubahan regress adalah bentuk perubahan yang menyebabkan kemunduran
kehidupan masyarakat yang meliputi ....
a. seluruh bidang kehidupan
b. sebagai dasar bidang kehidupan
c. pola hidup dan tingkah laku warga
d. bidang pemenuhan kebutuhan
e. bidang kehidupan tertentu
10. Salah satu Faktor yang menyebabkan perubahan dalam masyarakat adalah
demografi, maksud nya adalah ....
a. tingkat pertumbuhan penduduk tinggi
b. program transmigrasi dari pemerintah
c. berkurang atau bertambahnya penduduk
d. adanya tingkat kelahiran dan kematian
e. keberhasilan pelaksanaan program KB
Lampiran 3.
Soal-soal
Tes Akhir Siklus
III
Lampiran 4.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Nama sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/semester
: SMA N I Lemahabang
: Sosiologi
: XII / 1
Alokasi Waktu
: 8 x 45 menit (4 X Pertemuan)
I.Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat:
1
II.Materi Pembelajaran
1 Perubahan Sosial
III.Metode Pembelajaran
1
Kancing Gemerincing
kerja mandiri
eksplorasi
diskusi
ceramah
IV Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
Alokasi
Waktu
No
Kegiatan Pembelajaran
1.
Pendahuluan
10
Apresepsi
Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran. Kemudian, guru
menanyakan beberapa perubahan yang terjadi dalam diri siswa.
Memotivasi
Siswa mendengarkan tujuan mempelajari hakikat dan bentuk-bentuk
perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat.
Rambu-rambu belajar
Siswa memperhatikan gambar yang menunjukkan perubahan sosial
yang terjadi dalam masyarakat. Setelah itu, siswa memperhatikan
skema perubahan sosial yang digambar oleh guru.
2.
Kegiatan Inti
70
Kegiatan Akhir
10
Keterangan
Pertemuan 2
No
.
Alokasi
Waktu
Kegiatan Pembelajaran
1.
Pendahuluan
a
10
Apresepsi
Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran. Kemudian, guru
mengumpulkan tugas siswa berupa karangan tentang perubahan
sosial dalam masyarakat.
b Memotivasi
Siswa mendengarkan tujuan mempelajari bentuk-bentuk perubahan
sosial.
Rambu-rambu belajar
Siswa memperhatikan gambar bentuk-bentuk perubahan sosial
dalam masyarakat..
2.
Kegiatan Inti
a Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang bentuk-bentuk
perubahan sosial.
b Siswa mengerjakan tugas Uji Penguasaan Materi dalam buku
halaman 14.
c Siswa dibagi dalam beberapa kelompok kemudian para siswa
ditugaskan untuk memotret perubahan-perubahan sosial yang
terjadi di sekitar lingkungan sekolahnya.
d Siswa membuat laporan singkat tentang obyek foto yang diambil
70
Keterangan
kepada guru.
e Siswa dan guru membuat rangkuman bersama tentang bentukbentuk perubahan sosial.
3.
Kegiatan Akhir
10
Alokasi
Waktu
Kegiatan Pembelajaran
1.
Pendahuluan
a
10
Apresepsi
Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran. Kemudian, guru
menanyakan beberapa pertanyaan seputar bentuk-bentuk perubahan
sosial.
b Memotivasi
Siswa mendengarkan tujuan mempelajari faktor-faktor pendorong
dan penghambat serta dampak perubahan sosial dalam masyarakat.
Rambu-rambu belajar
Siswa memperhatikan gambar mode pakaian atau foto yang diambil
oleh para siswa. .
2.
Kegiatan Inti
a Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang faktor pendorong
dan penghambat perubahan sosial dan dampak perubahan sosial
tersebut.
b Siswa bisa menonton film tentang perubahan sosial.
c Siswa mengerjakan tugas Uji Penguasaan Materi dalam buku
halaman 19 dan 24.
d Siswa dibagi dalam beberapa kelompok kemudian mendiskusikan
artikel yang ada dalam buku halaman 24-25.
e Siswa membacakan hasil diskusinya di depan kelas dan guru
bertugas sebagai pemandu diskusi kelas.
70
Keterangan
Kegiatan Akhir
10
Pertemuan 4
No.
Alokasi
Waktu
Kegiatan Pembelajaran
1.
Pendahuluan
a
10
Apresepsi
Guru mempersiapkan kelas untuk pembelajaran. Kemudian, guru
mengumpulkan tugas para siswa.
b Memotivasi
Siswa mendengarkan maksud diadakan ulangan blok.
Rambu-rambu belajar
2.
