TINJAUAN PUSTAKA
1.1.
Tujuan Praktikum
1. Agar praktikan mampu memahami dan menggunakan alat ukur
pengukuran sudut.
2. Agar praktikan memahami dan mampu menentukan karakteristik ulir.
1.2.
Pengukuran Sudut
1.2.1 Pengukuran sudut langsung
Merupakan sebuah alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu sudut.
Sudut dapat diartikan sebagai harga besar kecilnya pembukaan antara dua
garis (lurus) yang bertemu pada suatu titik.
1.2.1.1 Profil Projector
1. Profile projector
Merupakan alat ukur sudut langsung dengan kecermataansampai
satu derajat. Digunakan untuk menukur sudut atau memberikan acuan
untuk membuat garis gores dengan kecermatan sampai satu derajat.
Alat ini berupa suatu tembereng setengah lingkaran terbuat dari
pelat baja dengan pembagian skala dalam satuan derajat pada tepi
lingkaran. Satu pelat baja berengselkan pada titik pusat lingkaran
dapat berputar sehingga bagian yang runcing berfungsi sebagai garis
indeks untuk pembacaan skala yang merupakan harga sudut antara
dasar tembereng dengan salah satu sisi pelat yang panjang. Jika sudut
antara dasar tembereng benda ukur terlalu kecil, sudut terpancung,
ataupun karena dasar dari tembereng tidak cukup lebar, maka
diperlukan bantuan suatu penyiku.
c.
d.
e.
f.
Autokolimeter
Sebenarnya alat ukur ini adalah alat ukur kerataan yang didasarkan atas
pengukuran sudut pantulan .Dengan demikian sudut yang dibacapun hanya
kecil saja.
1.2.2
adalah
pengukuran
yang
(karakteristik batang sinus dan perbedaan dengan alat ukur sudut lain)
2. Fungsi batang sinus
(fungsi khusus batang sinus)
3. Bagian bagian batang sinus
(bagian bagian dan fungsinya
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1.
: TRICLE BRAND
: INOX
: 1986
: 0,05 mm
T
a
n
g
g
a
l
:
K
e
l
o
m
p
o
k
:
P
e
n
g
u
k
u
r
:
J
e
n
i
s
U
l
i
r
:
Karakte Nilai Pengukuran Pada Pengukuran Ke
ristik
1
2
3
4
5
6
Uli
Diam
10
10.05 10
10
10.10 10.20 10
eter
May
or
Diam
eter
Min
or
11.70
11.75
10.05
10
Mean
1
0
10.05 10.045
11.70
11.65
11.70 11.715
Kelompok
: 02
Pengukur
: Asep Handiyana
Dewi Tia Agustine
Imam Surya Kusuma
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Sudut powerbank
85
85
85
85
85
85
85
85
85
85
BAB III
ANALISA, DATA, STATISTIK DAN PEMBAHASAN
3.1.
Pengolahan Data
u
k
u
r
:
J
e
n
i
s
U
l
i
r
:
Karakteristik
Ulir
Diameter
10
10.05 10
10
10.10
10.20 10
10.05 10
10
Mean
10.05
10.045
11.715
Mayor
Diameter
Minor
Mengetahui
NIM.
Kelompok
Pengukur
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Mengetahui
NIM
Sudut Ulir
85
85
85
85
85
85
85
85
85
85
3.1 Pembahasan
Ulir disebut tunggal atau satu jalur yang melilit selinder dan disebut dua atau tiga
jalan bila ada dua atau tiga jalur. Jarak antara puncak-puncak yang berbeda satu
putaran dari satu jalu, disebut kisar. Jadi, kisa pada ulir tunggal adalah sama
dengan jarak baginya, sedangkan untuk ulir ganda dan tripel, besarnya kisar
berturut-turut sama dengan dua kali dan tiga kali jarak baginya. Ulir juga dapat
berupa ukir kanan dan ulir kira, dimana ulir kanan akan brgerak maju bila diputar
searah jarum jam, umumnya ulir kanan lebih banyak dipakai.
1. Kelas Ulir
Ukuran ulir uar dinyatakan dengan diameter luar, diameter efektif (diameter
dimana tabel profil dan tabel alur dalam arah sumbu adalah sama), dan
diamter inti. Untuk ulir dalam, ukuran tersebut dinyatakan dengan diamter
efektif, ukuran pembatas yang di ijinkan, dan toleransi atas dasar besarnya
toleransi, ditetapkan kelas ketelitian sebagai berikut : untuk ulir metris: kelas
1,2 dan 3, untuk ulir UNC, UNF, UNEF : Kelas 3A,2A,DAN 1A, untuk ulir
luar kelas 3b,2b, dan 1b. Untuk ulir dalam perlu diterangkan bahwa ketelitian
tertinggi dalam standar jts adalah kelas 1, dan dalam standar amerika adalah
3a atau 3b. Patokan yang dipakai untuk pemilihan kelas dalah sbb: kelas teliti
(kelas 1 dalam jts) untuk ulir teliti kelas sedang, (kelas2 dalam jts) untuk
pemakaian umum. Kelas kasar (kelas 3 dalam jts) untuk ulir yang sukar
dikerjakan, misalnya ulir dalam dari lubang yang panjang.
2. Jenis Ulir menurut bentuk bagian dan fungsinya.
Baut digolongkan menurut bentuk kepalanya, yaitu segi enam, soket segi
enam, dan kepala persegi. Baut dan mur dapat dibagi sebagai berikut : baut
penjepit, baut untuk pemakaian khusus, skrup mesin skrup penetap, dan mur,
seperti diuraikan dibawah ini :
a) Baut tembus, untuk menjepit dua bagian melalu lubang tembus, dimana
jepitan diketatkan dengan sebuah mur
b) Baut tap, untuk menjepit dua bagian, dimana jepitan diketatkan dengan ulir
yang di tap kan pada salah satu bagian.
c) Baut tanam, merupakan baut tana kepala dan diberi ulir pada kedua
ujungnya untuk dapat menjepit dua bagian, baut ditanam pada salah satu
bagian yang mempunyai lubang berulir, dan jepitan diketatkan dengan
sebuah mur. Baut untuk pemakaian khusus dapat berupa : baut pondasi,
untuk memasang mesin atau bangunan pada pondasinya. Baut ini ditanam
pada pondasi beton, dan penjepit pada bagian mesin atau bangunan
diketatkan dengan mur.
d) Baut penahan, untuk menahan dua buah bagian dalam jarak yang tetap
e) Baut kereta, banyak dipakai pada badan kendaraan. Bagian pesegi dibawah
kepala dimasukan kedalam lubang persegi yang pas sehingga baut dapat
ikut berputas pada waktu mur diketatkan atau dilepaskan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pengukuran linear ini adalah sebagai
berikut:
1. Dari pengukuran linear ini digunakan dua alat ukur yaitu vernier caliper dan
mikrometer outside yang memiliki standar pengukuran dan cara penggunaan
yang berbeda-beda.
2. Semakin kecil resiko kesalahan yang diambil maka kemungkinan jangkauan
data akan semakin lebar, dan semakin besar resiko kesalahan yang diambil
maka kemungkinan jangkauan data akan semakin sempit.
4.2 Saran
Adapun saran dari praktikum ini adalah sebagaiberikut:
1. Sebaikya alat ukur yang di gunakan dikalibrasi terlebih dahulu agar
meminimalisir kesalanhan dalam peengukuran
2. Sebaiknya membaca hasil pengukuran dengan teliti.
3. Praktikan sebaiknya mempelajari materi terlebih dahulu sebelum praktikum
agar kegiatan praktikum berjalan lancar