Id
Ego
Super Ego
pesimistik
deterministik
mekanistik
reduksionistik
4. Kecemasan
Kecemasan dalah suatu keadaan yg memotifasi kita untuk berbuat sesuatu.
Fungsi memperingatkan adanya ancaman bahaya
3 macam kecemasan :
Kecemasan realistis
Kecemasan neurotic
Kecemasan moral
1. Hipnotis
Awal kemunculan hipnotis diperkirakan sekitar tahun 1700-an, ketika itu,
seorang dokter Wina bernama Franz Anton Mesmer memperlihatkan suatu
teknik animal magnetism, tapi kemudian berubah menjadi hipnotisme karena
penekanan dari teknik tersebut dialihkan untuk menimbulkan suatu keadaan
kesadaran yang berubah melalui sugesti verbal. Pada abad ke-19, Jean-Martin
Charcot, seorang dokter Prancis yang hidup sekitar tahun 1825-1893 itu melihat
hipnotis sebagai cara untuk membantu orang-orang supaya menjadi santai. Pada
tahun yang tidak diketahui, di Paris, Charcot melakukan eksperimen dengan
menggunakan hipnotis untuk menangani histeria, yaitu suatu kondisi di mana
seseorang mengalami kelumpuhan atau mati rasa yang tidak dapat dijelaskan
oleh pelbagai macam penyebab fisik.
2. Asosiasi Bebas
Bollas (dalam Winarno 2003) menjabarkan asosiasi bebas Freud. Asosiasi
bebas secara sederhana didefinisikan sebagai bicara bebas, yaitu sesuatu yang
tidak lebih dari berbicara tentang apa yang terlintas dalam pikiran, beralih dari
satu topik menuju topik lain dalam suatu urutan yang bergerak bebas serta tidak
mengikuti agenda tertentu.
3. Analisis Mimpi
Mimpi, dipercaya Freud sebagai jalan yang sangat baik menuju
ketaksadaran. Hal tersebut didasari kepercayaan Freud bahwa mimpi itu
perwujudan dari materi atau isi yang tidak disadari, yang memasuki kesadaran
lewat yang tersamar. Dalam hal ini, mimpi mengandung muatan manifes
atau manifest content dan content latent atau muatan laten. Yang disebut
pertama merupakan materi mimpi yang dialami dan dilaporkan. Sedangkan yang
disebut kemudian, ialah materi bawah sadar yang disimbolisasikan atau diwakili
oleh mimpi.
6. Penafsiran
Penafsiran itu sendiri adalah penjelasan dari psikoanalis tentang makna
dari asosiasi-asosiasi, berbagai mimpi, dan transferensi dari pasien.
Sederhananya, yaitu setiap pernyataan dari terapis yang menafsirkan masalah
pasien dalam suatu cara yang baru. Penafsiran oleh analis harus memperhatikan
waktu. Dia harus dapat memilah atau memprediksi kapan waktu yang baik dan
tepat untuk membicarakan penafsirannya kepada pasien.