70
Kegiatan Akhir
aSiswa dan guru membahas pertanyaan-pertanyaan yang telah
dikerjakan oleh siswa dalam ulangan blok.
bSiswa diberi tugas untuk mempelajari bahan yang telah dijadikan
ulangan blok.
10
Keterangan
V Sumber pembelajaran:
1
VIMedia
Papan tulis
Alat-alat tulis
Lembar soal
Transparan Konsep
Power Point
OHP
VII
Penilaian
a.Hasil pekerjaan siswa dari ulangan blok dari halaman 26-30.
b.Karangan siswa tentang perubahan sosial dalam masyarakat.
c.Diskusi kelompok dalam buku halaman 24-25.
ASPEK PENILAIAN
No
.
Kemampuan
mengemukakan
pendapat
Kerja
sama
N
o
Present
asi
Kelancaran berbicara.
Penskoran:
Jumlah skor:
A.Sangat Baik
Skor 4
B. Baik
Skor 3
1823 = Baik
C. Cukup
Skor 2
1217 = Cukup
D. Kurang
Skor 1
611 = Kurang
Kriteria Penilaian
N
o
Nama Siswa
1
2
dst
Keterangan:
Rentang skor : 13
911 = Baik
Pemikiran
68
= Cukup
Keberanian berpendapat
35
= Kurang
Keberanian tampil
Berikan beberapa dampak positif dan negatif akibat dari perubahan sosial dengan
mengisi kannya seperti pada contoh tabel berikut ini.
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Dampak Positif
Dampak Negatif
Guru Sosiologi
Lampiran 5.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2 = cukup
N
o
1
2
3
4
5
6
7
13
32,5%
19
47,5%
22
55%
Lampiran 6.
Prosentase Angket Siswa untuk Respon Terhadap Materi Ajar
SS
No
Pernyataan
S (%)
TS(%) STS(%)
(%)
1.
LKS sangat
membantu dalam
62,5% 37,5%
memahami
materi pelajaran.
2. LKS sulit
dipahami padahal
57,5% 42,5%
sudah dibaca
berulang-ulang.
3. Soal-soal pada
LKS sangat
15%
60%
25%
sukar untuk
dikerjakan.
4. Materi ajar tidak
sesuai dengan
65%
35%
LKS yang
diberikan.
5. LKS kurang
mewakili materi
70%
30%
yang diajarkan.
Keterangan.
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
N
o
1
2
3
4
Pernyataan
Model pembelajaran KCG lebih
menarik dari pada dengan model
konvensional.
Model pembelajaran KCG
memudahkan saya memahami
materi pelajaran
Pembelajaran KCG sangat
efektif.
Dengan model pembelajaran
KCG dapat menanamkan rasa
kebersamaan dalam
menyelesaikan tugas.
Model pembelajaran KCG tidak
membosankan saya.
SS%
S%
TS %
STS %
45%
42,5%
12,5%
57,5%
37,5%
5%
60%
40%
35%
65%
40%
60%
72,5%
27,5%
67,5%
32,5%
55%
45%
72,5%
27,5%
Lampiran 7.
SURAT IZIN PENELITIAN
Hal : Permohonan Izin Penelitian
Kepada
Yth. Kepala Sekolah SMA
Muhammadiyah Lemahabang
di
Lemahabang
Dengan Hormat,
Dalam rangka melengkapi peryaratan Administrasi Kenaikan Pangkat, saya
mohon izin untuk mengadakan penelitian yang berjudul Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Untuk Meningkatkan
Penguasaan Materi Perubahan Sosial Siswa Kelas XII IPS SMA Muhammadiyah
Lemahabang Kabupaten Cirebon.
Sehubungan dengan itu, saya mohon untuk tidak keberatan agar saya mengadakan
penelitian ini.
Atas kerjasama dan perhatian Bapak, saya ucapkan terima kasih.
Mengetahui:
Pengawas Sosiologi Kabupaten Cirebon
Lemahabang,
Hormat Saya
Agustus
2009
Lampiran 8.
No
Jadual Kegiatan
Penyusunan Proposal
Perijinan
Kajian teori
Jadwal Penelitian.
Agustus
September
Oktober
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4
x
x
x x
Penyusunan Instrumen
Pengumpulan data
Analisis data
Penyusunan Sementara
x
x
x
x x
x
Laporan penelitian
8
10
Penyusunan laporan
x
x
x
Penelitian
Lampiran 9.
No
1.
100%
100%
100%
100%
No
Pertemuan
2.
Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat
Prosentase kehadiran
Bulan September
100%
100 %
100%
100%
Kegiatan awal
Pelaksanaan Tes akhir
Keterangan
No
Pertemuan
Prosentase kehadiran
Bulan Oktober
3.
Pertama
Kedua
100%
100%
Keterangan
ppp
Lampiran 10.
CATATAN HARIAN PELAKSANAAN TIAP SIKLUS
SIKLUS I
Pertemuan
Hari
Bulan
Keterangan
ke
1
Selasa
Agustus
Pembentukan kelompok
Presentasi Guru
Tanya jawab tentang
perubahan sosial
2.
Rabu
Agustus
Proses pembelajaran dengan
model KCG
Presentasi kelompok
Diskusi Kelas membahas
diskusi kelompok
3.
Kamis
Agustus
Review pembelajaran dengan
model KCG
Siswa tampil di depan
Menjelaskan dampak
perubahan sosial
4.
Sabtu
Agustus
Pelaksanaan tes akhir siklus I
Pertemuan
ke
1
Hari
Selasa
SIKLUS II
Bulan
September
Keterangan
Presentasi Guru
Belajar secara individu
Belajar secara kelompok
2.
3.
Rabu
Kamis
September
September
4.
Sabtu
September
Lampiran 11.
Hasil wawancara dengan guru Sosiologi
1
J :
Pembelajaran KCG adalah suatu model yang kegiatan siswa menjalankan suatu
pembelajaran dalam menyelesaikan suatu masalah, sehingga siswa dituntut untuk aktif
mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dalam model ini siswa dilibatkan secara langsung
mulai dari perencanaan sampai pada pelaksanaan presentasi di depan kelas.
Ya. Sebelum adanya penerapan model ini siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas. Kegiatan siswa di kelas selama proses pembelajaran berlangsung
hanyalah mendengarkan penjelasan guru dan mencatat materi pembelajaran. Setelah
adanya penerapan model ini siswa menjadi ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar
sehingga siswa dapat bebas bertanya dan mengeluarkan pendapat. Hasil belajar siswa
akan meningkat dengan adanya siswa lebih paham terhadap materi pelajaran yang
diberikan oleh buru sehingga hasil belajar meningkat.
P: Apakah semua siswa lebih mudah menguasai materi dengan adanya penerapan model
ini?
J:
Ya siswa menjadi lebih mudah menguasai materi pelajaran sebab siswa terlibat aktif
secara langsung sehingga dengan begitu materi yang disajikan akan menjadi lebih mudah
meskipun masih terdapat beberapa siswa yang masih cenderung diam.
Siswa bersemangat dalam proses pembelajaran dan siswa juga ikut berperan serta dalam
kegiatan presentasi di depan kelas. Mereka bertanya dan saling mengeluarkan pendapat.
3. Penilaian
P : Jelaskan aspek apa sajakah yang diperhatikan dalam melakukan penilaian?
J: Dalam penilaian yang saya lakukan, saya memperhatikan aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Penilaian itu berasal dari nilai tugas, sikap siswa sehari-hari, keaktifan
siswa, kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan. Jadi bukan di lihat dari ulangan
harian atau ulangan blok saja.
P: Bagaimana cara Anda melakukan penilaian dalam proses pelaksanaan model
pembelajaran KCG ?
J: Penilaian saya lakukan pada setiap tatap muka. Penilaiannya berdasarkan keaktifan siswa
dalam melaksanakan kegiatan kelompok ataupun presentasi di depan kelas. Selain itu
saya juga memberikan nilai kepada siswa yang mengajukan pertanyaan pada saat diskusi
kelas berlangsung.
4.REFLEKSI DATA
Pembelajaran model KCG merupakan salah satu model pembelajaran cara-cara yang
baru yang memudahkan proses belajar lewat pemanduan unsur seni dan pencapaianpencapaian yang terarah, apapun mata pelajaran yang anda ajarkan. Dan dengan
menggunakan
model
KCG
anda
akan
dapat
menggabungkan
keistimewaan-
penerapan model pembelajaran KCG siswa menjadi aktif dalam kegiatan belajar
mengajar dan mereka saling bekerja sama dalam menyelesaikan suatu masalah, sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa menjadi lebih mudah memahami materi
yang disajikan oleh guru dengan adanya model pembelajaran KCG tersebut. Selain itu
siswa bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Penilaian yang dilakukan
oleh guru meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, seperti halnya penilaian
yang dilakukan terhadap tugas, sikap sehari-hari, keaktifan siswa, ulangan harian,
ulangan blok dan kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan.
Dalam pelaksanaan model pembelajaran KCG guru melakukan penilaian dengan
cara melihat keaktifan siswa dalam kegiatan kelompok kecil ataupun presentasi di depan
kelas. Selain itu guru juga melakukan penilaian kepada siswa yang memberikan
pertanyaan pada saat diskusi kelas.
Lampiran 12.
FOTO-FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN