Anda di halaman 1dari 11

The Present is The Key To The Past

Sabtu, 18 Desember 2010


Evaluasi Formasi
13. EVALUASI FORMASI
a. Mud Logging
Mud logging sering disebut juga logging hidrokarbon atau logging formasi
secara fisik, termasuk monitoring dan mencatat berbagai data yang berhubungan
dengan sumur bor dan proses pemboran. Mud logging termasuk analisis gas dan
cutting dengan menggunakan informasi pemboran untuk menciptakan suatu catatan
evaluasi formasi yang menerus sewaktu sumur sedang dibor. Peralatan dan pelayanan
dari mudlogging dapat bervariasi dari monitoring yang sederhana samapai modeling
computer yang terintegrasi daripada lingkungan wellsite dan sumur pemboran
(borehole).
b. Well logging:
- Open hole logging
Open hole logging dipakai untuk mengetahui keadaan formasi di bawah
permukaan. Logging dilakukan sebelum dilakukannya pemasangan casing pada
lubang bor. Atribut formasi yang umum yang mungkin diketahui yaitu:
1. Kapasitas simpan (storage capacity) dari formasi, dimana normalnya termasuk
porositas dan kejenuhan fluida
2. Sifat dari fluida, termasuk densitas, gas oil ratio, API gravity, resistivitas air dan
kegaraman, suhu dan tekanan
3. Seting geologi, dimana termasuk kemiringan stratigrafi atau struktur, karakteristik
fasies, dan heterogenitas dari reservoar
- Case hole logging
Case hole logging merupakan proses logging yang dilakukan setelah dilakukan
pemasangan casing pada lubang bor. Terdapat beberapa alasan mengapa case hole
logging dilakukan:

1. Sebagai pengukuran tambahan dari pengukuran yang dilakukan pada open hole.
Sangatlah penting untuk melakukan pengukuran tambahan ini dikarenakan kondisi
sumur yang memungkinkan ketidakakuratan data open hole, atau adanya pengukuran
yang tak semestinya pada beberapa zona saat open hole
2. Untuk memonitor perubahan yang terjadi pada formasi yang terjadi pada saat terakhir
casing telah dipasang. Selama masa hidup suatu sumur, perubahan saturasi dari ruang
pori oleh minyak, gas atau air dapat dipengaruhi oleh adanya proses produksi. Ketika
perubahan ini terjadi, evaluasi dari sebab perubahan ini mungkin diperlukan untuk
merancang strategi recovery daripada hidrokarbon
3. Untuk menyediakan kedalaman referensi antara pengukuran open hole dan case hole
c. Proses pengambilan data
Pengambilan data dilakukan dengan memasukkan alat berupa sonde atau
elektroda yang dimasukkan ke dalam lubang sumur dengan menggunakan kabel
elektrik. Instrumen yang ditempatkan di dalam kendaraan khusus akan mencatat
electrical properties dari batuan dan fluida yang dilewati oleh sonde bersamaan ketika
sonde tersebut ditarik dari bawah ke atas.
d. Basic well log analysis
d.1 Radioactive log
d.1.1. Gamma ray log
Gamma ray log mengukur emisi dari gamma ray alam pada berbagai lapisan
pada sumur pemboran. Pengukuran ini berhubungan dengan kandungan isotop
radiogenic dari potassium, uranium dan thorium. Elemen tersebut (terutama
potassium) sangat umum dijumpai pada mineral clay dan beberapa jenis evaporit.
Pada suatu lapisan klastik terrigenous, log akan menunjukkan cleanness (kurangnya
clay) atau shaliness (radioaktivitas tinggi pada skala API) daripada batuan.
Dikarenakan karakteristiknya, maka log gamma ray akan menunjukkan suatu suksesi
yang sama antara lapisan pasir dan lapisan karbonat.
Perlu ditekankan disini bahwa pembacaan gamma ray bukan fungsi dari ukuran
butir atau kandungan karbonat, tetapi akan berhubungan dengan banyaknya
kandungan shale. Membedakan litologi seperti batupasir, konglomerat, dolomit atau

batugamping lebih baik jika dilakukan kalibrasi dengan satu atau lebih macam log
yang lain atau dengan core dan cutting. Log ini umumnya berada di sebelah kiri
kolom kedalaman dalam satuan API units. Log SP dan log sinar gamma terutama
digunakan untuk membedakan antara batuan reservoar dan non reservoar. Selain itu
juga penting di dalam pekerjaan korelasi dan evaluasi kandungan seprih di dalam
suatu formasi.
d.1.2 Density Log
Log densitas mengukur densitas semu formasi menggunakan sumber radioaktif
yang ditembakkan ke formasi dengan sinar gamma yang tinggi dan mengukur jumlah
sinar gamma rendah yang kembali ke detektor.
d.1.3 Neutron Log
Log neutron mengukur hydrogen index formasi menggunakan sumber neutron
radioaktif yang ditembakkan ke formasi deengan neutron yang cepta. Neutron
bertumbukan dengan atom dari formasi, mentransfer energi melalui tumbukan.
Transfer energi yang paling efisien adalah dengan atom hydrogen karena massa
hydrogen diperkirakan sama dengan massa neutron. Gas mempunyai hydrogen index
yang rendah dibandingkan air, sehingga menyebabkan alat akan mencatat porositas
yang rendah pada formasi yang mengandung gas. Jika digunakan bersama log
densitas, akan sangat gampang untuk mengidentifikasi interval formasi yang
mengandung gas.
d.2 Electric log
d.2.1. Resistivity Log
Resistivity log atau log tahanan jenis/resistivitas akan mengukur tahanan dari
fluida dalam pori-pori batuan terhadap aliran elektrik. Aliran elektrik ini
ditransmisikan secara langsung kepada batuan melalui elektroda jauh ke dalam
formasi. Istilah dalam disini berarti arah horizontal dari lubang bor. Resistivitas
pada kedalaman yang berbeda akan diukur oleh berbagai panjang alat yang bervariasi.
Beberapa kurva
resistivitas biasaya ditampilkan pada satu track saja.

Log resistivitas digunakan untuk evaluasi fluida di dalam formasi. Alat ini juga
dapat digunakan untuk indentifikasi batubara (tahanan tinggi). Pada sumur-sumur tua
dimana hanya sedikit jenis log yang digunakan, log resisitivitas sangat berguna untuk
picking bagian top dan bottom dari formasi, dan untuk korelasi sumur. Batuan berpori
yang dijenuhi freshwater mempunyai resistivitas tinggi, oleh karena itu log ini dapat
digunakan untuk memisahkan shale dari batupasir dan batugamping berpori. Batuan
yang kering dan hidrokarbon merupakan konduktor yang jelek kecuali klorit, grafit,
dan sulfide yang mengandung unsur logam. Ketika suatu formasi dibor, maka air
pemboran akan masuk ke dalam formasi dari dinding lubang bor sehingga membentuk
tiga zona yaitu zona terinvasi (flushed zone), zona transisi (transisition zone) dan zona
yang tak terinvasi air lumpur pemboran (uninvaded zone). Log tahanan jenis ada dua
macam yaitu dual laterolog-Rxo log dan dual induction-spherically focused log.
Kedua macam log tahanan jenis ini mempunyai fungsi yang sama yaitu untuk
mengetahui tahanan jenis darui formasi.
d.2.2. Log SP (Spontaneous Potential)
Log SP merupakan hasil dari pengukuran beda potensial arus searah antara
elektroda di dalam lubang bor dengan elektroda di permukaan. Beda potensial inilah
yang kemudian direkam dalam bentuk log. Untuk lebih memahami proses pengukuran
beda potensial sehingga dihasilkan log SP, maka dapat dipahami mengenai aliran arus
SP di
dalam formasi yang diukur. Log ini selalu diletakkan di sebelah kiri kolom kedalaman
bersama-sama dengan log GR. Satuannya yaitu milivolt (mV). Log SP terdiri atas
garis dasar yang agak lurus dengan puncak-puncak (peaks) yang berarah ke kiri. Garis
dasar ini menunjukkan lapisan-lapisan impermeable sedangkan puncak-puncaknya
berhadapan dengan lapisan permeable.
Log SP hanya dapat menunjukkan lapisan permeable, namun tidak dapat
mengukur harga absolut dari permeabilitas maupun porositas dari suatu formasi. Log
SP sangat dipengaruhi oleh bebeapa parameter seperti resistivitas formasi dan air
lumpur pemboran, ketebalan formasi dan parameter yang lain.
d.3Sonic log

Log sonik mengukur kecepatan gelombang suara di dalam batuan. Kecepatan ini
tergantung pada
1) litologi
2) jumlah ruang pori yang saling berhubungan
3) Jenis fluida yang ada dalam pori. Log ini sangat berguna untuk memisahkan lapisan
dengan kecepatan yang sangat rendah seperti batubara atau poorly cemented
sandstone
d.4 Repeat Formation Tester, Side Wall Core, Dipmeter, dll
d.4.1. Repeat formation tester
Side wall core telah dikembangkan untuk mendapatkan data core yang diambil
setelah sumur telah dibor dan dilakukan logging. Alat dapat secara tepat diletakkan
pada zona yang ingin diteliti menggunakan referensi log gamma atau SP sebagai
petunjuk. Sidewall core adalah suatu alat yang efektif untuk meningkatkan
pengetahuan tentang formasi. Namun bagaimana pun, side wall core tidak dapat
digunakan sebagai pengganti dari core dikarenakan sampling yang tidak kontinyu
dalam menjadi mis-interpretasi pada sekuen geologi.
d.4.2. Dipmeter
Dipmeter adalah alat logging yang digunakan untuk mengukur arah dan
besarnya kemiringan lapisan yang melalui lubang bor. Sebelum adanya dipmeter, arah
dan besarnya kemiringan lapisan diperoleh dari formasi bagian atas pada tiga lubang
bor yang berbeda. Dari data yang didapat, arah dan besarnya kemiringan dapat
ditentukan. Sedangkan dengan dipmeter, besar dan arah kemiringan formasi diperoleh
dari satu
lubang bor saja. Informasi dipmeter ini berguna didalam menentukan kemungkinan
adanya struktur geologi, menentukan arah pemboran selanjutnya, memperkirakan
adanya reservoar, ketidaselarasan dan informasi stratigrafi. Semua informasi ini
diperlukan oleh geologi perminyakan di dalam mengembangkan lapangannya.
e. Analisis kualitatif

Wireline log merupakan data yang sangat penting di dunia perminyakan. Hal ini
dikarenakan melalui data wireline log dapat diketahui sifat petrofisika yang meliputi
porositas dan kejenuhan air dari batuan yang ditembus oleh lubang bor. Sifat
petrofisika batuan ini dapat digunakan untuk mengetahui besarnya kandungan
hidrokarbon pada batuan reservoar di bawah permukaan. Karena peranannya yang
sangat penting ini menyebabkan wireline log mengalami perkembangan yang sangat
cepat baik teknologi ataupun jenisnya. Analisa kualitatif adalah termasuk:

- Interpretasi litologi
Interpretasi litologi umumnya dilakukan menggunakan log gamma ray. Untuk
analisis tingkat lanjut, maka bermacam-macam jenis log yang lain dapat digunakan
untuk mendukung interpretasi litologi, seperti log SP, log tahanan jenis, log sonik, dan
log densitas.
- Interpretasi fluida reservoar
Untuk melakukan interpretasi fluida, log yang dapat digunakan secara efektif
adalah log tahanan jenis. Log ini secara langsung akan mengukur tahanan jenis
daripada fluida yang berada di dalam pori batuan. Dengan mengetahui nilai daripada
tahanan itu, maka fluida reservoar dapat diinterpretasi. Beberapa jenis log lain juga
dapat dipakai untuk mendukung interpretasi, misalnya seperti log sonik.
- Interpretasi GOC, GWC dan OWC
Untuk melakukan interpretasi GOC, GWC dan OWC maka diperlukan
beberapa jenis log secara bersama, yaitu log GR, log tahanan jenis, log sonik dan log
densitas.
f. Evaluasi formasi
Evaluasi formasi adalah studi tentang karakteristik lubang sumur dan reservoar,
utamanya berdasarkan log yang dijalankan pada sumur tersebut.
g. Analisis kuantitatif

Analisa log kuantitatif membedakan antara clean formation dan shaly


formation. Shaly formation membutuhkan perlakukan yang berbeda di dalam
penghitungan sifat petrofisikanya. Hal ini dikarenakan hadirnya serpih (shale) yang
cukup tinggi di dalam batuan reservoar. Hasil studi berbagai cekungan di dunia
menunjukkan bahwa serpih terutama terdiri atas 50% lempung (clay) sedangkan
sisanya 25% silika, 10% feldspar, 10% karbonat, 3% oksida besi, 1% bahan organik
dan 1% mineral lain (Dewan, 1983). Peralatan logging di dalam melakukan
pengukuran akan merespon formasi yang mempunyai ketebalan vertikal minimal 2-4
feet. Hal ini mengakibatkan ketiga jenis bentuk serpih ini tidak dapat dibedakan oleh
peralatan logging. Penghitungan sifat petrofisika batuan reservoar dapat dilakukan
tanpa memperhatikan ketiga jenis bentuk serpih ini.
Analisis log secara kuantitatif mempunyai tujuan yaitu menghitung porositas
efektif (e ) dan kejenuhan air (Sw) pada suatu batuan reservoar yang mengandung
hidrokarbon. Kedua parameter ini sangat penting di dalam meng-estimasi cadangan
hidrokarbon yang ada di dalam batuan reservoar tersebut. Di dalam menghitung
kejenuhan air (Sw) parameter yang harus dicari terlebih dahulu adalah tahanan jenis
air formasi (Rw) dan tahanan jenis foramsi (Rt).
- Perhitungan porositas
Porositas () meruipakan fraksi ruang pori yang berada pada suatu batuan.
Porositas efektif merupakan fraksi ruang pori yang saling berhubungan yang terdapat
pada suatu batuan. Porositas ini ditunjukkan sebagai suatu fraksi bulk volume dari
suatu batuan, jadi selalu mempunyai harga antara 0 dan 1. Porositas biasa dinyatakan
dalam persentase atau porosity unit (PU), misalnya suatu batuan yang mempunyai
porositas 25% dapat dinyatakan dalam 25 PU Log untuk mengukur porositas yang
utama adalah densitas, neutron, sonik dan Rxo (Heysse, 1991).
Alat untuk mengukur porositasini sangat sensitif terhadap matrik batuan dan
fluida yang berada di dalam pori. Log-log di atas tidak dapat megukur porositas
sesungguhnya dari batuan. Log-log ini hanya mengukur parameter tertentu yang
kemudian digunakan untuk mengukur porositas.

Di dalam penghitungan porositas, beberapa asumsi digunakan yaitu tentang matrik


dan fluida. Selain itu, pengukuran porositas dilakukan pada zona terinvasi. Hal ini
nantinya akan mempengaruhi harga porositas yang didapatkan.
Log densitas mengukur bulk density (b), parameter ini digunakan untuk
menghitung porositas setelah diasumsikan densitas matrik (ma) dan densitas fluida
(f). Rumus yang digunakan adalah: D = ma b/ ma f Log neutron akan
sangat dipengaruhi oleh jumlah hidrohgen di dalam formasi, selain itu juga
dipengaruhi batuan, salinitas, suhu fluida dan tekanan formasi. Setelah mengasumsi
hal ini, maka N dapat diketahui dengan membaca pada log. Cara menghitung
porositas yang sering digunakan adalah dengan menggunkan kombinasi antara log
densitas dan log neutron. Untuk shaly formation, penambahan serpih akan mengurangi
porositas dari batuan (Heyse, 1991). Kombinasi dari log neutron dan log densitas
dapat digunakan untuk mengoreksi porositas pada shally formation yang dipengaruhi
serpih, yaitu dengan menggunakan rumus:
e = Nsh.D-Dsh.N/ Nsh-Dsh
Demikian juga untuk menghitung harga Vsh digunakan rumus
Vsh = N D/ Nsh - Dsh
- Perhitungan volume lempung reservoar
- Perhitungan kejenuhan air dan minyak
Kejenuhan air (Sw) didefinisikan sebagai fraksi dari pori batuan yang mengandung
atau diisi oleh air. Bulk volume dari air merupakan hasil kali dari dan Sw sementara
bulk volume dari hidrokarrbon adalah (1- Sw). Harga Sw dapat dihitung dengan
berbagai metode
o Clean sand formation
o Shaly sand formation
h. MWD (Measurement While Drilling) dan LWD (Logging While Drilling) Teknologi
MWD memberikan evaluasi bawah permukaan yang meliputi sinar gamma (GR),
tahanan jenis, dan porositas ketika pemboran sedang berlangsung. Teknologi MWD
yang didapat ketika sedang melakukan pemboran ini umumnya digunakan sebagai

data tambahan atau untuk menggantikan data log untuk evaluasi formasi atau korelasi
geologi pada daerah dengan resiko yang tinggi atau ongkos operasi yang besar.
Evaluasi formasi
Evaluasi formasi dengan menggunakan MWD mempunyai beberapa kelebihan
dibandingkan log konvensional, yaitu:
- Karena pengukuran MWD dilakukan segera setelah interval yang dipenetrasi oleh
bit, efek dari invasi fluida dapat dikurangi. Dengan berkurangnya efek dari invasi
fluida ini, maka evaluasi karakteristik suatu formasi yang kritis akan dapat dicapai.
- Dalam suatu directional well dimana sudut dari lubang bor dapat berdeviasi sampai
80 dari vertikal, log konvesional sangat sulit dan mahal untuk dapat dijalankan.
Dalam kasus yang demikian, maka data MWD akan menyediakan satu-satunya
catatan permanen daripada lubang sumur. Log MWD juga menyediakan asuransi
dalam satu kasus dimana suatu sumur harus ditinggal karena alasan-alasan teknis.
- Jarak tiap elektroda dan juga rerata penetrasi yang lebih lambat daripada alat MWD
akan memberikan suatu angka sample per feet yang lebih besar. Naiknya densitas
sampel sering mengakibatkan resolusi yang lebih baik pada lapisan batuan yang tipis,
terutama untuk peralatan resistivitas. Dikarenakan kecepatan logging tergantung pada
rate of penetration, maka pemboran dapat dikontrol melalui zona tujuan untuk
mencapai resolusi yang maksimum.
Korelasi geologi
Sebelum adanya MWD, plot waktu pemboran dan plot dari rate of penetration
digunakan untuk korelasi geologi ketika pemboran masih dalam proses. Plot ini sulit
untuk digunakan, terutama untuk suatu area yang kompleks, dikarenakan rate of
penetration dapat dikontrol secara mekanis. Dengan MWD berupa gamma ray atau
tahanan jenis, korelasi dengan sumur-sumur offset dapat dilakukan dengan lebih
terpercaya. MWD telah sukses digunakan sebagai alat korelasi dengan menyediakan
beberapa fungsi:
1. Penentuan untuk tempat coring dilakukan
2. Pemilihan casing yang optimum dan kedalaman total pemboran

3. Penentuan titik kick off untuk sumur-sumur sidetrack


4. Membantu dalam mengendalikan sumur-sumur mempunyai deeviasi yang tinggi
atau sumur horizontal
Diposkan oleh Yayang Geologist di 04.37
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut
Arsip Blog

2010 (19)
o

Desember (19)

Pengeboran Minyak dan Gas

Tahapan Explorasi dan Interpretasi Seismik

Wellsite Geology

Evaluasi Formasi

Geologi Bawah Permukaan

Reservoar Batuan Retak

Reservoar Batuan Karbonat

Seal (perangkap)

Migrasi dan Akumulasi Hidrokarbon

Batuan Sedimen

Batuan Beku

Pendahuluan GMB

Batuan Induk

Komposisi dan Teori Asal-usul Minyak Bumi

Geologi BatuBara

Lingkungan Pengendapan BatuBara

Maseral Pada BatuBara

sediementologi BatuBara

Genesa BatuBara

Mengenai Saya

Yayang Geologist
Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia
Prinsip hidup jika kita menginginkan sesuatu yang besar maka dibutuhkan
pengorbanan yang besar pula
Lihat profil lengkapku
Yayang. Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai